Anda di halaman 1dari 17

Ujian AKhir Semester (UAS) Semester V TA.

2021/2022 Prodi DIII Gizi Poltekkes Kemenkes Palangka


Raya

Poin total

18/100

Mata Kuliah : DIETETIK PENYAKIT TIDAK MENULAR

Hari/Tanggal : Sabtu / 20 November 2021

Pukul : 09.00 – 11.00

Dosen : Normayanti, M.Gz

Email *

turiyani233@gmail.com

0 dari 0 poin

NIM *

6231318234

Nama Mahasiswa *

Turiyani

Soal Pilihan Ganda UAS Dietetik Penyakit Tidak Menular

18 dari 100 poin

Pilihlah jawaban yang paling benar menurut Anda untuk soal-soal di bawah ini.

Pasien F, laki-laki, Usia 44 tahun, BB 68 kg, TB 164 cm, paska menjalani bedah lambung, masih
menjalani rawat inap di RS 2 hari setelah bedah, pasien F mendapatkan diet Pasca Bedah II berupa
makanan cair yang diberikan 80% dari total perhitungan kebutuhan energi total harian 2190,3 kkal,
makanan diberikan melalui pipa jejenum. Berapa gram protein yang didapatkan pasien per kg BB nya
dari diet pasca bedah yang diberikan ?

0/2

± 0,8 gr protein/kg BB

± 1,0 gr protein/kg BB

± 1,2 gr protein/kg BB

± 1,4 gr protein/kg BB

± 1,6 gr protein/kg BB

Pasien penderita hipertiroid umumnya yang tidak mendapatkan pengobatan/terapi umumnya akan
memiliki kebutuhan energi yang lebih tinggi dan mengalami penurunan berat badan apabila tidak
mendapatkan penanganan dan pengobatan. Kondisi ini terkait dengan kelebihan hormon tiroid yang
menyebabkan ?
0/2

Penderita hipertiroid lebih sering merasakan lapar karena kebutuhan energinya meningkat

Kadar hormon tiroid yang meningkat menyebabkan hipermetabolisme

Metabolisme tubuh penderita hipertiroid memerlukan energi yang lebih besar untuk menjalankan
fungsinya berdampak pada kadar tiroid yang meningkat

Kebutuhan energi normal tidak membantu/menunjang kesembuhan dari penyakit hipertiroid

Rendahnya produksi Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang merangsang kelenjar


pituitary/hipofisis anterior menyebabkan metabolisme tubuh meningkat

Pasien B, laki-laki, Usia 36 tahun, BB 65 kg, TB 163 cm, telah menjalani bedah pankreas, masih
menjalani rawat inap di RS 2 hari setelah bedah, mulai mendapatkan diet makanan saring dengan
energi total kebutuhan sehari 2308,1 kkal yang kemudian pada saat ini diberikan 80% karena
penerimaan pasien yg masih kurang baik akibat adanya anoreksia dan mual. Berapa gram
karbohidrat yang didapatkan pasien dari diet pasca bedah yang diberikan saat ini, bila sebelumnya
pasien B mendapatkan 346,21 gram KH (asumsi pasien mendapatkan % KH yg sama)?

0/2

251,3 gram KH

276,9 gram KH

318,7 gram KH

224,5 gram KH

186,6 gram KH

Alasan utama sehingga perlu dilakukannya pembatasan jumlah asupan natrium pada pasien
Sindroma Nefrotik adalah ?

2/2

Natrium meningkatkan tekanan darah pasien

Natrium menurunkan nafsu makan

Natrium memperberat kondisi edema

Natrium menyebabkan diuretik

Natrium meningkatkan serapan kalium

Pasien yang didiagnosis menderita batu ginjal kronik dengan terapi dialisa perlu membatasi asupan
fosfor hingga yaitu <17 mg/kgBB/hari, alasan dilakukannya pembatasan fosfor adalah karena
berdampak pada peneroposan tulang. Hal ini dapat terjadi karena ?

0/2

Fosfor dan kalsium dapat terakumulasi di dalam tubuh bersama dengan

Fosfor mengganggu penyerapan kalsium


Fosfor mengganggu metabolisme vitamin D dan kalsium

Fosfor memberikan efek antagonis terhadap penyerapan protein

Fosfor mengganggu ekskresi sisa metabolisme kalsium dalam tubuh

Pada penyusunan menu diet Diabetes Mellitus (DM) selain indeks glikemik makanan, mulai
diperhatikan tentang beban glikemik (GL) yaitu nilai yang menunjukan seberapa besar karbohidrat
dalam satu porsi makanan mampu meningkatkan kadar glukosa darah. Berapa beban glikemik 100 gr
roti tawar (GI 70 dan 32 g KH/100 gr BM) ?

