Dari segi ekonomis keadaan demikian itu sama seperti halnya pada merger atau konsolidasi;
karena dengan adanya pemilikan terhadap sebagian besar saham-saham, berarti kekayaan dan
sumber-sumber dari perusahaan yang bersangkutan berada di bawah pengelolahan satu
manajemen.
Akan tetapi dari segi yuridis, terlepas dari beberapa besarnya pemilikan saham tersebut,
masing-masing perusahaan masih harus dipandang sebagai unit usaha yang berdiri sendiri.
Apabila suatu perusahaan dibentuk dengan tujuan khusus untuk memiliki saham-saham dan
mengendalikan operasi perusahaan itu sebagai holding company. Sumber pendapatan utama
bagi holding company adalah berupa deviden dari saham yang dimilikinya, sedangkan biaya-
biaya operasi seluruhnya berupa biaya administratif sifatnya.
1
Periode di mana laporan/neraca konsolidasi tersebut disusun.
Jumlah saham yang dimiliki oleh perusahaan induk, dan harga perolehan (pengorbanan) yang
telah dikeluarkan untuk memperoleh saham tersebut.
Pemilikan terhadap saham-saham perusahaan anak dengan harga di atas nilai bukunya
Ad beberapa faktor yang menyebabkan pemilikan terhadap saham-saham perusahaan lain
dilakukan/terjadi tidak sama dengan nilai bukunya, yang secara umum dapat digolongkan ke
dalam 3 faktor sebagai berikut:
Kesalahan dalam melaporkan kekayaan bersih perusahaan anak pada saat pemilikan saham
terjadi.
Contoh:
PT X yang bertempat kedudukan di yogyakarta, bermaksud untuk membuka sebuah kantor
cabangnya di jakarta pada tanggal 1 januari 1997. Untuk maksud tersebut PT X telah
mengirim uang tunai dan barang dagangan masing-masing sebesar Rp. 100.000; dan Rp.
400.000;
Berikut ini neraca PT X dan kantor cabang jakarta; sesaat setelah terjadinya transaksi
tersebut.
2
PT X
Kantor Pusat Yogyakarta
Neraca, per 1 Januari 1997
Aktiva Hutang dan Modal
PT X
Kantor Cabang Jakarta
Neraca, per 1 Januari 1997
Aktiva Hutang dan Modal
3
4