Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten
dan irreversibel, sedangkan gangguan fungsi ginjal yaitu penurunan laju
filtrasi glomerulus yang dapat digolongkan dalam kategori ringan, sedang dan
berat (Mansjoer, 2017).
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan
gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan
tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan
dan elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain
dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2016)
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang
progresif dan lambat, biasanya berlangsung beberapa tahun, Slamet. (2013)

B. ETIOLOGI
Etiologi adalah sebagai berikut : Slamet. (2013)
1 Infeksi misalnya pielonefritis kronik, glomerulonefritis
2 Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna,
nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis
3 Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik,
poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif
4 Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal
polikistik,asidosis tubulus ginjal
5 Penyakit metabolik misalnya DM,gout,hiperparatiroidisme,amiloidosis
6 Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbal
7 Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli
neoplasma, fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah:
hipertropi prostat, striktur uretra, anomali kongenital pada leher kandung
kemih dan uretra.
8 Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis.

C. PATOFISIOLOGI
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk
glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa
nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume
filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan
penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk
berfungsi sampai ¾ dari nefron–nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut
menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis
osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang
rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik
dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul
gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang
80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin
clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu.
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang
normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi
uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan
produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia
membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2016).
PATHWAY

Sumber : Brunner & Suddarth (2016)


D. MANIFESTASI KLINIS
1. Manifestasi klinik antara lain (Long, 2015)
a. Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat
badan berkurang, mudah tersinggung, depresi
b. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas
dangkal atau sesak nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem
yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga
sangat parah.
2. Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2014 ) antara lain : hipertensi,
(akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin - angiotensin
– aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem pulmoner (akibat cairan
berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi pada lapisan perikardial oleh
toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot,
kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi).
3. Manifestasi klinik menurut Suyono (2014) adalah sebagai berikut:
a. Gangguan kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi
perikardiac dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan
irama jantung dan edema.
b. Gannguan Pulmoner
Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara
krekels.
c. Gangguan gastrointestinal
Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan
metabolisme protein dalam usus, perdarahan pada saluran
gastrointestinal, ulserasi dan perdarahan mulut, nafas bau ammonia.
d. Gangguan muskuloskeletal
Resiles leg sindrom ( pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan),
burning feet syndrom ( rasa kesemutan dan terbakar, terutama
ditelapak kaki ), tremor, miopati ( kelemahan dan hipertropi otot – otot
ekstremitas.
e. Gangguan Integumen
kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning – kuningan akibat
penimbunan urokrom, gatal – gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh.
f. Gangguan endokrim
Gangguan seksual : libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan
menstruasi dan aminore. Gangguan metabolic glukosa, gangguan
metabolic lemak dan vitamin D.
g. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa
biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan
natrium dan dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipomagnesemia,
hipokalsemia.
h. System hematologi
anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi eritopoetin,
sehingga rangsangan eritopoesis pada sum – sum tulang berkurang,
hemolisis akibat berkurangnya masa hidup eritrosit dalam suasana
uremia toksik, dapat juga terjadi gangguan fungsi trombosis dan
trombositopeni

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Didalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi
maka perlu pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan baik secara medis
ataupun kolaborasi antara lain : Brenda G Bare. (2016)
1. Pemeriksaan lab.darah
2. Urine
a. urine rutin
b. urin khusus : benda keton, analisa kristal batu
3. pemeriksaan kardiovaskuler
4. Radidiagnostik

F. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga
yaitu : Brenda G Bare. (2016)
a. Konservatif
 Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
 Observasi balance cairan
 Observasi adanya odema
 Batasi cairan yang masuk
b. Dialysis
 peritoneal dialysis
biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency. Sedangkan
dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat
akut adalah CAPD ( Continues Ambulatori Peritonial
Dialysis )
 Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena
dengan menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis
dilakukan melalui daerah femoralis namun untuk
mempermudah maka dilakukan :
1) AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
2) Double lumen : langsung pada daerah jantung
(vaskularisasi ke jantung )
c. Operasi
a. Pengambilan batu
b. transplantasi ginjal

2. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan medis pada gagal ginjal kronik adalah: Menurut Kowalak,
Welsh, & Mayer (2017)
a. Diit
b. Pemberian obat
c. Transfusi sel darah merah untuk mengatasi anemia
d. Dialisis
e. Transplantasi ginjal
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITAS

A. PENGKAJIAN
PengkajianPengkajian merupakan dasar utama proses perawatan yang akan
membantudalam penentuan status kesehatan dan pola pertahanan
pasien,mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan pasien serta merumuskan
diagnosekeperawatan (Smeltezer and Bare, 2013: Kinta, 2012).
1. Anamnesi
a. Identitas pasien
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir,
umur,tempat lahir, asal suku bangsa, agama, nama orang tua, pekerjaan
orangtua, penghasilan orang tua.
b. Keluhan utama
Kelemahan , susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan tidur,
takikardi, tacipnea pada waktu melakukan aktivitas dan koma.
c. Riwayat kesehatan pasien dan pengobatan sebelumnya
Berapa lama pasien sakit, bagaimana penanganannya, mendapat terapi apa,
bagaimanacara minum obatnya apakan teratur atau tidak, apasaja yang
dilakukanpasien untuk menaggulangi penyakitnya.
d. Aktifitas/istirahat: Kelelahan ekstrem, kelemahan, malaise, gangguan tidur
(insomnia/gelisah atau samnolen), kelemahan otot, kehilangan tonus,penurunan
rentang gerak.
e. Sirkulasi Adanya riwayat hipertensi lama atau berat, palpatasi, nyeri dada
(angina),hipertensi, nadi kuat, edema jaringan umum dan pitting pada kaki,
telapaktangan, nadi lemah, hipotensi ortostatik menunjukkan hipovolemia yang
jarang pada penyakit tahap akhir, pucat, kulit coklat kehijauan,
kuning,kecenderungan perdarahan.
f. Integritas ego
Faktor stress, perasaan tak berdaya, taka da harapan, taka da kekuatan,menolak,
ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian.
g. Eliminasi
Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (pada gagal ginjal tahap
lanjut),abdomen kembung, diare, atau konstipasi, perubahan warna urine,
contohkuning pekat, merah, coklat, oliguria.
h. Makanan/Cairan
Peningkatan berat badan cepat (oedema), penurunan berat badan(malnutrisi),
anoreksia, nyeriulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedappada mulut
(pernapasan ammonia), penggunaan diuretic, distensiabdomen/asietes,
pembesaran hati (tahap akhir), perubahan turgor kulit/kelembaban, ulserasi
gusi, perdarahan gusi/lidah
i. Neurosensori
Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot/kejang, syndrome “kaki
gelisah”,rasa terbakar pada telapak kaki, kesemutan dan kelemahan,
khususnyaekstremitas bawah, gangguan status mental, contoh penurunan
lapangperhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori,
kacau,penurunan tingkat kesadaran, stupor, kejang, fasikulasi otot, aktivitas
kejang,rambut tipis, kuku rapuh dan tipis
j. Nyeri/kenyamanan
Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/nyeri kaki danperilaku
berhatihati/distraksi, gelisah.
k. Pernapasan
Napas pendek, dyspnea, batuk dengan/tanpa sputum kentaldan banyak,
takipnea, dyspnea, peningkatan frekuensi/kedalaman dan batukdengan sputum
encer (edema paru).
l. Keamanan
Kulit gatal, ada/berulangnya infeksi, pruritus, demam (sepsis,dehidrasi),
normotermia dapat secara actual terjadi peningkatan pada pasienyang
mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal, petekie, area ekimosispada
kulit, fraktur tulang, keterbatasan gerak sendi.
m. Seksualitas Penurunan libido, amenorea, infertilitas.
n. Interaksi social
Kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja,mempertahankan
fungsi peran biasanya dalam keluarga.
o. Penyuluhan/Pembelajaran
Riwayat Diabetes Melitus (resiko tinggi untukgagal ginjal), penyakit polikistik,
nefritis herediter, kalkulus urenaria,maliganansi, riwayat terpejan pada toksin,
contoh obat, racun lingkungan,penggunaan antibiotic nefrotoksik saat
ini/berulang

