L DENGAN
PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK + STROKE DI DIRUMAH SAKIT
DOMPET DHUAFA BOGOR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Lapangan Mata Kuliah
Psikososial II Tahun Ajaran 2021/2022
Pembimbing :
Disusun oleh :
2021/2022
A. Definisi
Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekawatiran yang timbul
karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya
sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam (DepKes RI, 1990).
Kecemasan dapat didefininisikan suatu keadaan perasaan keprihatinan, rasa
gelisah, ketidak tentuan, atau takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber
aktual yang tidak diketahui atau dikenal (Stuart and Sundeens, 1998).
Kecemasan mungkin hadir pada beberapa tingkat dalam kehidupan setiap
individu, tetapi derajat dan frekuensi dengan yang memanifestasikan berbeda
secara luas. Respon masing-masing individu memiliki kecemasan berbeda. Tepi
emosional yang memprovokasi kecemasan untuk merangsang kreativitas atau
kemampuan pemecahan masalah, yang lainnya dapat menjadi bergerak ke tingkat
patologis. Perasaan umumnya dikategorikan menjadi empat tingkat untuk tujuan
pengobatan : ringan, sedang, berat, dan panik. Perawat dapat menemukan klien
cemas di mana saja di rumah sakit atau lingkup masyarakat.
Kecemasan dan gangguannya dapat muncul dalam berbagai tanda dan gejala
fisik dan psikologik seperti gemetar, rasa goyah, nyeri punggung dan kepala,
ketegangan otot, napas pendek, mudah lelah, sering kaget, hiperaktivitas
autonomik seperti wajah merah dan pucat, berkeringat, tangan rasa dingin, diare,
mulut kering, sering kencing, rasa takut, sulit konsentrasi, insomnia, libido turun,
rasa mengganjal di tenggorok, rasa mual di perut dan sebagainya. Gejala utama
dari depresi adalah efek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, dan
berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah
yang nyata sesudah kerja sedikit saja) serta menurunnya aktivitas.
Beberapa gejala lainnya dari depresi adalah konsentrasi dan perhatian
berkurang, harga diri dan kepercayaan diri berkurang,gagasan tentang rasa bersalah
dan tidak berguna, pandangan masa depan yang suram dan pesimistis, gagasan atau
perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu, nafsu makan
berkurang.
Keadaan cemas biasanya disertai dan diikuti dengan gejala depresi. Untuk
diagnosis dibutuhkan penentuan kriteria yang tepat antara berat ringannya gejala,
penyebab serta kelangsungan dari gejala apakah sementara atau menetap.
B. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Ketegangan dalam
kehidupan tersebut dapat berupa :
a. Peristiwa Traumatik, yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan
dengan krisis yang dialami individu baik krisis perkembangan atau
situasional.
b. Konflik Emosional, yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan
baik. Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan kenyataan
dapat menimbulkan kecemasan pada individu.
c. Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu
berpikir secara realitas sehingga akan menimbulkan kecemasan.
d. Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil
keputusan yang berdampak terhadap ego.
e. Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman
terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individu.
f. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani stress akan
mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang dialami
karena pola mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam keluarga.
g. Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respons
individu dalam berespons terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya.
h. Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan yang
mengandung benzodiazepin, karena benzodiazepine dapat menekan
neurotransmiter gamma amino butyric acid (GABA) yang mengontrol
aktivitas neuron di otak yang bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.
2. Faktor presipitasi
Stresor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
mencetuskan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Stressor presipitasi
kecemasan dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :
a. Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam integritas
fisik yang meliputi :
Sumber Internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun,
regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya : hamil).
Sumber Eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri,
polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya
tempat tinggal.
b. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal :
Sumber Internal : kesulitan dalam berhubungan interpersonal di rumah
dan tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman
terhadap integritas fisik juga dapat mengancam harga diri.
Sumber Eksternal : kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan
status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya.
H. Intervensi
1. Tujuan Umum : Klien akan mengurangi ansietasnya dari tingkat ringan
hingga panik.
2. Tujuan khusus :
Klien mampu untuk :
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Melakukan aktifitas sehari-hari.
c. Mengekspresikan dan mengidentifikasi tentang kecemasannya.
d. Mengidentifikasi situasi yang menyebabkan ansietas.
e. Meningkatkan kesehatan fisik dan kesejahteraannya.
f. Klien terlindung dari bahaya.
