Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENDHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN

KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH

OLEH :

ERIN NURUL AFIPAH

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIJAYA HUSADA BOGOR

2022
LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH

A. Masalah Utama

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

B. Proses Terjadinya Masalah

1. Definisi

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri

yang berkepanjangan berkepanjangan akibat evaluasi evaluasi yang negatif negatif

terhadap terhadap diri sendiri sendiri dan kemampuan kemampuan diri. Adanya perasaan

hilang percaya diri , merasa gagal karena karena tidak mampu mencapai keinginansesuai

ideal diri (keliat. 2012).

Menurut Schult & videbeck (2014) gangguan harga diri rendah adalah penilaian

negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung

maupun tidak langsung.

Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa

seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri atau cita- cita/harapan langsung,

mengasilkan perasaan berharga. Pada kondisi tertentu kebutuhan harga diri akan

terganggu sehingga individu tersebut mengalami harga diri rendah.

Harga diri rendah adalah penilaian diri yang salah tentang pencapaian diri dengan

menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri/cita-

cita/harapan langsung menghasilkan perasaan berharga. Harga diri dapat diperoleh

melalui penghargaan diri sendiri atau orang lain. Perkembangan harga diri juga
ditentukan oleh perasaan diterima, dicintai, dihormati oleh orang lain, serta keberhasilan

yang pernah dicapai individu dalam hidupnya (Hidayat, 2016).

2. Faktor Penyebab Harga Diri Rendah

Kondisi harga diri rendah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

1. Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi, terjadinya harga diri rendah akibat penolakan orang tua yang tidak

realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,

ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realisti.

2. Faktor Prespitasi

Faktor prespitasi, terjadinya harga diri rendah biasanyanya akibat kehilangan bagian

tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau produktivitas yang

menurun.

Secara umum, gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dapat

terjadi secara:

a. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi,

kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu

akan sesuatu (korban perkosaaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).

Gangguan pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena:

1. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya: pemeriksaan fisik yang

sembarangan, pemsangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis,

pemasangan kateter, pemeriksaan perineal).

2. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena

dirawat/sakit/penyakit.
3. Perlakuan petugas yang tidak menghargai, misalnya berbagai pemeriksaan

dilakukan

tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan. Kondisi ini banyak

ditemukan pada klien gangguan fisik.

b. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum

sakit/dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif. Kejadian sakit dan

dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini

mengakibatkan respon yang maladaptif. Kondisi ini dapat ditemukan pad klien

gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan jiwa.

Baik faktor predisposisi maupun prespitasi diatas bila mempengaruhi seseorang

dalam berpikir, bersikap maupun bertindak, maka dianggap akan mempengaruhi

terhadap koping individu terebut sehingga menjadi tidak efektif (mekanisme koping

individu tidak efektif). Bila kondisi pada klien tidak dilakukan intervensi lebih lanjut

dapat menyebabkan klien tidak mau bergaul dengan orang lain (isolasi sosial: menarik

diri), yang menyebabkan klien asik dengan dunia dan pikirannya sendiri sehingga

dapat muncul resiko perilaku kekerasan.

Menurut Peplau dan Sulivan (2013), harga diri berkaitan dengan pengalaman

interpersonal, dalam tahap perkembangan bayi sampai lanjut usia seperti good me, bad

me, not me, anak dapat dipersalahkan, ditekan sehingga perasaan amanya tidak

terpenuhi dan merasa ditolak oleh lingkungan dan apabila koping yang diberikan tidak

efektif akan menimbulkan harga diri rendah.


Menurut Caplan (2013), lingkungan sosial akan mempengaruhi individu,

pengalaman seseorang dan adanya perubahan sosial seperti perasaan dikucilkan,

ditolak oleh lingkungan sosial, tidak dihargai akan menyebabkan stress dan

menimbulkan penyimpangan perilaku akibat harga diri.

3. Proses Terjadinya Harga Diri Rendah

Harga diri seseorang diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Gangguan harga

diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang, perlakuan orang lain yang

mengancam dan hubungan interpersonal yang buruk. Tingkat harga diri seseorang

berada dalam rentang tinggi sampai rendah.

