DI SUSUN OLEH :
PRODI D II KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANCA BHAKTI
BANDAR LAMPUNG
2021/2022
KATA PENGANTAR
Sedikit menyinggung mengenai makalah ini, makalah ini berisi tentang konsep
dasar asuhan keperawatan tentang isolasi sosial
Untuk itu kepada semua pihak yang membantu menyelesaikan laporan sampai
dengan tersusun nya makalah ini, dengan rasa rendah hati disampaikan rasa terima
kasih yang setulus-tulusnya semoga amal baik dari semua pihak mendapat pahala
yang berlipat ganda dari allah SWT. Aamiin.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat diharapkan guna penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
BAB I
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................2
BAB II
A. Kasus/Masalah......................................................................................3
B. Proses Terjadinya Masalah...................................................................5
C. Penatalaksanaan Medis.........................................................................8
D. Tindakan Keperawatan.........................................................................10
E. Pohon masalah......................................................................................12
F. Daftar Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji.................12
G. Diagnosa Keperawatan.........................................................................14
H. Rencana Tindakan Keperawatan...........................................................14
BAB III
A. Asuhan Keperawatan............................................................................17
BAB IV PEMBAHASAN
ii
A. Evaluasi ................................................................................................37
BAB V
A. Kesimpulan...........................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................41
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehat menurut WHO adalah keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun
sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan, tidak hanya
terbebas dari penyakit serta kelemahan.
Berdasarkan data dari WHO (2009), prevalensi masalah kesehatan jiwa saat ini
cukup tinggi, sekitar 10% orang dewasa mengalami gangguan jiwa saat ini dan
25% penduduk dunia diperkirakan akan mengalami gangguan jiwa pada usia
tertentu hidupnya. Usia ini biasanya terjadi pada dewasa muda antara 18-20 tahun
1% diantaranya adalah gangguan jiwa berat, potensi seseorang mudah terserang
gangguan jiwa memang tinggi, setiap saat 450 juta orang diseluruh dunia terkena
dampak permasalahan jiwa, saraf maupun perilaku (Zahnia et al. 2016).
Salah satu bentuk gangguan jiwa yang paling banyak terjadi di seluruh dunia
adalah gangguan jiwa skizofrenia. Prevalensi skizofrenia didunia 0,1 per mil
dengan tanpa memandang perbedaan status sosial atau budaya (Riskesdas, 2018).
Gangguan jiwa merupakan manifestasi dari bentuk penyimpangan perilaku
manusia yang terjadi karena menurunnya semua fungsi kejiwaan. Berdasarkan
WHO (2016) jumlah penderita skizofrenia sekitar 21 juta orang dari 450 juta
penderita gangguan kesehatan jiwa di seluruh dunia. (Zahnia et al. 2016).
1
penduduk atau sekitar 400.000 orang dan hasil Riskesdas tahun 2018 yang
dilakukan pada 1,2 juta jiwa menunjukkan prevalensi gangguan jiwa berat sudah
mencapai 7%. Poin mengenai gangguan jiwa tersebut mengungkapkan
peningkatan yang cukup siginifikan.
Prevalensi rumah tangga yang paling tinggi menderita gangguan jiwa skizofrenia
menurut provinsi ditempati oleh Provinsi Bali dengan persentase 11% dan
terendah ditempati oleh Kepulauan Riau dengan persentase 3% (Riskesdas, 2018).
Salah satu gejala negatif dari skizofrenia adalah menarik diri dari lingkungan
(isolasi sosial). Isolasi sosial merupakan suatu keadaan dimana individu
mengalami penurunan atau sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang
lain di sekitarnya (Yosep, 2011).
Isolasi sosial disebabkan oleh perasaan tidah berharga yang bisa dialami pasien.
Perasaan tidak berharga menyebabkan pasien semakin sulit dalam berhubungan
dengan orang lain. Akibatnya pasien mengalami penurunan dalam aktivitas dan
kurangnya perhatian terhadap penampilan dan kebersihan diri sehingga timbulnya
2
defisit perawatan diri. Pasien semakin tenggelam dalam tingkah laku masa lalu
serta tingkah laku yang tidak sesuai dengan kenyataan atau realita, sehingga
berakibat lanjut timbulnya halusinasi dan resiko perilaku kekerasan (Prabowo,
2014).
B. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah tentang asuhan keperawatan dengan masalah
keperawatan utama isolasi sosial adalah sebagai berikut
1. Tujuan umum :
2. Tujuan khusus :
3
e. Mahasiswa dapat mengetahui diagnosa apa saja yang muncul, seperti
HDR, Halusinasi dan juga HDR.
f. Mahasiswa dapat mengetahui tindakan keperawatan untuk mengatasi
masalah keperawatan isolasi sosial.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. ISOLASI SOSIAL
3
2. Rentang Respon Sosial dan Gangguan Kepribadian
4
Observasi yang dilakukan pada klien dengan isolasi social akan ditemukan
data objektif meliputi apatis, ekspresi wajah sedih, afek tumpul, menghindar dari
orang lain, klien tampak memisahkan diri dari orang lain, komunikasi kurang, klien
tampak tidak bercakap-cakap dengan klien lain atau perawat, tidak ada kontak mata
atau kontak mata kurang, klien lebih sering menunduk, berdiam diri dikamar.
