Anda di halaman 1dari 3

1.

Dalam melakukan proses persepsi, manusia juga melibatkan top-down  dan bottom-up. Persepsi


yang top-down bersumber atau berasal dari memori yang telah disimpan didalam ingatan
manusia. Persepsi top-down  ini membantu kita dalam memahami bagaimana kesan-kesan
sensorik dipahami oleh otak. Sedangkan persepsi bottom-upbersumber dari stimulus-stimulus
yang nyata, yang mana stimulus-stimulus tersebut bisa di inderai oleh alat-alat indera manusia
dan objek tersebut mempunyai kriteria fisik, atau bisa dikatakan objek tersebut adalah objek
yang nyata. Jadi persepsi bottom-up ini menekankan pentingnya stimulus sensorik,
mengindikasikan bahwa pemrosesan stimulus-stimulus berlangsung secara sederhana dan
langsung. Dan secara langsung membantu manusia dalam memahami beberapa persepsi awal
terhadap kesan-kesan sensorik.

2. a.      ICW (Indonesian Coruption Watch)


1)      Sejarah ICW
Korupsi adalah bagian tak terpisahkan dari sejarah bangsa. Kongsi dagang Vereenigde
Oostindische Compagnie runtuh karena korupsi. Raja-raja Nusantara juga demikian, selain
karena perebutan takhta. Korupsi yang dibumbui ketidakadilan pula yang meruntuhkan Orde
Baru pada 1998.
Berbarengan dengan munculnya zaman baru, Teten Masduki dan sejumlah nama lain mendirikan
Indonesia Corruption Watch (ICW). Nama Teten mencuat ketika ICW, yang dipimpinnya,
membongkar kasus suap yang diduga melibatkan Jaksa Agung (saat itu) Andi M Ghalib pada era
pemerintahan BJ Habibie.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, lembaga seperti ICW bisa mendorong jatuhnya pejabat
tinggi negara. Akan tetapi, itu ternyata hanya kemenangan kecil. Hingga 11 tahun kemudian,
korupsi masih menjadi penyakit berat yang membusukkan birokrasi negeri ini. Menurut Teten,
perlawanan terhadap korupsi adalah peperangan yang panjang dan kita masih pada tahap awal.
Ketika ICW mulai dikenal sebagai lembaga yang gigih melawan korupsi, Teten justru
”meninggalkannya” secara kelembagaan. Teten bergabung dengan Transparansi Internasional
Indonesia dan menjadi sekretaris jenderal di lembaga itu.
2)      Visi dan Misi ICW
         Visi: Menguatnya posisi tawar rakyat untuk mengontrol negara dan turut serta dalam keputusan
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang demokratis, bebas dari korupsi, berkeadilan
ekonomi, sosial, serta jender
         Misi: Memperjuangkan terwujudnya sistem politik, hukum, ekonomi, dan birokrasi yang bersih
dari korupsi dan berlandaskan keadilan sosial dan jender. Memperkuat partisipasi rakyat dalam
proses pengambilan dan pengawasan kebijakan publik.

b.      MTI (Masyarakat Transparansi Indonesia)


1)      Sejarah MTI
Transparansi merupakan konsep yang maknanya lebih luas dari sekedar keterbukaan.
Transparansi adalah keterbukaan yang sungguh-sungguh, menyeluruh dan memberi tempat bagi
partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam proses pengelolaan sumber daya publik.
Transparansi menyangkut berbagai aspek kehidupan di bidang politik, ekonomi dan bisnis,
sosial, dan kebudayaan. Tumbuh dan berkembangnya transparansi hanya dimungkinkan dalam
masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan moral di segala bidang. Hanya dalam
masyarakat yang transparan – yang menjunjung tinggi etika dan moral – keadilan dapat
ditegakkan.
Ketiadaan transparansi telah menimbulkan dampak negatif yang sangat luas dan merugikan
masyarakat. Ketidaktransparanan telah menimbulkan distorsi dalam alokasi sumber daya,
menumbuhkan ketidakadilan, dan membuat ketidakberdayaan hukum dan perundang-undangan.
Ketiadaan transparansi juga telah menyuburkan praktek-praktek korupsi, dan penyalahgunaan
wewenang serta kekuasaan di sektor swasta, sektor publik maupun kehidupan masyarakat yang
lebih luas.
Disadari bahwa proses mewujudkan masyarakat yang transparan memerlukan komitmen yang
kuat dari semua lapisan masyarakat. Proses ini perlu secepatnya dimulai dan dilaksanakan secara
bertahap dengan memprioritaskan sektor-sektor yang secara langsung berhubungan dengan
kepentingan publik. Dalam hubungan ini momentum reformasi harus dimanfaatkan sebaik-
baiknya, untuk menciptakan iklim yang kondusif ke arah terwujudnya Sistem Integritas
Nasional.
Untuk mendorong terwujudnya Sistem Integritas Nasional diperlukan sebuah organisasi
independen dan terbuka bagi setiap penduduk. Untuk itu dipandang perlu untuk mendirikan
organisasi dengan kesadaran dan kepedulian sebagaimana diuraikan di atas dengan nama
Masyarakat Transparansi Indonesia.
2)      Visi dan Misi

