terjadi luka atau sakit, atau pemulihan pasien yang sakit atau cedera pada tingkat fungsional
optimal di rumah dan masyarakat, dalam hubungan dengan aktivitas fisik, psikososial, kerja
dan rekreasi(Dorland’s, 2000)
Stroke tidak hanya menjadi penyakit yang dapat menyerang fisik, namun juga mental
penderitanya. Hal ini membuat pasien stroke membutuhkan rehabilitasi medik serta
dukungan dari keluarga.
Stroke merupakan suatu penyakit defisit neurologis yang bersifat mendadak. Penyebabnya
adalah gangguan aliran pembuluh darah di otak. Beberapa hal yang menyebabkan gangguan
aliran darah tersebut adalah terbentuknya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah, sehingga
suplai aliran darah ke otak terhenti dan muncul gejala kematian jaringan otak.
Stroke sendiri menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia setelah penyakit
jantung dan kanker, serta menimbulkan kecacatan tertinggi. Kecacatan yang ditimbulkan
akibat stroke ini dapat memberikan stres yang sangat berat bagi pasien ataupun keluarga.
Berbaring di kasur dalam tempo lama tentu menyiksa tubuh pasien penderita stroke. Karena
itu, penting sekali pasien yang menjalani pengobatan medis juga harus melaksanakan
rehabilitasi medik untuk kesembuhannya. Rehabilitasi sebenarnya dimulai di rumah sakit
sesegera mungkin setelah serangan stroke.
Serangkaian rehabilitasi mulai dari penilaian, diagnosis, perlakuan dan aktivitas pencegahan
dilaukan untuk menghindari pasien dari cacat fisik permanen. Tim rehabilitasi medik yang
terdiri dokter spesialis rehabilitasi medik, perawat, terapis okupasi, dokter spesialis gizi, dan
psikiater akan mengkaji dan menentukan perencanaan terapi yang sesuai dengan kondisi
pasien.
Terapi dimulai secara bertahap, yaitu menggerakan anggota tubuh, duduk, berdiri dan
berjalan sendiri. Selain itu, melakukan kegiatan sehari – hari akan membantu pasien sembuh
lebih cepat.
Pasien bisa menjalani rehabilitasi medik seminggu dua atau tiga kali. Jika sudah ada
perubahan bisa dilakukan di rumah sendiri tentu saja dengan terapi latihan yang sudah
disarankan oleh tim medik. Banyak juga pasien yang memilih berjemur saat matahari pagi.
Hal itu baik juga untuk mengurangi kaku otot, meningkatkan sirkulasi darah, memperoleh
vitamin D sehingga mengurangi keroposnya tulang.
Selain itu, pasien bisa melakukan latihan di rumah, sesuai dengan yang disarankan tim medik.
Masing – masing pasien latihannya bisa berbeda – beda. Pada prinsipnya kalau anggota tubuh
sudah bergerak, harus terus dilatih.
Terapi akupunktur seringkali ditambahkan dalam terapi pasien stroke. Namun, perlu diingat
akupunktur hanya sebagai terapi penunjang saja.
Selain itu, penting mengubah gaya hidup dan kebiasaan seperti, mengonsumsi makanan dan
minuman yang sehat, serta lingkungan keluarga yang menyenangkan dan jauh dari penyebab
stres dapat menunjang kesembuhan pasien.
Dampak stroke dapat bersifat meluas dan berlangsung lama. Untuk dapat benar-benar pulih,
penderita harus melakukan rehabilitasi dalam jangka waktu yang cukup panjang. Namun,
sebagian besar penderita stroke sangat sulit untuk bisa pulih sepenuhnya. Beberapa dampak
yang ditimbulkan akibat stroke, antara lain:
Dampak fisik serangan stroke. Ada beberapa dampak fisik yang dapat terjadi akibat
serangan stroke, antara lain:
o Kelumpuhan pada salah satu bagian tubuh.
o Terganggunya koordinasi dan keseimbangan tubuh.
Kelumpuhan pada bagian tubuh sebaiknya diperiksa oleh dokter spesialis rehabilitasi medik
yang nantinya akan menyusun rencana fisioterapi. Fisioterapi biasanya akan dimulai setelah
kondisi kesehatan pasien stabil. Postur tubuh dan keseimbangan adalah hal utama yang akan
diperbaiki. Pasien akan menjalani sesi fisioterapi secara rutin oleh fisioterapis dengan durasi
yang semakin meningkat seiring pulihnya kendali dan kekuatan otot pasien.
Umumnya, ada dua target dalam fisioterapi, yaitu target jangka pendek dan target jangka
panjang. Dalam target jangka pendek, pasien akan dilatih untuk melakukan gerakan
sederhana, seperti mengambil sebuah objek. Sementara, untuk target jangka panjang, pasien
dilatih untuk berdiri dan berjalan.
Dalam prosesnya, dokter rehabilitasi medik dan petugas fisioterapi tidak hanya bekerja
sendiri. Anggota keluarga pasien pun bisa dilibatkan. Hal ini dilakukan agar anggota keluarga
pasien tersebut mampu melatih pasien saat berada di rumah.
Waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan fisik cenderung relatif. Fisioterapi bisa berlangsung
beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun, dan biasanya terapi dihentikan jika kondisi
pasien tidak lagi menunjukkan kemajuan.
Dampak kognitif serangan stroke. Stroke juga dapat mengganggu fungsi kognitif
penderita. Fungsi kognitif sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan kemampuan otak mengolah informasi. Fungsi kognitif meliputi:
o Daya ingat.
o Konsentrasi.
o Komunikasi baik secara lisan maupun tulisan.
o Kemampuan melakukan aktivitas fisik seperti mandi atau makan.
o Kemampuan melakukan fungsi pengambilan keputusan, seperti memecahkan
masalah, membuat rencana, dan mempertimbangkan situasi.