Menolak berhubungan dengan orang lain, tidak melakukan kegiatan sehari-hari,
meniru posisi janin pada saat lahir, sedangkan untuk data Subjektif sukar didapat, jika
klien menolak komunikasi, beberapa data subjektif adalah menjawab dengan singkat
dengan kata-kata “tidak, “ya” dan tidak tahu”.
5
c. Faktor Sosial Budaya
Isolasi social atau mengasingkan diri dari dari lingkungan social merupakan
suatu faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Hal ini di
sebabkan oleh norma-norma yang salah dianut oleh keluarga, dimana setiap anggota
yang tidak produktif seperti usia lanjut, penyakit kronis, dan penyandang cacat
diasingkan dari lingkungan sosialnya. (Stuart and Sundeen, 1998).
2. Faktor Presipitasi
a. Faktor Eksternal
Contohnya adalah stressor sosial budaya, yaitu stress yang ditimbulkan oleh
faktor sosial budaya seperti keluarga.( Stuart & Sundeen, 1998)
b. Faktor Internal
Contohnya adalah stressor psikologis, yaitu stress terjadi akibat ansietas atau
kecemasan yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan
kemampuan individu untuk mengatasinya.( Stuart & Sundeen, 1998)
3. Perilaku
6
a) Perilaku pada klien
a. gangguan social menarik diri yaitu: kurang sopan, apatis, sedih, afek tumpul,
kurang perawatan diri, komunikasi verbal turun, menyendiri, kurang peka
terhadap lingkungan, kurang energy, harga diri rendah dan sikap tidur seperti
janin saat tidur. (Stuart & Sundeen, 1998)
c. Kemudian perilaku pada klien dengan gangguan social manipulasi adalah kurang
asertif, mengisolasi diri dari lingkungan, harga diri rendah, dan sangat tergantung
pada orang lain.( Stuart & Sundeen, 1998)
b) Mekanisme Koping
7
c) Sumber koping
Menurut Gail W. Stuart 2006, sumber koping berhubungan dengan respon social
mal-adaptif meliputi keterlibatan dalam hubungan keluarga yang luasan teman,
hubungan dengan hewan peliharaan dan penggunaan kreatifitas untuk
mengekspresikan stress interpersonal misalnya kesenian, music atau tulisan
(Ernawati Dalami dkk,2009,Hal.10).
d) Penilaian stressor
Penilaian stresor merupakan proses evaluasi secara menyeluruh yang
dilakukan oleh individuterhadap sumber stres dengan tujuan untuk melihat tingkat
kemaknaan dari suatu kejadian yang dialaminya (Stuart, 2013). Penilaian stresor
meliputi penentuan arti dan pemahaman terhadap pengaruh situasi yang penuh
dengan stress bagi individu. Penilaian stresor ini menggunakan instrumen tanda
gejala yang meliputi respon kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan respon sosial.
Tindakan keperawatan untuk masalah isolasi sosial bertujuan agar klien
mampu melakukan interaksi sosial dengan orang lain. Tindakan keperawatan yang
diberikan yaitu: membantu klien menyadari penyebab perilaku isolasi sosial,
mendiskusikan manfaat dan kerugian tidak melakukan interaksi dan melatih klien
berkenalandengan orang lain secara bertahap, serta mampu melakukan interaksi
dalam hubungan sosial.
4. Rentang Respon
8
Rentang respon berhubungan dapat berfluktuasi dari respons berhubungan adaptif
sampai maladaptif.
1) Respon Adaptif
a) Menyendiri/solitude
Respon seseorang untuk merenungkan apa yang telah dilakukan dilingkungan sosial
dan juga suatu cara mengevaluasi diri untuk menentukan langkah berikutnya.
a. Otonomi
9
b. Bekerja Sama
Suatu hubungan saling tergantung antar individu dengan orang lain dalam
membina hubungan interpersonal.
2) Respon Maladaptif
10
a) Manipulasi
b) Orang lain diperlakukan sebagai objek, hubungan terpusat pada masalah
pengendalian orang lain dan individu cenderung berorientasi pada diri sendiri atau
tujuan, bukan pada orang lain.
c) Implusif
Tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari pengalaman, dan
tidak dapaat diandalkan.
d) Narkisme
C. Penatalaksanaan Medis
11
a. Psikofarmakologi
1) Chlorpromazine
12
2) Haloperidol
3) Triflouperazine
b. Therapy
13
1) Electro Convulsive Therapy (ECT)
Electro Convulsive Therapy (ECT) adalah suatu jenis pengobatan dimana arus
listrik digunakan pada otak dengan menggunakan 2 elektrode yang ditempatkan
dibagian temporal kepala (pelipis kiri dan kanan). Arus tersebut menimbulkan kejang
grand mall yang berlangsung 25-30 detik dengan tujuan terapeutik. Respon bangkitan
listriknya di otak menyebabkan terjadinya perubahan faal dan biokimia dalam otak.
