OLEH :
ROHMITA SOFIA
XI B PUTRI
OLEH :
SITI MAIMUNAH
XI B PUTRI
OLEH :
RAHIMAH
XI B PUTRI
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, karena hanya dengan rahmat-Nyalah
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini disajikan sesederhana mungkin
untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi makalah ini. Tak lupa kami mengucapkan
terima kasih kepada Pengajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Bapak Muhammad Andi,
S.Pd sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Dengan adanya makalah ini siswa diharapkan dapat melestarikan dan menerapkan
nilai-nilai luhur pendidikan yang berkarakter untuk memajukan Negara Indonesia dengan
terciptanya generasi penerus bangsa yang unggul dan berkarakter. Sehingga kita akan mampu
menjadi pribadi yang cerdas, intensif, mandiri, dan berbudi luhur. Sehingga diharapkan siswa
bisa menjadi generasi penerus bangsa yang akan membawa bangsa ini menjadi lebih baik dan
lebih maju. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................1
1. Latar Belakang...........................................................................1
2. Rumusan Masalah .....................................................................2
3. Tujuan ........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................2
1. Pengertian Pendidikan ...............................................................3
2. Pembentukan Karakter ..............................................................3
BAB III PENUTUP ....................................................................3
1. Kesimpulan ................................................................................6
2. Saran ..........................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................7
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jati diri bangsa Indonesia meupakan cerminan atau tampilan karakter bangsa
Indonesia,dimana karakter bangsa merupakan sinergi dari karakter individu anak bangsa yang
berproses secara terus menerus yang mengelompok menjadi bangsa Indonesia.Setiap individu
memiliki jati diri yang dipancarkan dari dalam dirinya.Jati diri yang terpancar beraneka
ragam ada yang dominan baik ada yang kurang baik pun ada yang tidak baik yang
kesemuanya dipengaruhi oleh lingkungan keluargadan lingkungan dimana ia tinggal.Setiap
orang berhak memancarkan jati diri yang positif yang berproses karena jati diri merupakan
pemberiaan (given) dari yang maha kuasa dan merupakan fitrah manusia.Pembentukan
karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional Karakter adalah semua sifat-sifat
baik yang menunjang pembangunan bangsa dan bukan hanya sopan santun. Ciri-ciri umum
bangsa maju yang memiliki karakter baik adalah ramah dan lemah lembut, tidak suka
kekerasan, patuh aturan. Pendidikan karakter menjadi hal yang sangat mendesak mengingat
buah pendidikan beroleh hasil yang kurang optimal hal ini dapat dibuktikan dengan
demoralisasi moral dan degradasi pengetahuan yang sudah menjadi akut menjangkit bangsa
ini di semua lapisan masyarakat.
Pendidikan karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai
hidup, seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian, tanggung jawab, kebenaran, keindahan,
kebaikan, dan keimanan. Dengan demikian, pendidikan berbasis karakter dapat
mengintegrasikan informasi yang diperolehnya selama dalam pendidikan untuk dijadikan
pandangan hidup yang berguna bagi upaya penangggulangan persoalan hidupnya.
Pendidikan berbasis karakter diprogram untuk upaya kesadaran normatif yang ada
pada hati nurani supaya diteruskan kepada pikiran untuk dicari rumusan bentuk perilaku,
kemudian ditransferkan keanggota badan pelaksana perbuatan. Contoh, mulut pelaksana
perbuatan bicara atau bahasa melalui kata-kata, maka sistem mulut memfungsikan kata-kata
bersifat logis atau masuk akal, bahkan dengan landasan kesadaran norma dan tanggung jawab
akan terjadi komunikasi dengan perkataan santun yang jauh dari celaan dan menyakitkan
orang lain. Karena itu, pendekatan proses pembelajaran di sekolah perlu disesuaikan.Yaitu
dengan menciptakan iklim yang merangsang pikiran peserta didik untuk digunakan sebagai
alat observasi dalam mengeksplorasi dunia.
1.2. Rumusan Masalah
1. Pengertian pendidikan
2. Pembentukan karakter
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui pentingnya pendidikan karakter dan pembentukan karakter bagi
generasi muda serta memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam
pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan sebagai usaha manusia untuk
menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun
rohani sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat
Berbicara pendidikan sangat erat kaitannya dengan kemajuan peradaban manusia.
Karena pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan manusia yang tidak pernah bisa
ditinggalkan. Sebagai sebuah proses, ada dua asumsi yang berbeda mengenai pendidikan
dalam kehidupan manusia. Pertama, ia bisa dianggap sebagai proses yang terjadi secara tidak
disengaja atau berjalan secara alamiah. Dalam hal ini, pendidikan bukanlah proses yang
diorganisasikan dan direncanakan secara sistematis, melainkan merupakan bagian kehidupan
yang memang telah berjalan sejak manusia itu ada. Kedua, pendidikan bisa dianggap sebagai
proses yang terjadi secara di segaja, direncanakan, dan didesain dengan sistematis
berdasarkan aturan-aturan yang berlaku terutama perundang-undangan yang dibuat atas dasar
kesepakatan masyarakat.
Tujuan pendidikan sendiri adalah untuk mengarahkan manusia agar berdaya,
berpengetahuan, cerdas agar dapat menghadapi tantangan dengan potensi yang telah diasah.
Akan tetapi, proses realitas yang terjadi dan sering kita jumpai adalah proses dan out put
pendidikan tidak sesuai dengan cita-cita yang indah semacam itu. Mislanya, kita justru
melihat realitas pendidikan yang terkesan menghasilkan manusia-manusia yang kehilangan
potensi dirinya, manusia yang serakah, merusak dan penindas baru bagi kaum yang lemah,
serta manusia-manusia yang justru mengisi sistem yang mengarahkan menuju tatanan yang
malah tidak memanusiakan manusia.
2.2. Pembentukan Karakter.
Hakekat karakater ialah Menurut Simon Philips, karakter adalah kumpulan tata nilai
yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang
ditampilkan. Sedangkan Doni Koesoema, memahami bahwa karakter sama dengan
kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas
dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan.
Sementara Winnie, memahami bahwa istilah karakter memiliki dua pengertian. Pertama, ia
menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku. Apabila seseorang berperilaku tidak
jujur, kejam, atau rakus, tentulah orang tersebut memanifestasikan perilaku buruk.
Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong, tentulah orang tersebut
memanifestasikan karakter mulia. Kedua, istilah karakter erat kaitannya dengan
“personality”. Seseorang baru bisa disebut orang yang berkarakter (a person of character)
apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral.
Dalam pembentukan karakter sendiri terdapat 3 pilar utama untuk mewujudkan
Karakter Bangsa, yaitu:
a) Aspek pada Tataran Individu
Nilai kehidupan diwujudkan dalam perilaku, diinternalisasikan dalam kehidupan
sehari-hari secara konsisten. Pendidikan karakter bangsa dimulai dengan pendidikan karakter
individu.
b) Aspek pada Tataran Masyarakat
Masyarakat adalah komunitas yang secara integral memiliki nilai yang sama, dan
akan committed menerapkan nilai yang mereka anggap baik. Komunitas bisa terbentuk
karena kepentingan, profesi atau tujuan bersama contohnya PGRI, PMR atau Partai Politik.