1. Ansietas Ringan.
2. Ansietas Sedang.
3. Ansietas Berat
4. Panik.
Kuesioner B
SELF REPORTING QUESTIONNAIRE (SRQ) 20
KUESIONER D
Pernyataan dibawah ini menggambarkan perasaan yang dialami bpk/ibu/sdr/sdri.
Pilih salah satu dari 5 pilihan dibawah ini (0-4)
SKOR 0 = tidak cemas, 1 = ringan, 2 = sedang 3 = berat 4 = berat sekali
No Pertanyaan 0 1 2 3 4
1 Perasaan cemas : khawatir, pikiran buruk, takut akan ✔
pikiran sendiri, mudah tersinggung
2 Ketegangan : merasa tegang, lesu, tidak bisa istirahat ✔
dengan tenang, mudah terkejut, mudah menangis,
gemetar , gelisah
3 Ketakutan : pada gelap, orang asing, ditinggal sendiri, ✔
pada binatang besar, keramaian lalu lintas, kerumunan
orang banyak
4 Gangguan tidur : sukar untuk tidur, terbangun malam ✔
hari, tidak nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi-
mimpi, mimpi buruk, mimpi menakutkan
5 Kecerdasan : sulit konsentrasi, daya ingat buruk ✔
6 Perasaan depresi : hilangnya minat, berkurangnya ✔
kesenangan pada hobi, sedih, bangun dini hari, perasaan
berubah-ubah sepanjang hari
7 Gejala somatik (otot) : sakit dan nyeri otot, kaku,
kedutan, suara tidak stabil, gigi gemelutuk
8 Gejala somatik ( sensori) : telinga berdengung, ✔
penglihatan kabur, muka merah atau pucat, merasa lelah,
perasaan ditusuk-tusuk
9 Gejala pada jantung : nadi cepat , berdebar, - nyeri di ✔
dada, denyut nadi kuat, perasaan lesu/lemas seperti mau
pingsan, detak jantung menghilang (berhenti sekejap)
10 Gejala Pernafasan : Rasa Tertekan atau Sempit Di Dada, ✔
Perasaan Tercekik, Sering Menarik Napas, Napas
Pendek/Sesak
11 Gejala pada pencernaan : sulit menelan, perut melilit, ✔
gangguan pencernaan,nyeri sebelum dan sesudah makan,
perasaan terbakar di perut, rasa penuh atau kembung,
mual, muntah, buang air besar lembek, kehilangan berat
badan, sukar buang air besar (konstipasi)
12 Gejala perkemihan dan reproduksi: sering buang air ✔
kecil, tidak dapat menahan air seni, amenorrhoe,
menorrhagia, menjadi dingin (frigid), ejakulasi
praecocks, ereksi hilang, impotensi
13 Gejala Otonom : muka merah, mudah berkeringat, ✔
pusing, sakit kepala, bulu kuduk berdiri
14 Tingkah laku pada wawancara : gelisah, tidak tenang, jari ✔
gemetar, kening mengerut, muka tegang, tonus otot
meningkat, napas pendek dan cepat, muka merah.
ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL
c. Nafsu makan
( ) Meningkat () Menurun (✔ ) Biasa saja
Jelaskan nafsu makan yang dialami pasien
Keluarga mengatakan nafsu makan klien normal seperti hari – hari
biasanya
d. Kecemasan
Kecemasan diukur menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-
A) lihat lampiran
0=tidak 1= cemas 2= cemas 3=Cemas 4 = cemas
cemas ringan sedang berat sangat berat
C. Konsep diri
1. Body image
Klien mengatakan merasa malu dan tidak berdaya karena setelah sakit klien
tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, klien merasa orang lain
melihat dirinya dengan perasaan kasihan karena keadaan tubuhnya saat ini.
2. Peran
Klien merasa tidak berdaya dan gagal menjadi seorang istri juga ibu karena
kondisinya saat ini klien tidak dapat memenuhi tugas dan peran nya sebagai
seorang istri juga seorang ibu.
3. Identitas diri
Klien mampu memperkenalkan dirinya, klien puas sebagai perempuan.
4. Ideal diri
Klien memiliki harapan untuk sembuh, klien berharap bisa cepat untuk sembuh
agar tidak membebani keluarganya.
5. Harga diri
Klien mengatakan malu dengan kondisi nya saat ini, klien merasa tidak
melakukan apa-apa dan tidak berharga
D. Pengkajian Sosial
1. Kondisi rumah
Keluarga mengatakan kondisi bangunan rumah klien permanen, rumah klien
bersih dan rutin dibersihkan, klien tinggal bersama suami dan anak – anaknya.
