Proposal Skripsi
Diajukan Oleh:
LISNA
NIM. 160208085
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Prodi Pendidikan Kimia
1
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 4
2
BAB I
PENDAHULUAN
sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana mestinya.1 Sasaran utama
Ilmu kimia dapat dipandang sebagai proses dan produk. Oleh karena itu,
Kimia sebagai produk meliputi sekumpulan pengetahuan yang terdiri atas fakta-
salah satu bagian dari pembelajaran sains, sehingga pembelajaran kimia juga
1
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 2001) h. 79.
2
Badan Standar Nasional Pendidikan, Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah, (Jakarta: BSNP, 2006), h. 177.
1
2
menjelaskan suatu fenomena yang terjadi dengan menggunakan ilmu kimia dan
guru kimia di MAN 3 Pidie Jaya pada tanggal 15 Juli 2020, diperoleh informasi
bahwa dalam belajar kimia peserta didik masih kurang aktif terutama pada materi
yang membutuhkan pemahaman konsep dan daya ingat yang kuat seperti pada
materi asam basa. Diketahui data hasil ulangan harian peserta didik tahun 2020
menyatakan bahwa nilai rata-rata ulangan harian asam basa dengan KKM 70
dinyatakan lebih dari 40% belum mencapai nilai KKM yang telah ditentukan di
dalam memahami konsep asam basa, salah satunya dalam perhitungan penentuan
pH larutan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik yang cukup
rendah. Sehingga setiap kali diadakan ulangan, sebagian besar peserta didik
melakukan remedial. Selain itu terdapat anggapan sulit dari peserta didik terhadap
pelajaran kimia itu sendiri, rumus-rumus yang terlalu banyak menjadikan peserta
didik kurang tepat mengaplikasikannya dalam soal. Peserta didik juga tidak
pernah dilibatkan secara aktif untuk berinteraksi langsung dengan objek konkrit
3
Toharuddin, dkk. Membangun Literasi Sains Peserta Didik, (Bandung: Humaniora,
2011) h. 8.
3
seperti dalam kegiatan praktikum, sehingga literasi sains siswa kurang dalam
alam maupun fenomena hasil perbuatan manusia dan keterampilan peserta didik
bahwa kemampuan literasi kimia peserta didik SMA Negeri 1 Pakem dalam
menggunakan ilmu kimia pada materi larutan yang meliputi larutan elektrolit dan
nonelektrolit, larutan asam basa, serta larutan penyangga masuk dalam kategori
baik dengan persentase sebesar 60,59%. Kemampuan literasi kimia peserta didik
memiliki kategori baik, artinya peserta didik telah mencapai literasi kimia dan
dapat menggunakan ilmu kimia yang dipahaminya, terutama pada materi larutan
Literasi sains ini dapat diterapkan dalam pembelajaran ilmu kimia salah
satunya pada materi asam basa khususnya pada pembuatan sabun sebagai literasi
sains kimia nantinya. Dimana peserta didik dapat menjelaskan fenomena dari
4
Bahrul Hayat. dkk, Benchmark Internasional Mutu Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara,
2010), h. 50-51.
5
Mariam Novianti, “Literasi Kimia Peserta Didik SMA Negeri 1 Pakem pada Materi
Pokok Larutan”, Skripsi, Yogyakarta: Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga, 2016. h. 69.
4
B. Rumusan Masalah
sabun sebagai literasi sains pada materi Asam Basa di MAN 3 Pidie Jaya?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
ketercapaian pembuatan sabun sebagai literasi sains pada materi Asam Basa di
D. Manfaat Penulisan
literasi sains peserta didik jika literasi sains peserta didik masih rendah.
lain.
E. Definisi Operasional
1. Sabun
digunakan untuk mencuci dan mengemulsi, terdiri dari dua komponen utama
yaitu asam lemak dengan rantai karbon C16 dan sodium atau potasium.
Sabun merupakan pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara kalium
atau natrium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani.
