BUPATI SEMARANG,
1
ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan
aman bagi lingkungan, serta dapat
mengubah perilaku masyarakat;
d. bahwa dalam pengelolaan sampah
diperlukan kepastian hukum, kejelasan
tanggung jawab dan kewenangan
pemerintahan dan daerah, serta peran
masyarakat dunia usaha sehingga
pengelolaan sampah dapat berjalan
secara proporsional, efektif, dan efisien;
e. bahwa dalam rangka menindaklanjuti
ketentuan Pasal 47 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah dan Peraturan
Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012
tentang Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga maka perlu disusun
Peraturan Daerah yang mengatur tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
f. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, huruf c, huruf d dan huruf e,
perlu ditetapkan Peraturan Daerah
tentang Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga;
2
3. Undang-Undang Nomor 67 Tahun 1958
tentang Perubahan Batas-batas Wilayah
Kotapraja Salatiga Dan Daerah
Swatantra Tingkat II Semarang
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1958 Nomor 118, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 1652);
4. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok – pokok
Agraria (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1960 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2043);
5. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1981
Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3029);
6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Negara Yang
Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi
Dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
75, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3851);
7. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002
tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4168);
8. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004
tentang Sumber Daya Air (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4377);
3
9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun
2004Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725);
11. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4851);
12. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5038);
13. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725);
4
14. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan
Perundang – undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun
1976 tentang Perluasan Kotamadya
Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1976
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3079);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1983
Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3258)
sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun
2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983
tentang Pelaksanaan Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5145);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun
1992 tentang Perubahan Batas Wilayah
Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga
Dan Kabupaten Daerah Tingkat II
Semarang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1992 Nomor 114,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3500);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2007 tentang Pembagian Urusan
5
Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi Dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 89,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4741);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun
2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kerja Sama Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4761);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun
2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 21,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5103);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012
tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5285);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012
tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 188, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5347);
6
24. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007
tentang Pengesahan, Pengundangan dan
Penyebarluasan Peraturan Perundang-
undangan;
25. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah
Tingkat II Semarang Nomor 10 Tahun 1988
tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Daerah
Tingkat II Semarang (Lembaran Daerah
Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang
Tahun 1988 Nomor 17 Seri D Nomor 11);
26. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 3 Tahun 2003 tentang Ijin Gangguan
(Lembaran Daerah Kabupaten Semarang
Tahun 2003 Nomor 12 Seri C, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 2) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 3 Tahun 2003 tentang Ijin Gangguan
(Lembaran Daerah Kabupaten Semarang
Tahun 2006 Nomor 13 Seri C Nomor 1,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Semarang Nomor 6);
27. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 14 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2008
Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Semarang Nomor 13);
28. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 16 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan
Pemerintahan Daerah Kabupaten Semarang
(Lembaran Daerah Kabupaten Semarang
Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan
7
Lembaran Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 14);
29. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 13 Tahun 2010 tentang Kerjasama
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Semarang Tahun 2010 Nomor 13, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 10);
30. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Semarang Tahun
2011 - 2031 (Lembaran Daerah Kabupaten
Semarang Tahun 2011 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 6);
31. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 8 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa
Umum (Lembaran Daerah Kabupaten
Semarang Tahun 2011 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 8);
MEMUTUSKAN :
8
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
BAB III
Pasal 3
Pasal 4
12
BAB IV
Pasal 5
Pasal 6
BAB V
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
BAB VI
Bagian Kesatu
Hak dan Kewajiban Orang
Pasal 10
15
b. berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan,
penyelenggaraan, dan pengawasan di bidang pengelolaan
sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah
tangga;
c. memperoleh informasi yang benar, akurat dan tepat waktu
mengenai penyelenggaraan pengelolaan sampah rumah
tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga;
d. mendapatkan perlindungan dan kompensasi karena
dampak negatif dari kegiatan TPA; dan
e. memperoleh pembinaan agar dapat melaksanakan
pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis
sampah rumah tangga secara baik dan berwawasan
lingkungan.
