Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS RIAU

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

TUGAS BELAJAR STRATEGI PEMBELAJARAN


Dosen Pemangku : Dr. Sehatta Saragih, M.Pd
Matakuliah HP 081266112789
Email : Sehattasaragih.lecturerunri.ac.id
ssehatta@yahoo.id.coom
Jadwal Perkuliahan : Jumat 7.30-9.10

CPL Prodi dalam Menguasai dan mampu mengaplikasikan filsafat belajar dan pembelajaran
mata kuliah matematika, hakikat dan karakteristik matematika, matematika sekolah,
INOVASI Learning Trajectory Matematika, Mathematical Attitude, Karakter Siswa
PENDIDIKAN dan High Order Thinking, teori belajar, stratategi, model, pendekatan dan
metode pembelajaran, serta interaksi pembelajaran

1. Ketepatan menjelaskan hakikat matematika: matematika Formal,


Matematika Intuitif, Matematika Sekolah, Metode Matematika
Capaian 2. Ketepatan menjelaskan karakteristik matematika; abstract, symbol
Pembelajaran kosong dari arti, berlandaskan kesepakatan, memperhatikan semesta
pembicaraan
3. Ketepatan menjelaskan esensi hakikat dan karakteristik matematika
dalam pembelajaran

Tujuan tugas ini adalah: Setelah diskusi pembahasan tugas ini anda diharapkan memiliki
pengetahuan tentang hakikat dan karakteristik matematika dan esensinya dalam pembelajaran
matematika.

Pahami dengan seksama wacana berikut.

Dalam belajar matematika, umumnya siswa disuguhkan dengan rumus sehingga dalam
menangkap makna belajar matematik siswa kerap menafsirkannya dengan menghafal rumus.
Dampaknya banyak siswa lupa sarat cukup suatu rumus dapat digunakan sehingga tidak
jarang ditemui siswa menggunakan dalil phytagoras pada sebarang segitiga. Disisi lain
ketidakpahaman guru tentang makna objek matematika yang abstract (kosong dari arti)
membuat matematika yang dipelajari seakan-akan hanya mengutak-atik angka, rumus,
simbol operasi dan lainnya. Dampak dari hal ini, jika anak bertanya kepada guru “kenapa
angka dua di tulis 2 pak? Karena tidak bisa jawab maka guru agak kesal, sehingga dia
berujar “ jangan banyak tanya kamu y….., masak tulisan angka dua dipermasalahkan.
Hal lain, siswa bertanya “kenapa membagi dengan bilangan pecahan sama dengan
mengalikan dengan kebalikannya Pak?
2
3 2 4
Misalnya : 1 = 3
× 1
, karena gurunya kurang paham maka dia menjawab sudah
4

dari sononya kayak gitu

Dua pertanyaan siswa di atas dapat menyadarkan kita bahwa dalam belajar matematika,
siswa banyak bertanya dalam hatinya, mengapa begini… mengapa begitu….. yang tak
terjawab olehnya. Kedua permasalahan diatas adalah contoh-contoh persoalan matematika
yang disebabkan guru kurang memahami hakikat dan karakteristik matematika.

1
Tugas belajar Strategi Pembelajaran Matematika
Guru sering memandang sepele kesalahan-kesalahan yang dibuat anak, sehingga kita
kurang perhatian. Sadarkah kita kesalahan-kesalahan yang kecil itu, nantinya bisa jadi besar
dan sulit untuk diperbaiki. Disatu sisi mengingat salah satu karakteristik matematika adalah
strukturnya yang ketat sehingga kesalahan satu langkah sangat berdampak pada hasil yang
diperoleh. Seharusnya kita sebagai guru menyadari bahwa hakim tertinggi dari matematika
adalah strukturnya, sehingga sekecil apapun proses yang salah harus menjadi perhatian dan
ada upaya memperbaikinya secepatnya.
Berangkat dari wacana di atas, dengan membaca sumber tentang hakikat dan
karakteristik matematika dan arti penting kedua hal tersebut menjadi perhatian dalam
pembelajaran matematika, berikan argumen anda terkait berikut ini.
1. Mengapa tugas-tugas belajar yang diberikan kepada siswa seperti pengerjaan
LKPD/LKS atau latihan perlu diklarifikasi atau dibahas (di diskusikan) ?
2. Bagaimana cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam memberi makna terhadap
objek matematika yang abstract agar dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.
3. Perhatikan wacana berikut,

Ibu Marni seorang guru matematika, yang akan membelajarkan tentang mengenal
bilangan prima, dengan dua cara berikut:

Cara-1
Ibu Marni menjelaskan,
● bilangan prima adalah bilangan yang pembaginya hanya ada dua, yakni
bilangan 1 dan dirinya sendiri. Contohnya: 2, 3,5, 7 dll
● Setelah memberikan definisi dan contoh tersebut, B’ Marni meminta siswa
menyebutkan contoh bilangan prima yang lain.