         Visi: Menjadi pelopor terwujudnya sistem integritas nasional dengan mendorong praktik-praktik
yang bersih dan sehat di bidang bisnis, pemerintahan, dan masyarakat dalam arti seluas-luasnya
         Misi: Mensosialisasikan pengertian dan hakikat transparansi pada masyarakat luas dan
menanamkan keyakinan tentang pentingnya transparansi dalam berbagai bidang kehidupan.
Melakukan berbagai penelitian dan pengkajian mengenai segala hal yang berkaitan dg
transparansi. Menyelenggarakan pertemuan-pertemuan dalam berbagai bentuk untuk mengkaji
dan merumuskan strategi pelaksanaan transparansi di bidang hukum, politik, sosial-budaya,
ekonomi-bisnis, dan hankam.
c.       TII (Transparency International Indonesian)
1)      Sejarah terbentuknya TII
Transparency International (TI), merupakan sebuah organisasi kemasyarakatan yang
memfokuskan diri melawan korupsi dengan menyertakan seluruh masyarakat ke dalam sebuah
koalisi internasional yang kuat dalam rangka membasmi efek buruk dari korupsi yang berimbas
kepada kaum lelaki, perempuan dan anak-anak di seluruh dunia. Misi utama dari TI adalah untuk
menciptakan sebuah lingkungan yang bersih dari praktik korupsi.
Transparency International berpusat di Berlin, Jerman dan mempunyai cabang di 99 negara.
TI-Indonesia, sebagai bagian dari upaya global untuk menghapuskan korupsi, mempunyai tujuan
untuk “Meningkatnya transparansi, efisiensi dan demokrasi pengelolaan sumberdaya ekonomi,
birokrasi dan politik untuk kemakmuran seluruh rakyat”.
Penekanan kami adalah pada pembaharuan sistem, bukan pada pengungkapan kasus-kasus
korupsi secara individu.
TI-Indonesia didirikan di Jakarta pada tanggal 18 September 2000.
2)      Visi dan Misi
         Visi : Meningkatnya transparansi, efi siensi dan demokrasi pengelolaan sumberdaya ekonomi,
birokrasi dan politik untuk kemakmuran seluruh rakyat

         Misi :
a.       Mendorong pembentukan Pulau-pulau integritas di semua sektor strategis dengan membangun
aliansi dengan kelompok strategis
b.      Menumbuhkan kesadaran publik akan pentingnya tata kelola sumber keuangan Negara yang
bersih dan baik
c.       Berperan aktif dalam upaya mendorong terciptanya birokrasi yang efektif dan efisien dalam
rangka mendorong kebijakan publik yang transparan dan partisipatif
d.      Mendorong terciptanya iklim usaha yang bersih, transparan dan akuntabel
e.       Melakukan pengukuran terhadap kinerja pemberantasan korupsi.

3. Indonesia menempati peringkat ke 88 dengan skor CPI 36. Skor tersebut meningkat dua
poin dari tahun 2014 yang berada di peringkat ke 107

Indonesia ke 14 si asia Skor: 37 Peringkat internasional: 96

Pada wialayah asia tenggara indonesia tidak termsuk neara yang begitu kotupsi

Anda mungkin juga menyukai