Anda di halaman 1dari 17

SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan : Belanja Modal Bangunan Fasilitas Umum Pekerjaan


Jalan Lingkungan L=4m Kab. Batang Hari
Waktu Pelaksanaan : 120 Hari Kalender
Lokasi : Kec. Mersam Kab. Batanghari Prov. Jambi
Sumber Dana : APBD Provinsi Jambi Tahun Anggaran 2021

I. SPESIFIKASI TEKNIS
Pekerjaan Pembangunan Prasarana Utilitas Wilayah II spesifikasi sebagai berikut :
a. Badan Jalan Rigid Pavement Beton K200 dengan ketebalan 15 cm. b.
Tulangan Rigid Pavement Menggunakan Baja Wiremesh M6.
c. Pada permukaan badan jalan dipasang plastik hitam pelindung sebelum pengecoran.
Secara rinci persyaratan teknis dalam pelaksanaan Rigid Pavement terdapat dalam
ketentuan-ketentuan dibawah ini :
1.1 KETENTUAN UMUM
Spesifikasi Teknis ini berisi penjelasan dan ketentuan-ketentuan atas pekerjaan-
pekerjaan yang pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia secara padat tenaga
kerja dan menggunakan peralatan.
Lapangan kerja akan di serahkan kepada kontraktor dalam keadaan seperti
waktu pemberian penjelasan dan sebelum memulai pekerjaan di anggap mengetahui
benar letak, batas-batas tanah maupun situasi tanah pada waktu itu.
Kontraktor wajib menyelesaikan pekerjaan hingga lengkap yaitu dengan
membuat, memasang, menyediakan bahan-bahan bangunan, alat-alat dan sebagainya
yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan tersebut.
Setiap pekerjaan yang akan di mulai kontraktor maupun yang sedang di
laksanakan kontraktor wajib berhubungan dengan pengawas untuk menyaksikan
sejauh tidak di tentukan lain untuk mengesahkanya.
Sebelum pekerjaan di mulai kontraktor akan mengajukan jadwalpelaksanaan
secara terpe rinci (Network Planning Bar Chart).
Setiap permohonan dari kontraktor maupun pengesahan dari pengawas di anggap
sah dan berlaku serta mengikat jika dilakukan secara tertulis.
Ketelitian dan kerapihan kerja akan di nilai oleh pengawas apabila yang
menyangkut penyelesaian dan kerapihan pekerjaan (Finishing Work).
Penimbunan bahan-bahan di lapangan akan memenuhi syarat-syarat tehnis serta
dapat di pertanggungjawabkan dan tidak menimbulkan bahaya.
Jika terjadi perbedaan antara gambar dengan uraian ini, kontraktor wajib
menghubungi pengawas guna mendapatkan pemecahanya.
Jika terjadi perbedaan ukuran pada atau gambar maka yang terdapat dalam
gambar skala terbesar yang berlaku.
Jika terdapat gambar kerja dan penjelasanya yang kurang atau tidak jelas,
Kontraktor boleh melengkapi atas persetujuan dan petunjuk Pengawas.
Mengenai segala perizinan sehubungan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan
merupakan beban kontraktor. Semua syarat–syarat dan ketentuan yang tercantum
dalam Dokumen Pengadaan ini, termasuk Berita Acara Penjelasan Pekerjaan adalah
syah dan mengikat.

