JMKSP
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan)
Volume 4, No. 2, Juli-Desember 2019
Membangun Karakter Peserta Didik Melalui Green School di SMK Negeri 2 Muara Enim
Muhammad Kristiawan, Nova Maryanti, dan Happy Fitria
Pola Pengasuhan Taruna Berbasis Keteladanan Pada Tarunapoliteknik Pelayaran Sumatera Barat
Budi Riyanto dan Rivolindo
Implementasi Sistem Informasi Manajemen di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 1 Padang
Hendri Budi Utama, Wachidi, dan Manap Somantri
1
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
JMKSP
Volume 4, No. 2, Juli-Desember 2019
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan)
E-ISSN 2614-8021
JMKSP
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan)
Terbit dua kali dalam setahun pada Januari dan Juli. Berisi tulisan Ilmiah Ilmu Manajemen,
Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan yang merupakan ringkasan hasil penelitian.
Pelindung:
Meilia Rosani
Penasihat:
Bukman Lian
Penanggung Jawab:
Houtman
Pimpinan Redaksi:
Happy Fitria
Ketua Penyunting:
Edi Harapan
Penyunting Ahli:
Enco Mulyasa (Universitas Islam Nusantara)
Anakagung Gede Agung (Universitas Pendidikan Ganesha)
Salahuddin Khan (Gomal University, Pakistan)
Inaad Mutlib Sayeer (University of Human Development, Sulaimaniya, Iraq)
Imron Arifin (Universitas Negeri Malang)
Muhammad Kristiawan (Universitas Bengkulu)
Muhamad Fahrur Saifudin (Universitas Ahmad Dahlan)
Yuyun Elisabeth Patras (Universitas Pakuan, Bogor)
Suhono (Institut Agama Islam Ma’arif NU Metro Lampung)
Penyunting Pelaksana:
Syarwani Ahmad
Tobari
Yasir Arafat
Tata Usaha:
M. Subhan Halid
Nur Hidayat
Penerbit
Program Pascasarjana Universitas PGRI Palembang
Jl. Jend. Ahmad Yani Lrg. Gotong Royong 9/10 Ulu Palembang
Telp. (0711) 510043 Fax. (0711) 514782
e-mail: jurnalmpupgripalembang@gmail.com
2
JMKSP
Volume 4, No. 2, Juli-Desember 2019
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan)
Daftar Isi
Pengaruh Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah dan Motivasi Guru terhadap Prestasi Siswa
SD Negeri Sekecamatan Pulau Rimau
Tobing Riyanto dan Masniar....................................................................................................... 180 - 187
Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru
Susilo dan Slamet Sutoyo............................................................................................................. 188 - 193
Keterampilan Guru dalam Mengelola Kelas untuk Anak Berkebutuhan Khusus
Khoirul Khobir, Muhamad Yusuf, dan Amin Alhusaini.......................................................... 194 - 201
Pengelolaan Supervisi Akademik di Sekolah Dasar Negeri Pulau Rimau
Meili Kurniati dan Haeriyah........................................................................................................ 202 - 209
Membangun Karakter Peserta Didik Melalui Green School di SMK Negeri 2 Muara Enim
Muhammad Kristiawan, Nova Maryanti, dan Happy Fitria.................................................... 210 - 217
Pola Pengasuhan Taruna Berbasis Keteladanan Pada Tarunapoliteknik Pelayaran Sumatera Barat
Budi Riyanto dan Rivolindo.......................................................................................................... 218 - 224
3
JMKSP
Volume 4, No. 2, Juli-Desember 2019
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan)
Abstrak: Politeknik Pelayaran Sumatera Barat sebagai perguruan tinggi vokasi menjadi
penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Bidang Pelayaran untuk mewujudkan sumber daya
manusia di bidang pelayaran yang unggul, profesional, bernilai tambah dan berkarakter para
peserta didiknya. Proses pendidikan ini, berawal dari masa pendidikan dasar yang wajib dilalui
oleh semua Taruna. Pada masa ini, diharapkan terjadi perubahan sikap, mental, dan kepribadian.
Untuk melihat hal tersebut maka gambaran umum dari proses pengasuhan dan penerapan
pembelajaran berbasis keteladanan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif,
disertai pencarian data penelitian melalui observasi, dan wawancara. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa proses pengasuhan memberikan pengaruh yang signifikan pada
keberhasilan proses pengasuhan itu sendiri. Pola pengasuhan berbasis keteladanan dengan
mengedepankan sistem pembelajaran telah berjalan pada masa pendidikan dasar Politeknik
Pelayaran Sumatera Barat dirasa sudah optimal.
