OLEH :
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Masalah Utama
1. Definisi
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
terhadap terhadap diri sendiri sendiri dan kemampuan kemampuan diri. Adanya perasaan
hilang percaya diri , merasa gagal karena karena tidak mampu mencapai keinginansesuai
Menurut Schult & videbeck (2014) gangguan harga diri rendah adalah penilaian
negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri atau cita- cita/harapan langsung,
mengasilkan perasaan berharga. Pada kondisi tertentu kebutuhan harga diri akan
Harga diri rendah adalah penilaian diri yang salah tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri/cita-
melalui penghargaan diri sendiri atau orang lain. Perkembangan harga diri juga
ditentukan oleh perasaan diterima, dicintai, dihormati oleh orang lain, serta keberhasilan
Kondisi harga diri rendah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi, terjadinya harga diri rendah akibat penolakan orang tua yang tidak
2. Faktor Prespitasi
Faktor prespitasi, terjadinya harga diri rendah biasanyanya akibat kehilangan bagian
menurun.
Secara umum, gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dapat
terjadi secara:
kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu
Gangguan pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena:
2. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/sakit/penyakit.
3. Perlakuan petugas yang tidak menghargai, misalnya berbagai pemeriksaan
dilakukan
b. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum
sakit/dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif. Kejadian sakit dan
mengakibatkan respon yang maladaptif. Kondisi ini dapat ditemukan pad klien
terhadap koping individu terebut sehingga menjadi tidak efektif (mekanisme koping
individu tidak efektif). Bila kondisi pada klien tidak dilakukan intervensi lebih lanjut
dapat menyebabkan klien tidak mau bergaul dengan orang lain (isolasi sosial: menarik
diri), yang menyebabkan klien asik dengan dunia dan pikirannya sendiri sehingga
Menurut Peplau dan Sulivan (2013), harga diri berkaitan dengan pengalaman
interpersonal, dalam tahap perkembangan bayi sampai lanjut usia seperti good me, bad
me, not me, anak dapat dipersalahkan, ditekan sehingga perasaan amanya tidak
terpenuhi dan merasa ditolak oleh lingkungan dan apabila koping yang diberikan tidak
ditolak oleh lingkungan sosial, tidak dihargai akan menyebabkan stress dan
Harga diri seseorang diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Gangguan harga
diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang, perlakuan orang lain yang
mengancam dan hubungan interpersonal yang buruk. Tingkat harga diri seseorang
Individu yang memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan secara aktif dan
mampu beradaptasi untuk berubah serta cenderung merasa aman. Individu yang
memiliki harga diri rendah melihat lingkungan dengan cara negatif dan menganggap
sebagai ancaman.
Level of self esteem range from high to low. A person who has high self esteem
deals actively with the environtment, adapts effectively to change, and fells secure.a
person with low self esteem sees the environment as negative and threatening (Driever
ego, dimana anak-anak yang beradaptasi terhadap lingkungan internal dan eksternal
biasanya memiliki perasaan aman terhadap lingkungan dan menunjukkan self esteem
yang positif. Sedangkan individu yang memiliki harga diri rendah cenderung untuk
mempersepsikan lingkungan negatif dan sangat mengancam. Mungkin pernah
Sebuah hasil riset menyimpulkan bahwa harga diri rendah diakibatkan oleh
Selanjutnya hal ini menyebabkan penampilan seseorang yang tidak optimal (Malhi,
2018).
Dalam tinjuan life span history klien, penyebab terjadinya harga diri rendah
adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya.
Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya sering tidak dihargai, tidak diberi
kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah,
pekerjaan, atau pergaulan. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung
4. Rentang respon
Adaptif Maladaptif
Keterangan :
1. Respon adaptif adala respon yang dihadapi klien bila klien menghadapi suatu masalah
b. Kekacauan identitas
Kekacauan diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak memberikan kehidupan
c. Depersonalisasi
Tidak mengenal diri yaitu mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak
mampu berhubungan dengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa percaya diri
Adapun tanda dan gejala harga diri rendah adalah, Damayanti (2018), sebagai berikut :
d. Penurunan produktivitas
e. Penolakan terhadap kemampuan diri.