0/2

Beban glikemik 8,6 (rendah)

Beban glikemik 15,6 (sedang)

Beban glikemik 18,2 (sedang)

Beban glikemik 20,6 (tinggi)

Beban glikemik 22,4 (tinggi)

Seorang pasien J, laki laki, didiagnosis menderita batu ginjal kalsium oksalat apa anjuran yang paling
tepat bagi pasien J ?

0/2

Konsumsi bahan makanan tinggi kalsium dan oksalat

Konsumsi bahan makanan cukup kalsium dan oksalat

Konsumsi bahan makanan cukup kalsium dan rendah oksalat

Konsumsi bahan makanan rendah kalsium dan oksalat

Konsumsi bahan makanan tinggi kalsium dan rendah oksalat

Pasien S, perempuan, 45 tahun, BB 57 kg TB 150 cm, masuk RS dengan indikasi adanya penurunan
fungsi ginjal yang akut. Pasien mengalami katabolisme protein derajat sedang sehingga diberikan
jumlah protein per kg BB yang sesuai anjuran untuk kondisi katabolisme. Berapa gram estimasi
rentang protein harian yang dibutuhkan oleh pasien bila diberikan sesuai anjuran tersebut?

0/2

34,2 – 57,0 gr protein

57,0 – 85,5 gr protein

34,2 – 68,4 gr protein

45,6 – 57,0 gr protein

45,6 – 68,4 gr protein

Pasien M, laki-laki, usia 21 tahun, TB 165 cm, IMT 19,83, didiagnosa sindrom nefrotik. Hasil
pemeriksaan laboratorium: Blood Urea Nitrogen (BUN) 92 mg/dl (N= 8-20 mg/100 ml), Creatinin 6
mg/dl (N=1,0-1,7 mg/dl). Total protein darah 4 mg/dl (N=6-7, mg/dl), Proteinuri +++ (positif). Kondisi
umum; lemas, tekanan darah 130/100 mmHg. Pasien memiliki riwayat senang mengkonsumsi
softdrink. Pasien M dengan sindrom nefrotik ini mendapatkan protein dengan jumlah 1,3 gr/kgBB.
Berapa persen protein tersebut dari kebutuhan energi total harian pasien M (perhitungan energi
total 2104 kkal)?

2/2

Protein 11,8% total kebutuhan energi sehari

Protein 12,5% total kebutuhan energi sehari

Protein 15,2% total kebutuhan energi sehari

Protein 14,7% total kebutuhan energi sehari

Protein 13,3% total kebutuhan energi sehari

Pasien B, laki-laki, Usia 51 tahun, BB 62 kg, TB 160 cm, akan menjalani bedah lambung, menjalani
rawat inap di RS 5 hari sebelum bedah mulai mendapatkan diet pra bedah rendah sisa dengan energi
total sebesar 1972,8 kkal, lemak 20% dari total kebutuhan energi, KH 65% dan sisanya protein.
Berapa gram protein per kg BB yang didapatkan oleh pasien B dari diet pra bedah rendah sisa yang
diberikan?

0/2

± 0,8 gr protein/kg BB

± 1,0 gr protein/kg BB

± 1,1 gr protein/kg BB

± 1,2 gr protein/kg BB

± 1,3 gr protein/kg BB

Pasien S, perempuan, Usia 32 tahun, berusia 32 tahun, BB sebelum hamil 53 kg, TB 153 cm dan saat
ini sedang mengandung anak ke 1 (dgn umur kehamilan 24-25 mgg) dengan BB 65 kg, LILA 31 cm.
Pasien S dibawa ke Instalansi Gawat Darurat RS dalam kondisi tidak sadarkan diri. Kondisi terakhir
pasien S; compos mentis (bedrest), lemas (+), nafsu makan kurang (+), pusing (+), dipstick 2+.
Tekanan darah 159/90 mmHg. Pasien saat ini sudah mendapatkan diet Preeklampsia II + DRG II
(makanan saring). Kebutuhan energi Pasien S dari makanan setelah dikurangi infus D5% 20 tpm
adalah sebesar 1962 kkal, persen lemak sebesar 20% dari total kebutuhan energi harian, dan protein
1,5 gr per kgBB nya saat ini. Berapa persenkah protein tersebut dari total kebutuhan energi
hariannya?

0/2

10,80% dari total kebutuhan energi

18,55% dari total kebutuhan energi

12,23% dari total kebutuhan energi

19,87% dari total kebutuhan energi

16,20% dari total kebutuhan energi


Pre-eklampsia adalah komplikasi kehamilan yang ditemukan pada waktu kehamilan dan biasanya
terjadi setelah umur kehamilan 20 minggu sampai 48 jam setelah persalinan. Kondisi pre-eklampsia
dapat berat bila tidak segera ditangani. Preeklampsia berat ditandai dengan salah satu atau lebih
gejala dan tanda ?