Gambar-gambar Pedoman Kerja


Gambar Kontrak (Gambar Rencana)
Gambar - gambar yang terdapat dalam kontrak seperti terlampir dalam
dokumen pengadaan. Penyedia jasa akan menggunakan gambar - gambar
rencana sebagai dasar untuk mempersiapkan gambar-gambar kerja (Soft
Drawing).
Gambar Kerja (Soft Drawing)
Gambar - gambar kerja disiapkan oleh Penyedia Jasa dan disetujui serta
ditandatangani oleh pengawas lapangan dan atau direksi sebelum
pekerjaan dimulai, termasuk perubahannya. Gambar-gambar tersebut
dibuat secara menyeluruh dengan memperlihatkan denah, tampak,
potongan dan detail dari semua pekerjaan beserta dimensi-dimensi
seperti ukuran dan jarak di lapangan. Gambar - gambar kerja akan
disediakan 1 (satu) set lengkap pada kertas ukuran A3.
Gambar Purna Bangun (As Built Drawing)
Setelah masa pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa akan membuat 1 (satu)
set lengkap dalam ukuran kertas A3 berupa gambar-gambar yang
dibuat berdasarkan hasil akhir dari tiap-tiap pekerjaan. As Built Drawing
(ABD) akan memperlihatkan semua perubahan dari tiap-tiap pekerjaan
sesuai kontrak dan dibuat secara menyeluruh.
ABD akan diperiksa, disetujui dan ditandatangani oleh Pengawas
Lapangan dan Pejabat Pembuat Komitmen, yang kemudian diserahkan
pada Pengguna Jasa dalam bentuk print out sebanyak 3 (tiga) eksemplar
dan soft copy dalam format .dwg.

Penjelasan Dokumen Pengadaan dan Gambar


Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan rencana kerja dan syarat -
syarat (DOKUMEN PENGADAAN) termasuk tambahan dan perubahannya
dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
Bila Gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syara-syarat
(DOKUMEN PENGADAAN), maka yang mengikat/berlaku adalah
DOKUMEN PENGADAAN. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar
yang lain, maka yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku.
Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keraguan-keraguan sehingga
dalam pelaksanaan menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib
menanyakan kepada Pengawas.

Mobilisasi dan Demobilisasi serta Fasilitas Lapangan


Penyedia Jasa diakankan mempersiapkan alat-alat yang diperlukan untuk
melaksanakan tiap tahap dari pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut dimulai.
Kerusakan pada alat-alat sebelum digunakan yang akan mengganggu
pelaksanaan kerja akan segera diperbaiki atau diganti. Penyedia Jasa wajib
mendatangkan alat-alat tersebut tepat pada waktunya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam Mobilisasi dan Demobilisasi adalah :
Mobilisasi dan demobilisasi akan dipersiapkan dan dilaksanakan
tepat waktu oleh Penyedia Jasa seperti kebutuhan personil dan
peralatan.
Penyedia Jasa akan menyiapkan surat jalan bagi personil yang akan
bekerja serta dilaporkan dan disetujui oleh Pengawas Lapangan dan
atau Direksi.
Penyedia Jasa bersama Pengawas Lapangan wajib melapor kepada
camat dan lurah setempat.
Apabila pekerjaan-pekerjaan dalam kontrak sudah diselesaikan,
Penyedia Jasa akan memindahkan dari lapangan semua fasilitas, peralatan
dan perlengkapan yang bukan merupakan bagian dari pekerjaan permanen.
Lapangan akan bersih dari bahan-bahan yang tidak digunakan lagi
dan bangunan-bangunan sementara akan dibongkar seluruhnya
sesuai dengan petunjuk Pengawas Lapangan dan/atau Direksi.
Kantor dan Gudang Kontraktor.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Kontraktor dapat membuat kantor
kontraktor, barak-barak untuk pekerja dan Gudang penyimpanan bahan
(boukeet) yang sebelumnya telah mendapat persetujuan dari pihak
Direksi/Pengawas berikut dengan Konstruksi atau penempatannya. semua
boekeet perlengkapan pemborong dan sebagainya, pada waktu
pekerjaan berakhir (serah terima ke dua) akan di bongkar.
Sarana Kerja.
Kontraktor wajib memasukan Identifikasi tempat kerja bagi semua
pekerjaan yang di lakukan di luar lapangan, sebelum pemasangan
peralatan yang di miliki serta jadwal kerja.
Semua sarana yang di gunakan akan benar - benar baik dan memenuhi
persyaratan kerja, sehingga memudahkan dan melancarkan kerja di
lapangan.
Penyediaan tempat penyimpanann bahan/material di lapangan akan aman
dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal lain yang dapat menggangu
pekerjaan lain yang sedang berjalan.

Pengaturan jam kerja dan pengerahan tenaga kerja.


