Pengujian kation golongan 1 dilakukan dengan pemisahan sampel 10 mL yang ditambahkan
HCl tetes demi tetes sampai terbentuk endapan. Warna larutan sampel yang semula tidak berwarna berubah agak keruh dengan terbentuknya endapan putih. Selanjutnya sampel dibagi menjadi 2 dan diambil endapannya untuk dilakukan uji golongan pertama. Endapan yang berwarna putih dicuci dengan HCl 2 M dan air dingin. Kemudian ditambahkan 20 mL akuades dan didihkan selama 1 menit, lalu disaring dalam keadaan panas. Filtrat hasil penyaringan tersebut diduga sementara mengandung kation Pb2+, sehingga harus dilakukan uji konfirmasi atau uji identifikasi untuk membuktikan adanya kation tersebut. Pengujian yang pertama adalah menggunakan HCl, jika filtrat mengandung kation Pb2+ maka akan terbentuk endapan putih dari timbal klorida, tetapi setelah diuji dengan HCl filtrat tidak membentuk endapan. Selanjutnya dilakukan pengujian menggunakan kalium kromat (K2CrO3), jika filtrat mengandung kation Pb2+ maka akan terbentuk endapan kuning timbal klorat, tetapi setelah diuji fitrat tetap tidak membentuk endapan. Terakhir diuji lagi dengan kalium iodide (KI), jika filtrat mengandung kation Pb2+ maka akan terbentuk endapan kuning dari timbal iodide, namun fitrat tidak membentuk endapan. Berdasarkan ke-3 pengujian tersebut filtrat tidak mengendap pada penambahan HCl, kalium kromat maupun kalium iodide, sehingga disimpulkan bahwa fitrat tidak mengandung Pb2+