2. Diagnosa keperawatan
a. Defisit nutrisi
b. Kelebihan volumen cairan
c. Kerusakan integritas kulit
d. Gangguan pertukaran gas
e. Introleransi aktivitas
f. Resiko penurunan curah jantung
g. Perfusi perifer tidak efektif
h. Nyeri akut

3. Intervensi Keperawatan
Tahap perencanaan memberi kesempatan kepada perawat, pasien,keluarga, dan orang
terdekat pasien untuk merumuskan rencana tindakankeperawatan guna mengatasi
masalah yang dialami pasien. Tahap perencanaanini memiliki beberapa tujuan
penting, diantaranya sebagai alat komunikasi antar sesame perawat dan tim kesehatan
lainnya, meningkatkan kesinambunganasuhan keperawatan bagi pasien, serta
mendokumentasikan proses dan kriteriahasil asuhan keperawatan yang ingin dicapai.
Unsur terpenting dalam tahapperencanaan ini adalah membuat orioritas urutan
diagnoa keperawatan,

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan langkah keempat dalam proses asuhankeperawatan dengan
melaksanakan berbagai strategi kesehatan (tindakankeperawatan) yang telah
direncanakan dalam rencana tindakan keperawatanyang di prioritaskan. Proses
pelaksanaan imolementasi harus berpusat kepadakebutuhan pasien, faktor-faktor lain
yang mempengaruhi kebutuhankeperawatan, strategi implementasi keperawatan dan
kegiatan komunikasi(Kozier et al., 2010)

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan suatu proses yang berkelanjutan untuk menilai efekdari tindakan
keperawatan pada pasien. Evaluasi dilakukan terus-menerusterhadap respon pasien
pada tindakan keperawatan yang telah dilakukan.Evaluasi proses atau promotif
dilakukan setiap selesai tindakan.
FORMAT PENGKAJIAN PADA ANAK

I. PENGKAJIAN
a. Tanggal pengkajian : 14-02-2022
b. Tanggal masuk : 09-02-2022
c. Identitas Pasien
1) Nama : MI
2) Alamat : ACEH TAMIANG
3) Tanggal lahir /Usia : 20-01-2008/ 14 Tahun
4) Jenis Kelamin : Laki-laki
5) Agama : Islam
6) Diagnosa Medis : CKD
7) Penanggung Jawab : Keluarga
8) Nama Orangtua
 Ayah : Tn. T
 Ibu : Ny. H
9) Pekerjaan Orangtua : IRT
d. Keluhan Utama : pasien mengatakan nyeri dikepala disertai
dengan nyeri perut dan muntah.
e. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Serangan :
2) Karakteristik :
3) Kondisi yang berhubungan dengan serangan :
f. Riwayat Masa Lalu
1) Kehamilan : kehamilan cukup bulan dan rajin kontrol ke
dokter kandung.
2) Persalinan : pasien anak ke 4 dari 5 bersaudara, lahir
normal, BBl 3500 gram, langsung menangis dan tidak ada riwayat
NICU
3) Kelahiran
 BBL/PBL : 3500 kg / 52 cm
 Kondisi kesehatan : baik dan tidak ada masalah
4) Alergi : tidak ada masalah
5) Pertumbuhan dan Perkembangan
Motorik Kasar Motorik Halus Bicara Sosial
Baik Baik Baik Baik

6) Imunisasi ( Pasien imunisasi lengkap )