2/2

Tekanan darah ibu hamil 140/90 mmHg dalam keadaan istirahat

Proteinuria ≥ 5gr/24 jam jumlah urine atau dipstick 4+

Terjadi Oliguria produksi urine, 600-700 cc/24 jam

Edema/pembengkakan Lokal pada bagian tungkai/kaki

Trombositopenia, kadar trombosit 150.000 cell/mm³ dan penurunan enzim hepar

Pasien Z, laki laki, usia 60 tahun, BB 61 Kg, TB 162 cm, didiagnosis menderita penyakit ginjal kronik,
maka estimasi jumlah kebutuhan energi total harian yang diperlukan oleh pasien sesuai anjuran diet
adalah sebesar ?

0/2

1830 kkal

2135 kkal

1525 kkal

1647 kkal

1922 kkal

Pasien P, perempuan, Usia 33 tahun, saat ini sedang mengandung anak ke 2 (dgn umur kehamilan
25-26 mgg). Antropometri pasien P, TB 150 cm, BB sebelum hamil 58 kg, Berat Badan saat ini 64 kg,
LILA 30 cm. Di diagnosis DM Gestasional, mendapatkan diet DM dengan protein 89,25 gr, lemak
66,11 gr dan KH 357,0 gr. Pasien P kemudian mendapatkan perubahan terkait diet, dimana
perhitungan kebutuhan zat gizi makronya yaitu persen protein dari kebutuhan energi total ditambah
3% dari persen sebelumnya, persen KH berkurang 3% dari persen sebelumnya, sedangkan persen
untuk lemak tetap. Berapakah jumlah zat gizi makro yang didapatkan pasien P dari menu diet
hariannya setelah dilakukannya perubahan?

0/2

Protein 101,15 gr, lemak 66,11 gr dan KH 345,10 gr

Protein 95,20 gr, lemak 66,11 gr dan KH 351,05 gr

Protein 113,50 gr, lemak 66,11 gr dan KH 322,20 gr

Protein 107,10 gr, lemak 66,11 gr dan KH 327,25 gr

Protein 119,00 gr, lemak 66,11 gr dan KH 339,15 gr

Hipotiroid adalah gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan pada respon jaringan terhadap
hormon tiroid. Secara patologis, salah satu gangguan dapat terjadi karena adanya kelainan pada
hipofisis yang menyebabkan ?
0/2

Peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik negatif oleh hormon tiroid pada
hipofisis anterior dan hipotalamus

Rendahnya produksi TSH (Thyroid Stimulating Hormone) yang menyebabkan rendahnya kadar
hormon tiroid

Rendahnya Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang merangsang Kelenjar pituitary/hipofisis


anterior

Rendahnya sintesis hormon tiroid (Triiodothyronin= T3 dan Tetraiodothyronin /Thyroxin= T4)

Rendahnya produksi Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang merangsang Kelenjar


pituitary/hipofisis anterior

Pasien R didiagnosis menderita Sindroma Nefrotik. SMRS mengalami anoreksia dan hanya 2 x dalam
sehari berupa mie instan kuah 1 mangkuk + sosis ayam 3 ptg sdg + 4 sdm wortel pada setiap kali
makan, asupan makannya tidak memadai (E: 516, 8 kkal; P:22,6 gr; L:23 gr; KH: 54 gr). Apa masalah
domain intake pada kasus tersebut?

2/2

Konsumsi makanan yang tidak tepat

Asupan makan yang tidak memadai

Ketidaksiapan menerima diit

Asupan karbohidrat yang kurang

Pemilihan makanan yang salah

Seorang pasien didiagnosis menderita penyakit ginjal kronik maka tujuan diet yang diberikan kepada
pasien sebagai berikut, kecuali ?

0/2

Menjaga agar asupan protein tidak berlebihan

Mengurangi beban kerja ginjal

Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit

Menjaga hasil laboratorium dalam batas yang dapat diterima

Mengganti kehilangan zat gizi pada saat hemodialisis

Pasien M, laki-laki, usia 50 tahun, BB 60 kg, TB 162 cm menderita penyakit ginjal akut dan saat ini
sedang menjalani rawat inap di Rumah Sakit. Berapa estimasi rentang kebutuhan energi harian
pasien ?

