Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Perkembangan Kajian Hadis di Indonesia Pada Abad 21 Masehi

Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah kajian hadis indonesia 1

Dosen pengampu :

Lathifah Anwar, M.Ag.

Disusun oleh :

 Izza Arisa Qotrunnada (07020520041)


 Jamilatus Zahroh (07020520042)
 Khoirunnisa (07020520043)

PROGRAM STUDI ILMU HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta
hidayah nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Perkembangan Kajian Hadis di Indonesia Pada Abad 21 Masehi ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah kajian hadis Indonesia 1. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk mengetahui tentang berkembangnya hadis di Indonesia pada abad 21 M.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Lathifah Anwar, M.Ag.


selaku dosen pengampu mata kuliah kajian hadis Indonesia 1, yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami pelajari.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Karena dalam penyusunan makalah ini tentu terdapat kesalahan dan
kekurangan sebab terbatasnya kemampuan kami dalam tersusunnya makalah
ini semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, maka dari itu kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Bangkalan, 15 September 2021

Penulis,

II
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR……………………………………………..……….…….II
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….……III
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………...….…...1

A. Latar Belakang……………………………………………………......….….….1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………….......…2
C. Tujuan…………………………………………………………………..............2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………….............3

A. Perkembangan kajian hadis di Indonesia pada abad ke-21 Masehi.....................3


B. Bentuk metode kajian hadis di Indonesia pada abad ke-21 Masehi....................4
C. Literatur kajian hadis di Indonesia pada abad ke-21 Masehi...............................6
D. Tokoh – tokoh hadis di Indonesia pada abad ke-21 Masehi…............................7
E. Karya-karya ulama Indonesia dalam kajian hadis pada abad ke-21 Masehi…...11

BAB III PENUTUP…………………………………………...………………….13

A. Kesimpulan…………………………………………………........……………13
B. Saran…………………………………………………………….......………...13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………........................14

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hadis atau sunnah nabi Muhammad SAW merupakan sumber ajaran islam
kedua setelah al-Qur’an, hadis juga sebagai pedoman hidup manusia. Oleh karena
itu, kajian hadis menjadi hal penting untuk di pelajari dan dipahami setelah al-
Qur’an. Dalam mempelajari hadis tidak cukup dengan memahami tentang matan
(isi) saja, akan tetapi sanad hadis juga penting di pelajari, karena dari mengetahui
sanad hadis bisa mengetahui tentang kualitas hadis yang nantinya bisa di jadikan
hujjah dalam mengambil suatu hukum.

pada abad ke-17 ini awal dari kajian hadis di Indonesia akan tetapi tidak
dikembangkan lebih jauh, setelah itu mengalami kevakuman satu setengah abad
lamanya. Setelah itu, mendapatkan perhatian kembali pada akhir abad ke-19 dengan
adanya kurikulum pesantren – pesantren dan madrasah – madrasah.1

sehingga pada abad ke-21 dengan demikian kajian hadis di Indonesia


mengalami perkembangan dari segi pemahamannya. Di abad ke-21 ini pada
umumnya pesantren yang ada di nusantara mengkaji hadis adalah sebuah
kewajiban, sehingga pada abad ke-21 ini, pondok pesantren menjadi salah satu
faktor perkembangan kajian hadis di Indonesia.

Meskipun kajian hadis pada abad ke-21 ini sudah berkembang, akan tetapi
kajian hadis ini terus di perbincangkan karena perkembangan pemaham hadis yang
ada di Indonesia bukan hanya sekedar memaparkan akan tetapu menggali lebih jauh
bagaimana pola pergeseran pemahaman hadis di Indoneisa pada setiap periodenya.2

