Anda di halaman 1dari 5

1

Nama : .............

Kelas . XI MIPA .......

LDS LAJU REAKSI 1

a. Laju reaksi : laju berkurangnya konsentrasi pereaksi persatuan waktu dan laju bertambahnya
konsentrasi hasil reaksi persatuan waktu. Satuan laju reaksi adalah M.detik– (molar
per detik)
Untuk reaksi : pA → qB
Ungkapan laju reaksinya : Laju berkurangnya konsentrasi zat A persatuan waktu dan laju
bertambahnya konsentrasi zat B persatuan waktu.
Secara matematika dituliskan :

‒ Δ[ A ] + Δ[B ]
vA = vB =
Δt Δt

b. Laju Sesaat : laju reaksi pada saat tertentu. Pada umumnya laju reaksi makin kecil seiring dengan
bertambahnya waktu reaksi. Sehingga plot laju terhadap waktu berbentuk garis
lengkung. Laju sesaat pada waktu “t” dapat ditentukan dari kemiringan (gradien)
tangen pada saat t tersebut.
Contoh :
Laju reaksi antara Mg dengan HCl dapat ditentukan dengan mengukur jumlah salah satu
produknya, yaitu gas hydrogen
Mg(s) + 2HCl(aq) à MgCl2 (aq) + H2 (g)
Waktu Volume
(detik) H2(mL)

0 0

10 14

20 25

30 33

40 38

50 40

60 40

70 40
2

Konsentrasi
Waktu
Berdasarkan grafik di atas, dalam range waktu yang sama besarnya laju reaksi makin lama
makin kecil.

c. Hubungan Laju Reaksi antar zat dalam persamaan realsi.


untuk reaksi : pA + qB → rC + sD

p : Koefisien zat A r : Koefisien zat C

q : Koefisien zat B s : Koefisien zat D

1 1 1 1
Secara umum hubungan besarnya laju reaksinya adalah : r A = rB = rC = r D
p q r s

Contoh : Dari reaksi 2N2O5 → 4NO2 + O2


Laju reaksi N2O5 adalah 8 x 10–4M.dtk–. Hitung laju reaksi NO2 dan laju reaksi O2.
Jawab.
1 1
Laju reaksi NO2 : r = r
2 N O 4 NO 2 5 2

r NO =2r N O
2 2 5

−4 −¿¿
r NO =2 x 8 x 10 M . dtk
2

−3 −¿¿
r NO =1,6 x 10 M . dtk
2

1
Laju reaksi O2 : r =r O
2 NO 2 5 2

1
x 8 x 10−4 =r O
2 2

−4 −¿ ¿
r O =4 x 10 M . dtk
2
3

d. Teori Tumbukan
Agar reaksi dapat berlangsung, maka partikel-partikel pereaksi harus bertumbukan. Akan
tetapi tidak semua tumbukan antar partikel pereaksi menghasilkan reaksi. Tumbukan yang
menghasilkan reaksi disebut tumbukan efektif. Agar tumbukan itu efektif, maka :
1. Partikel-partikel pereaksinya harus memiliki energi lebih besar daripada energi
pengaktifannya
2. Orientasi tumbukan antar partikel pereaksinya harus tepat.

e. Energi pengaktifan (Ea) :


Energi minimum yang diperlukan partikel pereaksi agar bereaksi membentuk kompleks
teraktifasi. Makin besar energi pengaktifan, maka makin sulit reaksi berlangsung . Pada
reaksi yang kompleks, tumbukan antar partikel pereaksi tidak langsung menghasilkan hasil
akhir. Tetapi melalui tahapan-tahapan reaksi yang disebut mekanisme reaksi.

Contoh pada reaksi : 2H2 + 2NO → N2 + 2H2O


Tahapan-tahapan reaksinya :
Tahap 1 : NO + NO → N2O2 (cepat)
Tahap 2 : N2O2 + H2 → N2O + H2O (cepat)
Tahap 3 : N2O + H2 → N2 + H2O (lambat)

+
2H2 + 2NO → N2 + 2H2O
Tahap paling lambat merupakan tahap penentu laju reaksi keseluruhan

f. Grafik reaksi eksoterm dan reaksi endoterm


Baik reaksi eksoterm maupun endoterm, memerlukan energy pengaktifan. Energi yang
Dilepaskan. pada reaksi eksoterm lebih besar daripada energy yang diperlukan
(Ea)sedangkan pada reaksi endoterm sebaliknya.

Reaksi eksoterm Reaksi endoterm

LATIHAN
1. Apa yang dimaksud laju Reaksi ?
4

Jawab

2. Diketahui reaksi N2(g) + 3H2(g)     → 2NH3(g)  


a. Tulis ungkapan laju reaksi untuk reaksi di atas
Jawab

b. Tulis hubungan besarnya laju reaksi gas hidrogen dengan laju reaksi gas amoniak
Jawab

3. Dalam wadah 2 liter terdapat 0,5 mol gas N2O3 kemudian dipanaskan menurut reaksi :
2N2O3 → 2N2 + 3O2.
Bila dalam waktu 5 detik terbentuk 0,2 mol gas nitrogen, hitung laju reaksi masing
masing zat dalam persamaan reaksi di atas.
Jawab

4. Jelaskan mengapa laju reaksi suatu zat makin lama makin kecil
Jawab

5. Energi aktivasi adalah.........

6. Tumnukan efektif adalah..........

7. Tuliskan 2 faktor supaya pada reaksi terjadi tumbukan efektif


Jawab

8. Mekanisme reaksi adalah...........

9. Apa yang dimaksud kompleks teraktifasi pada laju reaksi?


Jawab
5

Anda mungkin juga menyukai