TENTANG
PENGELOLAAN SAMPAH DESA TAMBAKSAWAH
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DESA TAMBAKSAWAH TENTANG
PENGELOLAAN SAMPAH DESA TAMBAKSAWAH
DRAFT
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Sidoarjo.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sidoarjo
3. Bupati adalah Bupati Sidoarjo.
4. Dinas adalah Dinas yang mempunyai kewenangan dan tanggung jawab
dibidang persampahan dan lingkungan hidup.
5. Desa adalah Desa Tambaksawah, Kecamatan Waru Kabupaten
Sidoarjo.
6. Kepala Desa adalah Kepala Desa Tambaksawah.
7. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa
Tambaksawah.
8. Badan Permusyawaratan Desa adalah Badan Permusyawaratan Desa
Tambaksawah.
9. Lembaga Kemasyarakatan adalah Lembaga yang dibentuk sesuai
dengan kebutuhan dan merupakan mitra kerja Pemerintah Desa
Tambaksawah.
10. KSM adalah Pengelolah yang mempunyai kewenangan dan tanggung
jawab dibidang persampahan.
11. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses
alam yang berbentuk padat yang terdiri atas sampah rumah tangga
maupun sampah sejenis sampah rumah tangga.
12. Sampah/ limbah spesifik adalah sampah yang karena sifat,
konsentrasi, dan/ atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus.
13. Kawasan permukiman adalah kawasan hunian dalam bentuk klaster,
apartemen, kondominium, asrama, dan sejenisnya.
14. Kawasan komersial adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan usaha
perdagangan dan/atau jasa yang dilengkapi dengan sarana dan
prasarana penunjang.
DRAFT
BAB II
RUANG LINGKUP, ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Ruang lingkup pengelolaan sampah dalam Peraturan Desa ini, terdiri
atas :
a. Sampah rumah tangga;
b. Sampah sejenis sampah rumah tangga.
(2) Sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
berasal dari kegiatan sehari – hari dalam rumah tangga, tidak
termasuk tinja dan sampah spesifik.
(3) Sampah sejenis sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b berasal dari kawasan komersial, kawasan industri,
kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/ atau fasilitas
lainnya.
Pasal 3
Pengelolaan sampah diselenggarakan berdasarkan asas:
a. tanggung jawab,
b. berkelanjutan,
c. manfaat,
d. keadilan,
e. kesadaran,
f. kebersamaan,
g. keselamatan,
h. keamanan dan
i. nilai ekonomi.
Pasal 4
Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.
DRAFT
BAB III
PENGELOLAAN SAMPAH
Bagian Kesatu
Perencanaan
Pasal 5
(1) Pemerintah desa menyusun rencana pengurangan dan penanganan
sampah yang dituangkan dalam rencana strategis dan rencana kerja
tahunan.
(2) Rencana pengurangan dan penanganan sampah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya memuat:
a. target pengurangan sampah;
b. target penyediaan sarana dan prasarana pengurangan dan
penanganan
c. sampah mulai dari sumber sampah sampai dengan TPA;
d. pola pengembangan kerjasama desa, kemitraan, dan partisipasi
masyarakat;
e. kebutuhan penyediaan pembiayaan yang ditanggung oleh
pemerintah desa dan masyarakat; dan
f. rencana pengembangan dan pemanfaatan teknologi yang ramah
lingkungan dalam memenuhi kebutuhan mengguna ulang,
mendaur ulang, dan penanganan akhir sampah.
Bagian Kedua
Pelaksanaan
Pasal 6
(1) Pemerintah desa dalam melakukan pengurangan sampah dilakukan
dengan cara :
a. pembatasan timbulan sampah,
b. pendauran ulang sampah; dan/ atau
DRAFT
Pasal 7
Pemerintah desa dalam menangani sampah rumah tangga dan sampah
sejenis sampah rumah tangga, dilakukan dengan cara:
a. pemilahan;
b. pengumpulan;
c. pengangkutan;
d. pengolahan; dan
e. pemrosesan akhir sampah.