1
Muh. Tasrif, Kajian Hadis Di Indonesia sejarah dan pemikirannya, (Ponorogo : STAIN
Ponorogo Press, 2007), 17.
2
Taufan Anggoro, Perkembangan Pemahaman Hadis Di Indonesia : Analisis Pergeseran dan
Tawaran Di Masa Kini, Vol.7, (Disertasi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,2019), 149.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan kajian hadis di Indonesia pada abad ke-21
Masehi?
2. Bagaimana bentuk metode kajian hadis di Indonesia pada abad ke-21
Masehi?
3. Bagaimana literatur kajian hadis di Indonesia pada abad ke-21 Masehi?
4. Siapakah tokoh – tokoh hadis di Indonesia pada abad ke-21 Masehi?
5. Bagaimana karya – karya ulama Indonesia dalam bidang hadis pada abad
ke-21 Masehi?

C. Tujuan Masalah
1. Memaparkan perkembangan kajian hadis di Indonesia pada abad ke-21
Masehi?
2. Memaparkan bentuk metode kajian hadis di Indonesia pada abad ke-21
Masehi?
3. Memaparkan literatur kajian hadis di Indonesia pada abad ke-21 Masehi?
4. Memaparkan tokoh – tokoh hadis di Indonesia pada abad ke-21 Masehi?
5. Memaparkan karya – karya ulama Indonesia dalam bidang hadis pada
abad ke-21 Masehi?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Kajian Hadis Di Indonesia Pada Abad Ke-21 Masehi


Pada periode akhir abad ke-20 hingga pada awal abad ke-21, pemahaman
tentang syarah hadis semakin mendapat perhatian dalam kajian hadis di
Indonesia . hal ini di disebabkan karena banyaknya pondok pesantren, IAIN
bahkan UIN atau perguruan tinggi islam modern membuat kajian hadis yang
banyak di perbincangkan baik dalam segi materi hadis, pemikiran tokoh tentang
hadis, pemahaman hadis, dan lain sebagainya. 3
Menurut Yudian W. Asmin, bahwa pemikiran islam di Indonesia pada ke-
21 ini merupakan perpaduan interpertasi antara Islam Timur Tengah, Islam Barat
dan Islam Indonesia, sehingga pakar islam yang sesuai untuk konteks pada
zaman ini adalah orang yang mampu dalam menguasai tradisi keilmuan
didalamnya.4 Oleh karena itu hal tersebut terlihat dalam institusi IAIN/UIN yang
menyebabkan bertemuanya 2 tradisi yaitu antara tradisi keilmuan islam klasik
dan keilmuan barat sehingga mewarnai corak islam Indonesia.
Pada abad ke-21 banyak tokoh, peneliti dan ahli hadis yang
menyumbangkan keilmuannya di pesantren – pesantren dan menciptakan sebuah
karya akademik di bawah institusi PTKIN, sehingga kajian hadis semakin
bervariasi seperti kajian hadis dari aspek sanad dan matan hadis, penenelitian
terhadap kitab – kitab hadis baik yang ditulis oleh ulama mutaqaddimin atau
ulama muta’akhirin.
Pada abad ke-21 hermeneutika hadis di Indonsia mulai dikembangkan
yang mana pada hermeneutika ini mencakup penelitian sanad dan matan hadis
yang dilanjutkan dalam upaya memahami hadis secara kompherensif.

3
Taufan Anggoro, Perkembangan Pemahaman Hadis Di Indonesia : Analisis Pergeseran dan
Tawaran Di Masa Kini, Vol.7, (Disertasi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,2019), 158.
4
Yudian W. Asmin, Pengalaman Belajar Islam Di Kanada, (Yogyakarta : Titian Ilahi press,
1997), 383.

3
Hermeneutika ini semakin di populerkan oleh tokoh – tokoh hadis baik secara
metode maupun pendekatan.
Pada abad ke-21 ini merupakan zaman yang semuanya berbasis teknologi
yang mana memudahkan dalam belajar khususnya belajar hadis bisa mengakses
dari aplikasi Maktabah Syamilah, Jawamiul al-Kalim dan banyak aplikasi
lainnya. Selain itu, sudah banyak jurnal – jurnal yang berkualitas yang
membahas tentang kajian hadis dengan menggunakan bahasa yang mudah untuk
dipahami, hal ini merupakan salah satu faktor perkembangan kajian hadis Di
Indonesia pada abad ke-21.