Individu yang memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan secara aktif dan

mampu beradaptasi untuk berubah serta cenderung merasa aman. Individu yang

memiliki harga diri rendah melihat lingkungan dengan cara negatif dan menganggap

sebagai ancaman.

Hal ini sesuai dengan pendapat Barbara Kozier berikut:

Level of self esteem range from high to low. A person who has high self esteem

deals actively with the environtment, adapts effectively to change, and fells secure.a

person with low self esteem sees the environment as negative and threatening (Driever

dalam Kozier, 2013:845).

Self esteem dipengaruhi oleh pengalaman individu dalam perkembangan fungsi

ego, dimana anak-anak yang beradaptasi terhadap lingkungan internal dan eksternal

biasanya memiliki perasaan aman terhadap lingkungan dan menunjukkan self esteem

yang positif. Sedangkan individu yang memiliki harga diri rendah cenderung untuk
mempersepsikan lingkungan negatif dan sangat mengancam. Mungkin pernah

mengalami depresi atau gangguan dalam fungsi egonya (Otong, 2015:297).

Sebuah hasil riset menyimpulkan bahwa harga diri rendah diakibatkan oleh

rendahnya cita-cita seseorang. Hal ini mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam

mencapai tujuan. Tantangan yang rendah menyebabkan upaya yang rendah.

Selanjutnya hal ini menyebabkan penampilan seseorang yang tidak optimal (Malhi,

2018).

Dalam tinjuan life span history klien, penyebab terjadinya harga diri rendah

adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya.

Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya sering tidak dihargai, tidak diberi

kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah,

pekerjaan, atau pergaulan. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung

mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya.

4. Rentang respon

Adaptif Maladaptif

Aktualisasi diri konsep diri positif kerancuan identitas depersonalisasi

Keterangan :

1. Respon adaptif adala respon yang dihadapi klien bila klien menghadapi suatu masalah

dapat menyelesaikannya secara baik, antara lain:


a. Aktualisasi diri

Kesadaran akan diri berdasarkan konservasi mandiri termasuk persepsi maslalu

akan diri dan perasaannya.

b. Konsep diri positif

Menunjukkan individu akan sukses dalam menghadapi masalah

2. Respon mal-adaptif adalah respon individu dalam menghadapi masalah dimana

individu tidak mampu memecahkan masalah tersebut. Respon mal-adaptif gangguan

konsep diri adalah:

a. Gangguan harga diri

Transisi antara respon konsep diri positif dan mal-adaptif.

b. Kekacauan identitas

Kekacauan diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak memberikan kehidupan

dalam mencapai tujuan.

c. Depersonalisasi

Tidak mengenal diri yaitu mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak

mampu berhubungan dengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa percaya diri

atau tidak dapat membina hubungan baik dengan orang lain.

5. Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah

Adapun tanda dan gejala harga diri rendah adalah, Damayanti (2018), sebagai berikut :

a. Mengkritik diri sendiri.

b. Perasaan tidak mampu.

c. Pandangan hidup yang pesimis.

d. Penurunan produktivitas
e. Penolakan terhadap kemampuan diri.

Selain data di atas, dapat juga mengamati penampilan seseorang dengan harga diri

rendah, terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi,

selera makan kurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk,

bicara lambat dengan nada suara pelan.

6. Sumber koping

Setiap individu mempunyai kelebihan personal, meskipun individu tersebut

mengalami gangguan jiwa itu diantaranya

a. Aktivitas olahraga dan aktivitas diluar rumah

b. Hobi dan kerajinan tangan

c. Seni yang ekspresif

d. Kesehatan dan perawatan diri

e. Pekerjaan, lokasi, posisi

f. Bakat tertentu

g. Kecerdasan

h. Imajinasi kreativitas

i. Hubungan interpersonal

7. Mekanisme oping

1. Koping jangka pendek

a. Aktivitas yang dapat memberikan kesempatan lari sementara krisis, misalnya

nonton tv dan olahraga

b. Aktivitas yang dapatmemberikan identitas pengganti sementara misalnya ikut

kegiatan sosial
c. Aktivitas yyang memberikan kekuatan misalnya pencapaian akademik