(Stuart, 2016).
2) Psikoterapi
Membutuhkan waktu yang relatif cukup lama dan merupakan bagian penting
dalam proses terapeutik, upaya dalam psikoterapi ini meliputi: memberikan rasa
aman dan tenang, menciptakan lingkungan yang terapeutik, bersifat empati,
menerima klien apa adanya, memotivasi klien untuk dapat mengungkapkan
perasaannya secara verbal, bersikap ramah, sopan dan jujur kepada klien. (Stuart,
2016).
3) Terapi Okupasi
14
D. Tindakan Keperawatan
Untuk membina hubungan saling percaya pada klien isolasi sosial kadang-
kadang perlu waktu yang tidak singkat. Perawat harus konsisten bersikap
terapeutik kepada pasien. Selalu penuhi janji adalah salah satu upaya yang bisa
dilakukan. Pendekatan yang konsisten akan membuahkan hasil. Bila klien sudah
percaya maka apapun akan diprogramkan. Klien akan mengikutinya. Tindakan
yang harus dilakukan untuk membina hubungan saling percaya adalah:
15
b. Membantu klien menyadari perilaku isolasi sosial
Mungkin perilaku isolasi sosial yang dialami klien dianggap sebagai perilaku yang
normal. Agar klien mengetahui bahwa perilaku tersebut perlu diatasi maka hal
pertama yang dilakukan adalah menyadarkan klien bahwa isolasi sosial
merupakan masalah yang perlu diatasi. Hal tersebut dapat digali dengan
menanyakan:
16
2) Berikan contoh cara bicara dengan orang lain.
3) Beri kesempatan klien mempraktikkan cara berinteraksi dengan orang lain
yang dilakukan terhadap perawat.
4) Mulailah bantu klien beriteraksi dengan satu orang teman atau anggota
keluarga.
5) Bila klien sudah menunjukkan kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi
dengan dua, tiga, empat orang dan seterusnya.
6) Beri pujian untuk setiap kemajuan berinteraksi yang telah dilakukan oleh
klien.
7) Siap mendengarkan ekspresi perasaan klien setelah berinteraksi dengan
orang lain. Mungkin klien akan mengungkapkan keberhasilan atau
kegagalannya. Beri dorongan terus menerus agar klien tetap semangat
meningkatkan interaksinya.
17
i. Eksplorasi keyakinan agama klien dalam menumbuhkan sikap pentingnya
sosialisasi dengan lingkungan sekitar.
E. Pohon masalah
Menurut keliat dkk (2010) pohon masalah isolasi sosial adalah sebagai berikut :
Resiko gangguan sensori persepsi : HALUSINASI
ISOLASI SOSIAL
18
Menurut Stuart and Sundeen (1998). Salah satu gangguan berhubungan sosial
diantaranya perilaku menarik diri atau isolasi social yang disebabkan oleh perasaan
tidak berharga, yang biasa dialami klien dengan latar belakang yang penuh dengan
permasalahan, ketegangan, kekecewaan dan kecemasan.
19
Harga Diri Rendah
Kronis
Isolasi Diri
(Iyus Yosep,2007,Hal.230).
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
20
NO Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
3. dapat
memberitahukan
kepada klien 4. jelaskan kerugian tidak punya
keuntungan punya teman dan tidak bercakap –
teman dan cakap .
bercakap -cakap .
21
5. latih cara berkenalan dengan
pasien , perawat dan tamu .
4. dapat
memberitahukan
kepada
6. masukan pada jadwal kegiatan
klienkerugian tidak
untuk Latihan berkenalan
punya teman dan
tidak bercakap -
cakap .
5. klien dapat
berkenalan dengan
pasien ,perawat dan
tamu
22
dengan beberapa orang , beri
pujian
2. Klien dapat
berkenalan dengan
dua sampai tiga
orang perawat dan
tamu
23
1. Klien dapat Pertemuan 3
berbicara saat
melakukan
kegiatan harian
2. Klien dapat
berkenalan dengan
4 5 orang ,
berbicara saat
melakukan
kegiatan harian
24
perkenalan 4,5 orang , bicara
saat melakukan 4 kegiatan
harian
25
1. Klien dapat Pertemuan 5 – 12
mandiri dalam
berkenalan ,
berbicara saat
melakukan
kegiatan harian dan 1. Evaluasi kegiatan berkenalan ,
sosialisasi berbicara saat melakukan
kegiatan harian dan
sosialisasi . beri pujian
26
4. Nilai apakah isolasi sosial
teratasi
27
dg menghardik
28
3. masukkan pada kegiatan terjadwal
untuk latiohan menghardik,
minuobat&bercakap- cakap dan
kegiatan harian
Pertemuan 5-12
Pertemuan 5-12
29
posesif daftar kegiatan )
Pertemuan II Pertemuan II
1.