Pasal 8
(1) Pemilahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a dilakukan
dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai jenis,
jumlah dan/ atau sifat sampah.
(2) Pemilahan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan menyediakan fasilitas tempat sampah organik dan anorganik di
setiap rumah tangga, kawasan permukiman, kawasan komersial,
kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial,
dan fasilitas lainnya.
Pasal 9
Pengumpulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b dilakukan
sejak pemindahan sampah dari tempat sampah rumah tangga ke TPS
sampai ke TPA dengan tetap menjamin terpisahnya sampah sesuai dengan
jenis sampah.
DRAFT
Pasal 10
(1) Pengangkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c
dilaksanakan dengan cara:
a. sampah rumah tangga ke TPS menjadi tanggung jawab lembaga
KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) yang dibentuk oleh
Pemerintah Desa;
b. sampah dari TPS ke TPA, menjadi tanggung jawab Pemerintah
Daerah;
c. sampah kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan
industri, dan kawasan khusus, dari sumber sampah sampai ke
TPS dan/atau TPA, menjadi tanggung jawab pengelola kawasan;
dan Pemerintah Desa;
d. sampah dari fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya
dari sumber sampah dan/atau dari TPS sampai ke TPA, menjadi
tanggung jawab Pemerintah Desa.
(3) Pelaksanaan pengangkutan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tetap menjamin terpisahnya sampah sesuai dengan jenis sampah.
(4) Alat pengangkutan sampah harus memenuhi persyaratan keamanan,
kesehatan lingkungan, kenyamanan, dan kebersihan.
Pasal 11
(1) Pengolahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf d dilakukan
dengan mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah yang
dilaksanakan di TPS dan di TPA.
(2) Pengolahan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memanfaatkan kemajuan teknologi yang ramah lingkungan.
Pasal 12
Pemrosesan akhir sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf e
dilakukan dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil
pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
DRAFT
Pasal 13
(1) Pemerintah Desa menyediakan Angkutan Sampah sesuai kebutuhan.
(2) Penyediaan TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memenuhi persyaratan teknis sistem pengolahan sampah yang aman
dan ramah lingkungan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Penyediaan TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai
dengan rencana tata ruang wilayah desa.
Bagian Ketiga
Lembaga Pengelola
Pasal 14
Pemerintah Desa dalam melakukan pengurangan dan penanganan sampah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 dapat membentuk
lembaga pengelola sampah.
Pasal 15
Pemerintah Desa memfasilitasi pembentukan lembaga pengelola sampah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 di Desa.
Pasal 16
Lembaga pengelolah sampah sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 yakni
berbentuk KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat).
Pasal 17
(1) Lembaga pengelola sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
pada tingkat rukun warga (RW) pada desa/ kelurahan mempunyai
tugas:
a. mengkoordinasikan lembaga pengelolaan sampah tingkat rukun
warga; dan
b. melakukan penarikan iuran restribusi kepada tingkat rukun
tetangga.
DRAFT
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Setiap orang/ badan berhak :
Bagian Kesatu
Hak
Pasal 18
a. mendapatkan pelayanan dalam pengelolaan sampah secara
baik dan berwawasan lingkungan dari Pemerintah desa dan/
atau pihak lain yang mempunyai tanggung jawab untuk itu;
b. berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan,
penyelenggaraan, dan pengawasan di bidang pengelolaan
sampah;
c. memperoleh informasi yang benar, akurat dan tepat waktu
mengenai penyelenggaraan pengelolaan sampah;
d. mendapatkan perlindungan dan kompensasi karena dampak
negatif dari kegiatan tempat pemrosesan akhir sampah; dan
e. memperoleh pembinaan agar dapat melaksanakan pengelolaan
sampah secara baik dan berwawasan lingkungan.
DRAFT
Bagian Kedua
Kewajiban
Pasal 19
Setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis
sampah rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan
cara yang berwawasan lingkungan.
Pasal 20
Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri,
kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya wajib
menyediakan fasilitas pemilahan sampah.
