(A.Md. Kep)
Disusun Oleh:
Puspa Widianti
NIM 32722001D19081
i
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL
USULAN PROPOSAL
Menyetujui:
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
ii
LEMBAR USULAN SEMINAR PROPOSAL
FORMULIR
USULAN SEMINAR PROPOSAL
Rencana Penguji :
Penguji I :
Penguji II :
(Puspa Widianti)
Menyetujui,
Mengetahui/Menyetujui
Ketua Prodi Diploma III Keperawatan
iii
Yeni Yulianti S.Kep., Ners., M.Kep
NIDN.
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang
disusun sebagi salah syarat dalam pengerjaan Karya Tulis Ilmiah untuk memenuhi
syarat kelulusan dalam Progarm Studi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi
selesai tanpa bantuan dari berbagi pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis
1. Hj. Iwan Permana S.Kep. M.Kep selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Sukabumi.
2. Ibu Yeni Yulianti, S.Kep., Ners., M.Kep selaku ketua Prodi Diploma III
4. Ibu Rani Fitriani Arifin S.Kep., Ners., M.Kep selaku dosen pembimbing
dan masukan bgi penulis dalm penyusunan karya tulis ilmiah ini.
iv
Penulis menyadari bahwa hasil karya tulis ilmiah ini masih jauh
dalamnya . Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
datang. Akhir kata semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak khususnya bagi penulis dan seluruh pihak lain yang
terlibat.
Sukabumi, 2022
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman Persetujuan
Kata Pengantar
Abstrak
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
vi
Keperawatan
2.1.1 Pengertian
2.1.3 Klasifikasi
2.1.6 Patofisiologi
2.1.8 Penatalaksanaan
2.3.1 Pengkajian
vii
2.4 Konsep Keperawatan Anak
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
viii
Daftar Tabel
10
ix
Daftar Gambar
x
Daftar Bagan
xi
Daftar Lampiran
xii
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
hospitalisasi minimal selama satu bulan dalam satu tahun, dan umumnya
mempunyai bentuk kondisi yang kronik (Dahnil et al., 2017). Salah satu
dunia mempunyai gen thalasemia. Data dari World Bank menunjukan bahwa
berat, dan 50.000 hingga 100.000 anak meninggal akibat thalassemia β; 80%
salah satu negara dalam sabuk thalassemia dunia, yaitu negara dengan
1
2
setiap tahun akan lahir 3000 bayi penderita penyakit thalassemia dimana yang
(Kemenkes, 2018). Saat ini terdapat lebih dari 10.531 pasien thalassemia di
peningkatan kasus Thalasemia yang terus menerus sejak 3 tahun 2012 4896
kasus hingga tahun 2018 8761 kasus (Kemenkes RI, 2019). Penyakit ini
umumnya diidap oleh anak-anak dengan rentang usia 0 bulan hingga 18 tahun
1.751 atau sekitar 35% berasal dari Jawa Barat.Wilayah Sukabumi memiliki
jumlah penderita thalasemia sebanyak 182 orang dengan rincian 34 oran dari
sehingga umur eritrosit menjadi pendek atau kurang dari 120 hari. Eritrosit
2
3
kondisi fisik yang baik pada saat dilahirkan, akan tetapi dengan semakin
bertambahnya usia, anak akan mengalami gejala anemia baik ringan maupun
berat hal ini disebabkan karena ketiadaan parsial atau total hemoglobin. Jika
keadaan ini tidak segera diatasi, akan mengakibatkan kematian dini pada
anak. Untuk mengatasi keadaan ini anak yang menderita thalasemia akan
terutama pada hati, jantung, dan organ endokrin (Rafika et all , 2019).
postur tubuh yang pendek. Sedangkan nutrisi adalah faktor lingkungan yang
3
4
anak. Anak juga harus mengkonsumsi obat kelasi besi yang bertujuan untuk
mengurangi kelebihan zat besi akibat tranfusi darah yang dilakukan secara
rutin dalam jangka waktu yang lama. Hal ini berarti anak harus datang ke
dirumah sakit.
thalassemia.
dimana peran dan fungsi perawat yang pertama adalah promotif (perawat
hematologi terutama pada thalassemia), peran dan fungsi perawat yang kedua
4
5
perawat yang ketiga kuratif (di tahap ini perawat mampu memberikan
5
6
Sukabumi.