Pemborong akan dapat mengatur sedemikian rupa dalam pengerahan
tenaga kerja, pengaturan jam kerja maupun penempatan bahan hendaknya
di konsultasikan terlebih dahulu dengan Direksi/pengawas lapangan,
khususnya dalam pengawasan tenaga kerja dan peraturan perburuhan
yang berlaku.
Perlindungan terhadap bangunan yang ada.
Segala kerusakan yang timbul pada bangunan/konstruksi sekitarnya
menjadi tanggung jawab pemborong untuk memperbaikinya, bila
kerusakan tersebut jelas akibat pelaksanaan pekerjaan.
Pembersihan dan penebangan pohon.
Bila di lapangan terdapat pohon - pohon, pagar dan lain sebagainya,
pemborong tidak boleh membasmi, menebang atau merusaknya. Kecualai
telah di tentukan atau sebelumya telah di beri tanda pada gambar bestek
yang menandakan bahwa pohon - pohon dan pagar akan di singkirkan. jika
ada hal yang mengakankan pemborong untuk melakukan penebangan,
maka ia akan mendapatkan izin dari pemberi tugas.
Pencegahan pelanggaran Wilayah.
Pemborong akan membatasi daerah operasinya di sekitar tempat
pekerjaan, supaya pekerja tidak melanggar wilayah bangunan- bangunan
lain yang berdekatan. Pemborong akan melarang siapapun yang tidak
berkepentingan memasuki wilayahnya.
Penjagaan.
Pemborong bertanggung jawab atas penjagaan dan perlindungan
terhadap pekerjaan yang sedang berjalan yang di anggap penting selama
pelaksanaan.
Kuasa Kontraktor Pelaksana di Lokasi Pekerjaan
Di lokasi pekerjaan, Kontraktor Pelaksana wajib menunjukan seorang
Pelaksana lapangan sebagai kuasa Kontraktor Pelaksana untuk memimpin
pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan mendapat kuasa penuh dari
Kontraktor Pelaksana.
Dengan adanya Pelaksana Lapangan, tidak berarti bahwa kontraktor lepas
tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
Kontraktor Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis kepada Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), Konsultan pengawas dan Pengawas
Lapangan, nama dan jabatan Pelaksana Lapangan untuk mendapatkan
persetujuan.
Bila kemudian hari, menurut pendapat Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK), Konsultan pengawas dan Pengawas Lapangan, Nama dan
Jabatan pelaksana secara tertulis untuk mengganti Pelaksana Lapangan,
maka dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan,
Kontraktor Pelaksana akan sudah menunjuk Pelaksana Lapangan baru atau
Kontraktor Pelaksana sendiri (penanggung jawab/direksi perusahaan)
yang akan memimpin pelaksanaan.

Jaminan Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3)


Kontraktor Pelaksana diwajibkan menyediakan obat - obatan menurut
syarat - syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PKPA) yang
selalu dalam keadaan siap digunakan dilapangan, untuk mengatasi
segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja lapangan.
Kontraktor Pelaksana wajib menyediakan air minum yang cukup bersih
dan memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas dan pekerja
yang ada dibawah kekuasaan Kontraktor Pelaksana.
Kontraktor Pelaksana wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC
yang layak dan bersih bagi semua petugas dan pekerja, kecuali ada dilokasi,
akan seizin Pemilik Kegiatan.
Kontraktor Pelaksana wajib memberikan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
dalam bentuk Jaminan Kecelakaan Kerja kepada seluruh pekerja, sesuai
dengan Undang-undang nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional, Undang-undang nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial dan Peraturan Pemerintah nomor 84 tahun
2013 tentang Perubahan Kesembilan Peraturan Pemerintah nomor 14
Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Jumlah Jaminan Sosial Tenaga Kerja pada yang akan disetor BPJS
KetenagaKerjaan oleh Kontraktor Pelaksana akan ditentukan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Kontraktor Pelaksana wajib menyediakan lampu sorot / lampu
penerangan jalan pada tempat-tempat yang diperlukan untuk menghindari
kecelakaan pada pengguna jalan yang dilalui (pada malam hari).

