Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Seisme

Gambar Seismograf (www.digi24.ro)


Seisme atau gempa bumi atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan earthquake, adalah getaran
yang berasal dari dalam bumi dan merambat sampai ke permukaan bumi disebabkan oleh
adanya tenaga endogen.
Ilmu yang secara khusus mempelajari gempa disebut seismologi, sedangkan ilmuwan yang
mengkhususkan diri untuk mempelajari gempa disebut seismolog. Mereka menggunakan alat
pengukur yang disebut seismograf atau seismometer.
Alat tersebut digunakan untuk mencatat pola gelombang gempa atau seismik dengan
memerhitungkan kekuatan sekaligus lama terjadinya gempa.

Ada beberapa istilah yang berhubungan dengan gempa bumi yaitu:

 Hiposentrum, yaitu titik pusat terjadinya gempa yang terletak di lapisan bumi bagian
dalam.
 Episentrum, yaitu titik pusat gempa bumi yang terletak di permukaan bumi, tegak lurus
dengan hiposentrum.
 Fokus, yaitu jarak antara hiposentrum dan episentrum.
 Isoseista, yaitu garis pada peta yang menghubungkan daerah-daerah yang mengalami
intensitas getaran gempa yang sama besarnya.
 Pleistoseista, yaitu garis pada peta yang menunjukkan daerah yang paling kuat menerima
goncangan gempa. Daerah tersebut terletak di sekitar episentrum.
 Homoseista, yaitu garis pada peta yang menghubungkan daerah yang menerima getaran
gempa yang pertama pada waktu yang bersamaan.
Proses Terjadinya Seisme

Proses terjadinya seisme (smartheilen.ga)


Seisme atau gempa bumi terjadi karena lempeng-lempeng kerak bumi bergerak perlahan saling
bergesekan, menekan, dan mendesak bebatuan.

Akibatnya, tekanan bertambah besar. Jika tekanannya besar, bebatuan di bawah tanah akan
pecah dan terangkat. Pelepasan tekanan ini merambatkan getaran yang menyebabkan gempa
bumi.

Setiap tahun, terjadi sekitar 11 juta gempa bumi dan 34.000-nya tergolong kuat.

Beberapa gempa terbesar di dunia terjadi karena proses subduksi. Dalam proses ini, terjadi
tumbukan antara dua lempeng dengan salah satu lempeng kerak bumi terdorong ke bawah
lempeng yang lain.
Lempeng samudra di laut menumbuk lempeng benua yang lebih tipis di darat. Lempeng samudra
yang jatuh dan bergesekan dengan lempeng di atasnya, melelehkan kedua bagian lempeng.

Tumbukan menghasilkan gunungapi dan menyebabkan gempa bumi.


1. Berdasarkan Faktor Penyebabnya
Berdasarkan penyebabnya gempa bumi dibedakan menajadi tiga yaitu:

 Gempa Bumi Runtuhan (Fall Earthquake)


Gempa bumi runtuhan terjadi akibat runtuh nya batu-batu raksasa di sisi gunung, atau akibat
runtuhnya gua-gua besar. Radius getarannya tidak begitu luas dan tidak begitu terasa di tempat
jauh.

 Gempa Bumi Vulkanik (Volcanic Earthquake)


Gempa bumi vulkanik terjadi akibat adanya aktivitas gunungapi. Dalam banyak peristiwa,
gempa bumi ini mendahului terjadinya erupsi gunungapi, tetapi lebih sering terjadi dalam waktu
bersamaan.

Getaran gempa vulkanik lebih terasa jika dibandingkan getaran gempa runtuhan, getarannya
terasa di daerah yang lebih luas.

 Gempa Bumi Tektonik (Tectonic Earthquake)


Gempa bumi tektonik terjadi akibat proses tektonik di dalam litosfer yang berupa pergeseran
lapisan batuan.
Gempa ini memiliki kekuatan yang sangat besar dan sebarannya meliputi daerah sangat luas.
Salah satu contohnya seperti gempa bumi yang terjadi di bumi Nanggroe Aceh Darussalam.

2. Berdasarkan Kedalaman Hiposentrum


Berdasarkan hiposentrum atau titik pusat terjadinya gempa yang terletak dari lapisan bumi
bagian dalam dibedakan menjadi 3 yaitu:
 Gempa Dangkal
Gempa Dangkal, memiliki kedalaman hiposentrum kurang dari 100 km di bawah permukaan
bumi.
 Gempa Menengah
Gempa Menengah, memiliki kedalaman hiposentrum antara 100 km–300 km di bawah
permukaan bumi.
 Gempa Dalam
Gempa Dalam, memiliki kedalaman hiposentrum antara 300–700 km di bawah permukaan bumi.
Sampai saat ini tercatat gempa terdalam yaitu 700 km.
3. Berdasarkan Jarak Gempa
Berdasarkan jaraknya, gempa dibedakan menajdi 3 jenis yaitu:

 Gempa Sangat Jauh


Gempa sangat jauh tejadi pada episentrum lebih dari 10.000 km.
 Gempa Jauh
Gempa jauh terjadi pada episentrum sekitar 10.000 km.
 Gempa Lokal
Gempa lokal terjadi pada episentrum kurang dari 10.000 km.
4. Berdasarkan Lokasi Gempa

Jika dilihat dari loaksi terjadinya, gempa dibedakan menjadi 2 yaitu:

 Gempa Daratan
Merupakan gempa yang episentrumnya berada di daratan dan memiiki peluang tsunami yang
kecil.

 Gempa Laut
Gempa yang episentrumnya berada di lautan dan memiliki potensi untuk terjadi tsunami.
5. Berdasarkan Episentrumnya
Berdasarkan episentrum gempa dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:

 Gempa Sentral
Gempa sentral adalah gempa yang episentrumnya berbentuk titik. Contohnya, gempa vulkanik
dan gempa rutinan.

 Gempa Linier
Gempa linier adalah gempa yang episentrumnya berbentuk garis. Contohnya, gempa tektonik.

Skala Intensitas Gempa


Charles Richter merupakan ahli seismologi Amerika yang mengembangkan pengukuran
kekuatan gempa atu yang sering dikenal dengan skala richter.
Richter menentukan dasar skalanya pada magnitudo dengan menggunakan rentang angka 1
sampai 9, semakin besar angka maka semakin besar magnitudonya.

Berikut adalah tabel skala gempa menurut Richter

Magnitudo Keterangan Rata-Rata Per Tahun Klasifikasi Umum


0 – 1,9 – 700.000 Goncangan Kecil
2 – 2,9 – 300.000 Goncangan Kecil
3 – 3,9 Kecil 40.000 Gempa Keras
4 – 4,9 Ringan 6.200 Gempa Merusak
5 – 5,9 Sedang 800 Gempa Destruktif
6 – 6,9 Kuat 120 Gempa Destruktif
7 – 7,9 Besar 18 Gempa Besar
8 – 8,9 Dahsyat 1 dalam 10-20 tahun Bencana Nasional
Dampak Seisme

kerusakan bangunan akibat gempa bumi


Seisme mengakibatakan banyak sekali kerugian baik secara fisik maupun sosial, antara lain:

 Kemiskinan dan Kelaparan


 Korban meninggal
 Kerusakan fasiliatas umum
 Banyak bangunan yang runtuh
 Gempa bumi yang besar bisa menyebabkan tsunami jika di daerah pesisir.
 Tanah retak dan jalan putus.

Anda mungkin juga menyukai