Cara-2
Ibu Marni, bertanya jawab dengan siswa seperti berikut:
⮚ Guru : Anak-anak, pembagi bilangan 2 berapa ?
⮚ Siswa : 1 dan 2
⮚ Guru : pembagi bilangan 3 berapa ?
⮚ Siswa : 1 dan 3
⮚ Guru : pembagi bilangan 5 berapa ?
⮚ Siswa : 1 dan 3
⮚ Guru: bilangan berapa saja yang pembaginya 1 dan dirinya sendiri
⮚ Siswa : 7, 11, 13 dll
⮚ Guru : bilangan yang seperti kamu sebutkan, yakni 7, 11,13 … adalah bilangan
prima

Konteks yang pertama dalam matematika disebut dengan pola atau proses
berpikir deduktif ke arah induktif ( umum ke khusus), dan konteks yang kedua
disebut dengan pola atau proses berpikir induktif ke arah deduktif.

Menurut anda cara mana yang lebih mudah diterima siswa dalam memahami
bilangan prima. Dengan membaca buku sumber terkait dengan “ matematika
memiliki pola pikir deduktif” apakah cara-2 dibenarkan dalam pembelajaran
matematika? Jelaskan tanggapan anda.

2
Kontark Perkuliahan P2M
Tanggapan:
1. Mengapa tugas-tugas belajar yang diberikan kepada siswa seperti pengerjaan
LKPD/LKS atau latihan perlu diklarifikasi atau dibahas (di diskusikan) ?

Menurut Das Salirawati pemberian LKS pada siswa menuntut adanya partisipasi
aktif dari para siswa, karena LKS merupakan salah satu usaha guru untuk
membimbing siswa secara terstruktur. pemberian tugas LKS juga dapat meningkatkan
keefektifan proses belajar mengajar. Dari penjelasan tersebut kita bisa melihat
keaktifan siswa, dari pemberian tugas melalui LKS.
Sedangkan menurut Hendro Darmodjo (dalam Penyusunan dan Kegunaan LKS dalam
Proses Pembelajaran oleh Das Salirawati) LKS merupakan salah satu sarana
pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan keikutsertaan siswa
dalam aktivitas pembelajaran. Umumnya LKS terdiri dari petunjuk cara mengerjakan,
percobaan sederhana yang akan dilakukan di rumah (didampingi orang tua),
ringkasan materi, soal-soal untuk dikerjakan yang dapat berupa games seperti teka
teki silang, dan tugas portofolio, dll.
Di dalam LKS sudah terdapat petunjuk cara mengerjakan soal-soal, tetapi tetap perlu
dilakukan pembahasan atau diskusi setelah siswa mengerjakannya. hal ini untuk
melihat sejauh mana siswa bisa memahami konsep dari materi yang sudah dijelaskan
oleh guru, dan juga untuk mengajak siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru
dapat menyuruh siswa untuk membuat kelompok belajar / kelompok diskusi untuk
memecahkan suatu persoalan pada LKS yang kemudian akan didiskusikan di depan
kelas bersama-sama dengan guru. Dengan begini guru dapat mengukur kemampuan
siswa serta dapat membuat suasana kelas yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Bagaimana cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam memberi makna terhadap
objek matematika yang abstract agar dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.

Menurut Nur Hasanah (2010) matematika adalah ilmu yang abstrak, Matematika
dikatakan ilmu abstrak karena simbol-simbol yang ada dalam pembelajaran
matematika tidak terdapat dalam kehidupan nyata. Contoh sederhananya seperti
lingkaran, menurut Sukino (2007) pengertian / definisi lingkaran dalam matematika
ialah lengkungan tertutup yang kesemua titik pada lengkungan itu memiliki jarak
yang sama terhadap suatu titik tertentu di dalam lengkungan itu. Benda sehari-hari
yang kita jumpai seperti ban kendaraan, cincin, koin, dll. itu merupakan contoh benda
yang memiliki bentuk lingkaran, sedangkan lingkaran itu sendiri tidak nyata.
Dari penjelasan diatas, kita dapat memahami bahwa objek matematika itu bersifat
abstrak tetapi pengaplikasiannya dapat kita jumpai pada kehidupan sehari-hari. Hal
ini dapat kita terapkan dalam proses pembelajaran, dimana guru dapat membuat
media pembelajaran yang interaktif sehingga akan meningkatkan keingintahuan dari
siswa. Seperti contohnya, guru dapat membuat media pembelajaran untuk materi
bangun ruang yang masih berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga siswa
akan mudah untuk memahami konsep materi yang akan diajarkan. Selain dengan
pemberian media pembelajaran, guru juga dapat memberikan soal / tugas kepada
siswa yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Seperti contohnya, guru
meminta siswa untuk mengukur tinggi badan teman sekelas untuk dijadikan data pada
materi pembelajaran statistika, dengan begitu siswa lebih bisa mengerti serta
memahami materi. Dan pada era kemajuan teknologi seperti sekarang ini, guru dapat
pula menggunakan berbagai macam aplikasi atau media pembelajaran interaktif