30
Mampu mengendalikan HDR yang telah di latih dan berikan pujian
yang di alami dengan latihan
2.Bantu pasien memilih kegiatan
kegiatan positif ketiga
ketiga yang akan dilatih
Pertemuan IV Pertemuan IV
31
32
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
FORMAT PENGKAJIAN
A . IDENTITAS
a) NRM :-
b) Nama : Tn. F
c) Tanggal Lahir : 14 Juli 1985
d) Jam pengkajian : 09:00 Wib
e) Ruang Rawat : Mitra Sakti
f) Pendidikan : SMK
g) Agama : Islam
h) Suku : Jawa
i) Sumber Data : Pasien, Keluarga Dan Juga Perawat Ruangan
j) Rujukan :-
k) Cara Datang : Diantar Dengan Keluarga
l) Hubungan Dengan Pasien : Keluarga Klien
klien mengatakan mendengar suara bisikan yang tidak ada wujudnya, klien terlihat sering
tertawa sendiri, klien mengatakan pusing, klien tampak bicara sendiri
33
klien mengatakan masih mendengar suara-suara, klien merasa malu, tidak mau mengobrol
dengan teman nya yang lain dan pasien selalu mengatakan ingin pulang.
C. RIWAYAT KESEHATAN
c) Riwayat : -
d) pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : klien mengatakan jika bermain
game kalah itu membuatnya kecewa dan marah-marah
GENOGRAM
Keterangan :
Laki-laki
34
perempuan
klien
tinggal serumah
keterangan genogram : klien mengatakan masih tinggal dengan keluarganya ayah dan
ibu
F. PERSEPSI KESEHATAN
Ketika ditanya klien mengatakan dirinya sehat dan tidak sakit, tetapi klien masih tetap minum
obat yang diberikan oleh perawat ruangan.
G. PEMERIKSAAN FISIK
a) keluhan fisik :
= 75 kg/ (1,74)2
35
= 24,8
Lingkari skor sesuai dengan parameter penilaian , total skor adalah jumlah skor yg di
lingkari .
NO Parameter Skor
1 Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak diinginkan
dalam 6 bulan terakhir
6
0
- 1-5 kg
- 6- 10 kg
36
3
- 11 – 15 kg
- >15 kg
a.ya 1
b.tidak 0
Total skor : 1
3 Pasien diagnosa khusus : tidak
37
2 Mengendalikan Tak terkendali / pakai kateter 0
rangsang kemih Kadang – kadang tak terkendali ( hanya 1x /24 jam) 1
Mandiri 2
3 Membersihkan diri Butuh pertolongan orang lain 0
(seka muka ,sisir, Mandiri 1
rambut,sikat gigi)
4 Pengunaan Tergantung pertolongan orang lain 0
jamban,masuk,dan
Perlu pertolongan pada beberapa kegiatan tetapi 1
keluar
dapat mngerjakan sendiri beberapa kegiatan yang
(melepaskan celana
lain
membersihkan ,me
Mandiri 2
nyiram )
38
Mandiri 2
10 Mandi Tergantung orang lain 0
Mandiri 2
SKOR : 21
Klien mampu melakukan aktivitas hariannya secara mandiri
Parameter Skor
50 – 79 tahun 10
39
⮚ 80 tahun 26
Agitasi / cemas 13
Sering bingung 13
40
Bab dan bak dengan bantuan 12
Atau
41
Meningkatnya dosis obat yang dikonsumsi /ditambahkan dalam 12
24 jam terakhir
Diagnosis Bipolar 10
Demensia/delirium 12
42
keseimbangan Penggunaan alat bantu yang tepat (tongkat,wolker,tripod dll) 8
43
Ada gangguan tidur yang dilaporkan oleh keluarga pasien/staf 12
TOTAL SKOR 79
F) PSIKOSOSIAL
44
1.Konsep diri
1) .citra tubuh
Klien mengatakan tidak ada yang luka dan cacat, pasien sangat bersyukur, pasien
sangat menyukai tubuhnya.
2) identitas diri
klien masih bisa menyebutkan nama, alamat dan juga jenis kelamin
3) peran
Klien mengatakan perannya sebagai seorang anak laki-laki tidak terpenuhi karena ia
hanya main game dan tidak mampu menjalankan perannya sebagai anak tunggal.
45
4) ideal diri
klien mengatakan ingin segera sembuh dan cepat pulang, klien juga saat keluar
inginsekali punya pacar.
5) harga diri
2. Spiritual
Klien mengatakan dirinya sakit biasa saja, bukan karena di guna-guna, ketika berobat
klien hanya percaya dengan dokter bukan dengan dukun/orang pintar
2) Kegiatan Ibadah
Klien mengatakan di Mitra Sakti ibadah seperti solat 5 waktu dan juga berdoa serta
yasinan sering dilakukan.
3.Hubungan Sosial
46
1) Orang yang berarti :
Sebelum sakit : klien mengatakan sebelum sakit dia tidak mengikuti organisasi apapun
hanya berdiam di dalam rumah dan main game.
Saat sakit : klien mengatakan tidak ikut kegiatan kelompok masyarakat atau oraganisasi
apapun, saat di Mitra Sakti juga klien tidak melakukan kegiatan apapun, hanya diam
dan duduk saja.