0/2

1500 – 2100 kkal

1395 – 1953 kkal


1800 – 2400 kkal

1674 – 1953 kkal

1200 – 1800 kkal

Pasien P, perempuan, usia 52 tahun, BB 47 Kg TB 157 cm, didiagnosis menderita penyakit ginjal
kronik dan harus menjalani terapi dialisa (hemodialysis-HD), pasien sehari hari beraktivitas ringan
dan masih melakukan rawat jalan di RS + hemodialisis, berapa estimasi kebutuhan energi total
harian pasien sesuai anjuran diet ?

2/2

±1645 kkal

±1410 kkal

±1539 kkal

±1795 kkal

±1880 kkal

Jenis batu ginjal yang paling umum ditemukan adalah?

0/2

Batu Kalsium

Batu Asam Urat

Batu Oksalat

Batu Struvit

Batu Fosfat

Pasien pasca bedah perlu mendapatkan asupan energi dan zat gizi yang memadai sehingga status
gizi dan kondisi kesehatan pasien dapat segera normal kembali, dukungan gizi untuk mempercepat
proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien dapat dilakukan dengan cara?

0/2

Memberikan diet yang dapat memenuhi kebutuhan gizi secara menyeluruh (cairan, energi, protein)

Memberikan diet yang dapat mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi dan zat gizi lain

Memberikan diet yang meningkatkan elektrolit dan cairan

Memberikan diet yang sesuai dengan kebutuhan energi harian setelah pasien menjalani
pembedahan

Memberikan diet yang dapat membantu menurunkan berat badan pada pasien paska bedah
mengalami kelebihan berat badan

Pasien anak K, Usia 7 tahun, masuk RS dengan keluhan bengkak di seluruh bagian tubuh yang diawali
5 hari yang lalu dengan bengkak pertama kali di sekitar mata dan wajah, bengkak lalu semakin
meluas di mata, kaki dan perut disertai letargik dan iritabilitas. Hasil laboratorium Proteinuria (+++)
>40 mg/m2/jam. Semenjak sakit dan nafsu makan anak menurun. Dari hasil pemeriksaan anak
mengalami sindrom nefrotik, yang diagnosisnya spesifik ditegakkan oleh?

2/2

Bengkak diseluruh tubuh

Proteinuria (+++) >40 mg/m2/jam

Nafsu makan menurun

Letargik

Iritabilitas

Pasien L, laki laki, didiagnosis menderita batu ginjal kalsium, prinsip diet yang tepat untuk pasien
tersebut berkaitan dengan penyakitnya adalah ?

0/2

Tinggi Natrium

Rendah Kalium

Rendah Kalsium

Cukup Kalium

Cukup Kalsium

Pasien anak D dengan Sindroma Nefrotik BB 38 kg dan TB 124 cm, edema anasarka (+), berapa
rentang jumlah anjuran kebutuhan protein pasien D dalam diet hariannya bila pasien D
mendapatkan protein per kgBB dalam rentang yang dianjurkan untuk mencegah terhambatnya
pertumbuhan dan perkembangannya?

0/2

39,9 – 53,3 gr protein

57 – 76 gr protein

30 – 40 gr protein

22,5 – 30 gr protein

21,3 – 26,6 gr protein

Pasien dengan penyakit ginjal kronik dengan dialisa memiliki kebutuhan protein harian yang
cenderung lebih tinggi bila dibandingkan pasien penyakit ginjal kronik tanpa dialisa. Alasan paling
tepat diberikannya jumlah protein yang lebih tinggi tersebut adalah ?

0/2

Penderita penyakit ginjal kronik dengan dialisa perlu lebih banyak protein untuk mempercepat
kesembuhan

Penderita penyakit gagal ginjal kronik LFG masih lebih tinggi dibandingkan penderita penyakit ginjal
kronik tanpa dialisa
Kadar ureum darah pada penderita penyakit ginjal kronik dengan dialisa lebih rendah dibandingkan
penderita gagal ginjal akut tanpa dialisa

Penderita gagal ginjal kronik tanpa dialisa di metabolismenya perlu lebih sedikit protein
dibandingkan penderita gagal ginjal dengan dialisa

Penderita penyakit gagal ginjal kronik dengan dialisa mengalami kehilangan protein bila
dibandingkan penderita gagal ginjal kronik tanpa dialisa

Pasien M, akan menjalani bedah usus besar, menjalani Rawat inap di RS 1 minggu sebelum bedah,
mulai mendapatkan diet rendah sisa dan pada hari kedua sebelum operasi juga mendapatkan
formula enteral rendah sisa. Alasan paling tepat kenapa diberikannya diet rendah sisa kepada pasien
adalah ?