A. Dasar B. Ulangan
BCG :1 X Pada umur : 1 bulan Pada : Sekali imunisasi
Umur
DPT :1 X Pada umur : 2 bulan Pada : 3, 4, dan 18 bulan
Umur
Polio :1 X Pada umur : 4 bulan Pada : 2, 3,4, bulan
Umur
Campak :1 X Pada Umur : 9 bulan

g. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala dan leher
Hal yang dikaji Keterangan
Bentuk Simetris, tidak ada benjolan/lesi
Rambut Bersih dan memiliki rambut tipis
Mata Simetris, konjungtiva tidak anemia
Telinga Simetris, dan tidak ada kelainan
Hidung Simetris, hidung berlubang kanan dan kiri
Mulut Semetris, bibir tidak ada sianosis dan lembab
Leher Simestri, tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening
2) Jantung
Inspeksi Bentuk dan kondisi dada simetris
Palpasi Simetris, tidak ada benjolan dipermukaan
dada
Perkusi Normal berbunyi Lub-Dup (redup)
Auskultasi Normal, tidak terdapat suara murmur
BJ I > BJ II

3) Paru-paru
Inspeksi Simetris, tidak ada kelainan
Palpasi Gerakan dada simetris
Perkusi Suara sonor
Auskultasi Bunyi paru normal

4) Abdomen
Inspeksi Tidak ada lesi, perut tampak kembung
Palpasi Nyeri didaerah perut kudrat 7 dan 9 (right
Iliac dan laft Iliac
Perkusi Timpani
Auskultasi 35x/menit

5) Sistem integumen
Tanggal Warn Turgor Mukosa Capilarry Kelainan
a kulit bibir refill
14-02- Pucat Kembali Lembab CRT>2 edema
2022 lambat detik

6) Reflek bayi
Refleks Keterangan
Sucking -
Rooting -
Graping -
Babinski -
Tonic neck -
Morro -

h. Eliminasi
Intake : 350 cc
Ouput : tidak ada
i. Nutrisi dan cairan
1) Antropometri
 BB : 32 kg (normal)
 TB : 137 cm
2) Z-score
a) BB/U : 82 %
b) TB/U : 97 %
c) BB/TB : 95 %
3) Diet : lunak ( nasi.buah dan sayur) 3 x sehari
4) Cairan : 350 cc/ hari
j. Genogram

Ket :
: laki-laki meninggal
: perempuan meninggal
: laki-laki
: perempuan
: pasien

k. Hasil laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Tanggal
16/02/2022
Darah rutin Hemoglobin : 6,0 g/dL 14,0 - 17,0
Hematokrit : 16 % 45 - 55
Eritrosit : 2.0 106/mm3 4,7 - 6,1
MCHC : 37 % 32 – 36
LED : 54 mm/jam ˂15
Eosinofil : 15 % 0-6
Netrofil batang : 0 % 2-6
Albumin : 1,77 g/dL 3,5-5,2
Kalsium : 7,1 mg/dL 8,6-10,3
Ureum : 44 mg/dL 13-43
Kreatinin : 6,91 mg/dL 0,67-1,17
Klorida : 97 mmol/L 98-106

l. Terapi
Nama obat Cara pemberian Dosis
Omeprazole IV 20 mg/12 jam
Furosemid DRIP 60 mg/8 jam+Dex
5% 50 cc
Ceftriaxone IV 1 gr/ 12 jam
Dopemed P.O 80mg/8 jam
Valsartan P.O 80mg/24 jam
Lisinopril P.O 2,5mg/24 jam
Ca laktat P.O 500mg/12 jam
Paracetamol I.V K/P
Nifedipin S/L K/P
Ksr P.O Tab 1/8 jam
Ondasentron I.V 20 mg/12 jam
Clonidin I.V 75meg/12 jam
Lacto B P.O Sach/12 jam
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KELOLAAN)