Sebelum rencana rehabilitasi dan pengobatan dibuat, seluruh fungsi kognitif pasien akan
diperiksa.
Selama rehabilitasi, pasien akan diajarkan berbagai teknik pemulihan fungsi kognitif, salah
satunya adalah terapi untuk memulihkan kemampuan berkomunikasi. Sebagian fungsi
kognitif akan pulih setelah rehabilitasi, meskipun tidak seratus persen.
Kerusakan otak akibat stroke juga bisa meningkatkan risiko terjadinya demensia vaskular.
Demensia vaskular bisa terjadi langsung atau beberapa waktu setelah serangan stroke.
Psikolog dapat memberikan nasihat dan motivasi agar stroke tidak terlalu berdampak pada
kehidupan pasien, terutama dalam kehidupan keluarga.
Salah satu terapi psikologis setelah stroke adalah terapi perilaku kognitif (CBT). Terapi ini
bertujuan membantu pasien beradaptasi dengan keadaan yang terjadi. Selain terapi dari
psikolog, dukungan orang-orang terdekat juga sangat penting untuk mengembalikan kondisi
jiwa pasien seperti semula.
Masalah pada kemampuan berkomunikasi. Salah satu masalah utama yang banyak
dihadapi penderita stroke adalah kemampuan berbicara, memahami, membaca, dan
menulis. Kondisi ini disebut afasia atau disfasia. Afasia terjadi akibat rusaknya bagian
otak yang mengatur kemampuan bicara atau rusaknya otot-otot yang mendukung
kemampuan tersebut. Untuk memulihkan kemampuan komunikasi, pasien akan
ditangani oleh ahli terapi terkait.
Masalah buang air kecil. Stroke dapat menyerang bagian otak yang mengendalikan
pembuangan urine. Karena itu orang yang pernah terserang stroke dapat mengalami
inkontinensia urine.
Kehidupan seks pascastroke. Meski beberapa bagian tubuh orang yang pernah
terserang stroke mengalami kelumpuhan, namun mereka masih bisa menikmati saat-
saat intim bersama pasangan mereka. Mereka dapat mencoba sejumlah posisi yang
sesuai dengan keadaan mereka. Berhubungan intim tidak membuat penderita lebih
berisiko terkena stroke lagi, jadi penderita tidak dilarang untuk berhubungan intim.
Beberapa obat stroke dapat menurunkan libido, karena itu diharapkan pasien
berkonsultasi dengan dokter jika mengalami masalah tersebut
Untuk anggota keluarga atau kerabat penderita stroke, ada banyak yang dapat dilakukan
untuk memberikan dukungan dan semangat agar penderita dapat melalui proses rehabilitasi
dengan cepat, antara lain:
Membantu memotivasi penderita dalam mencapai target jangka panjang.
Beradaptasi dengan kondisi penderita, seperti berbicara perlahan jika penderita
mengalami masalah komunikasi.
Ikut terlibat dalam latihan fisioterapi.
Memberikan dukungan moril dan keyakinan bahwa kondisi penderita akan pulih
seiring waktu.
Rasa frustrasi dan kesepian kerap dialami oleh mereka yang merawat penderita pascastroke.
Karena itu beberapa saran yang diuraikan di bawah ini diharapkan bisa membantu.
Berusaha untuk tetap sabar dan berpikiran positif. Sikap sabar dan pikiran positif
sangat dibutuhkan untuk mendukung pemulihan orang yang pernah terserang stroke.
Sering kali rehabilitasi berjalan lama dan membuat kita frustrasi. Namun percayalah,
akan ada periode di mana kemajuan tercapai. Berusahalah untuk menyemangati dan
memuji sekecil apa pun kemajuan yang ada. Karena dengan begitu, penderita akan
terus termotivasi untuk mencapai target jangka panjang mereka.
Penting untuk sedikit meluangkan waktu untuk diri sendiri. Jangan abaikan
kesehatan fisik maupun psikologis Anda sendiri, meski Anda sedang merawat orang
yang pernah mengalami stroke. Bersosialisasi dengan teman-teman atau rekreasi
dapat menjernihkan pikiran dan membantu Anda mengatasi situasi dengan lebih baik.
Peluang penderita stroke untuk dapat hidup normal kembali. Walaupun
penderita telah menjalani pengobatan, stroke tidak bisa pulih sepenuhnya. Berikut
adalah peluang yang dimiliki oleh penderita stroke secara umum:
o Sepertiga pasien stroke pulih sepenuhnya meski harus terus didukung agar
dapat menjalani hidup normal.
o Sepertiga pasien stroke pulih, namun mengalami kelumpuhan. Mulai dari
kelumpuhan ringan, seperti perlu dibantu saat mandi, hingga kelumpuhan
berat, seperti tidak bisa bangun sama sekali.
o Sepertiga pasien stroke tidak pulih sama sekali dan meninggal dalam kurun
waktu satu tahun, bahkan sebagian besar dari mereka meninggal di rumah
sakit pada beberapa minggu awal.
B. Tujuan dan Manfaat Aktualisasi
Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah:
1. Untuk mendapatkan informasi dan mengidentifikasi masalah pada pasien Stroke.
2. Untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit Stroke kepada pasien dan
keluarga.
3. Untuk mengajarkan metode therapy latihan ROM (Range Of Motion).
Manfaat
Manfaat yang diperoleh adalah:
1. dapat meningkatkan hubungan saling percaya antara pasien, keluarga dan petugas
kesehatan.
2. Agar dapat meningkatkan ilmu pengetahuan pasien dan keluarga.
3. Agar pasien dapat mempertahankan kekuatan otot atau memelihara mobilitas
persendian.