BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). AKI dan AKB juga
Tahun 2012 AKI mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup atau meningkat
anak balita juga turun dari 44/1000 menjadi 40/1000 kelahiran hidup.
Fetal Death (IUFD) sebanyak 29,5% dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
Provinsi Jawa Tengah selama tahun 2013 berdasarkan data dari Dinas
Kesehatan Jawa tengah AKI mencapai 675 kasus atau 29 per 100.000
Kabupaten Banyumas tahun 2014 adalah sebesar 114,7 per 100.000 kelahiran
hidup sedangkan pada tahun 2013 adalah sebesar 126 per 100.000 kelahiran
hidup, dengan demikian AKI tahun 2014 mengalami penurunan namun angka
tersebut masih melebihi target dari AKI di Provinsi Jawa Tengah, yaitu 60
adalah sebesar 9,04 per 1000 kelahiran hidup, hal ini masih melebihi target
dari AKB di Provinsi Jawa Tengah, yaitu <8,7/1000 kelahiran hidup (DKK
Banyumas, 2013-2015).
postpartum, dan kasus kematian bayi sebanyak 20. Jumlah ibu bersalin
sebanyak 1117, 265 diantaranya masuk dalam persalinan dengan resiko tinggi.
Jumlah bayi baru lahir sebanyak 1764, 20 bayi meninggal dan 1744 bayi
MDG’s tahun 2015, meskipun jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga
antara lain kualitas pelayanan kesehatan ibu yang belum memadai, kondisi ibu
hamil yang tidak sehat dan faktor determinan lainnya. Penyebab utama
kematian ibu yaitu hipertensi dalam kehamilan dan perdarahan post partum.
kondisi ibu hamil tidak sehat antara lain adalah kurangnya penanganan
dan empat terlalu (terlalu muda <20 tahun, terlalu tua >35 tahun, terlalu dekat
jaraknya 2 tahun dan terlalu banyak anaknya >3 tahun) (KEMENKES RI,
2015)
banyak merupakan potensi dalam penurunan kematian ibu, namun harus terus
makanan menjadi potensi untuk peningkatan gizi ibu hamil, namun harus
dapat dikembangkan paket pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil yang
AKI dan AKB yang masih tinggi mendapat perhatian khusus di dunia,
serta perubahan lingkungan yang ekstrim hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup
kebutuhan saat ini tanpa bedampak terhadap kebutuhan dimasa akan datang
(Nurroh, 2014).
mengakhiri kelaparan, dan menjamin akses pangan yang aman, bergizi dan
stunting pada balita dan mengatasi kebutuhan gizi remaja perempuan, wanita
hamil dan menyusui, serta lansia; menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Faktor kondisi ibu
5
ke depan adalah mempersiapkan calon ibu agar benar-benar siap untuk hamil
dan melahirkan dan menjaga agar terjamin kesehatan lingkungan yang mampu
keterkaitannya dengan tugas dan wewenang bidan dalam masalah ini adalah
kebidanan masa nifas dan BBL (neonatal care) (Varney, 2006). Asuhan
kebidanan pada ibu hamil sampai bayi penting dilakukan karena asuhan ini
kehamilan sampai bayi baru lahir berjalan dengan normal. Setiap ibu hamil
wanita hamil. Asuhan yang diberikan oleh bidan saat persalinan meliputi
komplikasi pada ibu dan bayi serta pencegahan komplikasi lanjutan pada
masa nifas (Saifuddin, 2010). Masalah yang mungkin dapat terjadi saat proses
(Prawirohardjo, 2009).
masa kritis baik bagi ibu maupun bayi. Diperkirakan bahwa 60% kematian
akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian akibat nifas
terjadi dalam 24 jam pertama. Setelah proses persalinan selesai bukan berarti
tugas dan tanggung jawab bidan terhenti, namun asuhan kepada ibu berlanjut
setelah persalinan (Maryunani, 2009). Asuhan yang diberikan saat masa nifas
status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi serta
Bayi baru lahir normal adalah berat badan antara 2500-4000 gram,
cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital
(cacat bawaan) yang berat (Rahardjo, 2014). Ditinjau dari pertumbuhan dan
berat lahir rendah, pemotongan dan perawatan tali pusat, pemberian air susu
ibu (ASI) dalam usaha menurunkan angka kematian oleh karena diare,
psikologis merupakan tugas pokok bagi petugas kesehatan bayi dan anak.
B. Perumusan Masalah
AKI 1, dengan kasus perdarahan post partum dan jumlah AKB 20. Jumlah ibu
resiko tinggi. Jumlah bayi baru lahir sebanyak 1764, 20 bayi meninggal dan
1744 bayi hidup. Rumusan masalah pada studi kasus ini adalah “Bagaimana
Pendokumentasian SOAP?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Varney.
8
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data pada ibu hamil, bersalin, nifas dan
b. Mampu membuat interpretasi data ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi
hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir (BBL) pada Ny. V di
Puskesmas Karanglewas.
nifas dan bayi baru lahir (BBL) pada Ny. V di Puskemas Karanglewas.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
bersalin, nifas dan bayi baru lahir. Hasil penulisan ini juga diharapkan
9
kebidanan.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi penulis
pengalaman.
b. Bagi Institusi
c. Bagi Bidan
komprehensif.
d. Bagi Klien
dan BBL terutama bagi wanita usia subur, dan betapa pentingnya
E. Keaslian Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga 27), dan
hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan yang
(Mansjoer, 2007).
b. Diagnosis kehamilan
chadwick)
d) Pemeriksaan ultrasonografi
(Manuaba, 2010).
dengan beberapa system yang disebabkan oleh efek khusus dari hormone.
1) Uterus
kehamilan 12 minggu uterus akan terlalu besar dalam rongga pelvis dan
kiri pelvis. Pada triwulan akhir ismus akan berkembang menjadi segmen
bawah uterus. Pada akhir kehamilan otot-otot uterus bagian atas akan
Batas antara segmen atas yang tebal dan segmen bawah yang tipis
2) Serviks
dengan elastin dan proteoglikan dan bagian sel yang mengandung otot
netrofil dan makrofag. Proses remodeling ini berfungsi agar uterus dapat
kehamilan yang berikutnya akan berulang. Waktu yang tidak tepat bagi
spontan.
3) Ovarium
folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dpat
minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil
dengan insulin dan insulin like growth factor I & II, disekresikan oleh
17
korpus luteum, desidua, plasenta dan hati. Aksi biologi utamanya adalah
preterm.
terlihat jelas pada kulit dan otot-ototdi perineum dan vulva, sehingga
pada vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda
sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel sel otot polos.