Kata Kunci: Pola Pengasuhan, Model Pembelajaran Berbasis Keteladanan, Sekolah Vokasi.
Abstract: West Sumatra Shipping Polytechnic as a vocational university becomes the organizer
of Shipping Education and Training to realize the Superior, Professional, Value and Character
of Human Resources in the Shipping Field of its students. This educational process starts from
the basic education period that must be passed by all cadets. At this time, changes in attitude,
mentality and personality are expected. To see this, the general description of the care process
and the application of exemplary based learning. The study was conducted using qualitative
methods accompanied by research data searches through observation and interviews. The
results showed that the care process had a significant influence on the success of the parenting
process itself. Exemplary pattern of parenting by prioritizing the learning system has been
running during the basic education period of the West Sumatra Shipping Polytechnic
218
JMKSP
Volume 4, No. 2, Juli-Desember 2019
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan)
harus dimilikinya kompetensi teknis sesuai Peran ini pula, membawa konsekuensi
dengan bidang tugasnya, perlu pula dimiliki logis yang perlu mendapat perhatian dari
karakter yang tangguh guna dapat berbagai pihak utamanya institusi itu sendiri.
menjalankan perannya di dalam memberikan Salah satu konsekuensinya adalah perlunya
pelayanan transportasi yang handal kepada mendongkrak kinerja para pihak yang
masyarakat. Pembangunan karakter sumber berperan dalam proses pendidikan Taruna
daya manusia transportasi dengan menitik secara optimal, sehingga pada gilirannya,
beratkan pada pembentukan soft skill kontribusi yang diberikan oleh Poltekpel
competency, perlu dilakukan secara terpadu, Sumbar benar-benar sejalan dengan kebutuhan
terstruktur, terencana, berjenjang dengan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan
metode yang tepat. Menurut Kristiawan masyarakat.
(2016), mental revolution and character Aspek keteladanan menjadi salah satu
education have an important role to advance dasar yang tepat dalam memberikan pedoman
human civilization. Essentially, the mental pembelajaran dalam dunia pendidikan.
revolution and character education were Taruna/i menemukan bahwa mereka dapat
aimed at making learners’ smart and noble. bertanggung jawab bagi pembelajaran mereka
Metode pendidikan yang perlu sendiri, sebagaimana mereka lakukan bagi
dilakukan adalah melalui metode pengasuhan segi-segi lain kehidupan mereka, mereka
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari mengalami perasaan lega dan gembira.
proses penyelenggaraan pendidikan dan Kemudian mereka akan memasuki kegiatan
pelatihan secara keseluruhan. Kegiatan belajar dengan keterlibatan diri yang
pengasuhan harus dapat mengatasi kendala mendalam, dengan hasil yang seringkali
yangada dalam penyelenggaraan proses mengejutkan bagi mereka sendiri dan para
pendidikan dan pelatihan, serta menciptakan pengajar mereka.
kesegaran lingkungan dan menumbuhkan Widyaningsih, Zamroni & Zuchdi
semangat atau gairah belajar atau berlatih (2014), menyatakan keteladanan untuk
Taruna/i guna mewujudkan SDM transportasi membentuk karakter peserta didik merupakan
yang prima fisiknya, profesional cara bagian dari metode penanaman nilai dan
kerjanya, dan beretika. keterampilan hidup. Menurut Saidi (2013)
Peningkatan kualitas Taruna/i, melalui guru di sekolah dapat menumbuh kembangkan
pengajaran, pelatihan dan pengasuhan yang kepribadian peserta didik secara efektif
diselenggarakan oleh lembaga pendidikan dengan menunjukkan keteladanan.
seperti Politeknik Pelayaran Sumatera Barat Model pengasuhan yang diberikan
(Poltekpel Sumbar) memiliki peran yang kepada Taruna/i dengan mengedepankan
strategis. Hal ini didukung pendapat aspek keteladanan menjadi sangat penting
Kristiawan (2016) bahwa lingkungan sekolah dalam mensukseskan sistem belajar-mengajar
memiliki peran yang kuat dalam membentuk pada sebuah lembaga pendidikan. Keteladanan
karakter peserta didik. Karena remaja masih bersifat multidimensi yang berarti bahwa
berada dalam tahap pertumbuhan dan keteladanan dalam berbagai aspek kehidupan.
perkembangan, kepribadian mereka masih Keteladanan tidak hanya sekedar memberikan
labil, dan masih dalam proses mencari jati diri contoh dalam melakukan sesuatu, tetapi juga
untuk membentuk karakter permanen. Maka, menyangkut berbagai hal yang dapat
pendidikan pada usia remaja menjadi masa diteladani, termasuk kebiasaan-kebiasaan
penting dalam menentukan karakter mereka yang merupakan contoh keteladanan. Sejalan
setelah dewasa (di masa depan). dengan pendapat Daryati (2014), guru
merupakan model teladan bagi peserta didik.
