Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Osteoporosis berasal dari kata osteo yang berarti tulang dan porous yang berarti keropos.
Osteoporosis berkaitan dengan melemahnya tulang dan membuat banyak orang merasa
kesulitan karenanya. Bahkan serangan yang terjadi sering tidak disadari sehingga
osteoporosis juga disebut sebagai silent disease.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN

BAB II

KONSEP MEDIK

2.1 DEFINISI

Osteoporosis adalah kelainan metabolic tulang dimana terdapat penurunan massa tulang
tanpa disertai pada matriks tulang (Chairuddin Rasjad).

Osteoporosis alias pengeroposan tulang jika tidak disadari hanya akan dibiarkan saja oleh
penderitanya. Osteoporosis adalah salah satu dari penyakit yang tidak disadari oleh
penderitanya dan tiba-tiba malah menunjukkan gejala yang fatal dan mirip dengan kejutan.
Bagaimnapun, kebanyakan orang pada awalnya menganggap osteoporosis ini sebagai hal
biasa diusia tua namun sebenarnya yang terjadi adalah lebih buruk dari yang mereka pikirkan.
Oleh karena itu, penyesalan biasanya terjadi ketika penyakit osteoporosis sudah membuat
terjadinya patah tulang.

Ada dua jenis osteoporosis yang perlu kita ketahui, yang pertama adalah osteoporosis
primer yang disebabkan oleh kondisi pascamonopause pada wanita dan usi tua pada pria.
Sementara itu, osteoporosis yang disebabkan oleh faktor faktor lain seperti pola makan atau
gaya hidup yang salah. Selain kedua bentuk osteoporosis yang suda umum dikenal tersebut,
ada pula jenis osteoporosis juvenil yang terjadi pada anak-anak dan remaja. Sayangnya,
osteoporosis ini masih belum diketahui apa yang menjadi penyebabnya.

2.1.1 Osteoporosis Primer


Osteoporosis primer terjadi pada wanita pascamonopause dan para pria pada usia lanjut.
Pada wanita biasanya disebabkan oleh pengaruh hormonal yang tidak seefektif biasanya.
Hormon esterogen yang berfungsi melindungi tulang dalam tubuh malah berkurang
jumlahnya. Osteoporosis pada wanita biasanya disebut sebagai Osteoporosis
postmenopausal.

Sementara itu, pada pria Osteoporosis primer yang terjadi adalah osteoporosis senilis.
Osteoporosis ini terjadi karena berkurangnya kalsium akibat penuaan usia. Osteoporosis
senilis juga bisa terjadi pada wanita. Jadi, wanita yang sudah lanjut usia bisa terkena
Osteoporosis senilis dan postmenopausal. Pada kenyataannya, jumlah penderita osteoporosis
wanita lebih banyak daripada jumlah penderita pria.
2.1.2 Osteoporosis Sekunder
Osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit tertentu, gangguan hormonal, dan juga
kesalahan pada gaya hidup seperti konsumsi alkohol secara berlebihan, rokok, cafein, dan
kurangnya aktifitas fisik. Berbeda dengan osteoporosis primer yang terjadi karena faktor usia,
osteoporosis sekunder bisa saja terjadi pada orang yang masih berusia muda. Jadi, perhatian
pda penyakit ini sebaiknya tidak hanya difokuskan pada orang tua saja. Orang yang masih
muda pun bisa terkena osteoporosis.
Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari hal tersebut dan malah melakukan gaya
hidup yang bisa meningkatkan faktor resiko terkena osteoporosis. Bukan hanya ia lebih
rentan terkena osteoporosis di saat usia tua, ada kemungkinan pula ia terserang diusia muda.
Osteoporosis sekunder yang berkaitan dengan penyakit juga ditemukan pada orang yang
mengidap penyakit cushing disease (kelainan hormon karena tingginya kortisol dalam darah),
hipertiroid (kelebihan hormon tiroid), hiperparatiroid, gangguan ginjal kronis, anoreksia
nervosa, dan beberapa penyakit lainnya.
2.1.3 Osteoporosis Juvenil Idiopatik pada Anak
2.1.4 Osteoporosis Imperfecta

2.2 ANATOMI DAN FISIOLOGI

Tulang merupakan jaringan hidup yangxstrukturnya dapat berubah apabila mendapat


tekanan. Seperti jaringan ikat lain, tulangxterdiri darixsel-sel, serabut- serabut, dan matriks.
Tulang memiliki sifat yang keras, hal inixdikarenakanxmatriks ekstraselularnya
mengalamixkalsifikasi, dan mempunyai derajat elastisitas tertentu, hal ini disebabkan karena
adanya serabut-serabut organik (Snell, 2012).
2.2.1 Anatomi

Menurut klasifikasi berdasarkan bentuknya tulang dibedakan menjadi 4, diantaranya


adalah :

 Tulang panjang
Tulang panjang merupakan tulang yang mempunyai panjang lebih besar dari pada
lebarnya dan di ujung-ujung tulang terdapat tulang spongiosa yang dikelilingi tulang
kompakta.