5) Kulit
striae sebelumnya.
alba) akan berubah menjadi hitam kecokelatan yang disebut linea nigra.
dan lebar yang disebut cloasma atau melasma gravidarum. Selain itu,
pada areola dan daerah genital juga akan terlihat pigmentasi yang
berlebihan.
6) Payudara
Putting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Setelah bulan
hormone. Pada bulan yang sama areola akan lebih besar dan kehitaman.
besar, striae seperti yang akan terlihat pada perut akan muncul.
7) Sistem Metabolik
dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan
bertambah 12,5 kg. pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan
dengan gizi baik dianjurkan menambah berat badan per minggu sebesar
0,4 kg, sementara pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih
WHO menganjurkan asupan protein per hari pda ibu hamil 51 gram.
hiperinsulinemia.
hamil dianjurkan asupan mineral ini 7,3-11,3 mg/hari, tetapi hanya pada
mineral ini.
8) Sistem Kardiovaskuler
Pada minggu ke-5 cardiac output dan perubahan ini terjadi untuk
vena kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi
yang dikenal dengan sindrom hipotensi supine dan pada keadaan yang
pada aorta ini juga akan mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal.
9) Traktus Digestivus
tergeser. Demikian juga dengan yang lainya seperti apendiks yang akan
spontan. Hemoroid juga merupakan suatu hal yang sering terjadi sebagai
plasma flow juga akan meningkat. Pada ureter akan terjadi dilatasi
kuang lebih 135%. Akan tetapi kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti
(Sulin, 2008)
1) Sesak nafas
jangan terlalu kenyang porsi kecil tapi sering, jangan merokok, jika
2) Insomnia
Terjadi karena gerakan bai, kram otot, sering kencing dan sesak
minum susu hangat, mandi air hangat sebelum tidur, topang bagian
3) Sering kencing
5) Kram kaki
harus di fleksi
6) Oedema
7) Varises
mengatasinya yaitu istirahat paha dan kaki di angkat 1 jam kurang lebih
8) Hemoroid
yang keras. Cara mengatasinya yaitu pencegaan agar faeses tidak keras,
contoh makan sayur yang berserat dan buah misalnya buah papaya,
1) Definisi
(Saifuddin, 2009).
a) Trimester I dan II
b) Trimester III
(5) Imunisasi TT II
Neonatal, 2007).
2013).
(Manuaba, 2007).
menjadi 7T, dan kemudian 12T, sedangkan untuk daerah gondok, dan
d) Pemberian imunisasi TT
asam folat yang diikat dengan laktosa. Kebutuhan tablet zat besi
lebih 2 cc. apabila hasil tes dinyatakan positif, ibu hamil dilakukan
g) Temu wicara/konseling
h) Tes/pemeriksaan Hb
3% ditujukan pada ibu hamil dengan riwayat darah tinggi dan kaki
k) Perwatan payudara
2013).
dari daerah malaria, juga ibu hamil dengan gejala khas malaria
yaitu panas tinggi sidertai menggigil dan hasil apusan darah yang
dilakukan
hamil
2. Persalinan
a. Definisi
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)
mampu hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar (Wiknjosastro,
2008).
b. Klasifikasi
luar.
3) Perasaan sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih
1) Power (kekuatan)
35
terdapat pada penebalan lapisan otot di segmen uterus bagian atas. Dari
Kekuatan ini penting untuk mendorong bayi keluar dari uterus dan
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat,
menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam
jalan lahir yang relative kaku. Oleh karena itu ukuran dan bentuk
kepala untuk molase satu sama lain, janin dapat masuk melalui jalan
lahir asalkan tidak terlalu besar dan kontraksi uterus cukup kuat
(Llewellyn, 2010).
letak, sikap, dan posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati jalan
ia tidak memahami apa yang terjadi pada dirinya atu yang disampaikan
berlangsung.
dan yang paling penting berada disisi pasien adalah bentuk dukungan
(Sumarah, 2009).
5) Psycian (Penolong)
yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Bila diambil keputusan untuk
informasi dan dapat menyetujui bahwa bidan atau dokter itulah yang
berjalan aman, oleh karena kepala masuk pintu atas panggul, bahkan
(Bandiyah, 2009).
(2010), menyebabkan:
minggu ke-36.
1) Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi
campur darah).
40
1) Kala I
multigravida 2 cm/jam.
2) Kala II
a) His semakin kuat, dengan interval 2-3 menit, durasi 50-100 detik.
keinginan mengejan.
ditolong.
menit.
Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5-10 menit. Dengan
4) Kala IV (observasi)
Prinsip umum dari asuhan sayang ibu dalam pesalinan yang harus
sopan
11) Memfasilitasi hubungan dini antara ibu dan bayi baru lahir (Bounding
dan Attachment).
(Yanti, 2010)
43
i. Asuhan Persalinan
tangan dengan tissu atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
(5) Pakai sarung tangan DTT padatangan yang akan digunakan untuk
periksa dalam.
(10) Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi atau saat
(120-160 x/menit).
meneran.
(11) Beritahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik
dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai
dengan keinginannya.
yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran
dalam 60 menit.
jika kepala bayi telah mebuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
45
(16) Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu.
(17) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan.
atau dangkal.
(20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan
sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran
bayi.
(21) Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Lahirnya bahu
lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan
muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan
(23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan kebawah kearah perineum
(24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut
(27) Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
berkontraksi baik.
(30) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-
kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal
47
(ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem
pertama.
(32) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu agar ada kontak kulit ibu ke
kulit bayi.
(33) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di
kepala bayi.
(34) Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva.
(35) Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas
Mengeluarkan plasenta
kranial).
48
(39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
9) Menilai perdarahan
(40) Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan
perdarahan pervaginam.
(43) Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
(44) Setelah satu jam, lakukan penimbangan atau pengukuran bayi, beri
Evaluasi
vaginam.
(47) Ajarkan ibu atau keluarga cara melakukan masase uterus dan nilai
kontraksi.
(49) Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
pasca persalinan.
(50) Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan
setelah dekontaminasi.
sesuai.
cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang
diinginkan.
