Anda di halaman 1dari 5

Nama : Abi Ardana

NPM : 0320013702

Mata Kuliah : Pengelolaan Sumber Daya Laut dan Pesisir

Dosen Pengampu : Heri Ariadi S.Pi,MP

Road Map
PENGELOLAAN RUANG WILAYAH PESISIR DAN LAUTAN SEIRING DENGAN
PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DI PROVINSI JAWA BARAT

Evaluasi
3
5
Pemantauan/
Terwujudnya
survei lokasi
pembangunan
wilayah pesisir
yang
berkelanjutan
2

Penyusunan
rencana tata
ruang untuk
pembangunan
wilayah pesisir 1

Kajian Awal
Permasalahan
Pada Wilayah
Pesisir
Permasalahan

Wilayah Pesisir

Kerusakan fisik Over- Konflik


habitat ekosistem eksploitasi Pencemaran pemanfaatan Permasalahan
pesisir sumberdaya ruang klasik
hayati laut

Kerusakan fisik Meskipun secara Sumber utama Penyebabnya Keterbatasan


terjadi pada nasional pencemaran pesisir karena belum sumber dana
ekosistem sumberdaya dan lautan terdiri adanya aturan yang pembangunan,
mangrove, terumbu perikanan laut baru dari tiga jenis jelas baik dari segi rendahnya kualitas
karang dan rumput dimanfaatkan kegiatan di darat, hukum maupun sumberdaya
laut. Kerusakan ini sekitar 58,5 % , yaitu kegiatan substansi mengenai manusia,
kegiatan perikanan namun di beberapa industri, kegiatan penataan ruang kemiskinan
yang bersifat kawasan,beberapa rumah tangga, dan wilayah pesisir dan masyarakat pesisir,
destruktif stok sumberdaya kegiatan pertanian. lautan. kurangnya
(merusak). perikanan telah koordinasi antar
mengalami kondisi pelaku
tangkap lebih pembangunan, dan
(overfishing). lemahnya
mnkjn penegakan hukum.

-Memberikan -Memberikan -Membuat papan -Harus ada izin dari -Diadakan Koperasi
sosialisasi kepada sosialisasi terhadap informasi, Larangan pihak setempat dan mengadakan
masyarakat mengenai para nelayan dan untuk tidak atau surat kegiatan
larangan perusakan di masyarakat membuang sampah
wewenang agar masyarakat yang
daerah tersebut. di sekitar pantai
-Memakai surat izin tidak terjadi dapat memberikan
secara sembarangan
-Membuat papan dalam melakukan kesalahpahaman profit kepada
informasi dan penangkapan ikan -Diberikan masyarakat.
diberikan pasal yang pengarahan dari -Saling menghargai
terkait dengan -Alat penangkapan pihak yang terkait agar tidak ada dari -Mengadakan
larangan dari tindakan harus sesuai dengan salah satu pihak bimbingan
tersebut anjuran alat tangkap -Mengadakan kerja yang dirugikan belajar(sekolah)
yang diperbolehkan bakti di sekitar
tanpa dipungut
-Jika melanggar dapat wilayah pesisir.
-Memberikan denda biaya
dikenakan sanksi atau
denda. guna untuk -Membuat
-Saling bekerja
memberikan efek IPAL(Instalasi
jera terhadap pelaku Pembungan Air sama dalam segi
Limbah) pembangunan
Kebijakan pedoman
pelaksanaan kebijakan Kebijakan pembangunan kelautan harus bersifat
pembangunan pesisir “Constraint-based development” dengan pengertian
dan laut bahwa setiap kegiatan pembangunan di wilayah pesisir,
harus memenuhi segenap kriteria pembangunan
berkelanjutan (sustainable development).

Kebijakan pembangunan pesisir dan laut harus


berorientasi kepada kepentingan umum, bukan
kepentingan perorangan atau golongan, apalagi untuk
kepentingan pejabat birokrasi.
yaitu secara ekonomi efisien
dan optimal (economically
sound), secara sosialbudaya
Kebijakan pembangunan pesisir dan laut harus
berkeadilan dan dapat
merupakan milik umum (public domain).
diterima (socio-culturally
accepted and just), secara
ekologis tidak melampaui
daya dukung lingkungan
Kebijakan pembangunan pesisir dan laut harus
(environmental friendly),dan
berorientasi kepada pemberdayaan masyarakat (seluruh
secara politis dapat
stakeholder kelautan).
memperkokoh kesatuan serta
persatuan bangsa.