0/2

Diet rendah sisa meringankan kerja saluran pencernaan pasien sebelum dilakukannya proses
pembedahan

Diet rendah sisa dapat memenuhi kebutuhan energi pasien sebelum proses pembedahan

Diet rendah sisa memudahkan dilakukannya pembersihan saluran cerna atau klisma sehingga tidak
mengganggu proses pembedahan

Diet rendah sisa dapat mengosongkan saluran pencernaan pasien sehingga tidak mengganggu
proses pembedahan

Diet rendah sisa menjadikan saluran pencernaan pasien berada dalam kondisi optimal pada saat
menjalani proses pembedahan

Pasien G, Perempuan, usia 50 thn, BB 65 kg, TB 157 cm (FA:1,2 ; FS: 1,1) didiagnosis menderita batu
ginjal asam urat, berapa gram rentang estimasi kebutuhan protein harian pasien?

0/2

59,36 – 74,20 gr protein

40,47 – 60,71 gr protein

47,83 – 71,75 gr protein

64,76 – 72,85 gr protein

37,10 – 55,65 gr protein

Pada Diabetes mellitus (DM) tipe 2 tanpa kepatuhan pada terapi pengobatan dan diet, dalam
perjalanan penyakitnya dapat terjadi kondisi dimana produksi insulin secara permanen mengalami
penurunan hingga tidak dapat memenuhi kebutuhan insulin terkait hiperglikemia persisten. Kondisi
tersebut secara patologi dapat terjadi karena?

2/2

Pasien DM Tipe 2 memiliki pankreas yang sel-sel betanya memproduksi insulin dengan kualitas yang
sudah sangat menurun seiring dengan progresivitas penyakit

Pasien DM Tipe 2 memiliki pankreas yang sel-sel betanya rusak akibat komplikasi penyakit autoimun
yang terjadi
Pasien DM Tipe 2 memiliki pankreas yang sel-sel betanya mengalami kerusakan akibat progresivitas
penyakit yang memicu produksi insulin berlebihan secara persisten

Pasien DM Tipe 2 telah mendapatkan injeksi insulin sehingga tubuh tidak perlu lagi memproduksi
insulin dalam jumlah yang berlebihan oleh sel-sel beta pankreas

Pasien DM Tipe 2 mengalami hiperglikemia persisten yang menyebabkan insulin tidak dapat
dideteksi oleh tubuh sehingga produksinya diturunkan secara permanen di sel-sel beta pankreas

Pada hiperemesis gravidarum, kondisi mual dan muntah yang berlebihan akan menyebabkan asupan
makan sangat menurun maka cadangan karbohidrat akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan
energi, dan apabila defisit cadangan karbohidrat, tubuh akan memetabolisme lemak untuk
menghasilkan energi. Apa yang akan terjadi bila kondisi ini berlanjut dan tidak ditangani ?

0/2

Metabolisme lemak berlebihan mengganggu keseimbangan nitrogen

Metabolisme lemak berlebihan meningkatkan risiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

Metabolisme lemak berlebihan menyebabkan terjadinya penurunan enzim hepar untuk


metabolisme

Metabolisme lemak berlebihan meningkatkan risiko terjadinya ketoasidosis

Metabolisme lemak berlebihan menyebabkan metabolisme karbohidrat menjadi kurang sempurna

Pada Diabetes mellitus (DM) tipe 2, pemeriksaan laboratorium dengan hasil kadar Hb1AC >6.5%
pada pasien dengan diagnosis DM tipe 2 yang telah mendapatkan penanganan DM berupa obat dan
diet DM dapat diasumsikan sebagai?

0/2

Pasien DM Tipe 2 masih mengalami hiperglikemia persisten dan berpeluang komplikasi dalam jangka
waktu singkat

Pasien DM Tipe 2 masih memiliki kepatuhan diet dan kontrol gula darah yang kurang baik

Pasien DM Tipe 2 kondisi kesehatannya hanya akan mengalami peningkatan bila kadar Hb1AC <6,5 %

Pasien DM Tipe 2 memiliki metabolisme glukosa yang membaik dibandingkan sebelumnya bila kadar
FBS nya normal

Pasien DM Tipe 2 memerlukan perubahan obat hipoglikemik menjadi injeksi insulin dan perubahan
diet harian

Pasien A, laki-laki, Usia 16 tahun, BB 58 kg, TB 166 cm, didiagnosis DM Tipe 1 mendapatkan anjuran
diet DM dengan total energi sebesar 2205,8 kkal. Ada dalam rentang berapa % protein yang
didapatkan oleh pasien A dari diet hariannya bila pasien A mendapatkan protein 1,0 gr/per kg BB
nya?

0/2

10-11 % protein dari kebutuhan energi total

12-14 % protein dari kebutuhan energi total


15-17% protein dari kebutuhan energi total

18-20% protein dari kebutuhan energi total

21-22% protein dari kebutuhan energi total

Pasien Z, laki laki, usia 60 tahun, BB 61 Kg, TB 162 Cm, didiagnosis menderita penyakit ginjal kronik,
maka estimasi rentang kebutuhan protein total harian yang diperlukan oleh pasien sesuai anjuran
diet adalah sebesar ?