Dokumentasi
(JNPK-KR, 2008)
j. Penggunaan Partograf
fisik ibu dalam proses persalinan serta merupakan alat utama dalam
1) Keunggulan partograf
2) Bagian-bagian partograf
a) Kemajuan persalinan
b) Kondisi janin
c) Kondisi ibu
bukan pada partograf. Karena partograf dipakai setelah ibu masuk fase
a) Identifikasi ibu
52
Lengkapi bagian awal atau bagian atas lembar partograf secara teliti
ketuban.
b) Kondisi janin
Kolom jalur dan skala angka pada partograf bagian atas adalah
untuk pencatatan
diantara garis tebal angka 180 dan 100, riilai normal sekitar 120
s/d 160, apabila ditemukan DJJ dibawah 120 dan diatas 160,
dengan Mekonium
53
dengan Darah
dapat dipisahkan
c) Kemajuan Persalinan
kotak untuk satu kali kontraksi. Jumlah kotak yang diisi kea rah
dari 20 detik
55
(c) Buatlah blok pada kotak bila lama kontraksi lebih dari 40
detik
(Sumarah, 2008).
3. Nifas
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Dalam bahasa Latin, waktu
mulai tertentu setelah melahirkan anak ini disebut Puerperium yaitu dari
kata Puer yang artinya bayi dan Parous melahirkan. Jadi, puerperium berarti
masa setelah melahirkan bayi. Puerperium adalah masa pulih hamil. (Vivian
dkk, 2011).
56
Menurut Mochtar (2012), periode masa nifas terbagi menjadi tiga yaitu:
1) Puerperium dini yaitu kepulihan saat ibu telah dibolehkan berdiri dan
3) Remote puperperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
1) Iskemia miometrium
2) Autolysis
dan lebar lima kali dari semula selama kehamilan atau dapat juga
57
dan progesterone.
3) Efek oksitosin
lokasi uterus ketika turun keluar dari abdomen dan kembali menjadi
organ pelvis.
1) Uterus
dengan diameter 7.5 cm. Sesudah 2 minggu menjadi 3.5 cm, pada
3) Luka-luka
Pada jalan lahir jika tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6-7 hari.
4) Rasa nyeri
diberikan pengertian pada ibu hamil hal tersebut dan jika terlaul
5) Lokia
Lokia adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
busuk.
6) Serviks
di masukan ke rongga rahim; setela 2 jam, dapat dilalui 2-3 jari, dan
waktu kembali pada keadaan tidak hamil. Dalam masa nifas, alat-alat
penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan diat yang
sebagi berikut:
60
sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan
2) Ambulasi
anaknya.
perut
61
3) Eliminasi
melahirkan akan terasa pedih bila Buang Air Kecil (BAK) . Keadaan
membawa infeksi.
Bila ada obstipasi dan timbul koprostase hingga skibala (feses yang
a) Personal hygiene
b) Perineum
Bila sudah buang air besar atau buang air kecil, perineum harus
tidak di cuci.
5) Istirahat
lebih lelah bila partus berlangsung lama. Seorang ibu baru akan cemas
pola tidur karena beban kerja bertambah, ibu harus bangun malam
berlebihan
pendarahan
6) Seksual
suami istri begitu darah merah berhenti, dan ibu dapat memasukkan 1
atau 2 jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah
untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
Tujuan:
Tujuan:
bau).
64
abnormal.
tanda-tanda penyulit.
Tujuan:
bau).
abnormal.
tanda-tanda penyulit.
Tujuan:
alami.
Vitamin A pertama.
a. Pengertian BBL
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran, berusia 0-28 hari. Masa yang memerlukan adaptasi dari kehidupan
sangat bergantung pada orang dewasa. Masa neonatal adalah bayi berumur 0
(baru lahir) sampai usia 2 bulan yang terbagi atas dua: neonatal dini usia 0-7
hari dan neonatal lanjut usia 7-28 hari. (Marmi, dkk, 2014).
BBL normal adalah bayi baru lahir dengan berat badan antara 2500-
dengan usia 0-7 hari disebut neonatal dini, sedangkan 7-28 hari disebut
66
Berikut ini merupakan empat mekanisme tentang hilangnya panas tubuh dari
1) Konduksi
Konduksi yaitu pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui
kontak langsung
2) Konveksi
Panas hilang dari bayi ke udara sekitarnya yang sedang bergerak (jumlah
3) Radiasi
lingkungan yang lebih dingin (pemindahan panas antar dua objek yang
4) Evaporasi
4) Identifikasi
5) Pencegahan infeksi
(Saifuddin, 2009)
d. Pemantauan BBL
Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah lahir:
2) Tanda-tanda vital
3) Berat badan
5) Pakaian
(Saifuddin, 2009).
8) Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik. Reflek moro
9) Grasping reflek sudah baik, apabila diletakan suatu benda di atas telapak
perempuan).
Skore 0 1 2
A: Appearance color (warna Pucat Badan merah, Seluruh tubuh
kulit) ektrimitas biru kemerahan
P: Pulse (heart rate) (frekuensi Tidak ada < 100 x/menit > 100 x/menit
denyut jantung)
Jumlah
Sumber : Mochtar, 2012
dengan melekatkan bayi di dada atau perut ibu dan kulit bayi melekat
pada kulit ibu (skin to skin contact) setidaknya selama 1-2 jam sampai
bayi menyusui sendiri. Hal ini dapat menghindari kematian bayi dan
Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan segera
setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu, sebaiknya 1 jam setelah
keringkan
d) Berikan salep mata dalam satu garis lurus mulai dari bagian mata
yang paling dekat dengan hidung bayi menuju ke bagian luar mata
e) Ujung tabung salep mata atau pipet tetes tidak boleh menyentuh
mata bayi
3) Memberikan Vitamin K
(Mitayani, 2010).
yang ada saat ini adalah cremophor dan vitamin K mixed micelles
(KKM)
Cara pemberian
Vitamin K1 per 1 ml
4) Pemberian Imunisasi
jalur penularan ibu-bayi. Penularan Hepatitis pada bayi baru lahir dapat
73
dengan menjaga tali pusat agar tetap kering dan juga menjaga
(5) Memeriksa tali pusat bayi ada tanda-tanda infeksi seperti pus
atau tidak.
(3) Memeriksa tali pusat bayi ada pus atau tidak dan sudah lepas
atau belum.
rutin.
B. Manajemen Kebidanan
1. Definisi
2. Langkah-Langkah
dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien
pencegahan.
atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama
Aman.
bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian klien atau anggota
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
pemeriksanan laboratorium
terjadi
P : Berisi tentang asuhan yang telah dilakukan berdasarkan diagnosa yang telah
ditegakan.
a. Kehamilan
78
a) Data Subjektif
2008).
79
mempermudah hubungan.