Sebelum sakit : klien mengatakan saat bertemu dengan orang lain ia mampu
berinteraksi dengan orang lain.
47
Saat sakit : klien mengatakan mengalami hambatan saat bertemu orang lain, klien
tampak menundukkan kepala serta tidak mau menatap.
G) STATUS MENTAL
4. Alam Perasaan : tertekan, malu, tidak berguna, merasa tidak mampu dan merasa tidak
berharga
7. Persepsi : halusinasi pendengaran : klien mengatakan mendengar suara bisikan yang tidak
nyata, halusinasinya muncul saat ketika ia sedang sendirian
8. Proses Pikir : klien mampu menjawab pertanyaan dari perawat dengan baik
48
9. Isi Piker : klien selalu mengatakan mau pulang, klien selalu memikirkan untuk selalu
main game.
10. Tingkat Kesadaran : klien mampu menyebutkan waktu, tempat dan juga orang
H) SUMBER KOPING
Klien mengatakan sumber koping saat ini adalah perawat yang bertugas di mitra sakti
1. Tempat tinggal *
2. Care giver
4. Group support Ya
49
Klien tidak kesulitan untuk mencari tempat tinggal setelah keluar, klien tinggal dengan
orang tuanya di rumah utama
J) ASPEK MEDIS
50
K.) PEMERIKSAAN PENUNJANG
A.Data fokus
Data subjektif:
-Klien mengatakan malu dengan orang lain,klien mengatakan pernah di tolak oleh temannya,
-Klien mengatkan malas mengobrol , klien mengatakan lebih senang menyendiri, klien
mengatakan tidak mau bersosialisasi
-Klien mengatakan kadang mendengar suara-suara yang tidak ada wujudnya, klien
mengatakan suara muncul pada saat menyendiri dan pada saat kondisi yang sepi
Data objektif:
-Klien tampak menyendiri, klien tampak di pojokan halaman, klien tampak sering ke kamar
dan ruangan, bicara seperlunya saja
-Klien tampak kurang fokus, klien tampak melihat kearah tertentu, klien kadang tampak
tertawa sendiri
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
1 Data subjektif: Harga Diri Rendah
- Klien mengatakan malu dengan
51
orang lain,klien mengatakan pernah
di tolak oleh temannya,
- Klien mengatakan merasa malu
karena kurang berguna bagi
keluarganya
Data objektif:
- klien bicara dengan nada rendah,
tampak banyak menundukan
kepalanya
Data objektif :
- Klien tampak menyendiri, klien
tampak di pojokan halaman, klien
tampak sering ke kamar dan ruangan,
bicara seperlunya saja
- Pasien tidak mau menatap mata saat
mengobrol
- Nada suara pasien kecil dan juga
lemah
52
3 Data subjektif : Gangguan persepsi sensori ( Halusinasi
-Klien mengatakan kadang mendengar Pendengaran )
suara-suara yang tidak ada wujudnya,
-klien mengatakan suara muncul pada
saat menyendiri dan pada saat kondisi
yang sepi
Data objektif :
-Klien tampak kurang fokus, klien
tampak melihat ke rah tertentu,klien
kadang tampak tertawa sendiri
POHON MASALAH
53
mampu menunjukkan perawat dan mengenali dengan :
tanda tanda percaya maslah yang dialami - sapa klien dengan
kepada perawat dan dengan kriteria hasil : ramah dan baik
mengenali masalah - ekspresi wajah verbal maupun non
yang dialami bersahabat verbal
- menunjukan rasa - perkenalan nama
senang dan tujuan perawat
-ada kontak mata berinteraksi
-mau berkenalan - tanyakan perasaan
Bersedia menceritakan klien dan masalah
masalah yang dialami yang dihadapi
- buat kontrak
waktu yang jelas
- beri perhatian
kepada klien dan
perhatikan
kebutuhan dasar
klien
- dengarkan dengan
penuh perhatian
Pertemuan 1 1. setelah ….x pertemuan Bantu klien
Klien mampu klien menjelaskan isolasi mengidentifikasi
mengidentifikasi social yang dialami isolasi social :
isolasi sosial dan dengan kriteria : Diskusikan dengan
mampu mengatasi - menyebutkan siapa klien :
isolasi sosial yang orang terdekat - orang yang tinggal
dialami dengan - menyebutkan penyebab serumah
latihan berkenalan isolasi sosial - orang yang paling
- menyebutkan kerugian dekat dengan klien
isolasi sosial - orang yang tidak
- menyebutkan manfaat dekat dengan klien
54
berhubungan sosial - Diskusikan
dengan klien
penyebab menarik
diri atau tidak mau
bergaul dengan
orang lain
- diskusikan dengan
klien tentang
manfaat
berhubungan social
- beri pujian pada
klen
Pertemuan 2 Setelah…. X pertemuan Latih klien
Klien mampu klien mengedalikan mengatasi isolasi
mengatasi isolasi isolasi social dengan social dengan
sosial yang dialami latihan berkenalan berkenalan
dengan laihan dengan 2-3 orang dengan - evaluasi kegiatan
berkenalan dengan 2- kriteria : berkenalan
3 orang - mengucapkan salam - latih cara
- menyebutkan nama berbicara saat
lengkap melakukan kegiatan
- mau berjabat tangan harian
- kontak mata - masukan pada
dipertahankan jadwal kegiatan
- berkenalan dengan 2-3 untuk latihan
orang dan bicara 2 topik berkenalan 2-3
kegiatan orang
pasien,perawat,tam
u dan berbicara saat
melakukan kegiatan
harian
55
Pertemuan 3 1.Setelah….x pertemuan Latih klien
Klien mampu klien mengendalikan isos mengatasi isolasi
mengatasi isolasi yang dialami dengan cara social dengan
sosial yang dialami latihan berkenalan 4-5 berkenalan 4-5
dengan cara bercakap orang dengan kriteria : orang
cakap -mengucapkan salam -Evaluasi kegiatan
- menyebutkan nama klien berkenalan
lengkap ( beberapa orang )
- menanyakan yang dan bicara saat
diajak berkenalan melakukan 2
- mau berjabat tangan kegiatan harian
- kontak mata - latih cara
dipertahankan berbicara saat
- berkenalan dengan 4-5 melakukan kegiatan
orang dan bicara 2 toik harian
kegitan - masukan pada
jadwal kegiatan
untuk latihan
berkenalan 4-5
orang dan bicara
saat melakukan 4
kegiatan harian
Pertemuan 4 1.Setelah….x pertemuan Latih klien
Klien mampu klien mengendalikan mengatasi isolasi
mengatasi isolasi isolasi sosial yang sosial dengan
sosial yang dialami dialami dengan kriteria : berkenalan.5
dengan cara latihan -mengucapkan salam orang
kegiatan terjadwal - menyebutkan nama -evaluasi kegiatan
lengkap klien latihan
- menanyakan yang berkenalan bicara
diajak berkenalan saat melakukan 4
56
- mau berjabat tangan kegiatan harian
- kontak mata - latih cara bicara
dipertahanakan isos : meminta
- berkenalan dengan > 5 sesuatu dan
orang dan bicara 2 topik menjawab
kegiatan pertanyaan
- masukan pada
jadwal kegiatan
untuk latihan
berkenalan > 5
orang dan berbicara
saat mlakukan
kegiatan harian
57
Tg No Dx keperawatan Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
l dx
58
- Isi, waktu,dan
frekuwensi
terjadinya
Setelah 2xpertemuan halusinasi
klien mengendalikan
- Jika klien tidak
halusinasi yang dialami
sedang
dengan latihan
berhalusinasi
menghardik, dengan
klarifikasi
kriteria :
tentang adanya
Menutup mata pengalaman
- Situasi dan
kondisi yang
menimbulkan
atau tidak
menimbulkan
halusinasi
- Diskusikan
dengan klien
59
apa yang
dirasakan jika
terjadi
halusinasi dan
beri kesempatan
untuk
mengungkapka
n perasaannya.
- Marah
- Takut
- Sedih
•frekuensi,
•cara,
•kontinuitas minum
obat
dokumentasikan
60
3. Masukkan
pada jadual
kegiatan untuk
latihan menghardik
dan minum obat
merencanakan/jadwal halusinasi:
bercakap-cakap • Meminta
orang lain untuk
bercakap-cakap
•menyampaikan
manfaat bercakap-
cakap
3. Masukkan pada
jadual kegiatan
untuk latihan
menghardik,minum
obat dan bercakap-
cakap
61
TUK 4 : 1.Klien mampu Evaluasi kegiatan
menyampaikan latihan menghardik
Klien dapat
kemampuan dan obat dan
mengontrol dengan
mengahardik, minum bercakap-cakap.
melakukan aktifitas
obat dan bercakap-cakap Beri pujian
terjadwal
2.klien mampu 2. Latih cara
menyampaikan dan mengontrol
praktikkan aktifitas yang halusinasi dengan
dapat dilakukan melakukan kegiatan
harian (mulai 2
3.klien mampu
kegiatan):
merencanakan / jadwal
aktifitas yang akan •diskusikan
dilakukan dengan
klien kegiatan
yang
dapatdilakukan
•anjurkan klien
memilih dua untuk
dilatih
3.Masukkan pada
jadual kegiatan
untuk latihan
menghardik,
minum
obat,bercakap-
62
cakap dan kegiatan
Harian
5. tanyakkan
perasaan klien dan
masalah yang
dialami klien
63
6. buat kontrak
interaksi yang jelas
Setelah 2xpertemuan
klien mengendalikan 7. beri perhatian
halusinasi yang dialami kepada klien dan
dengan latihan perhatikan
menghardik, dengan kebutuhan dasar
kriteria : klien
64
penilaian positif dimasa negatif
lalu
memilih
5. membuat daftar evaluasi/penil
kemampuan/kegiatan aian diri yang
positif yang masih negatif yang
dimiliki paling
mengganggu
6. memilih
kemampuan/kegiatan 2. mendiskusikan
positif yang akan dilatih pikiran/evaluasi/peni
laian diri yang
positif untuk
mengganti penilaian
negatif
aspek positif
yang dimiliki
klien,
keluarga,
lingkungan
membuat
daftar
evaluasi/peni
laian diri
yang positif
membuat
daftar
kegiatan/kem
ampuan
positif yang
masih
65
dimiliki
3. memilih
kemampuan/kegiata
n positif yang akan
dilatih
66
dicontohkan, beri
pujian
5. masukkan pada
jadwal kegiatan
harian
4. memberikan
contoh cara
melakukan kegiatan
positif
5. anjurkan klien
mempraktikkan
ulang, beri pujian.
67
6. masukkan dalam
jadwal kegiatan
harian.
CATATAN PERKEMBANGAN
Tgl, jam Pemberi asuhan Hasil assesmen pasien dan pemberi pelayanan Intruksi
22/11/2021 Perawat S:
● Identifikasi isolasi
1) Klien mengatakan cukup sulit sosial
berkenalan dengan orang baru ● Latih klien dengan
2) klien mengatakan suka mendengar berkenalan
suara-suara bisikan yang ● Mengidentifikasikan
mengganggunya halusinansi
3) klien mengatakan merasa malu dan ● Latih klien dengan
minder dengan keadaannya cara menghardik
● Mengidentifikasi
masalah harga diri
O: rendah
● Latih klien dengan
kegiatan harian positif
1) klien tampak sedih
2) klien tampak mendengar suara objek
lain
3) klien tampak malu dan minder
A:
68
1) Isolasi sosial
2) Gangguan persepsi sensori :
Halusinasi
3) Harga diri rendah
P:
23/11/2021 perawat S:
● Evaluasi pertemuan 1
1) Klien mengatakan saat ini lebih ● Latih klien berkenalan
terbuka, bisa berkenalan dengan 1-2 orang
teman baru dan bisa bersosialisasi ● Evaluasi pertemuan 1
2) Klien mengatakan merasa lega ● Latih klien dengan
setelah berdiskusi tentang suara- manfaat obat
suara yang mengganggu, waktunya ● Evaluasi pertemuan 1
menjelang sore kalau mendengar ● Latih klien melakukan
saya merasa kesal, latih mengahrdik kegiatan harian positif
3) Klien mengatakan mulai percaya diri 2
dengan dirinya, melakukan kegiatan
69
positif yang bermanfaat dan bisa
dilakukan dirumah sakit.
O:
A:
1) Isolasi sosial
2) GSP : Halusinasi
3) Harga diri rendah
P:
70
24/11/2021 Perawat S:
● Evaluasi pertemuan 2
1) Klien mengatakan merasa tidak ● Latih klien berkenalan
kesepian lagi, sudah memiliki teman 2-3 orang
dan mengigat nama-nama mereka ● Evaluasi pertemuan 2
2) Klien mengatakan lega suara sedikit ● Latih klien
berkurang dan bisa dikendalikan mengendalikan
dengan menghardik dan obat halusinasi dengan
3) Klien mengatakan mulai percaya diri bercakap-cakap
dari sebelumnya ● Evaluasi pertemuan 2
● Latih klien melakukan
egiaan harian positif 3
O:
A:
1) Isolasi sosial
2) GSP : Halusinasi
3) Harga diri rendah
71
P:
25/11/2021 Perawat S:
● Evualuasi pertemuan
1) Klien mengatakan merasa senang 3
bergabung dengan teman,lebih ● Latih berkenalan 4-5
terbuka dengan orang lain orang
2) Klien mengatakan suara bisikan ● Evaluasi pertemuan 3
sedikit berkurang, merasa lega ● Latih klien
setelah bercakap-cakap mengendelikan
3) Klien mengatakan merasa senang halusinasi dengan
karna memiliki kegiatan harian yang kegiatan harian
positif terjadwal
● Evaluasi pertemuan 3
● Latih klien dengan
O: melakukan kegiatan
positif 4
72
kegiatan harian positif yang ke 3
A:
1) Isolasi sosial
2) GSP : Halusinasi
3) Harga diri rendah
P:
26/11/2021 Perawat S:
● Evaluasi pertemuan 4
1) Klien mengatakan bergabung untuk ● Latih klien berkenalan
mengobrol dan berkumpul dengan > 5 orang
teman ● Evaluasi kemampuan
2) Klien mengatakan suara bisikan 4
sedikit berkurang dan terkendali, rasa ● Latih klien untuk
kesal mulai berkurang melatih ulangcara
3) Klien mengatakan sudah mulai menghardik, obat,
melakukan kegiatan positif secara bercakap-cakap, dan
73
bertahap dan sedikit bantuan kegiatan terjadwal.