Pasal 11
Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban Pemerintah Daerah
Pasal 12
Pasal 13
17
BAB VII
PERIZINAN
Bagian Kesatu
Objek dan Subjek
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
18
Bagian Kedua
Tata Cara Pengajuan Izin
Pasal 17
b. Kelompok orang:
1. fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Penanggung
jawab;
2. surat pengantar dari Kepala Desa/ Lurah yang
diketahui oleh Camat;
3. fotocopy Dokumen Kepengurusan Kelompok orang;
4. surat pernyataan dari pemohon Izin untuk bersedia
membayar retribusi;
5. dokumen SPPL/UKL-UPL/AMDAL, sesuai dengan
Peraturan Perundang – undangan yang berlaku ;
6. fotocopy bukti kepemilikan sarana dan prasarana
pengelolaan sampah ;
7. fotocopy Izin Gangguan (IG);
8. fotocopy Izin Mendirikan Bangunan (IMB); dan
19
9. Surat rekomendasi kepala SKPD yang membidangi
Persampahan.
c. Badan hukum :
1. fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Penanggung
jawab Badan Hukum;
2. fotocopy akte pendirian Badan Hukum;
3. surat pernyataan dari pemohon Izin untuk bersedia
membayar retribusi;
4. surat pengantar dari Kepala Desa / Lurah yang
diketahui oleh Camat;
5. fotocopy sertifikat kompetensi dan / atau sertifikat
keahlian;
6. dokumen SPPL / UKL-UPL / AMDAL, sesuai dengan
Peraturan Perundang – undangan yang berlaku;
7. fotocopy bukti kepemilikan sarana dan prasarana
pengelolaan sampah;
8. fotocopy Izin Gangguan;
9. fotocopy Izin Mendirikan Bangunan (IMB); dan
10. Surat rekomendasi kepala SKPD yang membidangi
Persampahan.
Pasal 18
Pasal 20
Bagian Ketiga
Jangka Waktu Berlakunya Izin
Pasal 21
21
(2) Perpanjangan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan paling lama 1 (satu) bulan sebelum masa
berlakunya habis.
BAB VIII
PENANGANAN SAMPAH
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 24
Pasal 25
23
Pasal 26
Pasal 27
Pasal 28
Pasal 30
Pasal 31
Pasal 32
26
(2) Pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b meliputi kegiatan:
a. konstruksi;
b. supervisi; dan
c. uji coba.
Pasal 33
Pasal 34
Pasal 35
27
BAB IX
Bagian Kesatu
Pembiayaan
Pasal 36
Bagian Kedua
Kompensasi
Pasal 37
Pasal 38
BAB X
PERAN MASYARAKAT
Pasal 39
29
(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat berupa:
a. pemberian usul, pertimbangan, dan / atau saran
kepada Pemerintah Daerah dalam kegiatan pengelolaan
sampah;
b. pemberian saran dan pendapat dalam perumusan
kebijakan dan strategi pengelolaan sampah rumah
tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga;
c. pelaksanaan kegiatan penanganan sampah rumah
tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga yang
dilakukan secara mandiri dan / atau bermitra dengan
Pemerintah Daerah; dan / atau
d. pemberian pendidikan dan pelatihan, kampanye, dan
pendampingan oleh kelompok masyarakat kepada
anggota masyarakat dalam pengelolaan sampah untuk
mengubah perilaku anggota masyarakat.
e. Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf a dan huruf b disampaikan melalui forum
yang keanggotaannya terdiri atas pihak-pihak terkait.
BAB XI
LARANGAN
Pasal 40
30
g. membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan
teknis pengelolaan sampah.
BAB XII
Pasal 41
Pasal 42
Pasal 43
BAB XIII
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 44
32
BAB XIV
PENYELESAIAN SENGKETA
Pasal 45
BAB XV
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 46
33
(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan
Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang
berwenang sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
BAB XVI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 47
35
BAB XVII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 48
Setiap orang yang sudah melaksanakan kegiatan usaha
pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah
rumah tangga sebelum Peraturan Daerah ini diundangkan wajib
memenuhi ketentuan dalam Peraturan Daerah ini paling lama
1 (satu) tahun sejak Peraturan Daerah ini mulai berlaku.
Pasal 49
Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan
industri, kawasan khusus yang belum menyediakan TPS, wajib
membangun atau menyediakan TPS paling lama 1 (satu) tahun
sejak diundangkannya Peraturan Daerah ini.