d. Aktivitas yang mewakli jarak pendek untuk membuat masalah identitas

menjadi kurang berarti dalam kehidupan misalnua penyalahgunaan zat

2. Koping jangka panjang

a. Penutupan identitas

Adopsi identitas premature yang diinginkan oleh orang yang penting bagi

individu tanpa memperhatikan keinginan aspirasi dan potensi

b. Identitas negative

Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh nilai-nilai dan

harapan masyarakat

C. Pohon masalah

Resiko tinggi perilaku kekerasan

effect Perubahan persepsi sensori

isolasi sosial

core problem Harga diri rendah

causa Koping individu tidak efektif

D. Masalah keperawatan yang mungkin muncul

1. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

2. Isolasi sosial : menarik diri

3. Gangguan persepsi sensori


E. Data yang perlu dikaji

Masalah keperawatan Data yang perlu di kaji

Gangguan konsep diri : harga diri rendah DS :

1. Mengungkapkan ingin diakui jati

dirinya

2. Mengungkapkan tidak aada lagi

yang perduli

3. Mengungkapkan tidak bisa apa-

apa

4. Mengungkapkan dirinya tidak

berguna

5. Mengkritik diri sendiri

6. Perasaan tidak mampu

DO :

1. Merusak diri sendiri

2. Merusak orang lain

3. Ekspresi malu

4. Menarik diri dari hubungan

sosial

5. Tampak mudah tersinggung

6. Tidak mau makan dan tidur

4. Koping individu tidak efektif DS :

1. Mengungkapkan
ketidakmampuan dan meminta

bantuan orang lain

2. Mengungkapkan malu dan tidak

bisa ketika diajak melakukan

sesuatu

3. Mengungkapkan tidak berdaya

dan tidak ingin hidup lagi

DO :

1. Tampak ketergantungan

terhadap orang lain

2. Tampak sedih dan tidak

melakukan aktivitas yang

seharusnya dapat dilakukan

3. Wajah tampak murung

Isolasi sosial : menarik diri DS :

1. Mengungkapkan enggan

berbicara dengan orang lain

2. Klien mengatakan malu ertemu

dengan orang lain

DO :

1. Ekspresi wajah kosong

2. Suara pelan tidak jelas

3. Hanya menjawab ya dan tidak


4. Menghindar ketika didekati

F. Diagnosa keperawatan

1. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

2. Isolasi sosial : menarik diri

3. Gangguan persepsi sensori

G. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Intervensi

keperawatan

Gangguan 1. Tujuan umum : Setelah dilakukan 2-4x 1) Bina hubungan saling

konsep diri : Pasien dapat pertemuan diharapkan percaya

harga diri melakukan pasien a. Sapa pasien dengan

rendah hubungan sosial a. Pasien dapat ramah, baik verbal

secatra bertahap mengungkapkan maupun nonverbal

2. Tujuan khusus : perasaannya b. Perkenalkan diri

Pasien dapat b. Ekspresi Wajah dengan sopan

membina hubungan bersahabat. c. Tanya nama

Saling percaya c. Ada kontak mata lengkap pasien dan

d. Menunjukkan nama panggilan

rasa senang. yang disukai pasien

e. Mau berjabat d. Jelaskan tujuan

tangan. pertemuan, jujur,

f. Mau menjawab dan menepati janji


salam e. Tunjukan sikap

g. Pasien mau empati dan

duduk menerima pasien

berdampingan apa adanya

h. Pasien mau f. Beri perhatian pada

mengutarakan pasien

masalah yang 2) Beri kesempatan untuk

dihadapi mengungkapkan

perasaan tentang

penyakit yang

dideritanya

3) Sediakan waktu untuk

mendengarkan pasien

4) Katakan pada pasien

bahwa ia adalah

seorang yang berharga

dan bertanggung jawab

serta mampu

mendorong dirinya

sendiri.