Sabun yang dibuat dengan NaOH dikenal dengan sabun keras (hard soap),
sedangkan sabun yang dibuat dengan KOH dikenal dengan sabun lunak (soft
soap). Sabun dibuat dengan dua cara yaitu proses saponifikasi dan proses
alkali, sedangkan proses netralisasi terjadi karena reaksi asam lemak bebas
dengan alkali.6
2. Literasi Sains
dengan alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas
manusia.7
3. Asam Basa
Asam dan basa merupakan dua senyawa kimia yang sangat penting
berasa asam, misalnya asam sitrat pada jeruk, asam cuka pada cuka makan,
merupakan senyawa yang mempunyai sifat licin, rasa pahit dan jenis basa
soda api.8
6
Aulia Bismar Paduana, “Pembuatan Sabun Cair Menggunakan Alkali dari Kulit Coklat
dengan Minyak Kelapa”, Skripsi. Sumatera Utara: Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara,
2017, h. 4.
7
Yuyu Yuliati. “Literasi Sains dalam Pembelajaran IPA”, Jurnal Cakrawala Pendas,
Vol. 3, No. 2, 2017, h. 23.
8
Unggul sudarmo, Kimia Untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2013) , h. 180.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembuatan Sabun
1. Pengertian Sabun
Sabun adalah pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara basa
natrium atau kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak
zat pewangi dan digunakan untuk membersihkan tubuh manusia dan tidak
padat (batang), cair dan gel. Sabun mempunyai kemampuan berbusa dengan
Sabun dapat dibuat melalui dua proses, yaitu saponifikasi dan netralisasi.
dengan alkali menghasilkan gliserol dan asam lemak (sabun), sedangkan proses
yang dapat bereaksi dengan soda kaustik (NaOH) menghasilkan sabun dan air.
Minyak ataupun lemak yang digunakan hanya berbeda dalam segi bentuk
saja, minyak secara umum berbentuk cair, sedangkan lemak berbentuk padat.
Basa yang sering digunakan pada proses pembuatan sabun padat ialah natrium
10
Ramaza Rizka, “Formulasi sabun padat Kaolin Penyuci Najis Mughallazah dengan
Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa dan Asam Stearat”, Skripsi Online, 2017, h.13.
7
8
Dua komponen utama pembentuk sabun yaitu asam lemak dan alkali.
dihasilkan. Setiap jenis asam lemak akan memberikan sifat yang berbeda pada
lemak dan minyak, sehingga pemilihan jenis minyak yang digunakan untuk
Tabel 2.1. Jenis Asam Lemak terhadap Sifat sabun yang dihasilkan.
Asam Lemak Sifat yang ditimbulkan pada sabun
batas. Standar mutu pembuatan sabun padat menurut SNI dapat dilihat pada
tabel 2.2.
11
Asri Widya Sani, “ Pembuatan Sabun Padat Transparan Menggunakan Minyak Kelapa
Sawit (Palm Oil) dengan Penambahan Bahan Aktif Ekstrak Teh Putih (Camellia sinensis)”, Jurnal
Teknik Pertanian, 2016, Vol.5, No.3, h.126
9
Selain asam lemak, senyawa alkali merupakan garam terlarut dari logam
alkali seperti kalium dan natrium. Alkali yang umumnya digunakan adalah
NaOH dan KOH. NaOH banyak digunakan dalam pembuatan sabun padat
karena sifatnya yang tidak mudah larut dalam air. Penggunaan senyawa NaOH
menyebabkan iritasi pada kulit. Apabila terlalu encer, maka sabun yang
dihasilkan akan mengandung asam lemak yang tinggi, asam lemak pada sabun
akan mengganggu proses emulsi sabun dan kotoran saat digunakan. 12 Adapun
menggunakan madu
transparan
menggunakan VCO.
12
Ramaza Rizka, “Formulasi sabun padat Kaolin Penyuci Najis Mughallazah dengan
Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa dan Asam Stearat”, Skripsi Online, 2017, h.18.
10
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O. Satu molekul air
tersusun atas dua molekul Hidrogen dan satu molekul oksigen. Air bersifat tida
berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar. Dalam proses
pembuatan sabun, air yang bagus untuk digunakan adalah aquadest. Air dan PAM
adalah parfum, pewarna dan garam (NaCl). Parfum merupakan bahan yang
ditambahkan dalam suatu produk unuk menutupi bau yang tidak enak serta
umumnya sebesar 0,05% sampai 2%. Pewarna ditambahkan agar sabun menjadi
gliserin.
B. Literasi Sains
hakikat sains dan teknologi serta ketersediaan isu-isu sains dan ide-ide sains.
Literasi sains diharapkan dapat dimiliki oleh setiap siswa, sehingga siswa
harinya.
11
a) Aspek Konteks
Hal ini bertujuan agar siswa dapat memahami bahwa ilmu pengetahuan
b) Aspek Pengetahuan
c) Aspek Kompetensi
ilmuan untuk memastikan data yang relevan dan objektif. Siswa mampu
representasi lainnya.13
4) Aspek sikap
13
Subur Agung Nugroho, “Analisis Kemampuan Literasi Sains Siswa SMP Bertema
Interaksi di Kabupaten Purbalingga”, Skripsi, 2017, h.15
13
b) Kosa kata lisan dan tertulis yang diperlukan untuk memahami dan
sehari-hari. Hal ini disebabkan capaian literasi sains yakni ketika siswa
kehidupan sehar-hari.
tidak hanya terkait pemahaman siswa tentang konsep atau materi sains, melainkan
Asam adalah zat yang menghasilkan ion H+ di dalam air, basa adalah zat
yang menghasilkan ion OH- di dalam air. Sifat asam dan basa di dalam larutan
sebagai berikut:
a) Pahit
b) Terasa licin
HCl H+ + Cl-
Asam adalah spesi (ion atau molekul) yang berperan sebagai proton
donor (pemberi proton atau H+) kepada suatu spesi yang lain. Basa adalah spesi
(molekul atau ion) yang bertindak sebagai proton akseptor (penerima proton
proton (H+), misalnya reaksi antara NH3 dan BF3 dan beberapa reaksi lainnya
Pada tahun 1932, ahli kimia G.N. Lewis menunjukkan konsep baru
mengenai asam dan basa sehingga dikenal dengan asam lewis dan basa lewis.
Asam lewis adalah suatu senyawa yang mampu menerima pasangan elektron
dari senyawa lainnya atau akseptor pasangan elektron. Sedangkan basa lewis
lain atau donor pasangan elektron. Konsep ini lebih memperluas konsep asam-
Contoh :
sedangkan NH3 merupakan basa lewis. Pada reaksi antara BF 3 dengan NH3,
16
yang merupakan asam lewis adalah BF3 karena mampu menerima sepasang
basa, sedangkan atom atau molekul yang menerima pasangan elektron disebut
sebagai asam.
Konsentrasi ion Hidronium [H+] dalam suatu larutan encer relatif kecil
berikut:
pH = -log [H+]
Kw = [H+][OH-]
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
selanjutnya diuji keefektifan dari suatu produk yang dihasilkan. 14 Hal tersebut
menunjukkan bahwa penelitian ini dapat menghasilkan suatu produk yang baik,
terdiri dari 10 tahapan. Tahapan yang digunakan oleh peneliti hanya sampai tahap
ke delapan. Hal ini dikarenakan untuk mengurangi biaya dan waktu penelitian.
14
Emzir, Metodolgi penelitian pendidikan kualitatif dan kuantitatif, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2011),h.3
17
18
sebagai berikut:
yang akan diselesaikan. Potensi dan masalah pada penelitian ini adalah
dengan guru kimia di MAN 3 Pidie Jaya, diketahui peserta didik kurang
produk berupa pembuatan sabun sebagai literasi sains siswa pada materi asam
basa.
2. Pengumpulan Data
bahwa pada materi asam basa sebanyak 40% siswa masih memperoleh nilai
dibawah nilai KKM yang telah ditentukan. Oleh karena itu, siswa perlu
19
memiliki literasi sains yang baik agar dapat menunjang nilai pada materi
3. Desain produk
kerja yang telah ditentukan. Sabun yang diproduksi menggunakan bahan yang
mudah dicari dan aman digunakan. Produk sabun ini, diharapkan dapat
4. Validasi desain
5. Perbaikan Desain
oleh validator. Perbaikan desain dilakukan agar produk yang dihasilkan layak
Uji coba produk dilakukan setelah tahap revisi atau perbaikan yang
dilakukan oleh peneliti. Langkah ini dilakukan peneliti dengan uji coba
kelompok produk sabun kepada 15 orang peserta didik. Setelah dilakukan uji
coba kelompok, peneliti memberikan sedikit tes kepada siswa untuk melihat
20
apakah produk tersebut dapat menambah literasi sains peserta didik. Langkah
selanjutnya peneliti melihat respon guru dan peserta didik melalui angket
B. Subjek Penelitian
pada pertimbangan tertentu yang sesuai dengan tujuan peneliti. Subjek pada
penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA di MAN 3 Pidie Jaya sebanyak 15
bersifat valid dan reliable. Adapun instrumen pengumpulan data yang digunakan
1. Lembar Validasi
ahli untuk menilai produk yang dihasilkan. Pada lembar validasi terdapat
koreksi, saran dan kritik terhadap produk yang dikembangkan oleh peneliti.
2. Soal Tes
Lembar soal yang berisi beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh
peserta didik. Tujuan dari pembuatan soal tes untuk mengukur kemampuan
literasi sains siswa setelah melakukan uji coba terhadap produk yang
21
berkaitan dengan literasi sains peserta didik tentang sabun dan materi asam
basa.
3. Lembar Angket
respon peserta terhadap produk sabun yang dihasilkan. Jenis angket pada
pernyataan.
1. Validasi
Validasi pada penelitian ini dilakukan oleh tim ahli sebanyak 2 orang
ahli dan 1 guru mata pelajaran kimia. Validasi bertujuan untuk melihat
apakah produk yang kembangkan layak untuk diuji cobakan di MAN 3 Pidie
15
Masnur Muslich dan Maryaeni, Bagaimana menulis skripsi, (Jakarta: Bumi Aksara,
2010), h.41
22
2. Tes
berpengaruh terhadap literasi sains peserta didik. Teknik tes yaitu dengan
memberikan peserta didik 10 soal yang berkaitan dengan sabun dan materi
soal tes.
3. Angket
sabun. Angket bertujuan untuk melihat respon peserta didik. Apakah mereka
tertarik dengan produk yang dihasilkan atau tidak. Teknik pengumpulan data
angket dengan memberikan lembar angket kepada siswa, lalu meminta siswa
Teknik analisis data dilakukan setelah data diperoleh. Data dianalisis dengan
menghitung persentase yang diperoleh. Data yang dianalisis pada penelitian ini
adalah hasil validasi, hasil tes peserta didik dan respon peserta didik terhadap
melihat kelayakan produk. Adapun skala penilaian pada tabel 3.1 adalah
sebagai berikut:
23
sebagai berikut:
f
P= × 100 %
N
Keterangan:
P : Angka Persentase
16
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan,
(Jakarta: PT Bumi Aksara,2004),h.18.
17
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Persada,2012), h.43.
24
jawaban soal yang telah diberikan. Jawaban benar akan mendapatkan skor 1,
jika jawaban salah atau tidak menjawab akan mendapatkan skor 0. Untuk
R
Skor akhir= × 100
N
f
P= × 100 %
N
Keterangan:
P : Angka Persentase
Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. (2004). Evaluasi Program
Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.
Novianti, Mariam. (2016). “Literasi Kimia Peserta Didik SMA Negeri 1 Pakem
pada Materi Pokok Larutan”, Skripsi, Yogyakarta: Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, h. 69.
Nugroho, Subur Agung. (2017). “Analisis Kemampuan Literasi Sains Siswa SMP
Bertema Interaksi di Kabupaten Purbalingga”. Skripsi. h.15
Paduana, Aulia Bismar. (2017). “Pembuatan Sabun Cair Menggunakan Alkali dari
Kulit Coklat dengan Minyak Kelapa”, Skripsi. Sumatera Utara:
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. h. 4.
26
27
Usmania, Irma Diah Ayu. (2012). “Pembuatan Sabun Transparan dari Minyak
Kepala Murni (Virgin Coconut Oil)”, Skripsi Online. h.3.