PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Bisul (furunkel) adalah infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel rambut dan
jaringan subkutaneus di sekitarnya. Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus,
tetapi bisa juga disebabkan oleh bakteri lainnya atau jamur. Paling sering
ditemukan di daerah leher, payudara, wajah dan bokong. Akan terasa sangat
nyeri jika timbul di sekitar hidung atau telinga atau pada jari-jari tangan.
Menurut Burns (2005), penyakit kulit bisul merupakan infeksi pada folikel
rambut oleh bakteri S.aureus Dikemukakan pula oleh Burns (2005), bahwa
gambaran infeksi S.aureus berupa suatu abses, reaksi peradangan dan
pernanahan sentral.
3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka didapat tujuan dari makalah ini
antara lain:
a. Mengetahui jenis tumbuhan apa sajakkah yang berpotensi obat
tradisional penyakit kulit bisul.
b. Mengetahui organ apa sajakkah dari tumbuhan berpotensi obat
tradisional penyakit kulit bisul.
c. Mengetahui cara pemanfaatan tumbuhan berpotensi obat penyakit kulit
bisul.
4. Manfaat Penelitian
a. Makalah ini diharapkan mampu memberikan konstribusi wawasan pada
keilmuan bidang ilmu keperawatan, khususnya dalam keilmuan
fitofarmaka di STIKIM.
b. Makalah ini diharapkan dapat menginventarisasi dan mengidentifikasi
spesies tumbuhan obat dalam mengobati penyakit kulit bisul, bagian yang
digunakan serta cara penggunaannya sebagai warisan budaya yang perlu
dilestarikan.
c. Makalah ini diharapkan dapat memperluas keilmuan, khususnya dalam
mengetahui daya antibakteri tumbuhan obat penyakit kulit bisul yang biasa
dipergunakan.
BAB II
TANJAUAN PUSTAKA
1. Pengetian Bisul
Bisul (Furunkel) ialah infeksi kulit yang supuratif dan bersifat setempat.
(Himawan,dkk.1973). Furunkel adalah abses akut pada folikel rambut yang
disebabkan oleh infeksi S.aureus. Apabila lebih dari satu folikel disebut
Furunculosis. Kumpulan dari furunkel disebut Karbunkel. Bisul disebabkan
oleh infeksi folikel rambut yang timbul sebagai nodul keras dan nyeri tekan
dengan postul ditengah (folikulitis) (Wilkins,dkk. 2002). Gambar penyakit kulit
bisul dapat dilihat pada gambar 2.1 (Elfriadi, 2008):
0,5 cm
Bisul adalah suatu peradangan kulit yang mengenai folikel rambut atau
bagian akar rambut yang disebabkan oleh infeksi dari bakteri Staphylococcus
aureus. Umumnya, bisul muncul pada daerah-daerah yang banyak
mengandung kelenjar keringat, seperti daerah wajah, punggung dan lipatan
paha, serta daerah tubuh yang sering digaruk atau sering mengalami
gesekan (Elfriadi, 2011).
Gambar 2.2 b). Anatomi Kulit Manusia (Laksman dan Ramali, 2007 )
Bisul (furunkel) merupakan infeksi pada lapisan dermis kulit sekitar folikel
rambut, dan kelenjar minyak (glandula sebaceus) (Syahrurrachman, 1994).
Dermis merupakan jaringan metabolik aktif, mengandung serat kolagen, serat
elastin, sel saraf, pembuluh darah dan jaringan limfatik. Menurut Jawetz, dkk,
(1995), Supurasi fokal (abses) merupakan ciri khas infeksi oleh bakteri
S.aureus. Bakteri ini dapat menyebar melalui aliran darah dan sitem limfatik
kebagian tubuh lain misalnya, ginjal, paru-paru, tulang dan otak. Setiap
jaringan atau organ tubuh dapat diinfeksi oleh S.aureus dan menyebabkan
timbulnya penyakit dengan tanda-tanda yang khas, yaitu peradangan,
nekrosis, dan abses. Menurut Campbell (2004), peradangan setempat
merupakan sifat khas dari infeksi Stafilokokkus. Kerusakan jaringan oleh
masuknya mikroorganisme akan memicu suatu respon paradangan (berasal
dari Bahasa Latin, inflammo, yang berarti” membakar”) ditandai dengan
pembengkakan (edema) dan warna merah yang khas. Gambar respon
peradangan dapat dilihat pada gambar 2.3
Respon yang terlokalisir dipicu ketika sel-sel jaringan yang rusak oleh bakteri
membebaskan senyawa kimia seperti histamin dan prostaglandin. Sinyal
tersebut merangsang pembesaran kapiler yang mengakibatkan peningkatan
aliran darah dan peningkatan permeabilitas kapiler di daerah yang terserang.
Sel-sel jaringan juga membebaskan zat kimia yang mengandung sel-sel
fagositik dan limfosit. Ketika fagosit tiba ditempat luka, mereka memakan
patogen dan serpihan-serpihan sel. Nanah yang menumpuk dilokasi
beberapa infeksi (abses) sebagian besar terdiri atas sel-sel fagositik mati dan
cairan serta protein yang bocor dari kapiler selama respon peradangan
(Campbell, 2004).
plasma oksalat atau plasma sitrat, karena faktor koagulase aktif dalam
hialuroidase, oleh sebab itu enzim ini juga disebut spreading factor.
Tumbuhan obat memiliki senyawa metabolit sekunder yang berfungsi sebagai zat
lipofilik sehingga dapat merusak lapisan lipid pada membran sel bakteri
sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan
3). Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun, serta