2. Keluarga
Klien memiliki 2 orang anak dan saat ini ia tinggal dengan suami dan anaknya,
orang terdekatnya adalah suaminya dan anak kedunya. Klien dirawat ditunggu
oleh anaknya sementara suaminya bekerja dan menjadi tulang punggung
keluarga.
3. Keuangan
Suami klien berperan sebagai pencari nafkah dan memiliki usaha dagang, saat
ini biaya rumah sakit ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Klien mengatakan
hidupnya cukup dan tidak berkekurangan.
4. Budaya
Suku keluarga Ny.S yaitu suku Betawi. Keluarga mengatakan tidak ada
kebiasaan/budaya yang mempengaruhi pengobatan.
5. Spiritual
Klien selalu berdoa agar diberikan kesembuhan oleh Allah SWT. Keluarga
mengatakan terkadang Ny.S tidak menerima penyakitnya dan menjadi emosi
dan mempertenyakan mengapa tuhan memberinya penyakit seperti saat ini.
E. Pemeriksaan status mental
1. Penampilan
a. Postur tubuh: postur tubuh klien tidak simetris, klien tidak dapat duduk
tanpa bantuan
b.Kontak mata: pada saat pengkajian kontak klien kurang, klien sesekali tidak
ingin menjawab dan membiarkan anaknya yang menjawab pertanyaan.
c. Cara Pakaian: Klien berpakaian kurang rapi, namun sesuai dengan waktu
dan tempat
d.Cara berdandan: Klien tidak berdandan, rambut kurang rapi.
e. Respon saat pengkajian: pada saat pengkajian klien baik, namun sering
memberikan pertanyaan kepada anaknya untuk dijawab
f. Kelainan fisik yang menonjol: intoleransi aktifitas (bagian kaki tidak dapat
bergerak)
g.Ekspresi wajah: ekspresi wajah klien terlihat murung dan kerap menghindari
kontak mata.
2. Perilaku
( -) Ramah ( - ) bermusuhan ( - ) kooperatif ( ) tidak komunikatif
( - ) menggoda ( - ) berhati-hati ( - ) perhatian
Jelaskan: Klien tampak tidak komunikatif sesekali karena klien kesulitasn
bicara, klien sering memalingkan wajah membiarkan anaknya menjawab
saat wawancara..
3. Gerakan
( ) kelemahan psikomotor ( ) gelisah ( - ) gerakan abnormal (
- ) kaku
Jelaska: klien tampak memiliki kelemahan psikomotor dikarenakan stroke
yang dialaminya kambuh. Klien tidak mampu berjalan, duduk tanpa bantuan.
4. Pembicaraan
a. Kecepatan bicara ( - ) cepat ( ) lambat ( -) normal
b. Kejelasan bicara ( - ) cadel ( ) berguman ( - ) putus-putus ( - )
beraksen
c. Volume ( - ) keras ( ) lemah ( ) Normal
d. Kualitas bicara ( - ) ragu-ragu ( ) emosional ( - ) mengulang
topik ( - ) spontan ( ) tidak spontan
e. Banyaknya bicara ( - ) cerewet ( - ) aktif ( ) Diam
Jelaskan: Klien tampak berbicara dengan volume dan intonasi yang
tidak jelas karena klien kesulitan dalam berbicara, cara bicara lambat dan
terkadang emosional ketika di berikan pertanyaan mengenai hal-hal yang
membuatnya sedih atau jika merasa sakit. Kemampuan klien meneruskan
topik tidak spontan, klien cenderung diam dan tidak menjawab pertanyaan
karena kesulitan berbicara klien menjawan hanya dengan mengangguk dan
menggelengkan kepala
5. Alam perasaan
( - ) sangat gembira ( - ) panik ( - ) ketakutan
( - ) gembira berlebihan ( ) khawatir ( - ) tidak tenang
( - ) merasa bahagia meski dalam keadaan stress ( ) gelisah
( - ) Tidak senang ( - ) apatis ( - ) sensitif ( - ) marah
( ) Sedih
( - ) Depresi
( - ) menjalani tampa perasaan
( - ) Berduka
Jelaskan: Klien mengatakan khawatir akan kondisi kesehatannya, apalagi
saat ini klien sudah tidak muda. Klien masih menyangkal dan belum dapat
menerima penyakit yang dialaminya saat ini.