B. Bentuk Dan Metode Kajian Hadis Di Indonesia Pada Abad Ke-21 Masehi
Jika dilihat secara menyeluruh, baik bentuk maupun metode kajian hadis
yang ada di Indonesia dari era abad ke-17 sampai dengan abad ke-20,
pemahaman hadis yang telah dilakukan oleh ahli-ahli hadis Indonesia melalui
berbagai karyanya yang mulai menunjukkan perkembangan yang cukup pesat.
Bahkan dengan seiring perkembangan zaman berikutnya, yaitu periode abad ke-
21 ini tidak jauh berbeda, bahkan pemahaman hadis secara kontekstualisasi
marak dilakukan. Arah kajian hadis tidak hanya seputar validitas dan otentisitas
hadis saja, tetapi bagaimana memahami hadis dengan melibatkan multidisiplin
ilmu pengetahuan agar didapatkan pemahaman yang benar-benar komprehensif.
Sehubungan dengan itu pengkajian Hadis yang mulai berkembang pesat.
Akan tetapi, kemajuan seperti ini perlu dicermati dan dikontrol pada akhirnya
agar kemudian hari tidak menimbulkan ekses-ekses negatif. Sebab pemahaman
kontekstual, hermeneutika, living hadis, dan teori-teori tentang penelitian
autentisitas Hadis yang diadopsi dari metode dan pendekatan modern bisa
membawa kepada tereleminasinya Hadis. Sehubungan dengan itu, para pakar
Hadis haruslah melakukan usaha-usaha penyempurnaan dengan pembatasan
objek kajian dan penetapan persyaratan bagi para aktivisnya sehingga Islam
tidak kehilangan arah. Maksudnya, bukan menolak metode pemahaman
kontekstual hermeneutika, living Hadis secara total, tetapi menerimanya sebagai
pengayaan kepada metode-metode klasik dengan cara penyempurnaannya dan

4
penetapan syarat-syarat bagi penggunanya serta batas-batas objek kajiannya.
Sehubungan dengan ini, Abu al-Laits al-Khair Abadi menjelaskan batasan-
batasan objek pendekatan kontekstual. Menurut dia, bidang akidah, bidang
ibadah, dan nilai-nilai ajaran Islam tidak boleh dikontekstualkan.5
Kurikulum Program Ilmu Hadis yang diterapkan di berbagai UIN/IAIN
sudah bervariasi, seperti Hadis Nusantara, Inkar Sunnah, Hadis di Barat,
Hermeneutika Hadis, Living Hadis, dan berbagai metode modern. Akan tetapi,
pembahasan yang berkembang sekarang, baik menyangkut eksistensi Hadis dan
pemaknaannya sudah meliputi berbagai metodologi dan pendekatan modern
serta pemaknaan kontekstual, hermeneutika, living Hadis, digitalisasi Hadis
untuk mempermudah mendapatkan Hadis serta pemahamannya.
Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa metode dan pendekatan baru
dalam mengkaji eksistensi Hadis dan pemahamannya sekarang cukup
berkembang dan bervariasi. Tentunya keadaan sekarang mendorong lahirnya
metode-metode baru ke depan yang lebih modern lagi sehingga kajian hadis
menjadi lebih berkembang. Hal ini terjadi, karena interaksi yang cukup intens
antara metode yang sudah ada dengan metode yang akan muncul baik dari
kalangan Islam sendiri maupun dari luar. Karena itu, diperkirakan metode-
metode baru dalam pengkajian Hadis akan muncul di masa depan. Walaupun
metode-metode yang akan muncul tidak selamanya terjamin akan sejalan dengan
maqâshid syar‘iyah (tujuan hakiki dari syariah) oleh karena metodologi yang
muncul ada yang bebas nilai, ada yang tidak bebas nilai. Metodologi yang bebas
nilai bisa secara kebetulan mendukung maqâshid syar‘iyah dan bisa tidak.
Metodologi yang tidak bebas nilai pada dasarnya terbagi dua, yaitu nilai yang
sesuai dengan ajaran Islam dan nilai yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Misalnya, ketika nas Alquran dan Hadis berhadapan dengan akal secara lahiriah,
kadang-kadang nas bisa ditakwil atau diinterpretasi dengan pendapat akal, jika
akal yang dijadikan dasar takwil tidak bebas nilai, yaitu nilai iman dan Islam.6