BAB VI
LARANGAN
Pasal 21
Setiap orang/ badan dilarang :
a. memasukkan sampah ke dalam wilayah Desa;
b. mengimpor sampah;
c. mencampur sampah dengan limbah berbahaya dan beracun;
d. mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran dan/ atau
perusakan lingkungan;
e. membuang sampah tidak pada tempat yang telah ditentukan dan
disediakan;
f. melakukan penanganan sampah dengan pembuangan terbuka
ditempat pemrosesan akhir. dan/ atau;
g. membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis
pengelolaan sampah.
DRAFT
BAB VII
PENGAWASAN DAN PEMBINAAN
Pasal 22
(1) Kepala Desa melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
pengelolaan sampah yang dilakukan oleh pengelola sampah.
(2) Pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan sampah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada norma, standar, prosedur,
dan kriteria pengawasan sesuai peraturan perundang-undangan.
(3) Kepala Desa melakukan pembinaan pengelolaan sampah.
(4) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi
perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan, dan evaluasi
pengelolaan sampah.
BAB VIII
RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/ KEBERSIHAN
Bagian Kesatu
Nama, Obyek dan Subyek Retribusi
Pasal 23
Dengan nama Retribusi Pelayanan Persampahan/ Kebersihan dipungut
retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan persampahan/ kebersihan
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa.
Pasal 24
(1) Obyek Retribusi Pelayanan Persampahan/ Kebersihan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27 adalah pelayanan persampahan/ kebersihan
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa, meliputi:
a. pengambilan/ pengumpulan sampah dari sumbernya ke lokasi
TPS;
DRAFT
Pasal 25
(1) Subjek Retribusi atas objek retribusi sebagaimana dimaksud pada
Pasal 28 ayat (1) adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/
menikmati pelayanan persampahan/ kebersihan.
(2) Wajib Retribusi ádalah orang pribadi atau badan yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk
melakukan pembayaran retribusi termasuk pemungut dan pemotong
retribusi.
Pasal 26
(1) Untuk Warga besarnya retribusi dihitung berdasarkan Per Kartu
Keluarga/KK;
(2) Untuk Warga Musiman retribusi dihitung berdasarkan Kamar; dan
(3) Pemilih Usaha dihitung berdasarkan Jumlah Usaha.
Pasal 27
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi pelayanan
persampahan/kebersihan ditetapkan dengan memperhatikan biaya
penyediaan jasa pelayanan persampahan/ kebersihan, kemampuan
masyarakat, aspek keadilan, dan efektifitas pengendalian atas
pelayanan tersebut.
(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya operasi dan
pemeliharaan, biaya bunga, dan biaya modal.
DRAFT
Pasal 28
Struktur dan besarnya tarif retribusi ditetapkan sebagaimana tertuang
dalam lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Desa ini.
Wilayah Pemungutan
Pasal 29
Retribusi yang terutang dipungut di masing-masing Rukun Warga (RW).
Pasal 31
(1) Lembaga Rukun Warga (RW) melakukan penarikan ke masyarakat;
(2) Kemudian Lembaga Rukun Warga menyetorkan kepada Lembaga
Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) paling lambat tanggal 20 (Dua
Puluh) setiap bulannya.
Insentif Pemungutan
Pasal 32
(1) Lembaga yang melaksanakan pemungutan retribusi dapat diberi
insentif atas dasar pencapaian kinerja tertentu.
(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
melalui Anggaran Pendapatan.
DRAFT
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 33
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Desa ini sepanjang
mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Desa.
Di Tetapkan di : TAMBAKSAWAH
Pada tanggal : 2020
a) Koperasi
b) Usaha Perseorangan
4 Niaga Kecil Rp. 20.000 / Bulan
c) Usaha Jasa dan Usaha Kecil
d) Warung
a) Bank
b) Bengkel Besar
5 Niaga Besar Rp. 50.000 / Bulan
c) Pergudangan
d) Tempat Hiburan
Khusus
Sosial
a) Panti Sosial
b) Panti Asuhan Anak Yatim
8 Sosial Klaisikasi A Rp. 15.000 / Bulan
c) Tempat dan Rumah Ibadah
d) TPQ / TPA