Sukabumi.
Sukabumi.
Sukabumi.
1.4 Manfaat
6
7
anak
Sselain itu Tugas Akhir ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara
perkuliahan.
7
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
menjadi lebih pendek dari normal yaitu berusia 120 hari (Marnis,
8
9
besi yang berada di dalam sel darah merah yang berfungsi untuk
dapat lahir dari perkawinan antara kedua orang tua yang dua-duanya
9
10
pada usia dini, dengan gejala pucat karena anemia, lemas, tidak nafsu
Talasemia. Pada pasangan orang tua yang salah satunya pembawa gen
Mayor, tetapi jika kedua orang tuanya membawa gen Talasemia Minor
A. Thalassemia alfa
B. Thalassemia beta
10
11
A. Talasemia Mayor
tampak pucat, lemah, lesu, sering sakit, kadang disertai perut yang
B. Talasemia Intermedia
A. Pengertian Hemoglobin
11
12
B. Tahap Pembentukan Hb
12
13
sumsum tulang. Zat besi yang berlebihan akan disimpan dan bila
13
14
sel hati terganggu dan terdapat pelepasan ferittin dari sel hati yang
rusak.
besi intrasel dan berkaitan pula dengan cadangan besi intra sel
akan terukur sebagai kadar besi serum yang dalam keadaan normal
kapasitas daya ikut transferrin seluruhnya disebut daya ikat besi total
14
15
wajah yang khas, frontal bossing, mulut tongos (rodent like mouth),
bibir agak tertarik, dan maloklusi gigi. Perubahan ini terjadi akibat
pembesaran tulang terutama tulang kepala dan wajah, selain itu anak
setiap organ, terutama otot jantung, hati, kelenjar pankreas, dan kelenjar
diploe (spons tulang) tulang tengkorak hingga beberapa kali lebih besar
2.1.6 Patofisiologi
Pada keadaan normal HbF (fetal hemoglobin) yan terdiri dari dua
rantai dan dua rantai y (terdapat pada eritrosit janin muali dari minggu
hemoglobin) yang terdiri dari dua rantai dan dua rantai β sejak sebelum
15
16
anemia hemolitik. Eritropoiesis yang tidak efektif serta hemolisis inilah tanda
pemebsaraan abdomen (pada hati dan limpa) dan terjadi peningkatan absorpsi
16
17
17
18
jumlah sel darah merah yang ada, berapa jumlah hemoglobin yang
ada di sel darah merah, dan ukuran serta bentuk dari sel darah
merah.
untuk melihat jumlah dan bentuk dari sel darah merah, sel darah
putih, dan platelet. Selain itu, dapat juga dievaluasi bentuk darah,
3) Iron Study
4) Haemoglobinopathy evaluation
5) Analisis DNA
Analisis DNA ini untuk mengetahui adanya mutasi pada gen yang
18
19
pertama, status besi dan folat pasien harus diukur, vaksin hepatitis B
19
20
dengan target Hb pasca transfusi antara 12-13 gr%. Hal ini bertujuan
2012).
2. Deferriprone (DFP),
20
21
SI/TIBC) ≥ 75%
menggunakan pemeriksaan
4. MRI T2< 20 ms
sumsum tulang pertama kali dilaporkan lebih dari satu dekade yang
lain, sebagai alternatif dari pelaksanaan klinis standar dan saat ini
D. Splenektomi
21
22
F. Pencegahan Talasemia
menghindarinya.
a) Skrining
22
23
capacity (TIBC).
23
24
b) Deteksi dini
3. Pencegahan tersier
24
25
(Kemenkes, 2017).
2.2
A. Pertumbuhan Tinggi
25
26
2. Anak usia 12/13 thn : tinggi anak 150 cm, masih bertambah
kekar.