2/2

45,7 – 68,6 gr protein

36,6 – 45,7 gr protein

48,8 – 61,0 gr protein

43,9 – 54,9 gr protein

32,9 – 41,2 gr protein

Diabetes mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia persisten.
DM tipe 1 umumnya onset anak dan remaja dan DM tipe 2 umumnya memiliki onset dewasa. Secara
patologis apa perbedaan dari DM tipe 1 dan DM Tipe 2 ?

2/2

DM Tipe 1 mengalami hiperglikemia lebih persisten dibandingkan DM Tipe 2

DM Tipe 1 bisa disembuhkan dibandingkan DM tipe 2 yang bersifat kronik

DM tipe 1 kondisi kesehatan dan metabolismenya dapat normal selama mendapatkan injeksi insulin
dibandingkan DM tipe 2 yang mengalami resistensi

DM Tipe 1 kelainan pankreasnya masih lebih ringan bila dibandingkan dengan DM tipe 2 yang
penyakitnya progresif/kronik

DM Tipe 1 cenderung tidak memiliki risiko peningkatan berat badan bila dibandingkan dengan DM
Tipe 2

Penderita hipotiroid mengalami pembesaran kelenjar tiroid akibat adanya gangguan produksi
hormon triroid. Kondisi dimana kelenjar tiroid teraba pada pemeriksaan dan terlihat saat leher
ekstensi penuh adalah pada stadium ?

0/2

Stadium Ia

Stadium Ib

Stadium II

Stadium 0

Stadium III
Secara patologik hal yang pada awalnya menyebabkan/memicu terjadinya edema pada pasien yang
menderita sindroma nefrotik adalah ?

0/2

Terlalu banyak mengonsumsi natrium

Terlalu tingginya kadar albumin

Terlalu banyak asupan cairan

Terlalu rendahnya kadar albumin

Terlalu rendahnya kadar kalium

Pasien L, Laki-laki, usia 56 tahun, BB 58 Kg TB 161 cm, hasil pemeriksaan dan penegakan
diagnosisnya dinyatakan menderita penyakit ginjal kronik dan perlu diterapi CAPD (Continuous
Ambulatory Peritoneal Dialysis), sehari-hari umumnya pasien beraktivitas ringan. Dalam diet pasien L
diberikan jumlah protein sebesar 1,3 gr/kg BB. Berapa persen kebutuhan protein tersebut dari
kebutuhan energi total pasien bila pasien mendapatkan diet harian 2030 kkal ?

0/2

17,3 %

13,6 %

16,5 %

14,8 %

12,4 %

Pada penyakit gagal ginjal akut/acute kidney injury, apa alasan yang paling tepat sehingga
dilakukannya pembatasan cairan?

0/2

Mencegah peningkatan tekanan darah

Mencegah terjadinya eksresi urine berlebihan

Mencegah gangguan homeostasis elektrolit

Mencegah diuresis

Mencegah peningkatan kadar ureum urine

Pasien penyakit gagal ginjal akut mengalami anuria, prinsip diet untuk asupan natrium dan kalium
yang tepat untuk pasien tersebut berkaitan dengan kondisi penyakitnya adalah ?

0/2

Natrium rendah dan Kalium rendah

Natrium dan Kalium cukup/terbatas

Natrium terbatas dan Kalium rendah


Natrium tinggi dan Kalium terbatas

Natrium terbatas dan Kalium Tinggi

Pasien G, perempuan, Usia 60 tahun, BB 65 kg, TB 156 cm, hasil pemeriksaan kadar Hb 12 gr/dL; GDS
500 mg/dL; GDP 188 mg/dL; Hb1AC 8,5%. Didiagnosis DM Tipe 2, mendapatkan diet DM dengan
protein 68,09 gr, lemak 50,44 gr dan KH 272,38 gr. Pada perkembangannya, pada diet untuk pasien
G dilakukan pengurangan 5% dari jumlah persen karbohidrat sebelumnya. Menjadi berapa
persenkah karbohidrat dari kebutuhan energi total harian pasien setelah dilakukannya perubahan?