5
Muhammad Abû al-Laits al-Khair Abadi, ‘Ulûm al-Hadîts: Ashiluha wa Mu‘ashiruha (Malaysia:
Dâr al-Syâkir, 2011), h. 316-317.
6
Ramli Abdul Wahid, Dedi Masri, Jurnal “ Perkembangan Terkini Studi Hadis Di Indonesia”,
(disertasi, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan) hal. 274-275

5
C. Literatur Kajian Hadis Di Indonesia Pada Abad Ke-21 Masehi
Literatur Hadis bersumber pada tulisan yang berisi Hadis Rasulullah, baik
berupa kitab atau buku yang memuat teks-teks Hadis berbahasa Arab atau yang
sudah ditambah dengan terjemahan lndonesianya juga termasuk literatur yang
memuat Hadis yang berbentuk brosur atau majalah yang pernah terbit di
Indonesia, dan juga termasuk sumber tulisan tentang ilmu dirayah al-Hadis.
Kajian hadis di abad ke-21 yang terus mengalami perkembangan seiring
dengan adanya peradaban manusia yang telah berkembang dari masa ke masa
yang saat ini sudah berada di tatanan era globalisasi. Dimana merabahnya
informasi ke semua lintas budaya dan wilayah yang ditandai dengan adanya
mesin sebagai pengganti tenaga manusia dan informasi.7
Demikian juga literatur Hadis dan ilmu Hadis sangat terbatas
ditemukan dalam perpustakaan-perpustakaan Agama, seperti perpustakaan-
perpustakaan UIN, lAIN dan perguruan tinggi Islam swasta, perpustakaan LIPIA
dan Istiqlal Jakarta, dan perpustakaan MUI Medan. AI-Sunan al-Kubrii karya al-
Baihaqi (m. 458H), al-Mustadrak 'ala al- Sahihayn karya al-Hakim (m. 405 H),
al-Mu 'jam al-Kabir karya al-Tabrani (m. 360H), Musannaf 'Abd al-Razziiq (m.
211 H) hanya ditemukan di beberapa perpustakaan lAIN, seperti di UIN Jakarta
dan perpustakaan LlPlA. Musnad al-Firdaws karya al-Daylami (m. 558H)
tampaknya baru ditemukan di perpustakaan UIN Jakarta.8
Mengingat kajian hadis memiliki konten yang komplek dan
membutuhkan banyak rujukan yang didapat dari kitab hadis utama yang
seringkali belum dikaji bahkan dikodifikasi secara rapi. Seperti dalam men-
takhrij hadis, untuk menemukan satu hadis yang memiliki kesamaan tema,
redaksi baik secara makna ataupun lafdzi harus dilakukan dengan membuka
kitab-kitab hadis yang ada, sedangkan kitab-kitab hadis itu tak sedikit jumlahnya
dan satu kitab terdiri lebih dari satu jilid, tentu hal ini sangat melelahkan dan

7
Muhammad Alfatih Suryadilaga, “Kajian Hadis Di Era Global”, Esensia, Vol. 15, No. 2, September
2014, hal. 200.
8
Lihat Ramli Abdul Wahid, Jurnal “Perkembangan Kajian Hadis Di Indonesia: Studi Tokoh Dan
Organisasi Masyarakat Islam”, Vol.4, Mei 2006. Hal. 69

