Anda di halaman 1dari 19

DRAFT

PERATURAN DESA TAMBAKSAWAH


NOMOR : TAHUN 2020

TENTANG
PENGELOLAAN SAMPAH DESA TAMBAKSAWAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

Menimbang : A. Bahwa pertambahan penduduk di desa


Tambaksawah dan perubahan pola konsumsi
masyarakat menimbulkan bertambahnya
volume, jenis, dan karakteristik sampah yang
semakin beragam;
B. Bahwa pengelolaan sampah harus dilakukan
secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke
hilir sesuai dengan prinsip yang berwawasan
lingkungan sehingga tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat
dan lingkungan, memberikan manfaat secara
ekonomi, serta dapat mengubah perilaku
masyarakat;
C. Bahwa berdasarkan undang-undang republik
indonesia nomor 28 tahun 2009 tentang pajak
daerah dan retribusi daerah, maka di dalam
pengelolaan sampah dilakukan pelayanan
persampahan dan kebersihan, serta pengaturan
DRAFT

mengenai kegiatan usaha di bidang


persampahan, dilakukan pungutan berupa
retribusi;
D. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c,
pemerintah desa Tambaksawah perlu
membentuk peraturan desa tentang pengelolaan
sampah serta retribusi pelayanan persampahan
dan kebersihan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah
Kabupaten/Kotamadya dalam Lingkungan
Propinsi Jawa Timur sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 2
Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2730);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
3. Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007
DRAFT

tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
69, Tambahan lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4851);
5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5049);
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5059);
7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063);
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 2014, tentang Desa;
DRAFT

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005


tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005
tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005. Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4593);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor4737);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007
tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 112, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4761);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010
tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan
Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5161);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedomam Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa
DRAFT

kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri


Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33
Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan
Sampah;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor
21 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sidoarjo
Nomor Tahun 2008 Nomor 1 Seri D);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 6
Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah dan
Retribusi Pelayanan Persampahan dan
Kebersihan;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 9
Tahun 2015, tentang Badan Permusyawaratan
Desa (BPD);

Memperhatikan : Hasil Sosialisasi RA-PERDES tentang SAMPAH,


Pemerintah Desa Tambaksawah.

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN DESA TAMBAKSAWAH


dan
KEPALA DESA TAMBAKSAWAH

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DESA TAMBAKSAWAH TENTANG
PENGELOLAAN SAMPAH DESA TAMBAKSAWAH
DRAFT

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Sidoarjo.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sidoarjo
3. Bupati adalah Bupati Sidoarjo.
4. Dinas adalah Dinas yang mempunyai kewenangan dan tanggung jawab
dibidang persampahan dan lingkungan hidup.
5. Desa adalah Desa Tambaksawah, Kecamatan Waru Kabupaten
Sidoarjo.
6. Kepala Desa adalah Kepala Desa Tambaksawah.
7. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa
Tambaksawah.
8. Badan Permusyawaratan Desa adalah Badan Permusyawaratan Desa
Tambaksawah.
9. Lembaga Kemasyarakatan adalah Lembaga yang dibentuk sesuai
dengan kebutuhan dan merupakan mitra kerja Pemerintah Desa
Tambaksawah.
10. KSM adalah Pengelolah yang mempunyai kewenangan dan tanggung
jawab dibidang persampahan.
11. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses
alam yang berbentuk padat yang terdiri atas sampah rumah tangga
maupun sampah sejenis sampah rumah tangga.
12. Sampah/ limbah spesifik adalah sampah yang karena sifat,
konsentrasi, dan/ atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus.
13. Kawasan permukiman adalah kawasan hunian dalam bentuk klaster,
apartemen, kondominium, asrama, dan sejenisnya.
14. Kawasan komersial adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan usaha
perdagangan dan/atau jasa yang dilengkapi dengan sarana dan
prasarana penunjang.
DRAFT

15. Kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri


yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang.
16. Tempat sampah adalah wadah penampungan sampah yang berupa
bak/bin/tong/kantong/ keranjang sampah.
17. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi perencanaan, pengurangan, dan
penanganan sampah.
18. Adalah tempat pendauran ulang, pengolahan, yang selanjutnya
disingkat TPS, tempat dilaksanakannya kegiatan penggunaan ulang,
pendauran ulang, pemilahan, pengumpulan, pengolahan, dan
pemrosesan akhir sampah. dan/atau tempat pengolahan sampah
terpadu.
19. Tempat pengolahan sampah terpadu, yang selanjutnya disingkat TPST,
adalah
20. Tempat pemrosesan akhir, yang selanjutnya disingkat TPA, adalah
tempat untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media
lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan.
21. Kompensasi adalah bentuk pertanggungjawaban pemerintah terhadap
pengelolaan sampah di tempat pemrosesan akhir yang berdampak
negatif terhadap orang.
22. Orang adalah orang perseorangan, sekelompok orang, dan/ atau badan
hukum.
23. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan yang selanjutnya
disebut Retribusi Sampah adalah biaya yang dipungut Pemerintah
Desa sebagai imbalan atas pelayanan Kebersihan dan Pengelolaan
Sampah.
24. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari
penghimpunan data obyek dan subyek retribusi, penentuan besarnya
retribusi yang terutang sampai kegiatan penagihan retribusi kepada
Wajib Retribusi serta pengawasan penyetorannya.
DRAFT

BAB II
RUANG LINGKUP, ASAS DAN TUJUAN

Pasal 2
(1) Ruang lingkup pengelolaan sampah dalam Peraturan Desa ini, terdiri
atas :
a. Sampah rumah tangga;
b. Sampah sejenis sampah rumah tangga.
(2) Sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
berasal dari kegiatan sehari – hari dalam rumah tangga, tidak
termasuk tinja dan sampah spesifik.
(3) Sampah sejenis sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b berasal dari kawasan komersial, kawasan industri,
kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/ atau fasilitas
lainnya.

Pasal 3
Pengelolaan sampah diselenggarakan berdasarkan asas:
a. tanggung jawab,
b. berkelanjutan,
c. manfaat,
d. keadilan,
e. kesadaran,
f. kebersamaan,
g. keselamatan,
h. keamanan dan
i. nilai ekonomi.

Pasal 4
Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.
DRAFT

BAB III
PENGELOLAAN SAMPAH

Bagian Kesatu
Perencanaan

Pasal 5
(1) Pemerintah desa menyusun rencana pengurangan dan penanganan
sampah yang dituangkan dalam rencana strategis dan rencana kerja
tahunan.
(2) Rencana pengurangan dan penanganan sampah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya memuat:
a. target pengurangan sampah;
b. target penyediaan sarana dan prasarana pengurangan dan
penanganan
c. sampah mulai dari sumber sampah sampai dengan TPA;
d. pola pengembangan kerjasama desa, kemitraan, dan partisipasi
masyarakat;
e. kebutuhan penyediaan pembiayaan yang ditanggung oleh
pemerintah desa dan masyarakat; dan
f. rencana pengembangan dan pemanfaatan teknologi yang ramah
lingkungan dalam memenuhi kebutuhan mengguna ulang,
mendaur ulang, dan penanganan akhir sampah.

Bagian Kedua
Pelaksanaan

Pasal 6
(1) Pemerintah desa dalam melakukan pengurangan sampah dilakukan
dengan cara :
a. pembatasan timbulan sampah,
b. pendauran ulang sampah; dan/ atau
DRAFT

c. pemanfaatan kembali sampah.


(2) Pengurangan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui kegiatan:
a. pemantauan dan supervisi pelaksanaan rencana pemanfaatan
bahan produksi ramah lingkungan oleh pelaku usaha; dan fasilitasi
kepada masyarakat dan dunia usaha dalam mengembangkan dan
b. memanfaatkan hasil daur ulang, pemasaran hasil produk daur
ulang, dan guna ulang sampah.

Pasal 7
Pemerintah desa dalam menangani sampah rumah tangga dan sampah
sejenis sampah rumah tangga, dilakukan dengan cara:
a. pemilahan;
b. pengumpulan;
c. pengangkutan;
d. pengolahan; dan
e. pemrosesan akhir sampah.

Pasal 8
(1) Pemilahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a dilakukan
dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai jenis,
jumlah dan/ atau sifat sampah.
(2) Pemilahan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan menyediakan fasilitas tempat sampah organik dan anorganik di
setiap rumah tangga, kawasan permukiman, kawasan komersial,
kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial,
dan fasilitas lainnya.

Pasal 9
Pengumpulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b dilakukan
sejak pemindahan sampah dari tempat sampah rumah tangga ke TPS
sampai ke TPA dengan tetap menjamin terpisahnya sampah sesuai dengan
jenis sampah.
DRAFT

Pasal 10
(1) Pengangkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c
dilaksanakan dengan cara:
a. sampah rumah tangga ke TPS menjadi tanggung jawab lembaga
KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) yang dibentuk oleh
Pemerintah Desa;
b. sampah dari TPS ke TPA, menjadi tanggung jawab Pemerintah
Daerah;
c. sampah kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan
industri, dan kawasan khusus, dari sumber sampah sampai ke
TPS dan/atau TPA, menjadi tanggung jawab pengelola kawasan;
dan Pemerintah Desa;
d. sampah dari fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya
dari sumber sampah dan/atau dari TPS sampai ke TPA, menjadi
tanggung jawab Pemerintah Desa.
(3) Pelaksanaan pengangkutan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tetap menjamin terpisahnya sampah sesuai dengan jenis sampah.
(4) Alat pengangkutan sampah harus memenuhi persyaratan keamanan,
kesehatan lingkungan, kenyamanan, dan kebersihan.

