C. Epidemologi
Infeksi nosokomial banyak terjadi di seluruh dunia dengan kejadian
terbanyak di negara miskin dan negara yang sedang berkembang karena
penyakit-penyakit infeksi masih menjadi penyebab utama. Suatu penelitian
yang dilakukan oleh WHO menunjukkan bahwa sekitar 8,7% dari 55 rumah
sakit dari 14 negara yang berasal dari Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara dan
Pasifik tetap menunjukkan adanya infeksi nosokomial dengan Asia Tenggara
sebanyak 10,0%.
Walaupun ilmu pengetahuan dan penelitian tentang mikrobiologi
meningkat pesat pada 3 dekade terakhir dan sedikit demi sedikit resiko infeksi
dapat dicegah, tetapi semakin meningkatnya pasien-pasien dengan penyakit
immunocompromised, bakteri yang resisten antibiotik, infeksi virus dan jamur,
dan prosedur invasif masih menyebabkan infeksi nosokomial menimbulkan
kematian sebanyak 88.000 kasus setiap tahunnya.
Selain itu, jika kita bandingkan kuman yang ada di masyarakat,
mikroorganisme yang berada di rumah sakit lebih berbahaya dan lebih resisten
terhadap obat. Oleh karena itu, diperlukan antibiotik yang lebih poten atau suatu
kombinasi antibiotik. Semua kondisi ini dapat meningkatkan resiko infeksi
kepada pasien.
D. Rantai Penularan Infeksi
Pengetahuan tentang rantai penularan infeksi sangat penting karena
apabila satu mata rantai dihilangkan atau dirusak, maka infeksi dapat dicegah
atau dihentikan. Komponen yang diperlukan sehingga terjadi penularan adalah :
Usia muda dan usia tua berhubungan dengan penurunan resistensi tubuh
terhadap infeksi kondisi ini lebih diperberat bila penderita menderita penyakit
kronis seperti tumor, anemia, leukemia, diabetes mellitus, gagal ginjal, SLE dan
AIDS. Keadaan-keadaan ini akan meningkatkan toleransi tubuh terhadap infeksi
dari kuman yang semula bersifat opportunistik. Obat-obatan yang bersifat
immunosupresif dapat menurunkan pertahanan tubuh terhadap infeksi.
Banyaknya prosedur pemeriksaan penunjang dan terapi seperti biopsi,
endoskopi, kateterisasi, intubasi dan tindakan pembedahan juga meningkatkan
resiko infeksi.
Banyaknya pasien yang mendapat obat antibiotika dan perubahan dari gen
yang resisten terhadap antibiotika mengakibatkan timbulnya multiresistensi
kuman terhadap obat-obatan tersebut. Penggunaan antibiotika secara besar-
besaran untuk terapi dan profilaksis adalah faktor utama terjadinya resistensi.
Banyak strain dari pneumococci, staphylococci, enterococci, dan tuberculosis
telah resisten terhadap banyak antibiotika, begitu juga klebsiella dan
pseudomonas aeruginosa juga telah bersifat multiresisten. Keadaan ini sangat
nyata terjadi terutama di negara-negara berkembang dimana antibiotika lini
kedua belum ada atau tidak tersedia.
Infeksi nosokomial sangat mempengaruhi angka morbiditas dan mortalitas
di rumah sakit, serta menjadi sangat penting karena meningkatnya jumlah
penderita yang dirawat, seringnya imunitas tubuh melemah karena sakit,
pengobatan atau umur, mikororganisme yang baru (mutasi), dan Meningkatnya
resistensi bakteri terhadap antibiotika.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Infeksi_nosokomial
http://www.edukasiana.net/2013/02/pengertian-dan-faktor-yang-
mempengaruhi.html
http://doktersehat.com/infeksi-nosokomial-penyebab-dan-pencegahannya/
http://anaksilajara-didinyusuf.blogspot.com/2011/12/makalah-infeksi-
nosokomial.html
http://friskillaa24w.blogspot.com/2012/09/makalah-infeksi-nasokomia.html