26
27
remaja.
dikonsumsi.
remaja/puber :
pertumbuhan seksual.
27
28
PD dan sebagainya.
anak, diantaranya:
dan akomodasi.
memahami sesuatu.
jika anak mendapat pengalaman seara tidak langsung dari orang lain
28
29
perempuan telah dilatih sejak kecil dengan cara yang sesuai dengan
jenis kelamin.
dan lingkungan.
aturan atau tata bahasa yang berlaku dalam suatu komunitas atau
1. Keterampilan mendengarkan
2. Keterampilan berbicara
2. Keterampilan membaca
3. Keterampilan menulis
29
30
tidak akan tumbuh atau menimbulkan perasaan rendah diri yang akan
kasih orang.
anggota kelompok).
30
31
2.3
keperawatan.
A. Asal Keturunan/Kewarganegaraan
merupakan
B. Umur
31
32
biasanya anak baru datang berobat pada umur sekitar 4-6 tahun.
E. Pola makan
makan, sehingga berat badan anak sangat rendah dan tidak sesuai
dengan usianya.
F. Pola aktivitas
32
33
bahwa dirinya sehat. Apabila diduga faktor resiko, maka ibu perlu
dirujuk ke dokter.
didapatkandiantaranya adalah:
dahiterlihat lebar.
33
34
kronik
kurang dari normal. Ukuran fisik anak terlihat lebih kecil bila
34
35
ventilasi adekuat.
a. Subjektif : dyspnea
b. Objektif
a. Subjektif : Ortopnea
b. Objektif:
1) Pernapasan pursed-lip
35
36
a. Subjektif : -
b. Objektif
a. Subjektif
1) Parastesia
2) Nyeri ekstermitas
b. Objektif
1) Edema
4) Bruit fermoralis
sehari- hari
36
37
istirahat
a. Subjektif
3) Merasa lemah
b. Objektif
aktivitas
4) Sianosis
patogenik
37
38
tubuh
b. Objektif :
a. Subjektif :
bagian tubuh
tubuh
orang lain
b. Objektif
berlebihan
38
39
b. Objektif
khas
b. Objektif :
2) Afek datar
6) Lesu
7) Mudah marah
8) Regresi
39
40
Keperawatan
dengan posisi tubuh irama, kedalaman dan tahu dulu dari penilaian ibu
c. hiperventilasi,
Tujuan:
kussmaul, cheyne-
setelah dilakukan
stokes, biot, ataksik)
tindakan keperawatan
d. Palpasi kesimetrisan
diharapkan pola nafas
ekspansi paru
klien membaik
e. Auskultasi bunyi Nafas
Kriteria Hasil :
f. Monitor saturasi
A. Frekuensi nafas
oksigen
membaik
B. Fungsi paru
Terapeutik
dalam batas
a. Posisikan semi fowler
normal
atau fowler
C. Tanda- tanda
b. Berikan Oksigen jika
vital dalam batas
perlu
normal
a.
40
41
berhubungan
a. Identifikasi gangguan
dengan
fungsi tubuh yang
ketidakseimbangan
mengakibatkan lelah
antara suplai dan
b. Kaji kemampuan pasien
kebutuhan oksigen
untuk melakukan
aktivitas,catat
Tujuan : Setelah
c. kelelahan dan kesulitan
dilakukan tindakan
dalam beraktivitas
keperawatan
d. Monitor kelelahan fisik
diharapkan
dan emosional
toleransi aktivitas
e. Catat respon terhadap
meningkat
tingkat aktivitas
Kriteria Hasil :
a. Keluhan lelah
Terapeutik
menurun
a. Sediakan lingkungan
B. Perasaan lemah
nyaman dan rendah
menurun
stimulus
C. Tenaga
b. Berikan aktivitas
Meningkat
distraksi yang
menyenangkan
berjalan
d. Libatkan keluarga
41
42
perlu
Edukasi
b. Anjurkan melakukan
keperawatan panas,kemerahan,nyeri,
d. Observasi adanya
B. Pengisian kapiler
membaik Terapeutik
42
43
benda-benda yang
berlebihan suhunya
dingin)
Edukasi
mandi untuk
menghindari kulit
terbakar
b. Anjurkan perawatan
(mis.melembabkan kulit
ketidakadekuatan Terapeutik
pemasangan transfusi
43
44
A. Kebersihan
c. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
berhubungan (mis.