Jadwal Pelaksanaan (Time Schedulle)


Sebelum mulai pekerjaan nyata dilapangan pekerjaan, Kontraktor wajib
membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-
chart dan S curve bahan/tenaga.
Rencana Kerja tersebut sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari
kerja setelah Surat Keputusan Penunjukan (SKP) diterima Kontraktor.
Kontraktor Pelaksana wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4
(empat) kepada Konsultan Pengawas, Satu salinan Rencana Kerja akan
ditempel pada dinding di Direksi keet di lapangan yang selalu diikuti
dengan grafik kemajuan pekerjaan (prestasi kerja). Konsultan Pengawas
akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor Pelaksana berdasarkan
Rencana Kerja tersebut.
1.2 PEKERJAAN PERSIAPAN
Pek. Papan Nama Proyek dan Rambu-rambu Pekerjaan
Kontraktor Pelaksana diwajibkan untuk membuat 1 (satu) buah papan
nama Kegiatan dan Rambu-rambu Pekerjaan yang ukuran dan isinya akan
diberitahukan kemudian.

Pek. Setting Out dan Pengukuran


Pek. Setting Out dan Pengukuran Jalan lingkungan yang dilaksanakan secara
bersama–sama Pejabat Pelaksana Kegiatan (PPTK), Konsultan Pengawas,
Pengawas Lapangan dan Kontraktor Pelaksana, yang dimulai dari STA 0 + 000
sampai dengan akhir Jalan lingkungan yang akan dibangun dengan interval
sepanjang maksimal 50 meter. Semua peralatan untuk pekerjaan ini disiapkan
oleh Kontraktor Pelaksana.

Pek. Sewa Direksi Keet/Barak Kerja


Kontraktor Pelaksana diwajibkan untuk menyiapkan 1 buah rumah untuk
personil serta tempat penyimpanan material (Quarry).

Pek. Uji DMF dan JMF


Kontraktor Pelaksana membawa komponen bahan dan material pembentuk
beton ke laboratoium untuk di desain sesuai kebutuhan mutu Beton Pekerjaan.
Bahan dan material yang akan digunakan sebaiknya ketersediaannya
mencukupi selama pekerjaan sehingga dapat menghindari kesalahan rencana
campuran beton.
Pada waktu pelaksanaan pengecoran dilokasi pekerjaan, campuran beton
dibuatkan contoh uji dengan bentuk selider diameter 150 mm, tinggi 300 mm
atau bentuk kubus dengan ukuran 150 mm X 150 mm X 150 mm. Dengan
ketentuan pemeriksaan kekuatan tekan beton biasanya pada umur
7 hari dan 28 hari dan hasil pemeriksaan diambil nilai rata-rata dari minimal 2
buah benda uji. Pengambilan Sample JMF dilakukan setiap 100 m.

Pek. Pembersihan dan Perataan Lapangan


Pembersihan dan perataan lapangan seperti pembersihan, pengupasan,
pembongkaran, penggalian dan penimbunan. Pembentukan secara tepat sangat
penting dalam pelaksanaan ditinjau dari segi jumlah beton semen yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Bila alat pengupas dilengkapi dengan sistim pengatur otomatis, maka alat
tersebut dapat langsung dioperasikan diatas permukaaan yang akan dibentuk.

1.3 PEKERJAAN JALAN BETON


Pek. Bekisting
Bekisting akan dibuat berdasarkan dimensi yang tertera dalam gambar rencana,
karena ukuran/dimensi yang tertera adalah ukuran cetak beton. Sambungan
bekisting akan dibuat benar-benar rapat sehingga air adukan beton tidak
banyak keluar. Pemasangan bekisting akan benar-benar rata, selalu diperiksa
horisontal dan vertikalnya, untuk mencegah/mengurangi lendutan beton setelah
dibekisting dibongkar, pemasangan bekisting dapat dinaikan 1-2 cm.
Pemasangan bekisting dilaksanakan setelah steiger/perancah terpasang dengan
baik dengan ijin MK/pengawas. Rangka/penguat bekisting akan dipasang
sedemikan rupa sehingga dapat menjamin kokohnya bekisting. Sebelum
pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting akan bersih dari semua
kotoran maupun sepih kayu. Pembongkaran bekisting untuk mencegah
lendutan yang cukup besar, pembongkaran bekisting dapat dilakukan setelah
umur beton 14 hari. Tidak boleh dilakukan sebelum tercapainya
pengerasan beton dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan dengan hati-
hati tidak boleh merusak
beton yang sudah mengeras, dengan terlebih dulu mendapat persetujuan tim
manajemen konstruksi/pengawas.

