Anda di halaman 1dari 9

RehabilitasiMedik•Rehabilitasi: Pemulihan ke bentuk atau fungsi yang normal setelah

terjadi luka atau sakit, atau pemulihan pasien yang sakit atau cedera pada tingkat fungsional
optimal di rumah dan masyarakat, dalam hubungan dengan aktivitas fisik, psikososial, kerja
dan rekreasi(Dorland’s, 2000)

Pasien yang telah mendapat serangan stroke, intervensi rehabilitasi medis s a n g a t


penting untuk mengembalikan pasien pada kemandirian mengurus diri
sendiri dan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari tanpa menjadi beban bagi keluarganya.
Perlu diupayakan agar pasien tetap aktif setelah stroke untuk mencegah timbulnya komplikasi tirah
baring dan stroke berulang (pencegahan sekunder).
K o m p l i k a s i tirah baring dan stroke berulang akan memperberat
d i s a b i l i t a s d a n menimbulkan penyakit lain yang bahkan dapat membawa kepada kematian.
Rehabilitasi adalah suatu program yang disusun untuk
memberi kemampuan kepada penderita yang mengalami disabilitas fisik dan atau
penyakit k r o n i s , a g a r m e r e k a d a p a t h i d u p a t a u b e k e r j a s e p e n u h n y a
s e s u a i d e n g a n kapasitasnya (Harsono, 1996). Program rehabilitasi menurut Ibrahim
(2001) tidak hanya terbatas pada pemulihan kondisi semata, tetapi juga mencakup
rehabilitasi yang bersifat psikososial, penuh dengan kasih sayang serta empati yang luas,
guna membangkitkan penderita. Rehabilitasi medik meliputi tiga hal, yaitu rehabilitasi
medik, sosial, dan vokasional. Rehabilitasi medik
merupakan upaya mengembalikan kemampuan penderita secara fisik pada
keadaan semula sebelum s a k i t d a l a m w a k t u s e s i n g k a t m u n g k i n . R e h a b i l i t a s i
s o s i a l m e r u p a k a n u p a y a  bimbingan sosial berupa bantuan sosial guna memperoleh
lapangan kerja. R e h a b i l i t a s i v o k a s i o n a l m e r u p a k a n u p a y a p e m b i n a a n
yang bertujuan agar  penderita cacat menjadi tenaga produktif serta dapat
melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan kemampuannya. Rehabilitasi medik dalam ilmu
kedokteran adalah suatu disiplin ilmu yang  berperan dalam pemulihan gangguan fungsi baik
secara fisik, psikologi, edukasi dan sosial. Pemulihan fungsi itu tentu bukan berarti semua
pasien yang fungsinya terganggu dengan rehabilitasi medik akan menjadi normal seperti
semula, karena  banyak faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemulihan fungsi ini.
Faktor tersebut adalah seberapa berat penyebab gangguan fungsi ini, apakah permanen atau sementara, apakah
progresif, seberapa besar sisa fungsi yang masih ada. Adakah gangguan lain yang
memperberat atau menghambat proses pengembalian fungsi misalnya depresi,
gangguan kognisi termasuk gangguan komunikasi. Faktor dari l u a r misalnya
penerimaan dan dukungan dari keluarga atau masyarakat
sekelilingnya, apakah ada sarana bagi penderita, dalam hal ini
modifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun di luar
r u m a h . H a l i n i s a n g a t membantu pemulihan gangguan fungsi bagi penderita. Sejauh
mana dapat dicapai  pemulihan fungsi, hasilnya sangat individual.
Rehabilitasi Medik untuk Pasien Stroke

Stroke tidak hanya menjadi penyakit yang dapat menyerang fisik, namun juga mental
penderitanya. Hal ini membuat pasien stroke membutuhkan rehabilitasi medik serta
dukungan dari keluarga.

Stroke merupakan suatu penyakit defisit neurologis yang bersifat mendadak. Penyebabnya
adalah gangguan aliran pembuluh darah di otak. Beberapa hal yang menyebabkan gangguan
aliran darah tersebut adalah terbentuknya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah, sehingga
suplai aliran darah ke otak terhenti dan muncul gejala kematian jaringan otak.