0/2

Karbohidrat 50%Total Kebutuhan Energi

Karbohidrat 53%Total Kebutuhan Energi

Karbohidrat 55%Total Kebutuhan Energi

Karbohidrat 60%Total Kebutuhan Energi

Karbohidrat 65%Total Kebutuhan Energi

Pasien anak G, laki-laki, usia 6 tahun, pengukuran TB 105 cm, BB 15,3 kg, penderita hipotiroid
dengan benjolan di leher dibagian kanan sebesar 1-1,5 cm, kenyal, fiksasi (-), dan nyeri (-).
Pemeriksaan Laboratorium menunjukkan Hb 11 mg/dL; Kadar TSH 6 ml U/l, Kadar T₄ bebas 0,2 ng/dl.
Kebutuhan energi total hariannya 851 kkal, protein diberikan 15 % dari total kebutuhan energi.
Berapa gram protein yang didapatkan Anak G per Kg BB nya ?

0/2

± 2,00 gr/KgBB

± 1,80 gr/KgBB

± 1,60 gr/KgBB

± 1,50 gr/KgBB

± 1,30 gr/KgBB

Pasien Y, Perempuan, usia 43 tahun, BB 54 kg, TB 153,5 cm, mengalami penyakit ginjal akut akibat
infeksi, berada dalam fase kritis dan mendapat terapi CRRT (Continuous Renal Replacement
Therapy). Pasien diberikan protein maksimum 1,7 gr/kg BB (kebutuhan energi total dihitung dgn
rumus mifflin st. jeor, FA: 1,05; FS:1,4), berapa persen protein tersebut dari kebutuhan energi total
harian pasien?

0/2

17,2%

19,2%

23,2%

21,2%

22,2%
Pasien W, perempuan, usia 50 tahun, BB 44 Kg TB 154 cm, didiagnosis menderita penyakit ginjal
kronik, selama ini menjalani rawat jalan di RS + terapi HD. Pasien lalu MRS dengan keluhan lemas,
sakit kepala dan gemetar, hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa kadar ureum pasien
69 mg/dL dan gula darah 56 mg/dL. Pasien mendapatkan infus D5% 20 tpm. Berapa estimasi
kebutuhan energi harian pasien yang didapatkan dari makanan (kebutuhan energi total dihitung dgn
rumus mifflin st. jeor, FA: 1,1; FS:1,2) ?

0/2

1308,8 kkal

1020,8 kkal

1540,8 kkal

1605,8 kkal

1404,8 kkal

Pasien G, perempuan, Usia 60 tahun, BB 65 kg, TB 156 cm, hasil pemeriksaan kadar Hb 12 gr/dL; GDS
500 mg/dL; GDP 188 mg/dL; Hb1AC 8,5%. Didiagnosis DM Tipe 2, mendapatkan diet DM dengan
protein 68,09 gr, lemak 50,44 gr dan KH 272,38 gr. Pada menu diet harian, pasien G mendapatkan
menu nasi merah (makan pagi 100 gr, siang 150 gr, malam 100 gr). Berapa persenkah jumlah gram
KH yang didapatkan oleh pasien G (hanya dari konsumsi nasi merah dalam dietnya) dari total gram
kebutuhan KH harian (nasi merah/100 gr : 149 kkal, 32,5 gr KH)?

0/2

38,5% Total gram kebutuhan karbohidrat harian

41,7% Total gram kebutuhan karbohidrat harian

52,3% Total gram kebutuhan karbohidrat harian

54,5% Total gram kebutuhan karbohidrat harian

63,2% Total gram kebutuhan karbohidrat harian

Gejala/sign penyakit pada pasien penyakit gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronik terindikasi
cenderung identik, perbedaannya terdapat pada apa?

0/2

Ada penurunan laju filtrasi glomerulus

Peningkatan kadar ureum darah

Gangguan homeostasis elektrolit

Peningkatan Kadar kreatinin darah

Keakutan penyakit dan prognosis kesembuhan

Pasien yang didiagnosis menderita batu ginjal kronik stadium akhir dengan GFR/LFG kurang dari 15
mL/menit, Ureum 108 mg/dL; Kreatinin 7,10 g/dL, Sodium 135 mmol/L; Potassium 5,7 mmol/L.
Pemeriksaan Klinis : Suhu 36,3°C; frekuensi pernapasan 20 x/menit dan denyut nadi, 83 x/menit;
dan, tekanan darah 130/90 mmHg. Dinyatakan perlu mendapatkan terapi dialisa, indikasi apakah
yang menguatkan/mendesak untuk dilakukannya terapi dialisa ?