(Moctar, 1998).
Rumus naegele bisa dipakai jika haid ibu teratur. Rumus ini
amenore
82
lama meneteki.
yang didapat
83
Kunjungan ini:
(d) Riwayat KB
2009)
i. Pola Nutrisi
Selama hamil
(i) Makan
84
alasan.
(ii) Minum
ii. Eliminasi
Sebelum hamil
v. Istirahat/tidur
ini
masalah)
keputusan sendiri
Kebiasaan puasa
2) Data Objektif
a) Umum
(Prihardjo, 2007).
80 (Kusmiyati, 2009)
(b) Suhu
2008).
(c) Nadi
(Perry, 2005).
(d) RR
88
(4) LILA
b) Status Present
(a) Kepala
kebersihannya.
ii. Muka: keadaan muka pucat atau tidak adakah kelainan, adakah
vi. Mulut : ada stomatitis atau tidak, keadaan gii, gusi berdarah
atau tidak.
(b) Leher
atau tidak, payudara, simetris atau tidak, ada benjolan atau tidak,
(d) Abdomen
Apakah ada luka bekas operasi, ada benjolan atau tidak, ada nyeri
atau tidak, terdapat gangguan pada lien, hati dan ginjal atau tidak.
Ada cacat atau tidak oedema atau tidak teraba varices atau tidak
(Winkjosastro, 2008).
skene
Anus : hemoroid/tidak
(a) Inspeksi
i. Muka
ii. Mammae
sudah keluar/belum
iii. Abdomen
gravidarum.
iv. Genetalia
(b) Palpasi
2007).
91
(c) Auskultasi
dan jumlah
b) Interpretasi Data
Contoh:
92
Data Dasar:
i. Tanda vital
(ii) Suhu
(iii) Nadi
(iv)Respirasi
ii. LILA
(i) Inspeksi
(iv)Pemeriksaan penunjang
c) Diagnosa Potensial
e) Perencanaan
diidentifikasi baik pada saat ini maupun yang dapat diantisipasi serta
disesuaikan dengan hasil temuan dalam pengkajian data agar lebih tepat
dilakukan
hamil
akan datang.
f) Pelaksanaan
atau dilakukan sebagian oleh ibu atau orang tua, bidan, atau anggota tim
diatas yaitu:
yaitu kekuatan his semakin sering terjadi dan teratur dengan jarak
ketuban pecah.
96
darah yang wajib diminum oleh setiap ibu hamil minimal 90 tablet
selama kehamilan
III dan ibu tidak merasa cemas atau khawatir jika terjadi sesuatu hal
g) Evaluasi
yaitu:
(a) Ibu paham hasil pemeriksaan, dan ibu merasa senang karena ibu
(g) Ibu sudah mengetahui bahwa bayi ibu dalam keadaan normal
a. Kala I
Tanggal:.....,.....2016
Waktu:......WIB
Tempat:.......
1) Subjektif
a) Identitas Klien
(2) Alamat : . . .
b) Ibu mengatakan
98
2) Objektif
a) Keadaan umum
b) TTV
mmHg,
(4) S (35,5-37,5) ºC
c) BB sebelum hamil:.....kg,
e) Pemeriksaan fisik
99
(1) Abdomen: tidak ada luka bekas op, terdapat linea nigra, strie
gravidarum
f) Periksa Dalam
2) Asessment
fase laten/aktif.
3) Planning
keadaan ibu dan janin saat ini dalam kondisi baik. Menganjurkan
ibu agar tidur miring kiri agar peredaran darah ke janin lancardan
b) Menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak ada his
persalinan
boundlering.
Tanggal:....,.....2016
Waktu: .......WIB
Tempat :......
1) Subjektif
101
Ibu mengatakan
dan vagina
2) Objektif
Keadaan umun
a) KU: baik
b) Kesadaran composmentis
c) Emosional: stabil
e) His 5x/10’/40’’
3) Asessment
4) Planning
lengkap.
tangan dilepaskan.
bimbingan meneran.
bokong ibu.
dangkal.
105
secara spontan.
Lahirnya bahu
Tanggal:...,....2016
Waktu: ......WIB
Tempat:.....
1) Subjektif
Ibu mengatakan
2) Objektif
Keadaan Umum
a) KU: baik
b) Kesadaran: composmentis
c) Emosional: stabil
e) Kontraksi: kuat
(JNPK-KR, 2008).
3) Asessment
4) Planning
menyuntikkan oksitosin).
(33) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang
dari vulva.
(35) Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi
Mengeluarkan plasenta
disediakan.
teraba keras).
Menilai perdarahan
(40) Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi
tempat khusus.
menyebabkan perdarahan.
Tanggal :....,....2016
Waktu:.....WIB
Tempat:.....
110
1) Subjektif
Ibu mengatakan:
2) Objektif
Keadaan Umum
a) KU: Baik
c) Kesadaran: Composmentis
70-80) mmHg
e) Suhu: (35,5-37,5)ºC
i) Kontraksi : Kuat.
3) Asessment
NY....umur....P...A....Inpartu kala IV
4) Planning
perdarahan pervaginam
pervaginam.
37,50C)
yang sesuai.
yang diinginkan.
Tangal:.....,.....2016
Waktu:.......WIB
Tempat:.....
1) Subjektif
2) Objektif
a) Keadaan Umum
b) TTV
c) Status obstetri
keluar
3) Assement
4) Planning
diberikan.
Tanggal:...,....2016
Waktu:....WIB
Tempat:....
1) Subjektif
jam.....WIB
berhasil/tidak, lamanya....jam.
2) Objektif
a) Keadaan umum
b) TTV
c) Antropometri
d) Pemeriksaan fisik
reflek normal
3) Asessement
4) Planning
susu pada bibir atau pipi bayi, setelah mulut bayi terbuka
a. Pasal 8
1) Pelayanan kebidanan
b. Pasal 11
pemerintah.
3) Episiotomi.
6) Pencegahan anemia.
kelahiran.
c. Pasal 14
a. Pengetahuan dasar
5) Mendiagnosa kehamilan
10) Mengenal tanda dan gejal anemia ringan dan berat, hyperemisis
dalam darah, test gula, protein, aceton, dan bakteri dalam urine.
121
yang diharapkan.
kelahiran bayi.
b. Ketrampilan dasar
lengkap.
janin.
panggul.
persalinan.
komplikasi kehamilan.
komplikasi kehamilan.
eklamsia ringan.
a) Kekurangan gizi.
d) Pendarahan per-vaginam.
g) Kematian janin.
j) Persangkaan polyhydramnion.
k) Diabetes melitus.
tersedia.