Stroke sendiri menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia setelah penyakit
jantung dan kanker, serta menimbulkan kecacatan tertinggi. Kecacatan yang ditimbulkan
akibat stroke ini dapat memberikan stres yang sangat berat bagi pasien ataupun keluarga.

Berbaring di kasur dalam tempo lama tentu menyiksa tubuh pasien penderita stroke. Karena
itu, penting sekali pasien yang menjalani pengobatan medis juga harus melaksanakan
rehabilitasi medik untuk kesembuhannya. Rehabilitasi sebenarnya dimulai di rumah sakit
sesegera mungkin setelah serangan stroke.

Berapa lama pasien stroke perlu menjalani rehabilitasi


medis?
Ada beberapa penderita stroke dapat cepat sembuh, sedangkan penderita lainnya butuh
rehabilitasi yang lama. Menurut WHO (World Health Organization), tujuan rehabilitasi
penderita stroke adalah memperbaiki fungsi motorik, wicara, kognitif dan fungsi lain yang
terganggu. Kemudian re-adaptasi sosial dan mental untuk memulihkan hubungan
interpersonal dan aktivitas sosial, serta dapat melaksanakan aktivitas kehidupan sehari – hari.

Serangkaian rehabilitasi mulai dari penilaian, diagnosis, perlakuan dan aktivitas pencegahan
dilaukan untuk menghindari pasien dari cacat fisik permanen. Tim rehabilitasi medik yang
terdiri dokter spesialis rehabilitasi medik, perawat, terapis okupasi, dokter spesialis gizi, dan
psikiater akan mengkaji dan menentukan perencanaan terapi yang sesuai dengan kondisi
pasien.
Terapi dimulai secara bertahap, yaitu menggerakan anggota tubuh, duduk, berdiri dan
berjalan sendiri. Selain itu, melakukan kegiatan sehari – hari akan membantu pasien sembuh
lebih cepat.

Pada intinya rehabilitasi medik bertujuan meningkatkan kemandirian pasien, membantu


mengatasi disabilitas pasien. Oleh karena itu, pasien harus membiasakan menggerakkan
tubuhnya agar sendi tidak kaku.

Ada beberapa jenis disabilitas pada pasien stroke


1. Impairment, gangguan kecacatan fisik berupa kondisi ketidaknormalan atau hilangnya
struktur dan fungsi psikologis atau anatomis. Misalnya ada kelumpuhan, tidak bisa
bicara dan gangguan fungsi tubuh lainnya. Di tingkat ini kelumpuhan satu sisi harus
dilatih secara bertahap. Pada kasus pasien dengan gangguan sulit menelan, akan
diberikan terapi wicara.
2. Disabilitas, yakni tingkat kecacatan kemampuan yang mengakibatkan keterbatasan,
sehingga tidak bisa melakukan kegiatan secara mandiri. Selain itu modifikasi alat
bantu juga bisa dilaksanakan, misalnya pasien tidak bisa makan karena tidak bisa
menggenggam sendok bergagang kecil. Modifikasi sendok bergagang besar akan
membantu pasien bisa mandiri.
3. Handicap adalah tingkat kecacatan yang diakibatkan adanya kecacatan impairment
dan disabilitas, sehingga tidak bisa bersosialisasi dengan masyarakat. Sebelum
terlambat dan masuk ke dalam tahap handicap tersebut, biasanya dokter saraf akan
menyarankan pasien stroke segera mengikuti rehabilitasi medik.

Berapa kali pasien stroke perlu melakukan rehabilitasi


medik
Pasien yang menjalani rehabilitasi medik akan mendapatkan penanganan dari multidisipliner
ilmu kedokteran. Fisioterapi menangani lebih ke motorik kasar, penguatan dan modalitas alat.
Kemudian, okupasi terapi menangani gangguan koordinasi dan keseimbangan atau disebut
motorik halus.  Terapi wicara, ortotik prostetik meliputi pembuatan alat bantu. Sedangkan
psikolog untuk menangani segi psikisnya.