ANALISA DATA
N DATA MASALAH
O
1 DS : pasien mengatakan nyeri dikepala dan di Nyeri akut
perut
DO :
 Kesadaran : compos mentris
 K/U : lemah
 Pasien terpasang stopper
 HR : 87 x/m
 RR : 22 x/m
 T : 36,9 °C
 TD :180/100 mmHg
 P : Nyeri didaerah kepala dan perut
 Q : Seperti ditusuk-tusuk
 R : bagian kepala dan perut
 S : 5 Nrs
 T : terus menerus

DS : pasien mengatakan lemas dan mual muntah Ketidak efektifan perfusi


DO : jaringan perifer
 Kesadaran : compos mentris
 K/U : lemah
 Pasien tampak pucat
 Pasien tampak lemas
 CRT > 2 detik
 Akral hangat
 HR : 87 x/m
 RR : 22 x/m
 T : 36,9 °C
 TD :180/100 mmHg
 Hemoglobin : 6,0
DS : pasien mengatakan tidak bisa BAK Kelebihan volume cairan
DO :
 Kesadaran : compos mentris
 K/U : lemah
 Pasien tampak lemas
 CRT : > 2 dtk
 BAK tidak ada
 Pasien edema derajat 2
 HR : 87 x/m
 RR : 22 x/m
 T : 36,9 °C
 TD :180/100 mmHg
 BB : 32 kg
 Albumin : 1,77
 Ureum : 44
 Kreatinin : 6,91
 Klorida : 97
 Intake : 350 cc
 Ouput : tidak ada
 Pasien menggunakan CAPD
Pemasukan : 2000 ml
Pengeluaran : 2100 ml

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
2. ketidak efektifan perfusi jaringan perifer
3. kelebihan volume cairan
RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosis Tujuan dan Kriteria Intervensi


Keperawatan Hasil
1. Nyeri akut Setelah dilakukan  Kaji TTV
asuhan keperawatan  Kaji skala nyeri (PQRST)
diharapkan nyeri  Kaji penyebab nyeri
berkurang dengan  Ajarkan teknik relaksasi
kriteria hasil: ( napas dalam)
a. Mampu  Atur posisi semi fowler
mengontrol nyeri.  Anjurkan minum obat
b. Skala nyeri dapat teratur
berkurang
 Kolaborasi dengan dokter
( 0 Nrs )
untuk pemberian obat
(Omeprazole dan
Ceftriaxone )

2. ketidak efektifan Setelah dilakukan  Monitor TTV


perfusi jaringan asuhan keperawatan  Monitor kemerahan atau
perifer diharapkan ketidak bengkak pada ekstemitas
efektifan perfusi  Monitor hasil lab
jaringan perifer  Kaji CRT
meningkat dengan  Anjurkan minum obat
kriteria hasil: secara teratur
a. TTV dalam batas  Kolaborasi dengan dokter
normal untuk pemberian obat
b. Hasil lab dalam (Dopemed, Paracetamol
batas normal dan Valsartan)

3. Kelebihan Setelah dilakukan  Monitor TTV


volume cairan tindakan keperawatan  Monitor intake dan output
diharapkan cairan
keseimbangan cairan  Monitor BB
meningkat  Monitor indikasi cairan
Kriteria hasil: ( edema dan asites)
a. Edema  Periksa tanda dan gejala
berkurang hypervolemia
b. Nilai ureum dan  Anjurkan sedikit minum
kreatinin dalam  Anjurkan diet rendah
batas normal garam
c. ttv dalam batas  Kolaborasi dengan dokter
normal untuk pemberian obat
(furosemid)