Pekerjaan Pemasangan Plastik Cor


Plastik Cor merupakan lembar kedap air dipasang diatas permukaan yang telah
siap. Lembar-lembar yang berdampingan dipasang tumpang tindih dengan
lebar tumpang tindih tidak kurang dari 10 cm pada arah melebar dan 30 cm
pada arah memanjang. Pemasangan lembar kedap air akan dilakukan secara
hati-hati untuk mencegah sobeknya lembar-lembar tersebut. Juga akan
diperhatikan kemungkinan rusaknya lembaran akibat angin.

Tulangan
Tulangan struktural pada jalan Rigid Pavement adalah dengan menggunakan
besi wiremesh M6, sesuaikan gambar dan untuk tulangan Dowel dan Tie Bar.

Pekerjaan Persiapan Pengecoran


Pelaksanaan akan menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah takaran dari
masing-masing bahan pembentukan beton dengan persetujuan dari
pengawas. Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran
dari meterial-material akan dengan persetujuan pengawas dan seluruh
operasi akan dikontrol dan diawasi terus menerus oleh seorang
inspektor yang berpengalaman dan bertanggung jawab. Pengadukan akan
dilakukan dengan mesin pengaduk beton (Concrete Mixer), mesin pengaduk
akan betul - betul kosong sebelum digunakan. Bahan-bahan pembentuk beton
akan dicampur dan diaduk selama 1,5 menit setelah semua bahan ada
didalam Concrete Mixer. Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi
kapasitas yang telah
ditentukan. Air akan dituang dahulu selanjutnya ditambahkan sedikit demi
sedikit selama pengadukan. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan yang
berlebihan yang membutuhkan penambahan air untuk mendapat konsistensi
beton yang dikehendaki.
Pengecoran hanya boleh dilaksanakan setelah pemasangan tulangan serta
kelengkapannya telah diperiksa dan dianggap benar oleh Tim MK/Pengawas.
Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor akan
bersih dari kotoran-kotoran dan bagian beton lepas, Bagian-bagian yang akan
ditanam dalam beton sudah akan terpasang (besi wiremesh dan
perlengkapan-perlengkapan lain).
Sebelum pengecoran dilaksanakan, MK/Pengawas akan mengadakan
pelaksanaan tentang urutan kerja pekerjaan bekisting, pembesian.
Perbandingan campuran beton akan dilaksanakan sesuai dengan hasil trial
mixes yang telah dilakukan.
Pengecoran dilaksanakan dengan memakai beton batching
plant/Readymix sesuai dengan dukungan dari pabrikan.
Cetakan atau pasangan dinding yang akan di berhubungan dengan
beton akan dibasahi dengan air sampai jenuh dan tulangan akan
sudah terpasang dengan baik. Sambungan diusahakan lurus dan rata dalam
arah horizontal maupun vertikal terutama untuk permukaan beton yang
tidak di finish (exposed concrete).
Sebelum penuangan, cetakan akan diteliti untuk memastikan
kebenaran letak kekuatnnya dan tidak terjadi penurunan dan
pengembangan pada saat beton dituangi permukaan cetakan akan
bersih dari segala macam kotoran diberi form oil untuk mencegah lekatnya
beton pada cetakan, pelaksananya akan berhati-hati agar tidak terjadi
kontak dengan baja tulangan yang dapat mengurangi daya lekat beton
dengan tulangan.1.9.8.
Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari
pengawas, atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai
berikut :
o Bagian sisi balok 48 jam
o Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
o Balok dengan beban konstruksi 21 hari
o Pelat Lantai 21 hari
Dengan persetujuan pengawas, cetakan dapat dibongkar lebih awal
apabila hasil pengujian dari benda uji yang mempinyai kondisi sama
dengan beton sebenarnya, telah mencapai 75% dari kekuatan beton pada
umur 28 hari.
Segala izin yang diberikan oleh pengawas, tidak mengurangi atau
membebaskan tanggung jawab pelaksana terhadap kerusakan yang timbul
akibat pembongkaran cetakan.
Pembongkaran cetakan akan dilaksanakan dengan hati-hati sehingga
tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton. Dalam hal terjadi bentuk
beton yang tidak sesuai dengan gambar rencana, pelaksana wajib
mengadakan perbaikan atau pembentukan kembali.
Permukaan beton akan bersih dari sisa-sisa kayu cetakan dan pada
bagian-bagian konstruksi yang terpancang dalam tanah, cetakan akan
dicabut dan dibersihkan sebelum pengurugan dilakukan.