Selain data di atas, dapat juga mengamati penampilan seseorang dengan harga diri
rendah, terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi,
selera makan kurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk,
6. Sumber koping
f. Bakat tertentu
g. Kecerdasan
h. Imajinasi kreativitas
i. Hubungan interpersonal
7. Mekanisme oping
kegiatan sosial
c. Aktivitas yyang memberikan kekuatan misalnya pencapaian akademik
a. Penutupan identitas
Adopsi identitas premature yang diinginkan oleh orang yang penting bagi
b. Identitas negative
Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh nilai-nilai dan
harapan masyarakat
C. Pohon masalah
isolasi sosial
dirinya
yang perduli
apa
berguna
DO :
3. Ekspresi malu
sosial
1. Mengungkapkan
ketidakmampuan dan meminta
sesuatu
DO :
1. Tampak ketergantungan
1. Mengungkapkan enggan
DO :
F. Diagnosa keperawatan
keperawatan
mengutarakan pasien
dihadapi mengungkapkan
perasaan tentang
penyakit yang
dideritanya
mendengarkan pasien
bahwa ia adalah
serta mampu
mendorong dirinya
sendiri.
mengungkapkan
perasaannya
hindarkan memberi
penilaian negatif.
Utamakan memberi
2) Tingkatkan kegiatan
kondisi pasien.
3) Beri contoh
pelaksanaan kegiatan
takut
melaksanakannya).
penyebab tinggal
pasien di rumah/di
ruang
perawat.
pasien dekat
dengan orang
tersebut.
dekat dengan
pasien di rumah/di
ruang
perawatan.
dengan orang
tersebut.
f. Upaya yang
dilakukan agar
lain.
2) Diskusikan dengan
pasien penyebab
orang lain
kemampuan pasien
mengungkapkan
perasaannya.
kemampuan pasien
mengungkapkan
perasaannya.
Pasien dapat 1) Observasi perilaku
hubungan sosial.
melaksanakan c. kelompok
bersosialisasi.
melakukan kegiatan
kemampuan pasien
mempuluas
pergaulannya melaui
aktivitas yang
dilaksanakan.
penyebab tinggal
ruang
perawat.
i. Apa yang
membuat pasien
dekat dengan
orang tersebut.
dekat dengan
pasien di rumah/di
ruang
perawatan.
k. Apa yang
membuat pasien
tidak dekat
dengan orang
tersebut.
l. Upaya yang
dilakukan agar
dekat dengan
orang lain.
5) Diskusikan dengan
pasien penyebab
kemampuan pasien
mengungkapkan
perasaannya.
menarik diri.
kemampuan pasien
mengungkapkan
perasaannya.
Pasien dapat 7) Observasi perilaku
hubungan sosial.
melaksanakan f. kelompok
bersosialisasi.
melakukan kegiatan
kemampuan pasien
mempuluas
pergaulannya melaui
aktivitas yang
dilaksanakan.
mengalami kecap).
perawat percaya
pasien mengalami
perawat sendiri
tidak mengalami
(dengan nada
bersahabat tanpa
menuduh atau
menghakimi).
sama.
berhalusinasi klarifikasi
tentang adanya
pengalaman halusinasi,
diskusikan dengan
pasien :
halusinasi (pagi,
kadang-kadang).
yang menimbulkan
atau tidak
menimbulkan
halusinasi
6) Diskusikan dengan
kesempatan untuk
mengungkapkan
perasaannya.
7) Diskusikan dengan
dilakukan untuk
mengatasi perasaan
tersebut.
8) Diskusikan tentang
dampak yang akan
menikmati
halusinasinya.
memperagakan halusinasi :
cara menghadapi a. Katakan pada diri
halusinasinya. tentang
aktivitas melaksanakan
disusun.
d. Meminta keluarga/
teman/ perawat
menyapa jika
sedang berhalusinasi
untuk mencobanya.
6) Pantau pelaksanaan
pujian.
7) Anjurkan pasien
mengikuti terapi
aktivitas kelompok,
orientasi realita,
stimulasi persepsi.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP 1)
Pertemuan : 1 (SP 1)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
3. Tujuan Khusus
4. Tindakan Keperawatan
SP 1.
4. Jelaskan tujuan
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi bu, perkenalkan nama saya erin nurul afipah saya biasa dipanggil
erin, saya akan merawat ibu selama disini, nama bapak ibu? Suka dipanggil siapa?
b. Evaluasi / validasi
c. Kontrak (topic,waktu,tempat)
2. Waktu : berapa lama kira-kira kita bisa mengobrol ? ibu maunya berapa
2. Fase kerja
Ibu tadi sudah menyebutkan nama ibu, lalu berapa umur ibu sekarang?