Pasal 11
(1) Pengolahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf d dilakukan
dengan mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah yang
dilaksanakan di TPS dan di TPA.
(2) Pengolahan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memanfaatkan kemajuan teknologi yang ramah lingkungan.

Pasal 12
Pemrosesan akhir sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf e
dilakukan dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil
pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
DRAFT

Pasal 13
(1) Pemerintah Desa menyediakan Angkutan Sampah sesuai kebutuhan.
(2) Penyediaan TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memenuhi persyaratan teknis sistem pengolahan sampah yang aman
dan ramah lingkungan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Penyediaan TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai
dengan rencana tata ruang wilayah desa.

Bagian Ketiga
Lembaga Pengelola

Pasal 14
Pemerintah Desa dalam melakukan pengurangan dan penanganan sampah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 dapat membentuk
lembaga pengelola sampah.

Pasal 15
Pemerintah Desa memfasilitasi pembentukan lembaga pengelola sampah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 di Desa.

Pasal 16
Lembaga pengelolah sampah sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 yakni
berbentuk KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat).

Pasal 17
(1) Lembaga pengelola sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
pada tingkat rukun warga (RW) pada desa/ kelurahan mempunyai
tugas:
a. mengkoordinasikan lembaga pengelolaan sampah tingkat rukun
warga; dan
b. melakukan penarikan iuran restribusi kepada tingkat rukun
tetangga.
DRAFT

(2) Lembaga pengelola sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17


pada tingkat desa/ kelurahan mempunyai tugas:
a. mengkoordinasikan lembaga pengelolaan sampah tingkat rukun
warga;
b. memfasilitasi tersedianya tempat sampah rumah tangga di
masing masing rumah tangga dan alat angkut dari tempat
sampah rumah tangga ke TPS;
c. menjamin terwujudnya tertib pemilahan sampah;
d. mengawasi terselenggaranya tertib pengelolaan sampah; dan

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Setiap orang/ badan berhak :

Bagian Kesatu
Hak

Pasal 18
a. mendapatkan pelayanan dalam pengelolaan sampah secara
baik dan berwawasan lingkungan dari Pemerintah desa dan/
atau pihak lain yang mempunyai tanggung jawab untuk itu;
b. berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan,
penyelenggaraan, dan pengawasan di bidang pengelolaan
sampah;
c. memperoleh informasi yang benar, akurat dan tepat waktu
mengenai penyelenggaraan pengelolaan sampah;
d. mendapatkan perlindungan dan kompensasi karena dampak
negatif dari kegiatan tempat pemrosesan akhir sampah; dan
e. memperoleh pembinaan agar dapat melaksanakan pengelolaan
sampah secara baik dan berwawasan lingkungan.
DRAFT

Bagian Kedua
Kewajiban

Pasal 19
Setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis
sampah rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan
cara yang berwawasan lingkungan.

Pasal 20
Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri,
kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya wajib
menyediakan fasilitas pemilahan sampah.

BAB VI
LARANGAN

Pasal 21
Setiap orang/ badan dilarang :
a. memasukkan sampah ke dalam wilayah Desa;
b. mengimpor sampah;
c. mencampur sampah dengan limbah berbahaya dan beracun;
d. mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran dan/ atau
perusakan lingkungan;
e. membuang sampah tidak pada tempat yang telah ditentukan dan
disediakan;
f. melakukan penanganan sampah dengan pembuangan terbuka
ditempat pemrosesan akhir. dan/ atau;
g. membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis
pengelolaan sampah.
DRAFT

BAB VII
PENGAWASAN DAN PEMBINAAN

Pasal 22
(1) Kepala Desa melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
pengelolaan sampah yang dilakukan oleh pengelola sampah.
(2) Pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan sampah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada norma, standar, prosedur,
dan kriteria pengawasan sesuai peraturan perundang-undangan.
(3) Kepala Desa melakukan pembinaan pengelolaan sampah.
(4) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi
perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan, dan evaluasi
pengelolaan sampah.