219
JMKSP
Volume 4, No. 2, Juli-Desember 2019
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan)
220
JMKSP
Volume 4, No. 2, Juli-Desember 2019
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan)
(DP-IV) Nautika dan Teknika, Diklat prosedur untuk perencanaan bersama dan
Pembentukan (DP-V) Nautika dan Teknika, partisipatif; (3) melakukan diagnosis
Diklat Keterampilan Keahlian Pelaut kebutuhan-kebutuhan belajar yang spesifik;
(DKP), Basic Safety Training (BST), dan (4) merumuskan tujuan program yang
Advance Fire Fighting (AFF). memenuhi kebutuhan belajar; (5)
Penyelenggaraan pendidikan vokasi di merencanakan pola pengetahuan belajar;
Poltek Pelayaran Sumbar dilaksanakan atas (6) melakukan dan menggunakan
dasar kurikulum masing-masing Program pengalaman belajar dengan metode dan
Studi. Dalam menetapkan kurikulum Poltek teknik yang memadai; dan (7)
Pelayaran Sumbar sebagaimana wajib mengevaluasi hasil belajar dan
memasukkan muatan kurikulum yang wajib mendiagnosis kembali kebutuhan-
dimuat sesuai dengan ketentuan peraturan kebutuhan belajar, sebagai model proses.
perundang-undangan. Berdasarkan pada implikasi andragogi
Poltek Pelayaran Sumbar dalam praktik pembelajaran pada kegiatan
menyelenggarakan pola pengasuhan pelatihan, maka seorang instruktur harus
humanis untuk membentuk karakter peserta dapat mempersiapkan dan mengatur
diklat yang prima, profesional dan beretika, keberlanjutan prosedur pembelajaran yang
dengan membudayakan kultur dan budaya melibatkan peserta didik (warga belajar)
keselamatan, keamanan, kepedulian dalam proses pembelajaran dalam bentuk:
lingkungan dan yang berakhlak mulia. Pola (1) menciptakan kondisi yang konduksif
pengasuhan humanis menciptakan pola untuk pembelajaran; (2) menciptakan
pengasuhan asih, asah, serta suasana mekanisme perencanaan yang memberikan
lingkungan dan suasana akademik yang timbal balik; (3) mendiagnosis kebutuhan
kondusif sesuai dengan Peraturan Menteri untuk pembelajaran; (4) merumuskan
Perhubungan Republik Indonesia Nomor tujuan program pembelajaran yang
PM 100 Tahun 2018 Tentang Status memuaskan kebutuhan; (5) mengkonduksi
Politeknik Pelayaran Sumatera Barat. pengalaman pembelajaran yang sesuai; dan
(6), mengevaluasi tingkat pencapaian hasil
2. Model pembelajaran berbasis pembelajaran dan mendiagnosis kembali
keteladanan yang dapat diterapkan pada kebutuhan belajar.
pengasuhan Taruna/i di Poltekpel Pendidikan Taruna diPoltek Pelayaran
Sumbar Sumbar yang dilakukan dengan
Pengasuhan pada Taruna/i Poltek menerapkan konsep andragogi secara
Pelayaran Sumbar memiliki peranan optimal dimaksudkan untuk meningkatkan
penting dalam membentuk aspek mental mutu lulusan. Dalam penerapan konsep
kepribadian seorang Taruna. Dalam andragogi, peran Pengasuh adalah
andragogi peranan guru, pengajar atau mempersiapkan perangkat atau prosedur
pembimbing yang sering disebut dengan untuk mendorong dan melibatkan secara
fasilitator adalah mempersiapkan aktif seluruh warga belajar (pendekatan
seperangkat atau prosedur untuk partisipasif), dalam proses pelatihan
mendorong dan melibatkan secara aktif melibatkan elemen-elemen yang telah
seluruh warga belajar yang dikenal dengan dipersiapkan. Penerapan konsep andragogi
pendekatan partisipatif, yang meliputi memiliki prinsip bahwa warga belajar
elemen-elemen: (1) menciptakan iklim dan sebagai sosok manusia yang telah memiliki
suasana yang mendukung proses belajar banyak pengalaman, memiliki konsep diri,
mandiri; (2) menciptakan mekanisme dan memilik kesiapan belajar dalam memenuhi
221
JMKSP
Volume 4, No. 2, Juli-Desember 2019
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan)
kebutuhan dan belajar lebih diorientasikan rasa tanggung jawab dari tiap-tiap Taruna/i
pada pemenuhan kebutuhan peserta diklat. untuk berperan secara aktif dalam menjaga
Peserta diklat diberikan kesempatan lingkungan.