 Tulang pendek
Tulang pendek banyak terdapat di regio carpal diantaranya adalah os Schapoideum,
dan os lunatum. Pada tulang ini tersusun atas tulang spongiosa yang diliputi oleh
tulang kompakta.
 Tulang pipih
Scapula, os frontale, dan os parietale merupakan tulang jenis ini. Terdiri atas lapisan
tipis tulang kompakta yang disebut tabula dan dipisahkan oleh selaput tipis tulang
spongiosa yang dinamakan diploe.
 Tulang irregular
Tulang irregular merupakan tualng yang tersusun atas selapis tipis tulang kompakta
dan di dalamnya terdapat tulang spongiosa. Contoh tulang jeni ini adalah os cranial,
os vertebrae, dan os coxae.
 Tulang sesamoid
Tulang sesamoid adalah tulang kecil yang dijumpai pada daerah tendo- tendo
tertentu. Tulang sesamoid yang terbesar yaitu patella, yang ada pada tendo
musculus quadriceps femoris. Tulang sesamoid berfungsi merubah arah tarikan
tendo dan menguangi friksi pada tendo (Snell, 2012).

2.2.2 Fisiologi

Jaringan tulang akan mengalami remodelling yang berlangsung secara terus- menerus.

Proses tersebut adalah resorpsi dan formasi tulang, keduanya akan terjadi secara bersamaan.

Proses remodelling ini diperlukan agar tulang beradaptasi terhadap gangguan mekanik serta

perubahan faal tulang sehingga susunan matriks tulang menjadi kokoh (Laily, 2011).

Integritas massa tulang dipengaruhi oleh keseimbangan antara proses formasi dan resorpsi

tulang. Berubahnya proses remodelling tulang akan membuat keseimbangan proses

penghancuran tulang dan pembentukan tulang terganggu. Proses ini adalah dasar terjadinya

hampir semua gangguan metabolisme tulang serta osteoporosis. Proses remodelling tulang

adalah hasil dari kerja dua jenis sel. Keduanya bekerja secara berlawanan dan memegang

peranan penting terhadap proses.

Tulang terdiri atas matriks organic keras yang sangat diperkuat dengan endapan garam
kalsium dan garam tulang.

 1.    Matriks organik ini terdiri dari serat-serat kolagen dan medium gelatin homogen yang
disebut substansi dasar.  Substansi dasar ini terdiri atas cairan ekstraseluler ditambah
proteoglikan, khususnya kondroitin sulfat dan asam hialuronat yang membantu mengatur
pengendapan kalsium.

 2.    Garam-garam tulang terutama terdiri dari kalsium dan fosfat.  Rumus garam utamanya
dikenal sebagai hidroksiapatit.

 Tahap awal pembentukan tulang adalah sekresi kolagen (kolagen monomer) dan substansi
dasar oleh osteoblas.  Kolagen monomer dengan cepat membentuk serat-serat kolagen dan
jaringan akhir yang terbentuk adalah osteoid, yang akan menjadi tempat di mana kalsium
mengendap.  Sewaktu osteoid terbentuk, beberapa osteoblas terperangkap dalam osteoid dan
selanjutnya disebut osteosit.
 Osteoblas dapat dijumpai di permukaan luar tulang dan dalam rongga tulang.  Lawan dari
osteoblas yang membentuk tulang adalah osteoklas yang menyerap tulang dan mengikisnya.

 Pada pertumbuhan tulang normal, kecepatan pengendapan dan absorpsi tulang sama satu
dengan lainnya, sehingga massa total dari tulang tetap konstan.  Biasanya, osteoklas terdapat
dalam massa yang sedikit tetapi pekat, dan sekali massa osteoklas mulai terbentuk, maka
osteoklas akan memakan tulang dalam waktu 3 minggu dan membentuk terowongan.  Pada
akhir waktu ini, osteoklas akan menghilang dan terowongan itu akan ditempati
osteoblas.  Selanjutnya, mulai dibentuk tulang baru.  Pengendapan tulang ini kemudian terus
berlangsung selama beberapa bulan, dan tulang yang baru itu diletakkan pada lapisan
berikutnya dari lingkaran konsentris (lamella) pada permukaan dalam rongga tersebut sampai
pada akhirnya terowongan itu terisi semua.  Pengendapan ini berhenti setelah ada pembuluh
darah yang mendarahi daerah tersebut.  Kanal yang dilewati pembuluh darah ini disebut kanal
harvers.  Setiap daerah tempat terjadinya tulang baru dengan cara seperti ini disebut osteon.

Apabila mendapat beban yang berat, tulang akan menebal.  Selain itu, tulang akan terus
melakukan regenerasi kalau sudah mulai perlu diganti.  Kemampuan tulang melakukan
regenerasi akibat adanya absorpsi-pengendapan tulang.  Kecepatan absorpsi-pengendapan
tulang yang berlangsung cepat, misalnya pada anak-anak, cenderung membuat tulang rapuh
dibandingkan dengan absorpsi-pengendapan tulang yang lambat.  Jadi, pada anak-anak akan
terjadi regenerasi yang cepat apabila ada kerusakan.