3
Tugas belajar Strategi Pembelajaran Matematika
lainnya (seperti video animasi, power point, dll) hal ini juga akan meningkatkan rasa
penasaran dan keingintahuan siswa.

3. Perhatikan wacana berikut,

Ibu Marni seorang guru matematika, yang akan membelajarkan tentang mengenal
bilangan prima, dengan dua cara berikut:

Cara-1
Ibu Marni menjelaskan,
● bilangan prima adalah bilangan yang pembaginya hanya ada dua, yakni
bilangan 1 dan dirinya sendiri. Contohnya: 2, 3,5, 7 dll
● Setelah memberikan definisi dan contoh tersebut, B’ Marni meminta siswa
menyebutkan contoh bilangan prima yang lain.

Cara-2
Ibu Marni, bertanya jawab dengan siswa seperti berikut:
⮚ Guru : Anak-anak, pembagi bilangan 2 berapa ?
⮚ Siswa : 1 dan 2
⮚ Guru : pembagi bilangan 3 berapa ?
⮚ Siswa : 1 dan 3
⮚ Guru : pembagi bilangan 5 berapa ?
⮚ Siswa : 1 dan 3
⮚ Guru: bilangan berapa saja yang pembaginya 1 dan dirinya sendiri
⮚ Siswa : 7, 11, 13 dll
⮚ Guru : bilangan yang seperti kamu sebutkan, yakni 7, 11,13 … adalah bilangan
prima

Konteks yang pertama dalam matematika disebut dengan pola atau proses
berpikir deduktif ke arah induktif ( umum ke khusus), dan konteks yang kedua
disebut dengan pola atau proses berpikir induktif ke arah deduktif.

Menurut anda cara mana yang lebih mudah diterima siswa dalam memahami
bilangan prima. Dengan membaca buku sumber terkait dengan “ matematika
memiliki pola pikir deduktif” apakah cara-2 dibenarkan dalam pembelajaran
matematika? Jelaskan tanggapan anda.

Pembelajaran matematika secara induktif merupakan metode pembelajaran


dengan memberikan / mengolah materi pembelajaran dari yang bersifat khusus
ke umum. Dimulai dari pemberian contoh untuk kemudian memahami suatu
konsep. Menurut Joyce dkk (2000) ia membagi tiga poin utama dalam metode
pembelajaran induktif, yaitu : (1) pembelajaran konsep, (2) interpretasi data,
dan (3) aplikasi prinsip.
Dari pengertian diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa guru yang bertugas
untuk memberikan / memfasilitasi siswa atau menyimpulkan sebagai hasil dari
pembelajaran yang sudah dilakukan.
Sedangkan metode pembelajaran deduktif merupakan metode pembelajaran
dengan memberikan atau mengolah materi dari yang bersifat umum ke bersifat
khusus mengimplementasikannya memerlukan pendekatan kooperatif. Menurut

4
Kontark Perkuliahan P2M
Joyce (2000) pendekatan kooperatif dapat membentuk suatu sistem sosial dan
pemberian penguatan.
Dari kedua penjelasan diatas mengenai sistem pembelajaran, saya sebagai
seorang calon guru akan memilih menggunakan cara ke-2 karena menurut saya
lebih efektif dan efisien dari cara pertama. Pada cara ke-2 siswa diminta untuk
memahami konsep terlebih dahulu, kemudian setelah siswa memahaminya
maka guru dapat menarik kesimpulan bahwa semua bilangan yang habis dengan
1 dan bilangan itu sendiri maka itu merupakan bilangan prima.
Dan selain itu juga, cara kedua dapat membangun suasana kelas menjadi lebih
aktif serta membuat siswa lebih bersemangat dalam proses pembelajaran.

5
Tugas belajar Strategi Pembelajaran Matematika

Anda mungkin juga menyukai