Analisis Kekuatan Material Hasil Las Gesek
Analisis Kekuatan Material Hasil Las Gesek
FENOMENA BAHAN 2
ANALISIS KEKUATAN MATERIAL HASIL LAS GESEK
Disusun oleh :
Kelompok 5
1.2. Tujuan
a. Mahasiswa mampu mengetahui prosedur uji tarik dan uji gesek.
b. Mahasiswa dapat menentukan tegangan tarik maksimal, tegangan yield, dan
persentase regangan.
1
c. Mahasiswa dapat membandingkan hasil pengujian raw material dan material hasil
las gesek.
1.3. Manfaat
a. Mahasiswa mampu mengetahui prosedur uji tarik dan uji gesek.
b. Mahasiswa dapat menentukan tegangan tarik maksimal, tegangan yield, dan
persentase regangan.
c. Mahasiswa dapat membandingkan hasil pengujian raw material dan material hasil las
gesek.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
2.2. Kurva Tegangan-Regangan
Persamaan penyusun representasi kurva tegangan-regangan berdasarkan
parameter-parameter berikut :
4
2.3. Pengelasan Gesek
Pengelasan gesek (friction welding) merupakan teknik pengelasan dengan
memanfaatkan panas yang ditimbulkan akibat gesekan. Permukaan dari dua bahan yang
akan disambung, salah satu berputar sedang lainnya diam, dikontakkan oleh gaya tekan.
Gesekan pada kedua permukaan kontak dilakukan secara kontinu sehingga panas yang
ditimbulkan oleh gesekan yang kontinu akan terus meningkat. Dengan gaya tekan dan
panas pada kedua permukaan hingga pertemuan kedua bahan mencapai suhu leleh
(melting temperature) maka terjadilah proses las. (M.Afifi, 2014)
Poedji Haryanto, dkk. (2018) Las gesek (Friction welding) merupakan proses
pengelasan yang memanfaatkan panas yang ditimbulkan akibat gesekan pada kedua
permukaan batang yang akan disambung. Gesekan yang berlangsung terus-menerus
akibat tekanan pada kedua permukaan, panas akan meningkat sampai mencapai pada
temperatur leleh (melting). Las gesek sangat baik digunakan untuk mengelas dua bahan
yang berbeda (dissimilar materials) dan batang yang mempunyai bentuk geometris yang
berbeda.
Pengelasan gesek mempunyai banyak kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan
proses pengelasan lainnya, diantaranya: tidak memerlukan fluks/selaput las, bahan
pengisi/elektroda ataupun gas dalam proses pengelasannya, tidak ada percikan api las
ataupun asap yang dihasilkan, tidak ada pencairan sehingga tidak ada cacat solidifikasi
yang terjadi (misalnya gas porositas, segregasi atau inklusi terak), dapat menyambung
dua buah logam yang berbeda (dissimilar) sehingga dapat mengurangi biaya bahan baku
dalam aplikasi pengelasan logam yang berbeda dan sebagainya. (Muhammad Iswar, dkk,
2012)
Gambar di bawah ini menunjukkan langkah-langkah dasar proses pengelasan
dengan gesekan dimana proses penyambungan logam yang terjadi disebabkan oleh
gesekan akibat perputaran logam satu terhadap lainnya di bawah pengaruh tekanan aksial
:
5
6
BAB III
METODOLOGI
b. Mesin Bubut
7
d. Raw Material
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
9
Berdasarkan grafik hasil pengujian tarik sambungan las gesek diatas, terlihat jika
pada putaran rendah dengan durasi yang lebih singkat akan menghasilkan kekuatan tarik
yang tinggi. Bila pada putaran rendah ini durasi gesek dinaikan lagi maka kekuatan
tariknya akan menurun. Hal tersebut terjadi karena pada saat durasi gesek yang lebih
kecil temperatur dapat melelehkan material dengan baik dan terbentuklah material lebih
ulet pada sambungan las gesek ini. Akan tetapi, ketika durasi pengelasan diperlama,
maka, Tapi dengan ditambahnya durasi gesek temperatur gesekan akan kembali
memurun, sehingga suhu puncak tidak akan dapat bertahan lama dan membuat material
tidak sepenuhnya meleleh serta menjadi lebih ulet. Lalu, untuk putaran tinggi,
kecenderungannya akan menghasilkan material dengan kekuatan tarik yang besar ketika
memiliki durasi pengelasan yang lama. Hal ini terjadi karena pada pengelasan dengan
durasi yang singkat belum mampu melelehkan material sambungan dengan baik dan
membuat sambungan las masih sedikit getas dan menghasilkan nilai kekuatan tarik yang
kecil. Sedangkan, ketika pengelasan gesek dilakukan dalam jangka waktu lebih lama
namun dengan putaran, yang tinggi seperti sebelumnya, maka titik leleh material dapat
dicapai dan material sambungan las akan mengalami peningkatan keuletan. Akan tetapi,
ketika durasi diperpanjang, maka kemungkinan suhu akibat gesekan akan berkurang
karena gesekan material yang terjadi juga akan berkurang. Sehingga, kecenderungannya,
material sambungan las ini akan mengalami penurunan kekuatan tarik apabila durasi las
gesek terlalu lama.