0/2

Adanya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

Terjadinya edema atau penumpukan cairan

Meningkatnya kadar kreatinin

Terjadinya toksisitas ureum

Adanya katabolisme protein

Pasien K, perempuan, Usia 36 tahun, LILA 23 cm, mengandung anak ke 2 (dgn umur kehamilan 19-20
mgg), masuk IGD RS dengan keluhan lemas, pusing, mual, muntah. Sejak trimester awal kehamilan
hingga sekarang gejala mual dan muntah tidak membaik. Pasien K mengalami hiperemesis
gravidarum. Saat dirawat pada hari ketiga mendapatkan diet Hiperemesis II + DRG III (makanan
lunak), dengan 80% dari total kebutuhan energi yaitu sebesar 1604,8 kkal saja, karena masih ada
gejala mual dan muntah bila makan terlalu banyak, dengan kebutuhan zat gizi makro harian untuk
protein 60,18 gr, lemak 17,83 gr, KH 300,9 gr. Pada hari keempat pasien K sudah bisa mendapatkan
diet 100% kebutuhan energinya karena mual dan muntah dirasakan pasien sudah mulai membaik
(pasien tidak mengonsumsi makanan terlalu berlemak/berminyak) dan bisa makan lebih banyak dari
sebelumnya. Berapakah jumlah zat gizi makro yang didapatkan pasien P dari menu diet hariannya
setelah dilakukannya perubahan sesuai kondisi kesehatannya saat ini (asumsi % zat gizi dari total
kebutuhan energi tidak berubah)?

0/2

Protein 100,31 gr, lemak 55,72 gr dan KH 275,82 gr

Protein 75,22 gr, lemak 22,28 gr dan KH 376,12 gr

Protein 70,21 gr, lemak 33,43, gr dan KH 356,06 gr

Protein 60,18 gr, lemak 49,03 gr dan KH 330,99 gr

Protein 50,15 gr, lemak 44,57 gr dan KH 351,05 gr

Pasien L, perempuan, usia 56 tahun, BB 47,5 kg, TB 153 cm, akan menjalani bedah usus halus dan
menjalani Rawat inap di RS 4 hari sebelum bedah. Perhitungan kebutuhan energi total pasien adalah
40 kkal/kgBB, dan karena pasien mengalami penurunan kadar albumin menjadi 2,5 mg/dL maka
diberikan diet dengan jumlah protein 2,0 gr per kg BB. Berapa persen protein tersebut dari
kebutuhan energi total harian pasien?

0/2

12,0%

14,0%

16,0 %

18,0%

20,0%
Pasien Y, perempuan, usia 46 tahun, BB saat ini 57 kg, BB sebelum 60 Kg TB 150 cm, penderita
hipertiroid yang setelah pemeriksaan, rutin menjalani rawat Jalan di RS, aktivitas sehari-hari menjual
hasil pertanian di pasar. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 10,5 mg/dL; Hb 10 mg/dL;
kadar T3 dan T4 pada pasien yaitu : kadar T3 322 ng/dl dan T4 20 ng/dl; TSH <0,05 μIU/ml
(kebutuhan energi total dihitung dgn rumus mifflin st. jeor, FA: 1,4; FS:1,2), pasien mendapat protein
1,5 gr/kgBB, berapa persen protein tersebut dari kebutuhan energi total harian pasien ?

0/2

14,2%

15,2%

16,2 %

17,2%

18,2%

Pasien E, laki-laki, Usia 15 tahun, BB 54 kg, TB 167 cm, hasil pemeriksaan laboratorium kadar FBS
adalah 310 mg/dL dan kadar PPBS 650 mg/dL. HbA1c-nya adalah 12,4%, S. C-peptida 0,67 ng/ mL
gula urin +3 dan keton urin +2. Keluhan mual (-), lemas (++), pusing (+). Didiagnosis DM Tipe 1, ada
indikasi katabolisme, mendapatkan anjuran diet DM dengan energi 41 kkal/kgBB. Bila pasien E
diberikan 15% protein dari total kebutuhan energi harian berapa gram protein yang di dapatkan oleh
pasien E?

0/2

58,3 gr Protein

66,8 gr Protein

74,6 gr Protein

83,0 gr Protein

92,7 gr Protein

Salah satu tujuan penatalaksanaan diet pre-eklampsia adalah mencapai keseimbangan nitrogen.
Keseimbangan nitrogen yang menggambarkan kondisi kecukupan protein minimal bagi orang
dewasa adalah?

0/2

Nitrogen yang diekskresikan lebih besar dari nitrogen yang dikonsumsi atau keseimbangan atau
keseimbangan nitrogen positif

Nitrogen yang diekskresikan sedikit kurang dari nitrogen yang dikonsumsi atau keseimbangan
nitrogen negatif

Nitrogen yang diekskresikan lebih besar dari nitrogen yang dikonsumsi atau keseimbangan nitrogen
negatif

Nitrogen yang dikonsumsi lebih besar dari nitrogen yang diekskresikan atau keseimbangan nitrogen
positif

Nitrogen yang dikonsumsi sama besar dengan nitrogen yang diekskresikan


Formulir ini dibuat dalam Hapsari.

Google Formulir

Anda mungkin juga menyukai