BAB VIII
RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/ KEBERSIHAN

Bagian Kesatu
Nama, Obyek dan Subyek Retribusi

Pasal 23
Dengan nama Retribusi Pelayanan Persampahan/ Kebersihan dipungut
retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan persampahan/ kebersihan
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa.

Pasal 24
(1) Obyek Retribusi Pelayanan Persampahan/ Kebersihan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27 adalah pelayanan persampahan/ kebersihan
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa, meliputi:
a. pengambilan/ pengumpulan sampah dari sumbernya ke lokasi
TPS;
DRAFT

b. pengangkutan sampah dari sumbernya dan/atau lokasi


pembuangan TPS ke lokasi pembuangan/ pembuangan akhir
sampah TPA;
(2) Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah pelayanan kebersihan jalan umum, taman, tempat ibadah,
sosial, dan tempat umum lainnya.

Pasal 25
(1) Subjek Retribusi atas objek retribusi sebagaimana dimaksud pada
Pasal 28 ayat (1) adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/
menikmati pelayanan persampahan/ kebersihan.
(2) Wajib Retribusi ádalah orang pribadi atau badan yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk
melakukan pembayaran retribusi termasuk pemungut dan pemotong
retribusi.

Pasal 26
(1) Untuk Warga besarnya retribusi dihitung berdasarkan Per Kartu
Keluarga/KK;
(2) Untuk Warga Musiman retribusi dihitung berdasarkan Kamar; dan
(3) Pemilih Usaha dihitung berdasarkan Jumlah Usaha.

Prinsip dan Sasaran Penetapan Tarif Retribusi

Pasal 27
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi pelayanan
persampahan/kebersihan ditetapkan dengan memperhatikan biaya
penyediaan jasa pelayanan persampahan/ kebersihan, kemampuan
masyarakat, aspek keadilan, dan efektifitas pengendalian atas
pelayanan tersebut.
(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya operasi dan
pemeliharaan, biaya bunga, dan biaya modal.
DRAFT

Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 28
Struktur dan besarnya tarif retribusi ditetapkan sebagaimana tertuang
dalam lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Desa ini.

Wilayah Pemungutan

Pasal 29
Retribusi yang terutang dipungut di masing-masing Rukun Warga (RW).

Masa Retribusi dan Saat Retribusi Terutang


Pasal 30
Masa retribusi pelayanan persampahan dan kebersihan adalah jangka
wkatu yang lamanya 1 (satu) bulan kalender.

Tata Cara Pembayaran

Pasal 31
(1) Lembaga Rukun Warga (RW) melakukan penarikan ke masyarakat;
(2) Kemudian Lembaga Rukun Warga menyetorkan kepada Lembaga
Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) paling lambat tanggal 20 (Dua
Puluh) setiap bulannya.

Insentif Pemungutan

Pasal 32
(1) Lembaga yang melaksanakan pemungutan retribusi dapat diberi
insentif atas dasar pencapaian kinerja tertentu.
(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
melalui Anggaran Pendapatan.
DRAFT

(3) Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Desa berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 33
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Desa ini sepanjang
mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Desa.

Di Tetapkan di : TAMBAKSAWAH
Pada tanggal : 2020

PJ. Kepala Desa Tambaksawah

(Drs. YANI DARUSMAN)


Penata Tk. I
NIP. 19661114 199303 1 010
DRAFT

TARIF RETRIBUSI SAMPAH TPS 3R TAMBAKSAWAH

No Jenis Pelayanan Tarif Keterangan

Sampah Rumah Tangga

1 Rumah Tangga Rp. 18.000 / Bulan Per KK

2 Rumah Susun Rp. 18.000 / Bulan Per KK

3 Kos-kosan Rp. 13.000 / Bulan Perkamar

Sampah Sejenis Rumah Tangga

a) Koperasi
b) Usaha Perseorangan
4 Niaga Kecil Rp. 20.000 / Bulan
c) Usaha Jasa dan Usaha Kecil
d) Warung
a) Bank
b) Bengkel Besar
5 Niaga Besar Rp. 50.000 / Bulan
c) Pergudangan
d) Tempat Hiburan

Khusus

Sama dengan rumah tangga


6 Pedagang Kaki Lima Rp. 18.000 / Bulan
biasa

7 Isidentil Rp. 50.000 Hajatan, Pengajian Umum

Sosial

a) Panti Sosial
b) Panti Asuhan Anak Yatim
8 Sosial Klaisikasi A Rp. 15.000 / Bulan
c) Tempat dan Rumah Ibadah
d) TPQ / TPA

9 Sosial Klasifikasi B Rp. 25.000 / Bulan Sekolahan

Anda mungkin juga menyukai