Kondisi dari nilai kekuatan tarik sambungan las gesek, yang didapat dari praktikum
ini, telah sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kumar dkk, 2017, jika pada putaran
rendah dengan durasi yang lebih singkat akan menghasilkan kekuatan tarik yang tinggi.
Bila pada putaran rendah ini durasi gesek dinaikan lagi maka kekuatan tariknya akan
menurun. Hal tersebut karena pada saat durasi gesek yang lebih kecil temperatur puncak
dapat dihasilkan. Tapi dengan ditambahnya durasi gesek temperatur gesekan akan
kembali memurun. Hal tersebutlah yang mempengaruhi kekuatan tarik sambungan las
gesek. Sedangkan, pada tahun 2014, Kumar,dkk , menyampaikan jika untuk putaran
tinggi cenderung memiliki kekuatan tarik yang lebih besar, jika durasi geseknya besar
pula. Hal tersebut karena pada putaran tinggi dengan durasi gesek yang kecil belum
tercapai temperatur puncak. Sedangkan dengan ditambahnya durasi gesek menjadi lebih
besar dari durasi gesek sebelumnya tapi dengan putaran yang sama, maka akan dapat
10
menghailkan temperatur puncak. Namun bila durasi gesek ditingkatkan lagi
kemungkinan kekuatan tariknya akan menurun.
11
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
• Ketika proses pengelasan dilakukan dalam kecepatan putar yang rendah, namun dalam
jangka waktu yang singkat, maka akan menghasilkan kekuatan tarik dari material
sambungan las dengan nilai lebih tinggi atau bisa dikatakan material ini menjadi lebih
ulet. Sedangkan, ketika proses pengelasan gesek dilakukan pada kecepatan putar yang
rendah namun dengan durasi waktu yang lama, material dari sambungan las ini akan
mengalami penurunan pada kekuatan tariknya.
• Ketika proses pengelasan dilakukan dalam kecepatan putar yang tinggi namun dalam
jangka waktu yang singkat, maka kecenderungan dari material sambungan las ini
akan memiliki tingkat kekuatan tarik yang rendah. Sedangkan, jika pengelasan gesek
dilakukan pada kecepatan putar yang tinggi namun dengan durasi yang lebih lama,
material pada sambungan las menjadi lebih tinggi. Akan tetapi, apabila durasi
pengelasan gesek dilakukan pada rentang waktu yang sangat lama dengan kecepatan
putar yang tinggi, maka kekuatan tarik dari material ini juga akan mengalami
kecenderungan untuk mengecil.
5.2. Saran
• Pastikan specimen tercengkram dengan baik pada saat proses pengujian tarik agar
hasil atau nilai kekuatan tarik yang di dapat presisi.
• Pastikan specimen pengujian tarik telah dikondisikan atau dibentuk sesuai dengan
ukuran standar ASTM E8, namun dengan tidak memutuskan sambungan las gesek
yang terbentuk. Sehingga, hasil dari pengujian ini akan memiliki keakuratan yang
tinggi.
• Diharapkan praktikan tetap menggunakan Alat Pelindung Diri yang lengkap untuk
mencegah dan meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.
12
DAFTAR PUSTAKA
13