125
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
yaitu studi yang dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui
suatu proses yang terdiri dari unit tunggal (Notoatmodjo, 2012). Metode yang
digunakan dalam studi kasus ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode
Banyumas.
memperoleh data studi kasus yang dilaksanakan (Budiarto, 2012). Studi kasus
1. Metode
a. Wawancara
2012). Wawancara dalam kasus ini akan dilakukan pada ibu hamil,
1) Autoanamnesa
2) Alloanamnesa
b. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
Inspeksi yang dilakukan pada Ny. V dalam kasus ini dengan cara
pasien.
2) Palpasi
3) Perkusi
patella.
4) Auskulitasi
5) Pemeriksaan Penunjang
c. Observasi
dengan BBL.
129
2. Jenis Data
a. Data primer
b. Data sekunder
1) Studi Dokumentasi
2) Studi Kepustakaan
antara lain:
1) Keluhan pasien
hasil pengkajian.
dan kolaborasi
e. Langkah V: Perencanaan
dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi
5 secara aman dan efisien. Kegiatan ini bisa dilakukan oleh bidan
atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukan
bersama tersebut.
diagnosis.
2. Analisis Data
133
Puskesmas Karanglewas.
BAB IV
I. PENGKAJIAN
A. Subyektif
1. Identitas Klien
3. Riwayat Kesehatan
kehamilan, seperti :
lainnya.
kehamilan, seperti :
lainnya.
2) Diabetes
3) Kelainan/cacat bawaan
4) Penyakit jiwa.
4. Riwayat Obstetri
137
a. Riwayat Haid
1) Menarche : 15 Tahun
3) Lamanya : 7 hari
bercak
A0 )
Sht/Skt,
Tahun Frek. Penyulit UK Jenis Penolong L/P Penyulit Nifas
Umur
Persalinan +
ANC Anak,
BB
Meneteki,
Kunjungan ini:
(b) Gerakan janin : (+) kuat, lebih dari 12x dalam sehari
5. Riwayat KB
6. Riwayat Perkawinan
berjalan 1 tahun
a. Pemenuhan Nutrisi
1) Sebelum Hamil
a) Makan
2) Komposisi :
b) Minum
b. Eliminasi
1) Sebelum Hamil
lembek
c. Personal Hygiene
1) Sebelum Hamil
d. Hubungan Seksual
1) Sebelum Hamil
Frekuensi : 3x seminggu
Frekuensi : 2x seminggu
e. Istirahat Tidur
1) Sebelum hamil
1) Sebelum hamil
8. Data Psikososial-spiritual-kultural-ekonomi
142
sehat.
Karanglewas
tanda persalinan.
B. Objektif
2) Kesadaran : Composmentis
4) Pernafasan : 24x/menit
5) Nadi : 84x/menit
6) Suhu : 36,2℃
10) LILA : 26 cm
2. Status Present
putih
bersih
b. Leher
pembesaran pada hepar dan limpa, serta tidak ada nyeri pada
daerah ginjal.
e. Ekstremitas
145
(2) Bawah : Tidak ada oedema, tidak ada memar, tidak ada
(1) Tidak ada lecet, tidak ada memar, tidak ada oedema
3. Status Obstetrik
a. Inspeksi
b. Palpasi Leopold
Leopold I
melenting
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
c. Auskultasi
4. Pemeriksaan Penunjang
b. Pemeriksaan urine:
1. Diagnosa Kebidanan
PAP.
a. Data Dasar
b. Data Objektif
striae gravidarum.
Palpasi Abdomen :
Leopold I
148
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
jumlah 1
Tidak ada
Tidak ada
V. RENCANA TINDAKAN
1. Informasikan kepada ibu dari hasil pemeriksaan ibu dan janin dalam
keadaan baik
5. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian atau bila ada
keluhan
VI. IMPLEMENTASI
Menginformasikan kepada ibu bahwa dari hasil pemeriksaan ibu dan janin
kehamilan 7/8 bulan ibu sudah mempersiapkan barang yang akan dibawa
untuk bersalin yaitu barang untuk bayi meliputi baju, bedong, gerita,
selimut, sarung tangan dan kaki bayi, handuk, sabun bayi, minyak telon.
Dan untuk perlengkapan ibu yaitu baju ibu, celana dalam, pembalut, jarit 5
set dan perlengkapan lain yang dibutuhkan oleh ibu. Barang bawaan
mulas secara teratur, sakit dari pinggang sampai ke perut; yang ke dua
mulasnya sering dan lama, yaitu 2-3x merasakan mules, lamanya 15-45
detik atau lebih dalam 10 menit berarti itu sudah ada pembukaan; yang ke
tiga keluar lender bercampur darah dari jalan lahir, hal ini terjadi karena
kepala bayi semakain turun dan menekan pembuluh darah yang ada di
jalan lahir maka keluarlah darah; yang ke empat keluar air ketuban dari
jalan lahir, pecahnya ketuban yang normal adalah ketuban pecah saat
sebelum ada pembukaan atau pecah lebih dari 8 jam sebelum bayi lahir.
ada keluhan
VII. EVALUASI
Ibu bersedia untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian atau bila ada
keluhan.
152
DATA PERKEMBANGAN I
S :
23.00 WIB dan keluar lendir darah dari jalan lahir sejak jam 03.30 WIB tetapi
belum keluar air dan ibu mengatakan cemas. Ibu mengatakan makan terakhir
tanggal 28 Mei 2016 jam 20.00 WIB jenis nasi dan lauk pauk, minum terakhir
tanggal 29 Mei 2016 jam 04.00 jenis air putih, BAK terakhir tanggal 29 Mei
2016 jam 04.00 WIB, BAB terakhir tanggal 28 Mei 2016 jam 07.00 WIB.
O :
2) Kesadaran : Composmentis
3) TD : 110/70 mmHg
4) Nadi : 88 x/menit
5) Pernafasan : 19 x/menit
6) Suhu : 36oC
153
7) Inspeksi :
8) Palpasi
Leopold 1 : TFU 3 jari dibawah px, teraba satu bagian bulat, lunak
tidak melenting
jumlah 1
Porsio : Tipis
154
Pembukaan : 5 cm
Effacement : 50%
STLD : (+)
tunggal, hidup intrauterine, preskep, puka, kepala sudah masuk hodge III,
yang telah dilakukan yaitu ibu dalam keadaan baik, janin baik,
yang dianggap penting oleh ibu seperti suami, keluarga, teman dekat,
155
Evaluasi : Rasa cemas berkurang karena ditemani oleh ibu dan suami
nyaman namun sebaiknya ibu tidak sering dalam posisi tidur terlentang
lurus karena janin akan kekurangan suplai oksigen dari ibu sehingga
dapat mengakibatkan janin stress dan sebaiknya ibu tidur miring ke kiri
Menganjurkan ibu untuk makan, minum dan istirahat ketika tidak ada
dihadapinya.
Evaluasi : Ibu sudah makan dan minum serta istirahat saat tidak ada
kontraksi.
156
Menganjurkan ibu untuk rileks sewaktu ada kontraksi dengan cara ibu
ada kontraksi.
Menyiapkan alat-alat dan obat untuk persalinan seperti patus set beserta
gunting tali pusat, kasa, kom, spuit, 2 klem, umbilical klem, serta sarung
dimasukkan dalam spuit, resusitasi set: deele, untuk bayi asfiksia siapkan
tempat datar, kain yang digulung 6 cm, lampu sorot, ambubag kalau ada,
pakaian ibu: baju ganti, handuk, celana dalam, pembalut dan kain,
pakaian bayi: baju, handuk, popok, gerita, bedong, topi, sarung tangan
dan sarung kaki. Lain-lain: partograf, waslaf, kain untuk 1/3 bokong,
kom DTT, larutan klorin, tempat sampah kotor kering dan basah, kendil.
jam, suhu setiap 4 jam, nadi setiap 30 menit, DJJ setiap 30 menit,
datang.
DATA PERKEMBANGAN II
S :
O :
2) Kesadaran : Composmentis
3) Nadi : 88 x/ menit
4) Pernafasan : 19 x/ menit
5) Suhu : 36,5oC
9) Inspeksi
Vulva : Membuka
Perineum : Menonjol
Pembukaan : 10 cm
Effacement : 100%
STLD : (+)
A:
tunggal hidup intrauterine, preskep, puka, kepala sudah masuk hodge III+,
P:
underrped
tangan dengan tissu atau handuk pribadi yang bersih dan kering
(120-160 x/menit)
meneran
baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan
posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
dan bahan
atau dangkal
perlahan
tindakan sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses
kelahiran bayi
spontan
Lahirnya bahu
(23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan kebawah kearah perineum
(24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut
S :
O:
2) Kesadaran : Composmentis
3) Nadi : 88 x/menit
4) Pernafasan : 20 x/menit
5) Suhu : 36oC
A:
berkontraksi baik
Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira
3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan
Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu agar ada kontak kulit ibu ke
Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di
kepala bayi
Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis,
lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu
Mengeluarkan plasenta
terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan
telah disediakan
teraba keras)
Menilai perdarahan
Memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan
DATA PERKEMBANGAN IV
S :
O :
2) Kesadaran : Composmentis
3) Nadi : 88 x/menit
4) Pernafasan : 20 x/menit
5) Suhu : 36,4oC
perdarahan pervaginam
172
(44) Setelah satu jam, lakukan penimbangan atau pengukuran bayi, beri
Evaluasi
vaginam
nilai kontraksi
173
pasca persalinan
(50) Memeriksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan
sesuai
tempat sampah
174
cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang
yang diinginkan
balikkan bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
Dokumentasi
DATA PERKEMBAGAN VI
S:
O:
1. Pemeriksaan Umum
b. Kesadaran : Composmetis
d. RR : 52 x/menit
e. Suhu : 37 ᵒC
g. LK/LD : 32 cm/31 cm
h. LILA : 12 cm
2. Pemeriksaan Fisik
d. Mata : simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda, sklera putih.
h. Leher : tidak ada pembesaran getah bening, tidak ada bendungan vena
jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada kaku kuduk.
i. Dada dan axila : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada
j. Perut : tali pusat basah, tidak ada pembesaran hepar dan lien
l. Ekstremitas
Anus :berlubang
n. Reflek
A:
P:
sarung kaki
demand
Mengajarkan pada ibu cara menyusui yang benar agar bayi merasa
2) Perah sedikit kolostrum atau ASI dan oleskan pada daerah putting
dan sekitarnya
bayi berada pada satu garis lurus, kemudian pastikan mulut bayi
payudara lainnya
180
Evaluasi : Ibu sudah mengerti cara menyusui yang benar pada bayi
DATA PERKEMBANGAN V
S :
Ibu mengatakan telah melahirkan 6 jam yang lalu dan masih mules
Ibu sudah makan nasi, sayur dan minum teh manis 1 gelas
O :
2) Kesadaran : Composmentis
3) Nadi : 84 x/menit
4) Pernafasan : 20 x/menit
5) Suhu : 36,6oC
7) Pemeriksaan obstetrik
x/menit, S : 36,5 oC, kontraksi uterus bauk, TFU 2 jari dibawah pusat,
Mefenamat, Amoxilin
kandungan gizinya baik supaya luka jahitan jalan lahir cepat pulih dan
A. PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas asuhan kebidanan komprehenshif pada
2016 menggunakan asuhan kebidanan menurut Varney, yang terdiri dari tujuh
sebagai berikut:
asuhan kebidanan pada pasien. Pada tahap ini semua data dasar dan
pengkajian pada ibu hamil yaitu Ny. V dan didalamnya didapatkan hasil
sebagai berikut:
a. Data Subjektif
a) Identitas Pasien
Hartono.
185
(Ambarwati, 2008).
mempermudah hubungan.
b) Alasan Kunjungan
bahwa alasan kunjungan dikaji untuk mengetahui apa tujuan klien datang
praktek.
c) Keluhan utama
Ny. V mengatakan tidak ada keluhan apapun saat ini. Keluhan utama
haemoroid.
187
d) Riwayat kesehatan
Pada kasus ini ibu tidak sedang menderita penyakit menurun, menular
e) Riwayat Obstetri
dan HPL tanggal 4 Juni 2016. Seperti teori yang dijelaskan oleh
dan kapan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) diketahui maka dapat
+7, bulan -3, tahun +1. Apakah umur kehamilannya cukup bulan atau
dilakukan Ny. V.
obstetrik yang buruk atau tidak baik dalam kehamilan, persalinan dan
nifas yang lalu, sehingga bila memang ibu memiliki riwayat obstetrik
alasan bidan karena pada saat capeng dan ANC ke-2 sudah diberikan
(5) Riwayat KB
sejak tanggal 28 Mei 2016 jam 23.00 WIB dan keluar lendir darah dari
jalan lahir tanggal 29 Mei 2016 jam 03.30 WIB tetapi belum keluar air
20.00 WIB jenis nasi dan lauk pauk, minum terakhir tanggal 29 Mei
2016 jam 04.00 WIB. Ibu mengatakan BAK terakhir tanggal 29 Mei
2016 jam 04.00 WIB dan BAB terakhir tanggal 28 Mei jam 07.00 WIB.
keluar lender darah, terakhir makan dan minum, terakhir BAB dan BAK
praktek.
bertambah mules dan ingin BAB, seperti ada dorongan meneran pada
anusnya, keluar cairan dari jalan lahir ngepyok. Pada teori JNPK-KR
(2008), ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran, ibu merasakan
regangan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina, ibu merasa
mau buang air besar, keluar lendir bercampur darah. Pengeluaran cairan
ketuban pada saat pembukaan sudah lengkap ada juga yang belum
lengkap, tergantung dari situasi dan kondisi ibu. Hal ini masih dalam
Berdasarkan hal itu, terdapat kesesuaian antara praktik dan teori dimana
Data Subjektif Kala III pada kasus ini yang mana Ny. V
terasa mules. Hal ini sesuai dengan teori Mochtar (2012) yaitu merasa
senang dan bersyukur atas kelahiran bayinya, perutnya terasa mules dan
192
tersa keluar darah dari jalan lahir. Hal yang dirasakan Ny.V merupakan
Data Subjektif Kala IV pada kasus ini yang mana Ny. V mengatakan
masih mules namun sudah berkurang, merasa lega karena bayi dan ari-
ari sudah lahir, ibu masih terasa capek. Hal ini sesuai dengan teori
Mochtar (2012), yaitu ibu merasa senang karena bayi dan ari-arinya
sudah lahir, ibu mengatakan lelah dan capek, masih merasa mules.
teori.
laki-laki, bayinya menyusu dengan baik, bayinya sudah BAK 1x, dan
BAB 1x. Dalam teori yang dijelaskan oleh Dewi, V.N.L ibu mengatakan
salep mata dan vit.K hal ini karena bidan yang melakukan dan
perutnya masih terasa mules, sudah makan nasi, sayur dan minum teh
manis 1 gelas, sudah BAK 2x ke kamar mandi dan belum BAB, sudah
bisa ke kamar mandi sendiri, ibu juga sudah tidur selama 1 jam. Mules
mobilisasi Ny. V baik. Data subyektif saat 6 jam post partum yaitu
berisi keluhan yang dirasakan pasien. Ibu masih merasa perutnya masih
b. Data Objektif
dilihat oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2008). Data objektif terdiri dari
penunjang.
a) Keadaan Umum
b) Tanda Vital
(2) Suhu
(3) Nadi
praktek.
(4) Pernapasan
c) Berat Badan
kehamilan.
jika dilihat dari ukuran TFU maka berat badan ibu tidak
d) LILA
dan kasus.
e) Status Present
dari ujung rambut sampai ujung kaki. Hal ini tidak ada
f) Status Obstetrik
kasus.
198
lahir. Data obyektif pada kala III berisi tentang tanda-tanda vital,
praktek.
normal jika jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc. tidak
Data obyektif saat 6 jam post partum pada ibu berisi tentang
praktek.
2. Interpretasi Data
didapatkan dari data subyektif dan obyektif seperti nama ibu, jumlah
dari data subyektif dan obyektif seperti nama ibu, jumlah kehamilan,
P1A0, inpartu kala III. Interpretasi data pada kala III berisi tentang
Nama ibu, Umur ibu, jumlah persalinan dan abortus, inpartu kala III.
kala IV. Interpretasi data pada kala IV berisi tentang diagnosa yang
didapatkan dari data subyektif dan obyektif seperti nama ibu, umur
Interpretasi data pada 2 jam setelah bayi lahir berisi tentang diagnosa
yang didapatkan dari data subyektif dan obektif seperti Bayi dari
nama ibu, umur bayi, normal. Bayi Ny...umur 2 jam Normal (Varney,
2007).
subektif dan obektif seperti nama ibu, umur ibu, jumlah persalinan
kala II, kala III, kala IV, 2 jam bayi baru lahir dan 6 jam nifas.
Pada Ny. V dan bayi Ny. V diagnosa/ masalah potensial tidak ada
muncul. Langkah ini adalah langkah yang sangat penting dalam memberi
persalinan, bayi baru lahir dan nifas ini normal maka tidak muncul diagnosa
menunjukan keadaan ibu dan bayi normal, sehingga tidak ada kesenjangan
atau tidak mengalami kegawatdaruraan sehingga pada kasus Ny. V dan bayi
berkelanjutan bagi wanita tersebut. Data baru yang diperoleh terus dikaji dan
cepat untuk mempertahankan nyawa ibu dan bayinya. Karena tidak muncul
adanya diagnosa potensial maka pada kehamilan, persalianan, bayi baru lahir
dan nifas normal maka tidak ada antisipasi tindakan segera, konsultasi dan
5. Perencanaan
diidentifikasi baik pada saat ini maupun yang dapat diantisipasi serta
a. Perencanaan Kehamilan
dilakukan
cara mengatasinya
akan datang.
ibu hamil karena ibu sudah mendapatkan anjuran dan penkes tersebut
dan janin saat ini dalam kondisi baik. Menganjurkan ibu agar tidur
2) Anjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak ada his
5) Persiapan ruangan dan alat partus set serta obat-obat urotonika dan
posisi yang akan dilakukan pada saat bersalin karena ibu belum
memasuki kala II
tangan dengan tissu atau handuk pribadi yang bersih dan kering
periksa dalam
10) Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi atau saat
(120-160 x/menit)
11) Beritahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik
dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai
dengan keinginannya
yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran
dalam 60 menit
16) Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
(underped)
17) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan
atau dangkal
20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan
sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran
bayi
21) Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan kebawah kearah perineum
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut
tidak meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bawah bokong ibu tetapi
pembukaan lengkap.
berkontraksi baik
4) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-
kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal
(ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem
pertama
6) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu agar ada kontak kulit ibu ke
7) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di
kepala bayi
vulva
9) Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas
kranial)
13) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
14) Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan
e. Perencanaan Kala IV
perdarahan pervaginam
vaginam
213
6) Ajarkan ibu atau keluarga cara melakukan masase uterus dan nilai
kontraksi
pasca persalinan
sesuai
cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang
yang diinginkan
4) Ajarkan pada ibu cara menyusui yang benar agar bayi merasa
(b) Perah sedikit kolostrum atau ASI dan oleskan pada daerah
diberikan.
