BAB I
PENDAHULUAN
1) Metode Observasi
Yaitu penulis mengadakan kunjungan dan pengamatan langsung dalam
usaha batu bata
2) Metode Pustaka
Yaitu penulis memperoleh data dari buku – buku maupun internet
sebagai penambah wawasan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
-Tanah Liat
-Air
-Abu
-Cangkul
-Pencetak Batu Bata
-Mesin Penggiling batu bata
-Mesin Pembakar / Tungku Pembakaran
-Kayu Bakar / batu bara
4. Lalu buang air tersebut sampai kering, setelah itu anda harus
menghaluskan tanah liat tersebut, bisa menggunakan cangkul. mengapa
harus dengan cangkul? karena kali ini kita membahas dan
mengerjakannya dengan menggunakan teknik manual bukan dengan
mesin, nanti bisa anda kembangkan lagi
5. Hancurkan tanah tersebut dengan cara menginjak-injak tanah tersebut
hingga menjadi lumpur. kalau dengan skala yang cukup banyak bisa
menggunakan bantuan hewan seperti kerbau. jangan sampai terlalu
lembek (seperti bubur) karena tidak akan bisa dicetak
6. Lalu taruh lumpur (lempung) diatas meja cetak
7. Setelah sudah bisa langsung di cetak jangan lupa menaruh sedikit abu
dicetakan agar tidak lengket
8. Bila tanah liat tersebut sudah berbentuk persegi seperti batu bata, anda
sudah bisa melakukan pengeringan
9. Tahap pendindingan tujuan nya agar batu bata cepat kering bisa
dilakukan dengan cara menumpukan bata yang masih berbentuk tanah
tadi dengan memiringkannya
10. Lalu jika sudah kering, tahap selanjutnya menyusun batu bata dari kilang
tempat produksi ke dapur pembakaran
11. Tahap pembakaran batu bata ini adalah langkah penentuan dimana anda
bisa dikatakan berhasil atau kurang berhasil dikarenakan pada tahap ini
akan dilakukan pembakaran didapur tempat anda bekerja dan biasa nya
memakan waktu cukup lama, tergantung banyaknya batu bata yang anda
bakar
5
1. Material batu bata merah memiliki daya serap panas yang tinggi dari
sengatan sinar matahari dibandingkan dengan material bangunan yang
lain.
2. Untuk di Indonesia harganya cenderung relatif terjangkau dibandingkan
material bangunan yang lain seperti batako.
3. Batu bata merah memiliki keeksotikan yang tinggi jika kita
menginginkan rumah dengan desain semi ekspose.
4. Batu bata merah memiliki daya tahan terhadap api, sehingga sangat
bagus untuk bahan bangunan, karena tidak mudah terbakar.
1. Batu bata merah yang memiliki ukuran kurang standar, akan mengalami
kesulitan dalam pemasangannya
2. Jika dinding batu bata merah cara pemasangannya kurang rapi, ketika
hendak diplester memakan biaya lagi, karena plesternya harus tebal
agar bisa rapi.
3. Proses pengerjaan cenderung lebih lama jika dibandingkan
menggunakan bahan material yang lain, batako, misalnya.
4. Karena rata-rata batu bata merah produksi rumahan, sehingga untuk
mencari bentuk dan kualitas yang standart lebih sulit. Mau tidak mau
ketika kita membeli batu bata merah, lain produsen lain kualitas yang
diperoleh. Itula sedikit tentang plus minus menggunakan bahan
bangunan batu bata merah. (arie)
6
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB IV
PENUTUP
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini berdasarkan
informasi, yang ada serta menurut kemampuan kami. Kami meminta maaf jika
ada kekurangan-kekurangan dan kejanggalan dalam penulisan karya tulis ini.
Akhirnya kami mengucapkan banyak terimakasih semoga karya tulis ini dapat
berguna bagi kami dan bagi semua khususnya adik-adik kelas kami nanti sebagai
bekal ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.
8
DAFTAR PUSTAKA
- http://majalahukm.com/prospek-usaha-batu-bata/
- https://bisnisukm.com/peluang-bisnis-batu-bata-tetap-eksis-dan-
menguntungkan.html
9
LAMPIRAN - LAMPIRAN