3. Fase Terminasi
1. Evaluasi subjekif
Bagaimana perasaan ibu dengan obrolan kita tadi? Apakah ibu merasa senang
2. Evaluasi objektif
Ibu sekarang sudah lebih dari 10 menit pembicaraan kita, cukupkan sampai disini
dulu ya jika nanti ada yang mau di ceritakan atau ditanya kepada saya. Ibu bisa
1. Topik
ibu, bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk membicarakan tentang
2. Waktu
Kira-kira waktunya kapan ya? bagaimana kalau besok jam 09.30 bisa?
3. Tempat
Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok di mana ya? Sampai
Pertemuan : 2 (SP 2)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
3. Tujuan Khusus
4. Tindakan Keperawatan
SP 2.
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi / validasi
c. Kontrak (topic,waktu,tempat)
a. Topik
kemarin kita sudah berjanji untuk bertemu lagi kita akan berbicara tentang
keluarga serta kemmpuan dan kegiatan yang pernah ibu lakukan, apakah ibu
bersedia?
4. Waktu
berapa lama kira-kira kita bisa mengobrol ? ibu maunya berapa menit?
4. Fase kerja
”Ibu sekarang kita akan berbicara tentang keluarga ibu ya. Apakah ibu bisa
“Nah, sekarang kita akan membicarakan kemampuan ibu ya, kalau boleh tahu, apa
“ apa kegiatan rummah tangga yang biasa ibu lakukan ? bagaimana dengan
“wah bagus sekali ibu bisa semuanya, ibu harus rutin melakukan semua ya. Pagi
setelah bangun tidur harus merapikan tempat tidur, menyapu, mencuci piring setelah
makan ya.
5. Fase Terminasi
4. Evaluasi subjekif
Bagaimana perasaan ibu dengan obrolan kita tadi? Apakah ibu merasa senang
5. Evaluasi objektif
Sekarang ibu bisa istirahat, kita cukupkan sampai disini dulu ya jika nanti ada
yang mau di ceritakan atau ditanya kepada saya. Ibu bisa sampaikan nanti kita
bertemu lagi
a. Topik
ibu, bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk membicarakan tentang
kegiatan mana yang ibu lakukan dan jadwal kegiatan harian yang ingin ibu
b. Waktu
Kira-kira waktunya kapan ya? bagaimana kalau besok jam 09.30 bisa?
6. Tempat
Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok di mana ya? Sampai
Pertemuan : 3 (SP 3)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
b. Data Objektif : Klien tenang, duduk menyendiri di depan nurse station sambil
3. Tujuan Khusus
Klien dapat menilai kemampuan yang dapat dimiliki dan dapat menetapkan jadwal
4. Tindakan Keperawatan
SP 3.
c. Meminta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilanjutan di rumah sakit
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi / validasi
c. Kontrak (topic,waktu,tempat)
1. Topik
kemarin kita sudah berjanji untuk bertemu lagi kita akan berbicara tentang
2. Waktu
berapa lama kira-kira kita bisa mengobrol ? ibu maunya berapa menit?
3. Fase kerja
“Pada pertemuan sebelumnya, kita telah membahas tentang kegiatan & kemampuan
yang ibu kerjakan atau miliki, ibu bisa menyapu namun kadang ibu tidak mau
menyapu, namun ibu harus terus berlatih agar rutin untuk menyapu?”
“nah selain menyapu apakah ada kegiatan/kemampuan lain yang masih ibu bisa
lakukan ?”
“bagus sekali ibu, apakah setiap pagi ibu membersihkan tempat tidur?”
“ ibu seharusnya setiatp pagi harus menyapu, merapihkan tempat tidur dan mencuci
“bagus sekali kalau ibu mau coba, nanti saya kenalkan dengan teman saya, apakah
ibu mau?
4. Fase Terminasi
1. Evaluasi subjekif
Bagaimana perasaan ibu dengan obrolan kita tadi? Apakah ibu merasa senang
2. Evaluasi objektif
Klien mau menjawab pertanyaan perawat, kontak mata bagus , klien mau
Sekarang ibu bisa istirahat, kita cukupkan sampai disini dulu ya, besok kita akan
1. Topik
2. Waktu
Kira-kira waktunya kapan ya? bagaimana kalau besok jam 09.30 bisa?
3. Tempat
Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok di mana ya? Sampai