Kebijakan pembangunan pesisir dan laut semaksimal mungkin


diusahakan untuk tidak menciptakan beban anggaran negara.
Oleh karena itu, sumber-sumber keuangan pembangunan
sumberdaya pesisir dan laut, selain dari anggaran negara, akan
diusahakan semaksimal mungkin dari :

(1) Iuran para pengguna sumberdaya dan jasa-jasa lingkungan


kelautan (user fee),

(2) Hibah (grant) dari berbagai negara dan lembaga


internasional,

(3) Kemitraan usaha antara pengusaha besar dan pengusaha


kecil, dan

(4) Jika terpaksa dari pinjaman yang sangat lunak untuk


kegiatan pembangunan kelautan yang sifatnya dapat
meningkatkan kemandirian dan produktivitas.
Pengelolaan Wilayah Pesisir

Apakah Penting..?

Visi

Wilayah pesisir dan laut beserta segenap


sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang
terkandung di dalamnya, merupakan sumber
penghidupan dan sumber pembangunan yang harus
dimanfaatkan secara berkelanjutan, guna
meningkatkan kemakmuran rakyat menuju
terwujudnya bangsa Indonesia yang sejahtera, maju
dan mandiri.

1 2 3 4

Wilayah pesisir Wilayah pesisir Karena tingkat Wilayah pesisir


merupakan salah satu memiliki potensi kepadatan penduduk biasanya merupakan
kawasan yang keindahan dan dan intensitas sumberdaya milik
memiliki kenyamanan sebagai pembangunan yang bersama (common
produktivitas hayati tempat rekreasi dan tinggi di wilayah property resources),
yang tinggi. Berbagai pariwisata. Selain itu pesisir, maka wilayah sehingga berlaku rejim
ekosistem paling sebagai pusat pesisir pada open access (siapa
produktif di dunia, permukiman, umumnya mengalami saja boleh
seperti mangrove, pelabuhan, kegiatan tekanan lingkungan memanfaatkan
padang lamun bisnis, dll. (environmental wilayah ini untuk
(seagrass beds), dan stresses) yang tinggi. berbagai
terumbu karang, kepentingan).
tumbuh dan
berkembang di
wilayah pesisir.
Kelembagaan

Setiap daerah harus membenahi struktur dan peran fungsi


kelembagaan yang ada. Tanpa pendekatan kebijakan dan
kelembagaan yang punya kewenangan jelas terpadu maka
masalah pengelolaan sumberdaya kelautan dimasa lalu akan
terulang kembali di daerah.

Sumberdaya Manusia

Sebagai bagian terpenting dalam pembangunan, peningkatan


kemampuan sumberdaya manusia dalam pengelolaan
sumberdaya pesisir dan laut mutlak diprioritaskan oleh setiap
daerah yang menjadikan pesisir dan laut sebagai tumpuan
pertumbuhan daerah.

Keuangan
Kendala Yang
Dihadapi Kesatuan pendanaan dinilai sangat penting, karena banyak
proyek yang terkait dalam pengelolaan sumberdaya pesisir
bersumber dari dana yang berbeda-beda. Setiap daerah harus
menyadari bahwa pembangunan kelautan tidak lagi menjadi
semata-mata tanggung jawab sektor terkait. Penentuan skala
prioritas, bentuk dan jangka waktu penanganan masalah
merupakan satu cara untuk mengefektifkan pendanaan yang
ada.

Partisipasi Masyarakat

Pendekatan pembangunan selama ini yang bersifat masif dan seragam tidak membawa
dampak positif bagi masyarakat, karena umumnya desain pembangunan dibuat berdasarkan
aspirasi kelompok dominan (mainstream) dalam kekuasaan, modal, dan akses terhadap
birokrasi. Sebagai satu kesatuan sosial, Masyarakat khususnya untuk masyarakat adat yang
berada di kawasan pesisir dan laut, seringkali tidak terwakili aspirasinya dalam proses
pembangunan atau mendapatkan keuntungan dari proses itu. Padahal mereka harus diberi
keleluasaan untuk melindungi dirinya dan budayanya serta menolak perubahan yang
berdampak negatif bagi penghidupannya.

Anda mungkin juga menyukai