seluas-luasnya dalam memilih alternative 2. Memantapkan jiwa kepemimpinan
pemecahan masalah berdasarkan Pendidikan Ketarunaan yang dilakukan
pengalam-an yang di miliki, konsep diri dengan mendasarkan pada pengalaman dan
yang dimiliki peserta dihargai sebagai konsep diri yang dimiliki peserta didik,
modal dasar dalam proses pelatihan, mendorong Taruna/i untuk dapat
peserta dipandang sebagai sosok yang telah mengikuti materi pendidikan dengan penuh
memiliki pengalaman hidup,rasa tanggung rasa tanggung jawab, penuh percaya diri,
jawab, kecakapan hidup, sikap kritis, mampu mengatur dirinya sendiri, dan
kreativitas dan rasa kebersamaan. dapat mengambil keputusan dengan baik.
Penerapan konsep andragogi dalam 3. Kreativitas
pendidikan ketarunaan di Poltek Pelayaran Pada beberapa aktivitas dalam
Sumbar sangat mempengaruhi sikap dan pendidikan ketarunaan mengelola materi
perilaku peserta pelatihan dalam hal : dengan memberikan kesempatan seluas-
1. Meningkatkan rasa tanggung jawab luasnya kepada Taruna/i dalam
Diberikannya keleluasaan kepada menentukan objek permasalahan yang akan
Taruna/i dalam mengembangkan di analisis. Kesempatan yang diberikan
kemampuan dan kreativitas dirinya, baik sekaligus sebagai tantangan kepada
secara individu maupun kelompok, Taruna/i dalam memilih objek
Taruna/i dapat mengikuti seluruh kegiatan permasalahan yang relevan dengan bidang
dalam waktu yang tepat. Hal ini dapat kajian. Dari data yang dikumpulkan di
dilihat dari kehadiran di tempat kegiatan, lapangan menunjukan bahwa pemberian
ketepatan dalam penyelesaian tugas, kesempatan tersebut menghasilkan gagasan
ketepatan dalam memasuki anggota yang sangat variatif.
kelompok, dan sebagainya. Pada awal 4. Menumbuhkan sikap kritis
pendidikan, pelaksanaan pengembangan Berpikir kritis adalah proses mental
rasa tanggung jawab dilaksanakan dengan untuk menganalisis atau mengevaluasi
pengawasan ketat para Pengasuh, sehingga informasi. Informasi didapatkan melalui
pelaksanaan kegiatan dapat sesuai dengan pengamatan, pengalaman, komunikasi, dan
rencana.Taruna/i pada waktu tertentu juga membaca. Dalam kegiatan pendidikan
diberikan kepercayaan untuk menjaga Ketarunaan, ada beberapa pendidik yang
kebersihan lingkungannya dengan penuh telah berusaha mengembangkan
tanggung jawab. pendekatan partisipatif dan pembelajaran
Pengasuh melakukan pengecekan dari berbasis pengalaman. Pendidik berusaha
pelaksanaan setelah semua kegiatan selesai menggali pengalaman, pengetahuan,
dilaksanakan disertai dengan sanksi kepada kemampuan dan keterampilan yang
Taruna/i yang tidak melaksanakan. Melalui dimiliki Taruna dengan memberikan
pola tersebut, Taruna/i menjadi terikat rangsangan melalui pertanyaan, kasus, dan
untuk menjaga kebersihan lingkungan beberapa gambar. Dari stimulus tersebut,
mereka masing-masing, mereka tidak peserta diberikan kesempatan untuk
menginginkan mendapatan sanksi berupa menjawab, memberikan tanggapan, dan
pengurangan nilai sikap perilaku sebagai komentar sesuai dengan pengalaman yang
akibat dari tidak dijaganya kebersihan dimiliki.
lingkungan.Hal ini menumbuhkembangkan
222
JMKSP
Volume 4, No. 2, Juli-Desember 2019
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan)
223
JMKSP
Volume 4, No. 2, Juli-Desember 2019
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan)
224