6
membutuhkan banyak waktu. Dengan perkembangan zaman dan teknologi, kini
telah hadir berbagai software atau aplikasi hadis yang dapat digunakan untuk
memudahkan pencarian hadis di beberapa kitab hadis yang ada. Software atau
aplikasi hadis telah banyak dikenal dalam kurun waktu belakangan ini, seperti
Maktabah Syamilah, Lidwa Pusaka, Gawamil Kaleem, Mausyu’ah dan
sebagainnya. Sofware atau aplikasoi ini berisi kitab-kitab hadis dan tafsir yang
telah digitalisasi, sehingga pengguna dapat menggunakannya dengan lebih
praktis dan cepat. Meskipun begitu, kehati-hatian dan ketelitian harus tetap
menjadi dasar sikap pengguna, karena seringkali masih terjadi kesalahan di
dalam software atau aplikasi ini, baik penomoran hadis ataupun ketidak
lengkapan data yang tersedia.9

D. Tokoh-Tokoh Hadis di Indonesia Pada Abad ke 21 Masehi

1. Syaikh Ahmad Surkati

Ahmad Surkati lahirdi Dongola, sudan pada tahun 1872. Ayahnya


bernama Muhammad Surkati merupakan yang terpandang kemulyaanya. Ia
Merupakan Alumni Universitas Al-Azhar, Kairo Yang mempunyai koleksi
Kitab Terbanyak. Ia tinggal di Madinah selama empat Tahun dan ia
mendalami kemampuan bahasa arab juga ilmiahnya. Ia belajar bahasa Arab
kepada Ahmad Barzanji, belajar fikih kepada Syaikh Mubarak al-Nasmat,
belajar hadis kepada Syaikh Salih dan Umar Hamdan, serta mendalami tafsir
kepada Syaikh Muhammad al-Khayari dari Maroko10.

Kajian Hadis di Indonesia Muncul seiring dengan Lahirnya paham


pembaharuan dalam pemurnian di kepulauan ini. Ahmad Sukarti di pandang
sebagai salah satu tokoh penting dalam penggerak kajian Hadis. Ahmad
Surkati dapat dikatakan menjadi penabur benih kajian ilmu hadis di Indonesia,

9
Dliya Ul Fikriyyah, “Telaah Aplikasi Hadis (Lidwa Pusaka)”, Jurnal Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an Dan
Hadis, Vol. 17, No. 2, Juli 2016, 274
10 J. Spencer Trimingham, Islam in The Sudan, (London: Oxford University Press, 1949), 38.

7
yang mendapatkan sambutan purikatif dan reformatif dari masyarakat
terutama umat Islam di Indonesia, meski beliau kurang dikenal secara luas
seperti Ahmad Hasan, Ahmad Dahlan, dan Haji Zamzam. Sedangkan Ahmad
Surkati lebih dikenal dengan pemikirannya yang menegaskan bahwa sumber
utama jaran Islam adalah al-Qur'an dan Sunnah. Kalau masih diperlukan
beberapa keterangan tambahan maka dapat diambil dari pendapat-pendapat
ahli ilmu yang masih mengikuti jejak Rasulullah, seperti para imam mujtahid.
Rujukan di luar al-Qur'an dan Sunnah adalah keterangan ulama yang dapat
dipercaya karena menyandarkan pendapatnya kepada kedua dasar tersebut. 11

2. Syaikh Ahmad Hasan

Nama sebenarnya adalah Hasan dan ayahnya Ahmad yang juga bernama
Sinna Vappu Maricar. Iya di kenal dengan Ahmad Hasan titik beliau berdarah
campuran yaitu India dan Indonesia yang lahir pada tahun 1887 di Singapura.
Beliau berkontribusi dengan gerakan pembaharuan Islam di Indonesia dengan
menulis beberapa buku dan menerbitkan majalah menyusun tafsir.