IMPLEMENTASI
NO Hari / tgl/ Implementasi Respon TTD
pukul
1 Rabu  Mengkaji TTV DS : pasien mengatakan
16/2/2022  Mengkaji skala nyeri nyeri dikepala dan di perut
(PQRST) DO :
20:45  Mengkaji penyebab nyeri  Kesadaran : compos
 Mengajarkan teknik mentris
relaksasi ( napas dalam)  K/U : lemah
 Mengatur posisi semi  Pasien terpasang
fowler stopper
 Menganjurkan minum  HR : 90 x/m
obat teratur  RR : 21 x/m
 Kolaborasi dengan  T : 37 °C
tenaga medis lainnya  TD :160/100 mmHg
 P : Nyeri didaerah
kepala dan perut
 Q : Seperti ditusuk-
tusuk
 R : bagian kepala
dan perut
 S : 4 Nrs
 T : hilang timbul

2. Rabu  Memonitorkan TTV DS : pasien mengatakan


lemas dan mual muntah
16/2/2022  Memonitorkan
kemerahan atau bengkak DO :
20 : 50 pada ekstemitas  Kesadaran : compos
 Memonitorkan hasil lab mentris
 Mengkaji CRT  K/U : lemah
 meganjurkan minum obat  Pasien tampak pucat
secara teratur  Pasien tampak lemas
 Kolaborasi pemberian  CRT >2 detik
obat  Akral hangat
 HR : 90 x/m
 RR : 21 x/m
 T : 37 °C
 TD :160/100 mmHg
 Hemoglobin : 6,0

3. Rabu DS : pasien mengatakan


tidak bisa BAK
16/2/2022  Memonitorkan TTV
 Memonitorkan intake dan DO :
22: 10 output cairan  Kesadaran : compos
 Memonitorkan BB mentris
 Memonitorkan indikasi  K/U : lemah
cairan ( edema dan asites)  Pasien tampak pucat
 memeriksa tanda dan  Pasien tampak lemas
gejala hypervolemia  CRT: > 2 dtk
 menganjurkan sedikit  BAK tidak ada
minum  Pasien edema derajat
 menganjurkan diet rendah 2
garam  HR : 90 x/m
 Kolaborasi dengan tenaga  RR : 21 x/m
medis lainnya  T : 37 °C
 TD :160/100 mmHg
 BB : 32 kg
 Ureum : 44
 Kreatinin : 6,91
 Klorida : 97
 Intake : 350 cc
 Ouput : tidak ada
 Pasien menggunakan
CAPD
Pemasukan : 2000 ml
Pengeluaran : 2150
ml
IMPLEMENTASI
NO Hari / tgl/ Implementasi Respon TTD
pukul
1 Kamis  Mengkaji TTV DS : pasien mengatakan
17/2/2022  Mengkaji skala nyeri nyeri dikepala dan di perut
(PQRST) DO :
20:45  Mengkaji penyebab nyeri  Kesadaran : compos
 Mengajarkan teknik mentris
relaksasi ( napas dalam)  K/U : lemah
 Mengatur posisi semi  Pasien terpasang
fowler stopper
 Menganjurkan minum  HR : 89 x/m
obat teratur  RR : 21 x/m
 Kolaborasi dengan  T : 37 °C
tenaga medis lainnya  TD :140/90 mmHg
 P : Nyeri didaerah
kepala dan perut
 Q : Seperti ditusuk-
tusuk
 R : bagian kepala
dan perut
 S : 4 Nrs
 T : hilang timbul

2. Kamis  Memonitorkan TTV DS : pasien mengatakan


lemas dan mual muntah
17/2/2022  Memonitorkan
kemerahan atau bengkak DO :
20 : 50 pada ekstemitas  Kesadaran : compos
 Memonitorkan hasil lab mentris
 Mengkaji CRT  K/U : lemah
 meganjurkan minum obat  Pasien tampak pucat
secara teratur  Pasien tampak lemas
 Kolaborasi pemberian  CRT >2 detik
obat  Akral hangat
 HR : 89 x/m
 RR : 21 x/m
 T : 37 °C
 TD :140/90 mmHg
 Hemoglobin : 6,0