BAB XVIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 50
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku :
a. ketentuan BAB I, BAB III, BAB IV, BAB XIX, dan BAB XX
Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang
Nomor 18 Tahun 1998 tentang Retribusi Pelayanan
Persampahan / Kebersihan (Lembaran Daerah Kabupaten
Daerah Tingkat II Semarang Nomor 19 Tahun 1999 Seri B
Nomor 14);
b. Ketentuan Pasal I Huruf A, Huruf C, Huruf D, Huruf E, Huruf F,
dan Pasal II Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 17
Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang Nomor 18 Tahun 1998
tentang Retribusi Pelayanan Persampahan / Kebersihan
(Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2004 Nomor
30 Seri C Nomor 10);
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
36
Pasal 51
Ditetapkan di Ungaran
pada tanggal 17 - 01 - 2014
BUPATI SEMARANG,
TTD
MUNDJIRIN
Diundangkan di Ungaran
pada tanggal 17 - 01 - 2014
TTD
BUDI KRISTIONO
TTD
ATAS
TENTANG
I. UMUM.
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
40
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
42
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Pasal 9
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Ayat (1)
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Ayat (4)
Ayat (5)
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Huruf a
Cukup jelas.
45
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Huruf g
Cukup jelas.
46
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Ayat (1)
Huruf a
Angka 1
Cukup jelas.
Angka 2
Cukup jelas.
Angka 3
Cukup jelas.
Angka 4
47
Yang dimaksud kegiatan yang wajib Amdal
adalah setiap usaha dan / atau kegiatan
yang memiliki kriteria sebagai berikut :
1. Usaha dan / atau kegiatan yang
berpotensi menimbulkan dampak
penting, yaitu :
a. jumlah penduduk yang akan terkena
dampak negatif dari usaha dan / atau
kegiatan sangat besar;
b. luas wilayah penyebaran dampak
sangat luas;
c. intensitas dan lamanya dampak
berlangsung sangat lama;
d. komponen hidup lain yan akan
terkena dampak sangat banyak;
e. sifat komulatif dampak sangat cepat;
f. dampak yang terjadi sulit dipulihkan.
Angka 5
Angka 6
Cukup jelas.
Angka 7
Cukup jelas.
50
Angka 8
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
51
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Huruf a
Huruf b
Huruf c
Huruf d
Huruf e
Pasal 23
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Huruf c
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “sampah yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun serta
limbah bahan berbahaya dan beracun” misalnya
kemasan obat serangga, kemasan oli, kemasan
obat-obatan, obat-obatan kadaluarsa, peralatan
listrik dan peralatan elektronik rumah tangga.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “sampah yang mudah
terurai” antara lain sampah yang berasal dari
tumbuhan, hewan dan / atau bagian-bagiannya
yang dapat terurai oleh makhluk hidup lainnya
54
dan / atau mikroorganisme, misalnya sampah
makanan dan serasah.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Ayat (1)
Huruf a
55
Yang dimaksud dengan “kawasan komersial”
antara lain pusat perdagangan, pasar, pertokoan,
hotel, perkantoran, restoran dan tempat hiburan.
56
Huruf b
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 26
Huruf a
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
57
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
58
Yang dimaksud dengan “kawasan khusus” adalah
wilayah yang bersifat khusus yang digunakan
untuk kepentingan nasional / berskala nasional,
misalnya kawasan cagar budaya, taman nasional,
pengembangan industri strategis dan
pengembangan teknologi tinggi.
Huruf c
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
59
Pasal 29
Ayat (1)
Huruf a
Huruf b
Huruf c
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 30
Ayat (1)
Cukup jelas.
60
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Huruf b
Huruf c
Huruf d
Huruf e
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Ayat (4)
Huruf a
Huruf b
62
Huruf c
Huruf d
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Huruf b
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36
Cukup jelas.
Pasal 37
Ayat (1)
Ayat (2)
Huruf a
Huruf b
Huruf c
Huruf d
Huruf e
Huruf f
Huruf g
Ayat (3)
Huruf a
Huruf c
Huruf d
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
67
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal 44
Ayat (1)
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 45
Ayat (1)
68
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 46
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
69
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j
Cukup jelas.
Huruf k
70
d. atas pertimbangan yang layak berdasarkan
keadaan memaksa; dan
e. menghormati hak asasi manusia.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 47
Cukup jelas.
Pasal 48
Cukup jelas.
Pasal 49
Cukup jelas.
Pasal 50
Cukup jelas.
Pasal 51
Cukup jelas.
71