Di dalam istinbath hukum ia langsung merujuk ke Alquran dan hadis,


tidak kepada pendapat ulama fiqih. Dengan kata lain ia tidak terikat kepada
madzhab tetapi kepada Alquran dan hadis. Dalam bukunya jilid 1, ia
menjelaskan pemikiran hadisnya. Menurutnya, ilmu Hadis adalah ilmu untuk
memeriksa benar atau tidaknya suatu ucapan atau perbuatan yang dikatakan
dari Nabi SAW

Dalam meninjau pemikiran hadis Ahmad Hasan dapat dimulai dari


pendefinisiannya terhadap ilmu hadits. Dalam definisi ini yang menyebut
bahwa sebagai perkataan dan perbuatan Nabi SAW. Sebenarnya, tidak
ditemukan satu literatur pun mengenai ilmu Hadis yang menyebutkan hadis
dalam definisi ini titik literatur menyebut bahwa hadis adalah sebagai

11Bisri Affandi, Syaikh Ahmad Surkati (1874-1943): Pembaharu dan Pemurni Islam di Indonesia. (Jakarta:
Pustaka al-Kausar, 1999), 93.

8
perkataan perbuatan dan taqrir Nabi SAW. Oleh sebab itu seharusnya juga
Ahmad Hasan memasukkan taqrir nabi sebagai bagian Hadis.

3. T.M. Hasbi Ash Shiddieqy

T.M. Hasbi Ash Shiddieqy lahir pada 10 Maret tahun 1945


Lhokseumawe. Ayahnya tekuk Adi Sri Maharaja Mangkubumi Husein bin
Mas'ud adalah seorang ulama ternama di daerahnya dan memiliki sebuah
pesantren12. T.M. Hasbi Ash Shiddieqy yang paling berjasa merintis penulisan
literatur ilmu hadits di IAIN, karya-karyanya di bidang ini banyak mendapat
kritik sebagai karya saduran, tetapi usahanya menulis ilmu hadits sangat
bermakna bagi pengembangan pengetahuan masyarakat akademis di
Indonesia khususnya di IAIN.

T.M. Hasbi Ash Shiddieqy dalam bidang ilmu Hadis yang terkesan
bersifat saduran dan tidak sempat melakukan analisis dan perbandingan maka
hal itu mencerminkan tulisan-tulisannya tidak orisinal. Selain itu, karya-karya
tersebut juga tidak menggunakan metodologi yang memadai sebagai sebuah
buku ilmiah. Ia jarang sekali menggunakan catatan kaki dan analisis terhadap
materi yang dikemukakannya oleh sebab itu karya-karya T.M. Hasbi Ash
Shiddieqy dalam bidang ini tidak keluarkan ulasan yang baru melainkan
hanya mendeskripsikan materi ilmu Hadis apa adanya13.

4. Fatchur Rahman

Fathur Rohman lahir pada tahun 1934 di desa Bagor kulon Nganjuk
Jawa timur dan meninggal pada tanggal 9 Maret 1995 di Malang. Beliau
adalah penulis buku yang berjudul ikhtisar mushthalahul hadits kehadiran
buku ini dapat dipandang sebagai rasa tanggung jawab Fathurrahman terhadap
masyarakat ilmu hadis disamping tanggungjawab akademisnya.

12
Abdul Aziz Dahlan et. Al. (ed) Ensiklopedia Hukum Islam, (Jakarta: PT Ichtiyar Baru van Hoeve, 1996),
Jilid II, 530.
13
Ramli Abdul Wahid, Ulama Hadis di Indonesia Kontemporer, 146.

9
Kelebihan yang paling menonjol pada skematisasi yang dipaparkan
faturrohman di dalam buku ini ketika menjelaskan uraian sanad dan kritik
sanad. Metode yang dipakai Fathurrohman tersebut sangat banyak membantu
mahasiswa dan masyarakat mengkaji ilmu hadits untuk lebih jauh mendalami
ilmu Hadis, khususnya tentang sana dan kritik sana. Bahkan sampai saat ini
cara kerja penelitian sanad dengan skema yang nyata dan jelas yang
dikemukakan Faturohman masih sangat membantu para pengkaji hadis.
Karena itu faturrohman merupakan salah satu mata rantai dalam
perkembangan pengkajian hadis di Indonesia khususnya dalam membuat
skema sanad dan cara kerja penelitian sanad.