Pasien bisa menjalani rehabilitasi medik seminggu dua atau tiga kali. Jika sudah ada
perubahan bisa dilakukan di rumah sendiri tentu saja dengan terapi latihan yang sudah
disarankan oleh tim medik. Banyak juga pasien yang memilih berjemur saat matahari pagi.
Hal itu baik juga untuk mengurangi kaku otot, meningkatkan sirkulasi darah, memperoleh
vitamin D sehingga mengurangi keroposnya tulang.

Selain itu, pasien bisa melakukan latihan di rumah, sesuai dengan yang disarankan tim medik.
Masing – masing pasien latihannya bisa berbeda – beda. Pada prinsipnya kalau anggota tubuh
sudah bergerak, harus terus dilatih.

Terapi akupunktur seringkali ditambahkan dalam terapi pasien stroke. Namun, perlu diingat
akupunktur hanya sebagai terapi penunjang saja.
Selain itu, penting mengubah gaya hidup dan kebiasaan  seperti, mengonsumsi makanan dan
minuman yang sehat, serta lingkungan keluarga yang menyenangkan dan jauh dari penyebab
stres dapat menunjang kesembuhan pasien.

Bisakah pasien stroke sembuh?


Peran rehabilitasi ini adalah meningkatkan kemandirian pasien, misalnya latihan penguatan
dan mengikuti rehabilitasi medik. Kesembuhan pasien tergantung pada:

1. Tingkat keparahan stroke.


2. Motivasi dan hasrat pasien untuk kembali normal.
3. Dukungan keluarga dan teman dalam berlatih dan memulai gaya hidup sehat.
4. Semakin rutin pasien melakukan rehabilitasi medik, maka pasien akan semakin cepat
membaik.
Stroke berdampak pada seluruh aspek kehidupan. Proses rehabilitasi tergantung pada gejala
yang dialami dan seberapa parah gejala tersebut. Selama melalui masa rehabilitasi, pasien
akan didampingi dan dibantu oleh sejumlah ahli yang meliputi dokter, psikolog, terapis
bicara, fisioterapis, dan perawat.

Dampak stroke dapat bersifat meluas dan berlangsung lama. Untuk dapat benar-benar pulih,
penderita harus melakukan rehabilitasi dalam jangka waktu yang cukup panjang. Namun,
sebagian besar penderita stroke sangat sulit untuk bisa pulih sepenuhnya. Beberapa dampak
yang ditimbulkan akibat stroke, antara lain:

 Dampak fisik serangan stroke. Ada beberapa dampak fisik yang dapat terjadi akibat
serangan stroke, antara lain:
o Kelumpuhan pada salah satu bagian tubuh.
o Terganggunya koordinasi dan keseimbangan tubuh.

Kelumpuhan pada bagian tubuh sebaiknya diperiksa oleh dokter spesialis rehabilitasi medik
yang nantinya akan menyusun rencana fisioterapi. Fisioterapi biasanya akan dimulai setelah
kondisi kesehatan pasien stabil. Postur tubuh dan keseimbangan adalah hal utama yang akan
diperbaiki. Pasien akan menjalani sesi fisioterapi secara rutin oleh fisioterapis dengan durasi
yang semakin meningkat seiring pulihnya kendali dan kekuatan otot pasien.

Umumnya, ada dua target dalam fisioterapi, yaitu target jangka pendek dan target jangka
panjang. Dalam target jangka pendek, pasien akan dilatih untuk melakukan gerakan
sederhana, seperti mengambil sebuah objek. Sementara, untuk target jangka panjang, pasien
dilatih untuk berdiri dan berjalan.

Dalam prosesnya, dokter rehabilitasi medik dan petugas fisioterapi tidak hanya bekerja
sendiri. Anggota keluarga pasien pun bisa dilibatkan. Hal ini dilakukan agar anggota keluarga
pasien tersebut mampu melatih pasien saat berada di rumah.

Waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan fisik cenderung relatif. Fisioterapi bisa berlangsung
beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun, dan biasanya terapi dihentikan jika kondisi
pasien tidak lagi menunjukkan kemajuan.

 Dampak kognitif serangan stroke. Stroke juga dapat mengganggu fungsi kognitif
penderita. Fungsi kognitif sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan kemampuan otak mengolah informasi. Fungsi kognitif meliputi:
o Daya ingat.
o Konsentrasi.
o Komunikasi baik secara lisan maupun tulisan.
o Kemampuan melakukan aktivitas fisik seperti mandi atau makan.
o Kemampuan melakukan fungsi pengambilan keputusan, seperti memecahkan
masalah, membuat rencana, dan mempertimbangkan situasi.

Sebelum rencana rehabilitasi dan pengobatan dibuat, seluruh fungsi kognitif pasien akan
diperiksa.

Selama rehabilitasi, pasien akan diajarkan berbagai teknik pemulihan fungsi kognitif, salah
satunya adalah terapi untuk memulihkan kemampuan berkomunikasi. Sebagian fungsi
kognitif akan pulih setelah rehabilitasi, meskipun tidak seratus persen.
Kerusakan otak akibat stroke juga bisa meningkatkan risiko terjadinya demensia vaskular.
Demensia vaskular bisa terjadi langsung atau beberapa waktu setelah serangan stroke.

 Dampak psikologis serangan stroke. Setelah orang mengalami stroke, mereka


mungkin akan mengalami gangguan psikologis, seperti depresi atau gangguan
kecemasan. Gangguan psikologis ini ditandai dengan rasa marah, cemas, bingung,
depresi, dan frustrasi.

Psikolog dapat memberikan nasihat dan motivasi agar stroke tidak terlalu berdampak pada
kehidupan pasien, terutama dalam kehidupan keluarga.

Salah satu terapi psikologis setelah stroke adalah terapi perilaku kognitif (CBT). Terapi ini
bertujuan membantu pasien beradaptasi dengan keadaan yang terjadi. Selain terapi dari
psikolog, dukungan orang-orang terdekat juga sangat penting untuk mengembalikan kondisi
jiwa pasien seperti semula.

 Masalah pada kemampuan berkomunikasi. Salah satu masalah utama yang banyak
dihadapi penderita stroke adalah kemampuan berbicara, memahami, membaca, dan
menulis. Kondisi ini disebut afasia atau disfasia. Afasia terjadi akibat rusaknya bagian
otak yang mengatur kemampuan bicara atau rusaknya otot-otot yang mendukung
kemampuan tersebut. Untuk memulihkan kemampuan komunikasi, pasien akan
ditangani oleh ahli terapi terkait.

 Masalah pada daya penglihatan. Sebagian penderita stroke mengalami gangguan


penglihatan pascastroke, seperti hilangnya penglihatan (buta) pada salah satu mata.
Kondisi ini disebabkan oleh rusaknya bagian otak yang menerima, mengolah, dan
menerjemahkan informasi yang dikirim oleh mata.

 Masalah buang air kecil. Stroke dapat menyerang bagian otak yang mengendalikan
pembuangan urine. Karena itu orang yang pernah terserang stroke dapat mengalami
inkontinensia urine.

 Kehidupan seks pascastroke. Meski beberapa bagian tubuh orang yang pernah
terserang stroke mengalami kelumpuhan, namun mereka masih bisa menikmati saat-
saat intim bersama pasangan mereka. Mereka dapat mencoba sejumlah posisi yang
sesuai dengan keadaan mereka. Berhubungan intim tidak membuat penderita lebih
berisiko terkena stroke lagi, jadi penderita tidak dilarang untuk berhubungan intim.
Beberapa obat stroke dapat menurunkan libido, karena itu diharapkan pasien
berkonsultasi dengan dokter jika mengalami masalah tersebut

 Mengemudi kendaraan pascastroke. Biasanya setelah terserang stroke, orang tidak


dianjurkan untuk mengemudi selama satu bulan. Cepat atau lambatnya seseorang
boleh mengemudi kembali tergantung pada kerusakan jangka panjang yang mereka
alami dan kendaraan apa yang akan mereka kemudikan. Dokter bisa membantu
memutuskan apakah penderita boleh mengemudi kembali atau sebaiknya menjalani
pemeriksaan lanjutan terlebih dahulu.