penurunan
diharapkan
44
45
meningkat kering
d. Gunakan produk
Edukasi
a. Anjurkan menggunakan
serum)
cukup
c. Anjurkan meningkatkan
d. Anjurkan menghindari
b. Identifikasi perubahan
45
46
keperawatan social
diharapkan citra
50 harga diri
Menurun
kelompok pendukung
(mis.kelompok sebaya)
b. Latih peningkatan
penampilan diri
(mis.berdandan)
c. Latih pengungkapan
kelompok
46
47
dengan efek
ketidakmampuan Terapeutik
a. Minimalkan kebisingan
perkembangan b. optimal
a) lain
meningkat a. Mempertahankan
Edukasi
a. Jelaskan orang
tua/pengasuh tentang
47
48
milestone
perilaku anak.
48
49
perlu dimodifikasi.
A. Sebagai pendidik.
49
50
B. Sebagai konselor
50
51
E. Sebagai peneliti.
perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ
51
52
(Soetjiningsih, 2012).
sebagai berikut:
A. Cemas
B. Kehilangan kontrol
52
53
kontrol. Hal ini terihat jelas dalam perilaku anak dalam hal
dan komunikasi. Akibat sakit dan dirawat di rumah sakit, anak akan
dengan cara negatif, anak akan menjadi cepat marah dan agresif. Jika
53
54
BAB III
METODE PENELITIAN
Desain yang di ambil pada penelitian ini adalah deskriptif dengan bentuk
dengan yang lainnya (Sugiyono, 2013). Study kasus termasuk ke dalam jenis
suatu kasus tertentu untuk diamati dan di analisis secara cermat dan tuntas .
studi kasus dibatasi oleh waktu dan tempat, serta kasus yang dipelajari berupa
Subjek pada penelitian studi kasus ini adalah seorang individu atau anak
54
55
Kabupaten Sukabumi.
thalasemia.
thalasemia.
judul studi kasus yang diambil yaitu “Asuhan Kepereawatan Anak Pada An.X
darah merah karena adanya penghancuran sel darah merah secara berlebihan)
thalassemia mayor dan minor. Penyakit ini ditandai dengan adanya kelainan
sintesis rantai globin. Jika sintesis rantai globin terjadi penurunan maka akan
55
56
protein dalam sel darah merah (hemoglobin) tidak berfungsi secara normal.
keperawatan pada anak. Batasan istilah disusun secara naratif dan apabila
Penelitian memakan waktu selama 2 bulan, dimua darii bulan Maret sampai
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.5.1 Biofisiologis
56
57
3.5.2 Wawancara
3.5.3 Obeservasi
urutan kejadian)
57
58
3.5.5 Kusioner
kuisonier terbuka dan tertutup. Tujuan dari kuisioner ini yaitu untuk
kunci.
instrument utama), keabsahan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara
yaitu klien, perawat dan keluarga klien yang berkaitanndengan masalah yang
diteliti.
58
59
3.7.2 Analisis
59
60
studi kasus deskriptif yang dipilih untuk studi kasus. Data disajikan
3.7.4 Kesimpulan
oleh penulis, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil
60
61
laporan.
alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data
partisipasi.
61
62
DAFTAR PUSTAKA
Saisan, . 2020. “Asuhan Keperawatan pada Kien Anak dengan Thalasemia yang
62
63
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id
Redaksi Halodoc. 2018. “Ini Sebabnya Orang Bisa Kena Thalassemia“ Di akses
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jkom
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jk_sriwijaya
http://repository.upi.edu
file:///C:/Users/VAIO_PC/Downloads/252-Article%20Text-1362-
1-10-20200406.pdf
63
64
LAMPIRAN – LAMPIRAN
64