5. Muhammad Syuhudi Ismail

Muhammad syuhudi Ismail dilahirkan di Lumajang, Jawa timur pada


tahun 1943, dan meninggal di Lumajang pada tahun 1995 pada usia 52 tahun
beliau pernah menjadi dosen di berbagai PTAI di ujung Pandang

Beliau aktif menulis di berbagai majalah, jurnal, dan surat kabar di


ujungpandang dan Jakarta. Secara khusus ia pernah diundang ke untuk
menyajikan sebuah "makalah raksasa" yang kemudian diterbitkan menjadi
buku dengan judul "Metodologi Penelitian Hadis Nabi". Masyarakat Sumatera
Utara sungguh merasa kagum atas ilmu Hadis yang disampaikannya. Mereka
terkesan seolah-olah ilmu yang disampaikannya itu suatu hal yang baru.

Kepakaran syuhudi di bidang hadis telah berhasil melahirkan sejumlah


sarjana hadis di ujungpandang, mulai dari S1, S2, sampai S3. Karena itu
alumni IAIN Alauddin ujungpandang pada umumnya telah dibekali dengan
pengetahuan hadis dan ilmu.

6. Ali Mustafa Yaqub

Ali Mustafa Yaqub lahir pada tahun 1952 di Batang, Jawa tengah.
Pendidikannya diawali dari sekolah dasar dilanjutkan SMP, namun ayahnya
menyuruhnya untuk mondok di pesantren pondok seblak Jombang sampai
tingkat sanafiah setelah itu, ia melanjutkan ke pesantren Tebuireng Jombang.

10
Beliau sangat populer bagi para pengkaji maupun peminat hadis di Indonesia.
Beliau sangat produktif menulis buku maupun artikel tentang kajian Hadis.

Peranan terpenting Ali Mustafa Yaqub di dalam ilmu Hadis di tanah air
adalah berusaha mengembangkan wawasan pemikiran dalam ilmu hadits dan
berupaya melakukan pembelaan dari serangan orientalis dan rasionalis murni.
Bagi masyarakat Indonesia hal yang dilakukan dapat membuka wawasan
berpikir dan pengkaji Islam umumnya dan pengkaji ilmu Hadis khususnya.

E. Karya-karya Ulama Indonesia Pada Bidang Hadis Abad 21 Masehi

Kitab karangan Syaikh Ahmat surkati:

 Surat al-Jawab (1915)


 Al-Dhakhirah al-Islamiyahsurkati
 Risalah Tawjih al-Qur’an ila Kebaikan budi pekerti al-Qur’an (1917)
 Al-Masa’il al-Thalats (1925).

Karangan kitab Hasan:

 Al-Mazhab
 Al-Mukhtar
 An-NubHasan
 Tafsir Al-Quran, Al-Furqan
 Soal-Jawab tentang Berbagai Masalah Agama (4 jilid)
 Tarjamah Bulughul Maraam (selesai 17-8-1958), Dan banyak lainnya.

Kitab karangan Muhammad Hasbi ash shiddieqy:

 Kulijah hadiets: sejarah hadis hadis ʻibadah, Darul Irfan.


 Mutiara Hadis 1 (Keimanan).
 Mutiara Hadis 2 (Thaharah & Shalat).
 Mutiara Hadis 3 (Shalat).
 Mutiara Hadis 4 (Jenazah, Zakat, Puasa, Iktikaf & Haji).