Pekerjaan Pengangkutan Dan Pengecoran


Waktu pengangkutan akan diperhitungkan dengan cermat, sehingga
waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 (satu) jam dan
tidak terjadi perbedaan pengikatan yang menyolok antara beton yang
sudah dicor dan yang akan dicor.
Apabila waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan melebihi waktu
yang ditentukan, maka akan dipakai bahan-bahan penghambat
pengikatan (retarder) dengan persetujuan pengawas.
Pelaksana akan memberitahukan pengawas selambat-lambatnya 2
(dua) hari sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
Pengadukan, pengangkutan,pengecoran,pemadatan dan perawatan
beton akan mengikuti ketentuan yang tertera dalam peraturan beton yang
berlaku.
Adukan beton tidak boleh dituang, bila waktu sejak dicampurnya air
pada semen dan agregat telah melampaui 1,5 jam dan waktu ini dapat
berkurang, bila pengawas menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.
Kontraktor pelaksana akan menyediakan mesin pengaduk adukan
beton (Concrete Mixer/mollen) dalam jumlah yang cukup, demikian juga
mesin penggetar adukan (vibrator) dan “jojohan” dari batang besi.
Mesin pengaduk yang akan digunakan akan dalam kondisi siap pakai, agar
tidak terjadi hambatan saat pengadukan. Tempat pengadukan
benar-benar bersih/bebas terutama dari minyak dan karat.
Pelaksana wajib mempersiapkan tenaga ahli (mekanik) & tenaga kerja
dengan pengalaman yang cukup memadai untuk pekerjaan pengecoran
terutama operator vibrator.
Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari
1,5 Meter, bila memungkinkan sebaiknya digunakan pipa berisi penuh
adukan dengan pangkalnya terbenam dalam adukan yang baru
dituang.
Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah
mengalami initial set atau yang telah mengeras dalam batas dimana yang
baru dituang.
Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh
tanah akan diberi lantai dasar setebal 5 cm agar menjamin duduknya
tulangan dengan baik dan mencegah penyerapan air semen oleh
tanah.
Bila pengecoran beton berhenti sementara sedang beton sudah
menjadi keras dan tidak berubah bentuk maka bagian tersebut akan
dibersihkan dari lapisan air semen (laitance) dan partikel-partikel yang
terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup, sehingga didapat beton yang
padat, segera setelah penghentian pengecoran, adukan yang lekat pada
tulangan dan cetakan akan dibersihkan.

1.4 PEKERJAAN PEMADATAN BETON


Pelaksana bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan guna
pengangkutan dan penuangan beton dengan kekentalan secukupnya agar
didapat beton yang padat tanpa perlu penggetaran secara berlebihan.
Pemadatan beton seluruhnya akan dilaksanakan dengan Mechanical
Vibrator dan dioperasikan oleh orang yang berpengalaman.
Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat
penggetaran yang mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian
beton dan pemadatan yang baik, alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada
tulangan, terutama pad tulangan yang telah masuk pada beton yang telah mulai
mengeras.

1.5 BENDA-BENDA YANG TERTANAM DALAM BETON


Besi Wiremesh dan benda – benda lain yang diperlukan ditanam dalam
beton akan terikat dengan baik sebelum pengecoran.
Benda-benda tersebut akan dalam keadaan bersih, bebas dari karat dan
kotoran – kotoran lain pada saat mengecor.