KALSIUM

Tubuh manusia dewasa mengandung sekitar 1100gr kalsium, dan 99%nya berada dalam
kerangka tubuh.  Kalsium dalam tulang terdiri Atas 2 tipe: cadangan yang dapat ditukar
dengan cepat, dan cadangan kalsium yang jauh lebih besar ddengan proses penukaran yang
lambat.  Ada 2 sistem homeostatik yang independen: sistem yang mengatur Ca2+ plasma
yang tiap harinya bergerak keluar masuk dari cadangan yang mudah ditukar; dan sistem yang
berperan dalam remodelling tulang melalui resropsi dan deposisi tulang yang konstan.
 Ada 2 tipe kalsium: plasma dan bebas.  Kalsium plasma ada yang terikat pada protein
(albumin dan globulin) dan ada juga yang berdifusi (berionisasi dan berkompleks dengan
HCO3-, sitrat, dst).  Kalsium bebas yang terionisasi dalam cairan tubuh adalah perantara
kedua dan diperlukan untuk pembekuan darah, kontraksi otot, dan fungsi saraf.  Penurunan
kadar Ca2+ dapat menyebabkan tetani hipokalsemik yang ditandai dengan sejumlah besar
spasme otot rangka, seperti yang terjadi pada laringospasme dimana jalan napas akan
tersumbat dan menimbulkan asfiksia fatal.

 Metabolisme kalsium pada manusia dewasa yang mengonsumsi 1000mg (25mmol) kalsium
per hari adalah sebagai berikut:

Makanan (25mmol)

 Tulang

 Pertukaran cepat

 500 mmol

 Dapat dipertukarkan 100mmol

Stabil

 27200 mmol

Penyerapan

 15 mmol

Saluran

 Reabsorbsi

 7,5 mmol

 Penambahan

 7,5 mmol

 cerna

Sekresi

 12,5 mmol
feses

 22,5 mmol

 Reabsorbsi

 7,5 mmol

 Filtrate golemulus

 250 mmol

Urine

 2,5 mmol

Terdapat 3 hormon yang mengatur metabolisme kalsium, yaitu:

 1.    1,25-dihidroksikolikalsiferol yang merupakan hormon steroid yang dibentuk dari


vitamin D.  Reseptor 1,25-dihidrokolekalsiferol ditemukan di banyak jaringan selain usus,
ginjal, dan tulang.  Jaringan tersebut di antaranya adalah kulit, limfosit, monosit, otot rangka
dan jantung, payudara, dan kelenjar hipofisis anterior.  Zat ini dapat mempermudah
penyerapan Ca2+ dari usus, mempermudah reasorbsi Ca2+ di ginjal, meningkatkan aktivitas
sintetik osteoblas, dan diperlukan untuk klasifikasi normal matriks.

 2.     hormon paratiroid (PTH) yang memobilisasi kalsium dari usus.  PTH bekerja langsung
pada tulang untuk meningkatkan resorpsi tulang, ekskresi fosfat dalam urine dan
memobilisasi Ca2+.

 3.    kalsitonin yang menurunkan kadar kalsium dengan cara menghambat resorpsi tulang,
dan menghambat aktivitas osteoklas secara in vitro.

 Ketiga hormon ini bekerja secara terpadu untuk mempetahankan kadar Ca2+ yang konstan
dalam cairan tubuh.`

MINERALISASI DAN DEMINERALISASI

 Mineralisasi tulang merupakan proses penempatan kalsium ke dalam jaringan tulang.


Sedangkan demineralisasi merupakan proses yang antagonis dengan mineralisasi yaitu proses
pengambilan kalsium dari jaringan tulang.

 Selama hidup, tulang secara terus-menerus diresobsi dan dibentuk tulang baru. Kalsium
dalam tulang mengalami pergantian dengan kecepatan 100% per tahun pada bayi dan 18%
per tahun pada orang dewasa. Remodeling tulang ini, sebagian bessar adalah proses local
yang berlangsung di daerah yang terbatas oleh populasi sel yang disebut unit  remodeling
tulang.

 Tulang mempertahankan bentuk eksternalnya selama masa pertumbuhan akibat proses


remodeling konstan, disertai proses pengerasan tulang oleh osteoblas (mineralisasi) dan pada
proses resoprsi oleh osteoklas (demineralisasi) yang terjadi pada permukaan dan di dalam
tulang. Osteoklas membuat terowongan ke dalam tulang korteks yang diikuti oleh osteoblas,
sedangkan remodeling tulang trabekular terjadi di permukaan trabekular. Pada kerangka
manusia, setiap saat sekitar 5% tulang mengalami remodeling oleh sekitar 2 juta unit
remodeling tulang. Kecepatan pembaruan untuk tulang adalah sekitar 4% per tahun untuk
tulang kompak dan 20% per tahun untuk tulang trabekular

Hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh

hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv

vvvvvvvxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxx x

mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmlllllllllllllllllllllllllllll
lllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllll
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………jhughg.,lkg0r0r0
2.3 ETIOLOGI
2.4 PATOFISIOLOGI
2.5 PATHWAY
2.6 MANIFESTASI KLINIS
2.7 PENATALAKSANAAN
2.8 KOMPLIKASI

Anda mungkin juga menyukai