11
 Mutiara Hadis 5 (Nikah & Hukum Keluarga, Perbudakan, Jual Beli,
Nazar & Sumpah, Pidana & Peradilan, Jihad).

Karangan kitab Muhammad Syahudi Ismail

 buku Pengantar Ilmu Hadis


 Kaidah Ke-sahihan Sanad Hadis: Telaah Kritis dan Tinjauan
Dengan
 Pendekatan Ilmu Sejarah, Cara Praktis Mencari Hadis.
 Metodologi Penelitian Hadis Nabi, Hadis Nabi yang Tekstual Dan
Kontekstual, dan Hadis Nabi Menurut Pembela,
 Pengingkar, dan Pemalsunya

Karangan Kitab Fatchur Rahman

 Ikhtisar Musthalah Hadis

Karangan kitab Ali Yusuf Yaqub

 Kerukunan umat dalam perspektif Alquran dan hadis

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada periode akhir abad ke-20 hingga pada awal abad ke-21, pemahaman
tentang kajian hadis semakin mendapat perhatian dalam kajian hadis di
Indonesia . hal ini dikarenakan banyaknya pondok pesantren, IAIN bahkan UIN
atau perguruan tinggi islam modern membuat kajian hadis yang banyak di
perbincangkan baik dalam segi materi hadis, pemikiran tokoh tentang hadis,
pemahaman hadis, dan lain sebagainya.
Pada abad ke-21 banyak tokoh, peneliti dan ahli hadis yang
menyumbangkan keilmuannya bahkan karya-karyanya di pesantren – pesantren
dan menciptakan sebuah karya akademik di bawah institusi PTKIN, sehingga
kajian hadis semakin bervariasi. Kajian hadis di abad ini yang terus mengalami
perkembangan seiring dengan adanya peradaban manusia yang telah
berkembang dari masa ke masa yang saat ini sudah berada di tatanan era
globalisasi.

B. Saran

Semoga makalah yang kami susun dapat memberikan manfaat untuk kita
Semua dan kami menyadari selaku pembuat makalah masih terdapat banyak
Kekurangan di dalamnya maka dari itu kritik dan saran sangat kami harap kan
untuk Memperbaikinya di kemudian hari.

13
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Bisri. Syaikh Ahmad Surkati (1999): Pembaharu dan Pemurni Islam di
Indonesia. Jakarta: Pustaka al-Kausar..

Anggoro, T. (2019). Perkembangan Pemahaman Hadis Di Indonesia : Analisis


Pergeseran dan Tawaran Di Masa Kini. Diya al-Afkar, 149.

Asmin, Y. W. (1997). Pengalaman Belajar Islam Di Kanada. Yogyakarta: Titian


Ilahi press.

Badi, Muhammad Abû al-Laits al-Khair, (2011) ‘Ulûm al-Hadîts: Ashiluha wa


Mu‘ashiruha (Malaysia: Dâr al-Syâkir.

Dahlan, Abdul Aziz dkk. (1996), Ensiklopedia Hukum Islam Jilid II. Jakarta: PT
Ichtiyar Baru van Hoeve.

Fikriyyah, Dliya Ul, (2016) “Telaah Aplikasi Hadis (Lidwa Pusaka)”, Jurnal Studi
Ilmu-Ilmu Al-Qur’an Dan Hadis, Vol. 17.

Tasrif, M. (2007). Kajian Hadis Di Indonesia Sejarah dan Pemikirannya.


Ponorogo: STAIN Ponorogo Press.

Trimingham, J. Spencer.(1949). Islam in The Sudan. London: Oxford University


Press.

Wahid, Ramli Abdul, (2006) Jurnal “Perkembangan Kajian Hadis Di Indonesia:


Studi Tokoh Dan Organisasi Masyarakat Islam”, Vol.4.

Wahid, Ramli Abdul. Ulama Hadis di Indonesia Kontemporer. Medan: UIN


Sumatera Utara.

Suryadilaga, Muhammad Alfatih, (2014) “Kajian Hadis Di Era Global”, Esensia,


Vol. 15, No. 2, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai