Anda di halaman 1dari 7

Modul 12

FILSAFAT PENDIDIKAN PANCASILA

A. Kegiatan Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran
Mampu memahami Filsafat Pancasila dan kaitannya dengan pendidikan
2. Materi Pembelajaran
Filsafat Pendidikan Pancasila
A. Filsafat Pancasila
Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia yang telah dirumuskan sebelum Indonesia
merdeka, dan kini terus menjadi landasan hidup bangsa. Landasan hidup dimaskud adalah
untuk menjadi dasar bagi cara berfikir, cara bertindak, cara berkembang dan meneruskan cita
cita bangsa Indonesia. Maka semua kegiatan terkait dengan kehidupan berbangsa dan
bernegara adalah didasarkan pada nilai nilai Pancasila baik dalam keseharian, dalam
memaknai hidup dan utamanya dalam kegiatan pendidikan.
Pancasila tidak dapat dipisahkan dengan bangsa Indonesia, dalam hal ini; Saidurrahman dan
Arifin (2018:18) menjelaskan bahwa; Pancasila adalah kekayaan bangsa Indonesia yang tidak
ternilai harganya. Pancasila merupakan rangkuman dari nilai nilai luhur yang digali Bung karno
dari akar budaya bangsa yang mencakup seluruh kebutuhan dan hak hak dasar manusia secara
universal, sehingga dapat dijadikan landasan dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang
majemuk baik dari sgi agama, etnis, ras, Bahasa, golongan dan kepentingan.
Salah satu hal penting dari cara berfikir adalah dengan menjadikan Pancasila sebagai dasar
berfikir, berbuat dan bertindak, dan nilai nilai ini termaktub pada filsafat Pancasila. Jadi
Pancasila tidak jauh dari kehidupan baik secara individu terlebih dalam bersosial. Dalam hal
ini; (Syarbaini Saleh,2014:22) menuliskan hal berikut: Sumber semangat yang menjadikan
Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah terdapat dalam penjelasan umum UUD 1945 dalam
penjelaasan tersebut dikatakan bahwa; “terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih
baik hukum dasar yang tetulis itu hanya memuat aturan aturan pokok itu diserahkan kepada
Undang undang yang lebih mudah caranya membuat, mengubah dan mencabut”. Dengan
demikian ideologi Pancasila merupakan nilai dasar ideology yang bersumber dari kekuatan
rohaniah bangsa dapat diterima menjadi dasar perilaku kehidupan berbangsa, bermasyarakat
dan bernegara sepanjang perjalanan bangsa sejak dari terbentuk sampai bangsa dan dalam
perjalanan perjuangan dan pembangunan bangsa.
Dapat diarahkan pemikrian kita bahwa Pancasila menjadi bagian dari bangsa sekaligus tujuan
dari negara kesatuan Republik Indoensia. Untuk itu Mohammad Noor Syam (1984;345)
menjabarkan makna dari Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 kepada beberapa nilai yakni
sebagaiberikut:
1. Pancasila adalah dasar negara atau filsafat negara Republik Indonesia.
2. Pancasila adalah norma dasar dan norma tertinggi di dalam negara Republik Indoensia.
3. Pancasila adalah ideologi negara ideologi nasional Indonesia.
4. Pancasila adalah identita dan karakteristik bangsa atau kepribadian nasional, yang
perwujudannya secara melembaga, sebagai system negara Pancasila.
5. Pancasila adalah jiwa dan kepribadian bangsa, pandangan hidup (keyakinan bangsa) yang
menjiwai system kenegaraan dan kemasyarakatan Indonesia. Karena itu Pancasila adalah
sistem filsafat Indonesia yang potensial dan fungsional, yang normatif ideal.

Menjadikan Pancasila sebagai falsafat hidup adalah bagian penting dalam kehidupan sehari
hari, tetapi lebih penting dari itu semua adalah bagaimana nilai nilai Pancasila dapat
diterapkan dan dapat pula diwariskan kepada generasi yang akan datang. Sementara itu
Usiono (2012:117) menjelaskan bahwa; pancasila masih tetap cocok untuk menjadi dasar
negara dan pandangan hidup bangsa Indosenia, sepanjang Pancasila dilaskanakan dan
diwujudkan, bukan hanya dipajang sebagai dekorasi yang indah. Dan karena Pancasila adalah
paham yang terbuka, maka bangsa Indoensia harus bersedia mengambil segi segi positif dari
paham paham yang lain, termasuk individualism dan liberalism, guna memperkaya dan
memperkuat nilai Pancasila.
Lebih lanjut V.N.Napitupuluh (1988:180), menjelaskan bahwa; Pancasila sebagai pilihan,
temasuk pada pilihan filsafat pendidikan dalam arti konsekuensi yang logis dari perjuangan
bangsa Indonesia, dan dalam arti Pancasila yang telah terpadu dalam sejarah bangsa meliputi:
- Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.
- Pandangan hidup bangsa Indonesia
- Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
- Tujuan dan cita cita Nasional Indonsia
- Perjanjian Luhur Rakyat Indonesia
Dengan demikian dapat dicatat bahwa Pancasila adalah ideologi, filsafat dan landasan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan itu pula filsafat Pancasila harus dipahami dari
sejak awal, proses sampai tujuannya. Filafat pendidikan Pancasila menjadi pembahasan yang
akan menguraikan hal tersebut di atas.

B. Filsafat Pendidikan Pancasila


1) Ontologi filsafat pendidikan Pancasila
Hal apa yang mendasari Pancasila sebagai bagian dari hidup berbangsa dan bernegara,
adalah nilai nilai yang menyatu dalam kehidupan masyarakat Indonesia, baik dalam
sejarah, hari ini maupun untuk masa yang akan datang. Dasar dasar tersebut terangkum
dalam ontology Pancasila. Ontology dalam hal ini adalah kekuatan awal yang menjadi
penting untuk membentuk dan mengembangkan Pancasila sebagai dasar khususnya untuk
kegiatan pendidikan.
Dalam hal ini hubungan antara manusia dengan filsafat dalam kehidupan, oleh
Muhammad Noor Syam (1984:356) digambarkan sebagaiberikut:

Gambar 7.1
Kerangka Eksistensi Manusia hubungannya dengan Filsafat

Penjelasan kerangka fikir sebagaimana gambar di atas secara rinci sebagai berikut:
- EAS adalah eksistensi alam semesta, sebagai wahana kehidupan manusia
dan makhluk semesta.
- ESM adalah eksistensi subyek manusia, eksistensi unik mandiri dengan
potensi material, kemampuan yang mengemban amanat Ketuhanan/
Keagamaan.
- ESB adalah eksistensi sosio budaya, sebagai nilai warisan dan wahana
kehidupan sosial.
- EBN adalah eksistensi bangsa negara, sebagai kesatuan dan puncak prestasi
kebangsaan, dengan sistem kenegaraannya
- ET adalah eksistensi Tuhan yang Maha Esa, sebagai Maha sumber semua
eksistensi, bahkan ujung proses teleologis eksistensi manusia. Manusia
sadar atau tidak menuju atau kambali kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- P adalah pribadi mandiri dalam hubungan kesadaran dan peribadatan,
dengan Tuhan yang Maha Esa. Sada dalam interdependensi dengan semua
eksistensi.
Jadi dengan demikian bahwa filsafat pendidikan Pancasila memiliki akar yang sangat kuat
dari nilai nilai dasar kemanusiaan, nilai dasar bangsa Indonesia dan akhirnya nilai dasar
yang membangun bangsa Indonesia. Nilai dasar ini tentu tidak harus dijadikan warisan
semata, akan tetapi menjadi bagian penting untuk melandasi kegiatan pembangunan
sumber daya manusia Indonesia dalam hal ini lewat pendidikan. Dengan demikian
ontology filsafat pendidikan Pancasila tidak dapat dipungkiri benar benar berdasrkan dari
nilai dasar yang kuat dan kokoh menyatu dalam gerak dan langkah perkembangan dan
pembangunan bangsga Indonesia.

2) Epistimologi filsafat pendidikan Pancasila


Epistimologi dijadikan prinsip prinsip utama untuk suatu kegiatan termasuk didalamnya
kegiatan memaknai Pancasila dalam kehidupan sehari hari. Dalam epsitimologi filsafat
pendidikan Pancasila maka prinsip prinsip yang terdapat pada Pancasila idealnya harus
dapat diterapkan baik untuk mengembangkan kurikulum, mengembangkan metodologi
pembelajaran sampai pada pengembangan profesi guru sekalipun.
Mohammad Noor Syam (1984:362) menjelaskan bahwa;
Proses pembentukan pengetahuan melalui lembaga pendidikan (sekolah formal,
pendidikan pada umumnya) secara teknis edukatif lebih sederhana. Murid sekolah, siswa
bahkan mahasiswa “hanya” menyadap dari sumber yang bukan orisinal atau bukan
sumber primer. Perlu dijelaskan bahwa komunikasi antara guru-murid terutama berfungsi
memperjelas bahan-bahan informasi dan usaha menyamakan persepsi yang ditangkap
dari berbagai sumber. Bila persepsi itu relative sama, oleh guru dianggap “benar” dan
“menguasai”.
Makna dari kutipan di atas, adalah bahwa komunikasi antar warga pendidikan adalah hal
penting dalam proses pewarisan nilai budaya yakni nilai Pancasila. Maka bila nilai nilai
Pancasila dipegang teguh baik oleh guru, oleh murid maupun oleh warga sekolah lainnya,
maka akan terjadilah pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya.
Epistimologi pendidikan Pancasila memberikan arah bagaimana nilai nilai tentang
ketuhanan, kemanusiaan, keadilan, persatuan bahkan demokrasi harus dimasukkan dalam
kurikulum, dalam proses pembelajaran, bahkan dalam seleksi kelulusan satu jenjang
pendidikan. Dengan cara seperti itu epsitimologi pendidikan Pancasila berfungsi
mengawal, membina dan mengontrol kegiatan pendidikan secara konfrehensif. Dari cara
seperti inilah maka epistimologi pendidikan Pancasila terus menerus berperan dan
menjadi bagian dari penyelamatan bangsa Indonesia dari berbagai tantangan dimasa
depan.

3) Aksiologi filsafat pendidikan Pancasila


Arah dan tujuan dari hidup berbangsa dan bernegara termaktub dalam pembukaan
Undang undang Dasar 1945, dari sini lahir nilai nilai yang akan dicapai, sekaligus menjadi
kompas atau pedoman kemana arah pembangunan bangsa. Fislafat pendidikan selalu
menjadikan dasar Pancasila baik sebagai dasar negara tetapi sekaligus nilai nilainya
menjadi bagian penting dalam mengembangkan kehidupan sehari hari.
Inti dari arah kehidupan berbangsa dan bernegara adalah bagaimana menciptakan
warganya hidup sejahtera rukun dan damai. Maka semua ini harus dilandasari dari hakikat
kehidupan yang hakiki. Dalam hal ini, menurut Muhammad Noor Syam (1984:373) tujuan
manusia akhirnya dapat disimpulkan sebagaiberikut:
a. Bahwa hakikat kebenaran ialah cinta kasih, yang perwujudannya ialah kebenaran,
keadilan dan kebajikan;
b. Bahwa hakikat ketidakbenaran ialah kebencian, yang perwujudannya dendam,
pemusuhan, peang dan sebagainya.
Maka tujuan pendidikan dalam Filsafat pendidikan Pancasila adalah membentuk
kepribadian yang utuh penuh dengan cinta kasih dan kedamaian yang hakiki.

4) Aplikasi filsafat pendidikan Pancasila


Bila ditelusuri lebih jauh, dari sejarah bangsa Indonesia, maka nilai nilai luhur yang tercatat
sebagai sosial budaya kemudian terumuskan dalam pembukaan Undang undang Dasar
1945, dan akhirnya menjadi Pancasila. Ini kemudian harus diarahkan dalam bentuk
motivasi dalam kehidupan sehari hari baik oleh individu maupun oleh kelaurga dan
masyarakat. Hubungan dari sejak nilai dasar, potensi, sikap dasar dan wawasan sampai
motivasi ini dapat digambarkan sebagaiberikut:
Kesemua rangkaian dari sejak nilai dasar sampai motivasi ini harus dapat dijadikan rujukan
baik dalam merencanakan pendidikan, mengelola pendidikan, sampai pada
mengembangkan dan mengontrol arah pendidikan. Bila ini diterapkan secara konsisten,
maka perkembangan bangsa Indonesia akan dapat dihantarkan oleh lembaga pendidikan
secara baik dan benar.
Dalam hal ini Mohammad Noor Syam (1984:382) menjelaskan bahwa; Pancasila sebagai
jiwa bangsa dan kepribadian national yang menjelma dalam Undang-undang Dasar 1945
secara yuridis konstitusional wajib dijelmakan di dalam jiwa dan kepribadian warganegara
melalui Pendidikan Moral Pancasila sebagai subyek pengamal. Karenanya Pancasila
berfungsi pula sebagai dasar, tujuan dan isi pokok (core-curriculum) sistem pendidikan
nasional. Prinsip ini baru lengkap bila sistem pendidikan nasional Pancasila itu dijiwai nilai
Pancasila sebagai asas kerohkhaniannya. Asas kerokhanian sistem pendidikan nasional
ialah filsafat pendidikan, yakni filsafat pendidikan Pancasila, yang menjelma dalam sistem
pendidikan nasional Pancasila.

3. Latihan
Bagi kelas menjadi 3 kelompok, kelompok 1, kelompok 2, dan kelompok3, uraikan secara
singkat:
a. Kelompok 1 : Ontologi filsafat pendidikan Pancasila
b. Kelompok 2 : Epistimologi filsafat pendidikan Pancasila
c. Kelompok 3 : Aksiologi filsafat pendidikan Pancasila

4. Evaluasi
a. Apa yang dimaksud dengan ontology filsafat pendidikan Pancasila
b. Apa yang dimaksud dengan epistimologi filsafat pendidikan Pancasila
c. Apa yang dimaskud dengan aksiologi filsafat pendidikan Pancasila

5. Kunci Jawaban
a. Ontology filsafat pendidikan Pancasila adalah landasan berfikir yang menjadi nilai nilai dasar
Pancasila untuk dikembangkan dalam kegiatan pendidikan.
b. Epstimologi filsafat pendidikan Pancasila adalah landasan bagaimana mengelola,
mengembangkan dan mengontrol kegiatan pendidikan berdasarkan nilai nilai Pancasila.
c. Aksiologi filsafat pendidikan Pancasila adalah penetapan arah dan tujuan dari pendidikan
yang berdasarkan nilai nilai Pancasila.

6. Daftar Bacaan
- Mohammad Noor Syam, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila, Surabaya:
Usaha Nasional, 1984.
- Saidurrahman dan Arifinsyah, Pendidikan Kewarganegaraan NKRI Harga Mati, Jakarta:
Kencana, 2018.
- Syarbaini Saleh, Pendidikan Kewarganegaraan: Mewujudkan Masyarakat Madani, Bandung:
Cita Pustaka, 2014.
- Tim Dosen FIP IKIP Malang, Pengantar Dasar Dasar Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional,
1981.
- Usiono, Pancasila: Membangun Karakter Bangsa, Medan Pustaka Al Hijri, 2012.
- Uyoh Sadulloh, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2009.
- V.N Napitupulu, Filsafat Pendidikan, Medan: Budi Agung, 1988.

Anda mungkin juga menyukai