Untuk anggota keluarga atau kerabat penderita stroke, ada banyak yang dapat dilakukan
untuk memberikan dukungan dan semangat agar penderita dapat melalui proses rehabilitasi
dengan cepat, antara lain:
 Membantu memotivasi penderita dalam mencapai target jangka panjang.
 Beradaptasi dengan kondisi penderita, seperti berbicara perlahan jika penderita
mengalami masalah komunikasi.
 Ikut terlibat dalam latihan fisioterapi.
 Memberikan dukungan moril dan keyakinan bahwa kondisi penderita akan pulih
seiring waktu.

Rasa frustrasi dan kesepian kerap dialami oleh mereka yang merawat penderita pascastroke.
Karena itu beberapa saran yang diuraikan di bawah ini diharapkan bisa membantu.

 Siapkan hati untuk menghadapi perubahan perilaku. Kepribadian orang yang


pernah terserang stroke kerap mengalami perubahan dan kadang-kadang perilakunya
bisa tidak rasional. Contohnya mereka bisa menjadi pemarah dan pembenci. Hal
tersebut disebabkan oleh dampak psikologis dan kognitif. Meski menjengkelkan,
cobalah untuk tidak diambil hati. Ingat bahwa kepribadian asli mereka akan kembali
setelah rehabilitasi mereka mengalami kemajuan.

 Berusaha untuk tetap sabar dan berpikiran positif. Sikap sabar dan pikiran positif
sangat dibutuhkan untuk mendukung pemulihan orang yang pernah terserang stroke.
Sering kali rehabilitasi berjalan lama dan membuat kita frustrasi. Namun percayalah,
akan ada periode di mana kemajuan tercapai. Berusahalah untuk menyemangati dan
memuji sekecil apa pun kemajuan yang ada. Karena dengan begitu, penderita akan
terus termotivasi untuk mencapai target jangka panjang mereka.

 Penting untuk sedikit meluangkan waktu untuk diri sendiri. Jangan abaikan
kesehatan fisik maupun psikologis Anda sendiri, meski Anda sedang merawat orang
yang pernah mengalami stroke. Bersosialisasi dengan teman-teman atau rekreasi
dapat menjernihkan pikiran dan membantu Anda mengatasi situasi dengan lebih baik.
 Peluang penderita stroke untuk dapat hidup normal kembali. Walaupun
penderita telah menjalani pengobatan, stroke tidak bisa pulih sepenuhnya. Berikut
adalah peluang yang dimiliki oleh penderita stroke secara umum:
o Sepertiga pasien stroke pulih sepenuhnya meski harus terus didukung agar
dapat menjalani hidup normal.
o Sepertiga pasien stroke pulih, namun mengalami kelumpuhan. Mulai dari
kelumpuhan ringan, seperti perlu dibantu saat mandi, hingga kelumpuhan
berat, seperti tidak bisa bangun sama sekali.
o Sepertiga pasien stroke tidak pulih sama sekali dan meninggal dalam kurun
waktu satu tahun, bahkan sebagian besar dari mereka meninggal di rumah
sakit pada beberapa minggu awal.

B. Tujuan dan Manfaat Aktualisasi
Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah:
1. Untuk mendapatkan informasi dan mengidentifikasi masalah pada pasien Stroke.
2. Untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit Stroke kepada pasien dan
keluarga.
3. Untuk mengajarkan metode therapy latihan ROM (Range Of Motion).
Manfaat
Manfaat yang diperoleh adalah:
1. dapat meningkatkan hubungan saling percaya antara pasien, keluarga dan petugas
kesehatan.
2. Agar dapat meningkatkan ilmu pengetahuan pasien dan keluarga.
3. Agar pasien dapat mempertahankan kekuatan otot atau memelihara mobilitas
persendian.

Anda mungkin juga menyukai