1.6 PENYELESAIAN BETON


Semua permukaan jadi hasil pekerjaan beton akan rata, lurus tanpa ada
bagian-bagian yang keropos, melendut atau bagian-bagian yang membekas
pada permukaan,ujung-ujung atau sudut-sudut akan berbentuk penuh dan
tajam.
Bagian-bagian yang rapuh, kasar, berlubangdan tidak memenuhi syarat
akana segera diperbaiki dengan cara memahatnya dan mengisinya kembali
dengan adukan beton yang sesuai baik kekuatan maupun warnanya untuk
kemudian diratakan, bila diperlukan dihaluskan menggunakan ampelas,
Caborandum atau gerinda.
Permukaan lantai beton akan mempunyai bentuk jadi yang rata, toleransi
kerataan pada lantai tidak lebih 1cm pada jarak 10m, tidak dibenarkan untuk
menabur semen kering pada permukaan beton dengan maksud menyerap
kelebihan air.
Permukaan jalan beton akan ditutup menggunakan plastik apabila pada saat
pengecoran terjadi hujan.

1.7 PEKERJAAN PEMBERSIHAN


Sebelum penyerahan pertama dilaksanakan, kontraktor akan meneliti
semua bagian pekerjaan dan kalau terdapat bagian pekerjaan yang belum
sempurna maka kontraktor akan segera memperbaikinya dengan penuh
tanggung jawab.
Pada waktu penyerahan pertama pekerjaan, ruangan akan sudah selesai
dibersihkan dari segala kotoran – kotoran lainnya.
Halaman dalam dan luar bagunan akan diberihkan dari segala macam
sampah, kotoran bekas pekerjaan dan kotoran – kotoran lainnya.
Kontraktor akan mempunyai tanggung jawab untuk segera menyelesaikan
pekerjaan dengan sebaik – baiknya sehingga memerlukan pekerjaan perbaikan.
Setelah penyerahan kedua, semua barang dan peralatan yang menjadi hak atau
milik kontraktor akan segera dipindahkan dan disingkirkan dari lokasi
bangunan.

1.8 PEKERJAAN OPNAME


Pekerjaan ini dilakukan untuk mengecek hasil pekerjaan Kontraktor kemudiaan
dilakukan penyesuaian antara rencana dengan hasil pekerjaan dilapangan.
Pekerjaan ini dilakukan dengan cara melakukan pengukuran hasil pekerjaanmeliputi
lebar, panjang dan ketebalan beton. Untuk menjamin diperolehnya hasil yang
maksimal maka diperlukan kerjasama yang baik antara Kontraktor, Pengawas
Lapangan dan Direksi Pekerjaan.

1.9 PEKERJAAN PENYELESAIAN


Dokumentasi
Dokumentasi adalah Dokumentasi sebelum pelaksanaan pekerjaan (0 %), pada
saat pelaksanaan pekerjaan minimal prestasi pekerjaan 50 % dan setelah
pelaksanaan pekerjaan (prestasi pekerjaan 100 %). Sebaiknya Kontraktor
Pelaksana menambah dokumentasi pada setiap item pelaksanaan pekerjaan.

Pelaporan
Pelaporan adalah membuat perhitungan prestasi pekerjaan yang telah
dilaksanakan berdasarkan laporan harian, laporan mingguan dan laporan
bulanan. Laporan-laporan tersebut dibuat oleh Kontraktor Pelaksana, diperiksa
oleh Konsultan Pengawas dan Pengawas Lapangan serta disetujui oleh
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).

1.10 HAL - HAL LAIN


Kontraktor di wajibkan untuk membuat sebuah papan nama pekerjaan
yang berukuran dan isinya akan di beritahukan kemudian.
Hal-hal lain mengenai perubahan konstruksi dapat di selesaikan antara
kontraktor dan pengawas.
Mengenai segala perizinan sehubungan dengan pekerjaan yang akan di
laksanakan merupakan beban kontraktor.
1.11 PERATURAN PENUTUP
Pekerjaan yang nyata menjadi bagian pekerjaan pembangunan tetapi tidak dapat di
uraikan atau di muat dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini akan di
selenggarakan oleh kontraktor, kontraktor di anggap seakan-akan pekerjaan di
uraikan dan di muat dalam rencana kerja dan syarat-syarat. Untuk
mencapai suatu penyelesaian pengawas maupun pemberi tugas. Semua syarat-
syarat dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam rencana kerja dan
syarat-syarat ini termasuk dalam berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwijzing)
adalah sah dan mengikat.

Jambi, 23 April 2021


PT. TUAH DEPANGGA SAKI

Direktur

Anda mungkin juga menyukai