6. Affect
( ) terbatas ( - ) datar ( - ) tidak sesuai
( - ) Tumpul ( - ) normal
7. Isi pikir
( ) ide bunuh diri ( - ) obsesi ( - ) fobia ( - ) kompulsif ( - )
koheren
( - ) paranoid ( - ) pikiran magic ( - ) Delusi ( - ) ide yang
belebihan
8. Proses pikir
( - ) asosiasi ( ) Koheren ( - ) Logis ( - ) perseverasi ( - )
neologisme
( - ) bloking ( - ) mengikuti arus ( - ) flight of ideaa
Jelaskan: Proses pikir klien normal dan persepsi sesuai
9. Persepsi
( - ) halusinasi ( - ) Ilusi ( - ) depersonalisasi ( - ) dejavu
Jelaskan: Klien tidak memiliki gangguan persepsi halusinasi, ilusi,
depersonalisasi ataupun dejavu.
10. Intelektual
( ) Rata-rata ( - ) dibawah rata-rata ( - ) diatas rata-rata
Jelaskan: Klien memiliki kecerdasan rata-rata, dapat memahami
percakapan dengan baik.
11. Kognitif
( ) orientasi baik
Disorientasi ( - ) waktu ( - ) tempat ( - ) orang
Konsentrasi ( - ) kurang perhatian ( - ) mudah dialihkan ( ) sering
terganggu
Memori ( - ) memori jangka pendek ( ) memori jangka
menengah
( - ) memori jangka panjang ( - ) memori saat ini
Jelaskan: Klien tidak memiliki gangguan kognitif, namun klien memiliki
gangguan memori jangka menengah ada beberapa hal yang klien lupa
namun ketika di ingat kembali klien ingat
12. Sensori
Tingkat kesadaran : compos mentis
Jelaskan: Tingkat kesadaran klien yaitu compos mentis karena klien masih
mampu memberikan respon dan menjawab pertanyaan dengan jelas, fungsi
penglihatan baik.
13. Insight
( - ) menyadari penyakit ( ) mengingkari penyakit
G. Diagnosa medik
a. CKD ON HD + Stroke
H. Pengobatan
Amlodipin 10mg 30 TAB 1x1
Bicnatic TAB 500 mg 90 TAB 3x1
Vit B12 50mcg 21TAB 3x1
Serbuk CACO 3 90gr 3x1
Folat 1 mg 90 TAB 3x1
Bionemi 7 kapsul 1x1
Candesartan 16 mg TAB 15 BLST
ANALISA DATA
DO:
DO:
- Pengkajian PQRST:
DO:
Suhu : 36.C
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Senin, (D.0080) Ansietas berhubungan L. 09093 Tingkat Ansietas I.09314 Reduksi Ansietas
31/01/22 dengan Krisis situasional
Tujuan Umum Observasi
Data Senjang
Setelah diberikan tindakan - Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
DS: keperawatan 1 x 24 jam
Terapeutik
diharapkan kondisi kmosi dan
- Klien mengatakan cemas akan apa
ansietas dapat menurun - Ciptakan suasana terapeutik untuk
yang ia hadapi saat ini
menumbuhkan kepercayaan
Tujuan Khusus
- Klien cemas karena sekarang
- Tempatkan barang pribadi yang
usianya sudah tua dan tidak sehat - Verbalisasi khawatir akibat
memberikan kenyamanan
seperti sebelumnya kondisi yang dihadapi dapat
menurun 5 Edukasi
- Klien khawatir merepotkan
- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
keluarganya - Perilaku gelisah dapat menurun 5 mungkin dialami
3. Senin, (D.0077) Nyeri akut b.d agen (L.08066) Tingkat Nyeri (I.08238) Managemen Nyeri
31/01/22 pencedera fisiologis Tujuan umum
DO:
- Klien tampak meringis dan tegang
Suhu : 36.C
I. IMPLEMENTASI & EVALUASI
Paraf dan
Diagnosa
Nama
Hari/Tgl Keperawatan Implementasi Evaluasi
Intervensi dilanjutkan
Kamis, (D.0092) S:
1. Mengdentifikasi
Ketidakberdayaa
3 Februari harapan pasien dan - Klien mengatakan ingin
n berhubungan
keluarga dalam cepat sembuh dari
2022
dengan progran
pencapaian hidup penyakitnya dan bisa Dwinka
08.00- perawatan/pengo
melakukan aktivitas lagi
2. Menyadarkan
12.00 batan yang
kompleks atau
bahwa kondisi yang O:
jangka panjang
dialami memiliki
- Klien tampak masih
nilai penting
bergantung dengan orang
3. Melatih cara lain
mengembangkan A:
spiritual diri
Masalah
ketidakberdayaan
belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
O:
Suhu : 36.C
A:
Intervensi dilanjutkan