3. Kamis DS : pasien mengatakan


tidak bisa BAK
17/2/2022  Memonitorkan TTV
 Memonitorkan intake dan DO :
07: 10 output cairan  Kesadaran : compos
 Memonitorkan BB mentris
 Memonitorkan indikasi  K/U : lemah
cairan ( edema dan asites)  Pasien tampak pucat
 memeriksa tanda dan  Pasien tampak lemas
gejala hypervolemia  CRT: > 2 dtk
 menganjurkan sedikit  BAK tidak ada
minum  Pasien edema derajat
 menganjurkan diet rendah 2
garam  HR : 89 x/m
 Kolaborasi dengan tenaga  RR : 21 x/m
medis lainnya  T : 37 °C
 TD :140/90 mmHg
 BB : 32 kg
 Ureum : 44
 Kreatinin : 6,91
 Klorida : 97
 Intake : 350 cc
 Ouput : tidak ada
 Pasien menggunakan
CAPD
Pemasukan : 2000 ml
Pengeluaran : 2100
ml
EVALUASI
NO Hari/tgl/pukul Evaluasi TTD
1. 18/2/2022 S : pasien mengatakan nyeri dikepala dan
di perut sedikit berkurang
10 : 00
O:
 Kesadaran : compos mentris
 K/U : lemah
 Pasien tampak pucat
 Pasien tampak lemas
 Pasien terpasang stopper
 HR : 92 x/m
 RR : 22 x/m
 T : 36.7 °C
 TD :127/75 mmHg
 P : Nyeri didaerah kepala dan
perut
 Q : Seperti ditusuk-tusuk
 R : bagian kepala dan perut
 S : 3 Nrs
 T : hilang timbul
A: nyeri akut belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
 Mengkaji TTV
 Mengkaji skala nyeri (PQRST)
 Mengkaji penyebab nyeri
 Mengajarkan teknik relaksasi ( napas
dalam)
 Mengatur posisi semi fowler
 Menganjurkan minum obat teratur
 Kolaborasi dengan tenaga medis
lainnya (Omeprazole dan Ceftriaxone)
2. Jumaat S : pasien mengatakan masih lemas dan
mual muntah
18/2/2022
O:
10 :30
 Kesadaran : compos mentris
 K/U : lemah
 Pasien tampak pucat
 Pasien tampak lemas
 HR : 92 x/m
 RR : 22 x/m
 T : 36.7 °C
 TD :127/75 mmHg
 Hemoglobin : 6,0
A: ketidak efektifan perfusi jaringan perifer
(belum teratasi)
P : intervensi dilanjutkan
 Memonitorkan TTV
 Memonitorkan kemerahan atau
bengkak pada ekstemitas
 Memonitorkan hasil lab
 Mengkaji CRT
 Meganjurkan minum obat secara
teratur
 Kolaborasi pemberian obat (Dopemed,
Paracetamol dan Valsartan)

3. S : pasien mengatakan tidak bisa BAK


O:
18/2/2022
 Kesadaran : compos mentris
10 :45  K/U : lemah
 CRT: < 2 dtk
 Edema derajat 2
 BAK tidak ada
 HR : 92 x/m
 RR : 22 x/m
 T : 36.7 °C
 TD :127/75 mmHg
 Ureum : 44
 Kreatinin : 6,91
 Klorida : 97
 Intake : 350 cc
 Ouput : tidak ada
 Pasien menggunakan CAPD
Pemasukan : 2000 ml
Pengeluaran : 2100 ml
A : Kelebihan volume cairan (belum
teratasi)
P : intervensi dilanjutkan
 Memonitorkan TTV
 Memonitorkan intake dan output cairan
 Memonitorkan BB
 Memonitorkan indikasi cairan ( edema
dan asites)
 memeriksa tanda dan gejala
hypervolemia
 menganjurkan sedikit minum
 menganjurkan diet rendah garam
 Kolaborasi dengan tenaga medis lainnya
- Ca laktat
- Ksr
- Furosemid
- Lacto B
- Dan tetap menggunakan CAPD 4
x sehari

Anda mungkin juga menyukai