6. Pelaksanaan
disusun. Langkah ini dapat dilakukan secera keseluruhan oleh bidan atau
dilakukan sebagian oleh ibu atau orang tua, bidan, atau anggota tim
a. Implementasi Kehamilan
informasi kepada ibu dari hasil pemeriksaan ibu dan janin dalam
ulang 1 minggu kemudian atau bila ada keluhan. Dalam langkah ini
yaitu bidan tidak menganjurkan ibu untuk senam hamil dan penkes
orang yang dianggap penting oleh ibu seperti suami, keluarga untuk
posisi yang dilakukan pada saat proses persalinan, karena ibu belum
tangan dengan tissu atau handuk pribadi yang bersih dan kering,
pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu
tangan DTT pada kedua tangan, setelah tampak kepala bayi dengan
yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan
lilitan tali pusat dan ambil tindakan sesuai jika hal itu terjadi, dan
gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul
dibawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal
Dalam hal ini ada kesenjangan antara teori dan praktik yaitu
klorin 0,5 % karena ibu sudah pembukaan lengkap dan sudah siap
inpartu kala III adalah lakukan MAK III antara lain, Penegangan Tali
e. Implementasi Kala IV
melengkapi partograf.
untuk melakukan kontak kulit ibu-bayi (di dada ibu minimal 1 jam),
pada jam pertama dan 30 menit sekali pada jam kedua, melengkapi
partograf.
jam tetapi setelah dilakukan IMD bayi langsung diberikan salep mata
dan Vitamin K1, alasan bidan karena kondisi ibu setelah melahirkan
masih lemah jadi harus istirahat dan bayi dihangatkan lalu diberikan
7. Evaluasi
1) Evaluasi Kehamilan
hasil pemeriksaan dan paham apa yang dijelaskan oleh bidan. Hal ini
dan Ny. V bahwa ibu akan kunjungan ulang 1 minggu kemudian atau
Evaluasi dari kasus Ny.V dalam kala I adalah ibu paham hasil
menangis kuat tanggal 29 Mei 2016 jam 10.15 WIB, gerakan aktif,
5) Evaluasi Kala IV
BAB V
A. KESIMPULAN
1. Pengumpulan data pada Ny. V dan By. Ny. V telah dilakukan dengan
saja alasan bidan karena pada saat capeng dan ANC ke-2 sudah diberikan
jam ibu tidak mengatakan bayinya telah diberikan vit. K. Dalam data
terdapat indikasi tetapi hal ini untuk mengetahui ibu dalam keadaan
2. Pada kasus Ny. V dan By. Ny. V interpretasi data didapatkan dari data
subjektif dan objektif, diagnosa kebidanan yang dibuat juga sesuai dengan
dengan teori.
227
3. Pada kasus Ny. V dan By. Ny. V tidak ada diagnosa atau masalah
4. Pada kasus Ny. V dan By. Ny. V tidak ada kebutuhan tindakan segera,
5. Pada Ny. V dan By. Ny. V perencanaan asuhan pada kehamilan terdapat
kesenjangan antara teori dan kasus yaitu tidak anjurkan ibu untuk senam
ibu sudah mendapatkan anjuran tersebut saat kunjungan ANC yang lalu.
yang akan dilakukan pada saat bersalin karena ibu belum memasuki kala
letakkan handuk bersih di perut ibu, tidak letakkan kain bersih yang dilipat
1/3 bawah bokong ibu tetapi memakai underped, tidak memakai sarung
tangan DTT yang baru tetapi memakai sarung tangan yang digunakan
6. Pada Ny. V dan By. Ny. V perencanaan yang dibuat untuk kehamilan,
nifas dan BBL tidak sesuai dengan teori maka hasil implementasi terdapat
kesenjangan yaitu tidak menganjurkan ibu untuk senam hamil dan tidak
belum memasuki kala II, pemeriksaan dalam (VT) tidak dilakukan 4 jam
klorin 0,5 % karena ibu sudah pembukaan lengkap dan sudah siap
disiapkan, tidak meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah
bokong ibu tetapi memakai underped, tidak memakai sarung tangan DTT
yang baru tetapi memakai sarung tangan untuk pemeriksaan dalam, tidak
dilakukan sangga susur karena bayi lahir terlalu cepat. IMD dilakukan
tetapi setelah dilakukan IMD bayi langsung diberikan salep mata dan
Vitamin K1, alasan bidan karena kondisi ibu setelah melahirkan masih
lemah jadi harus istirahat dan bayi dihangatkan lalu diberikan salep mata
7. Evaluasi asuhan yang sudah diberikan ke Ny. V dan By. Ny. V pada saat
B. SARAN
1. Bagi Bidan
2. Bagi Pasien
bersalin, nifas dan BBL yang normal/fisiologis sehingga ibu maupun bayi
3. Bagi Mahasiswa
yang sebenarnya.
230
4. Bagi Institusi
akhir kehamilan yaitu “Well born baby” dan “Well healt mother”.
231
DAFTAR PUSTAKA
Mangkuji, dkk. (2012). Asuhan 7 langkah Varney dan SOAP. Jakarta: EGC.
Sulistyawati, A. (2009). Buku ajar Asuhan kebidanan pada ibu nifas. Yogyakarta:
ANDI.
Sumarah, Y. N, Widyastuti, Y, Wiyanti N. (2009). Perawaan ibu bersalin.
Yogyakarta: Fitramaya.
Suemarni, & Tri Anasari. (2013). Asuhan kebidanan ibu hamil normal.
Purwokerto. Universitas Jenderal Soedirman. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sumarni, dkk. (2011). Asuhan kebidanan patologi. Purwokerto : UPT Percetakan
UNSOED.
233
Suririnah. (2008). Buku pintar kehamilan dan persalinan. Jakarta: PT. Garamedia
Pustaka Utama.
Varney, H. (1997). Varney Midwifery. Hamilton, Pesis Mary. Dasar-dasar
keperawatan maternitas. Jakarta: EGC
Varney, H. (2007). Varney’s midwifery. New York: Jones and Barrtlett Publisher.
Vivian dan Sunarsih. (2011). Asuhan kebidanan pada ibu nifas, Jakarta : Salemba
Medika.
Winkjosastro, H. (2008). Ilmu kebidanan. Jakarta: YBP-SP.