● Evaluasi pertemuan 4
● Latih klien melakukan
O: kegiatan harian positif
ke 5
A:
1) Isolasi sosial
2) GSP : Halusinasi
3) Harga diri rendah
P:
74
27/12/2021 Perawat S:
● Evaluasi pertemuan 5
1) Klien mengatakan bergabung dan ● Melatih
berssosialisasi dengan teman-teman ulang/mengevaluasi
diruangan klien juga sudah tidak cara menghardik
merasa was was saat bertemu orang ● Evaluasi pertemuan 5
baru ● Melatih ulang
2) Klien mengatakan suara bisikan berkenalan dan
sedikit berkurang dan sedikit bersosialisasi
terkendali ● Evaluasi pertemuan 5
3) Klien mengatakan rasa malu mulai ● Melatih ulang
sedikit menghilang tapi minder kemampuan positif
masih ada dan bisa melakukan yang dimiliki.
kegiatan harian positif
O:
A:
1) Isolasi sosial
75
2) GSP : Halusinasi
3) Harga diri rendah
P:
28/12/2021 Perawat
S: ● Evaluasi pertemuan 5
76
7. Klien mengatakan malu
O:
A:
GSP : Halusinasi
P:
77
2.Beri terapi lingkungan (menonton film)
3. Belajar obat
4. Belajar menghardik
29/12/2021 Perawat
S: ● Evaluasi pertemuan 5
78
c) Klien mau berjabat tangan dimiliki.
pertanyaan
perawat
O:
bicara
c. Selalu menyendiri
A:
P:
79
Lanjutkan sp 1
80
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Evaluasi
Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan kepada Tn.f dengan Isolasi Sosial
di Yayasan Mitra Sakti, maka penulis pada BAB ini akan membahasan kesenjangan
antara teoritis dengan tinjauan kasus. Pembahasan dimulai melalui tahapan proses
keperawatan. Tahapan proses keperawatan ini terdiri dari pengkajian, perumusan
diagnosa keperawatan, penyusunan perencanaan keperawatan, pelaksanaan dan
evaluasi keperawatan.
Selama pengkajian dilakukan pengumpulan data dari beberapa sumber yaitu dari
pasien dan buku harian pasien . Mahasiswa mendapat sedikit kesulitan dalam
menyimpulkan data kerena keluarga pasien jarang mengkunjungi pasien di Yayasan
Mitra Sakti. Maka mahasiwa melakukan pendekatan pada pasien melalui komunikasi
terapautik yang lebih terbuka membantu pasien untuk memecahkan perasaannya dan
juga melakukan observasi kepada pasien. Adapun upaya tersebut yaitu :
81
1. Melakukan pendekatan dan membina hubungan saling percaya diri pada
pasien agar pasien lebih terbuka dan lebih percaya dengan menggunakan
perasaan.
1. Isolasi Sosial
a. Mengidentifikasi isi Isolasi Sosial
b. Mengidentifikasi waktu terjadi Isolasi Sosial
c. Mengidentifikasi situasi pencetus Isolasi Sosial d.
Mengidentifikasi respon terhadap Isolasi Sosial
82
g. Melatih pasien bercakap – cakap sambil melakukan kegiatan harian
h. Melatih pasien berbicara soial : seperti meminta sesuatu, berbelanja dan
sebagainya
BAB V
KESIMPULAN
83
A. Kesimpulan
1. Isolasi sosial adalah suatu pengalaman menyendiri dari seorang dan perasaan segan
terhadap orang lain sebagai sesuatu yang negatif atau keadaan yang mengancam (SAK, FIK-
UI, 2014). Isolasi sosial juga merupakan kesepian yang dialami oleh individu dan dirasakan
saat didorong oleh keberadaan orang lain dan sebagai pernyataan negative atau mengancam
(Nanda-1,2012).
2. Pengkajian kepada Tn.F dilakukan melalui wawancara dan mengobservasi secara langsung
pasien
3. Analisa data penulis diperoleh dari hasil wawancara antara penulis dengan pasien.
4. Diagnosa keperawatan yang ditemukan dan dirumuskan pada Tn.F adalah isolasi social ,
gangguan persepsi sensori : Halusinasi dan Harga diri rendah
7. Evaluasi yang dicapai oleh penulis dalam melakukan tindakan keperawatan dengan hasil
masalah utama isolasi social.
B. Saran
84
Berdasarkan kesimpulan diatas , penulis mengajukan beberapa saran sebagai
pertimbangan dalam meningkatkan asuhan keperawatan hususnya pada pasien isolasi social.
b) Berikan motivasi dan support pada pasien dengan gangguan isolasi social
a) Jika ada masalah apapun itu jangan memendamkan sendiri, ceritakan pada orang
terdekat dan mencari solusi bersama
b). Jangan pernah malu ataupun minder dengan penyakit yang diderita ataupun
masalah yang dihadapi.
a). Keluarga dan masyarakat hendaknya mengenal gangguan masalah kesehatan jiwa
bukan sebagai suatu penyakit yang sangat meresahkan masyarakat.
c). Keluarga sebaiknya melakukan pendekatan sesering mungkin dan berikan motivasi
pada klien isolasi social untuk mengungkapkan perasaannya.
85
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna, Dkk. 2010. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edi. Jakarta:
EGC. Kusumawati, Hartono Y. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika
Hawari, D. (2011). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
EGC
Stuart GW & Laraia, 2005, Principles and practice of psychiatric nursing, Elsevier
Mosby, Alih Bahasa Budi Santosa, Philadelphia
86