Pasien dapat Pasien mampu 1) Diskusikan kemam

mengidentifikasi mempertahankan aspek Diskusikan

kemampuan dan yang positif kemampuan dan aspek


aspek positif positif yang dimiliki

yang dimiliki pasien dan diberi

pujian atas kemampuan

mengungkapkan

perasaannya

2) Saat bertemu pasien,

hindarkan memberi

penilaian negatif.

Utamakan memberi

pujian yang realitis.

Pasien dapat a. Pasien mampu 1) Rencanakan bersama

menetapkan dan beraktivitas pasien aktivitas yang

merencanakan sesuai dapat dilakukan setiap

kegiatan sesuai kemampuan. hari setiap hari sesuai

dengan b. Pasien kemampuan : kegiatan

kemampuan mengikuti terapi mandiri, kegiatan

yang dimiliki. aktivitas dengan bantuan

kelompok. minimal, kegiatan

Intervensi : dengan bantuan total.

2) Tingkatkan kegiatan

sesuai dengan toleransi

kondisi pasien.

3) Beri contoh
pelaksanaan kegiatan

yang boleh pasien

lakukan (sering klien

takut

melaksanakannya).

Isolasi Pasien dapat Pasien mampu 1) Tanyakan pada pasien

sosial : berinteraksi dengan menyebutkan tentang

menarik diri orang lain. minimal satu a. Orang yang

penyebab tinggal

menarik diri dari serumah/teman

: diri sendiri, sekamar.

orang lain, b. Orang yang paling

lingkungan. dekat dengan

pasien di rumah/di

ruang

perawat.

c. Apa yang membuat

pasien dekat

dengan orang

tersebut.

d. Orang yang tidak

dekat dengan

pasien di rumah/di
ruang

perawatan.

e. Apa yang membuat

pasien tidak dekat

dengan orang

tersebut.

f. Upaya yang

dilakukan agar

dekat dengan orang

lain.

2) Diskusikan dengan

pasien penyebab

menarik diri atau tidak

mau bergaul dengan

orang lain

3) Beri pujian terhadap

kemampuan pasien

mengungkapkan

perasaannya.

Pasien mampu Pasien dapat 1) Tanyakan pada pasien

menyebutkan menyebutkan tentang : Manfaat

keuntungan keuntungan hubungan sosial

berhubungan berhubungan sosial dan Kerugian menarik diri


sosial dan kerugian menarik diri 2) Diskusikan bersama

kerugian pasien tentang manfaat

menarik diri. berhubungan sosial dan

. kerugian menarik diri.

3) Beri pujian terhadap

kemampuan pasien

mengungkapkan

perasaannya.
Pasien dapat 1) Observasi perilaku

melaksanakan pasien saat berhubungan

hubungan sosial.

sosial secara 2) Beri motivasi dan bantu

bertahap. pasien untuk berkenalan/

Kriteria berkomunikasi dengan :

evaluasi : a. perawat lain

a. Pasien dapat b. pasien lain

melaksanakan c. kelompok

hubungan 3) Libatkan pasien dalam

sosial dengan Terapi Aktivitas

bertahap Kelompok Sosialisasi

dengan : 4) Diskusikan jadwal

1) Perawat harian yang dapat

2) Perawat lain dilaukan untuk

3) Pasien lain meningkatkan

4) Kelompok kemampuan pasien

bersosialisasi.

5) Beri motivasi untuk

melakukan kegiatan

sesuai dengan jadwal

yang telah dibuat.

6) Beri pujian terhadap

kemampuan pasien
mempuluas

pergaulannya melaui

aktivitas yang

dilaksanakan.

Isolasi sosial Pasien dapat Pasien mampu 4) Tanyakan pada pasien

: menarik diri berinteraksi dengan menyebutkan tentang

orang lain. minimal satu g. Orang yang

penyebab tinggal

menarik diri serumah/teman

dari : diri sekamar.

sendiri, orang h. Orang yang paling

lain, dekat dengan

lingkungan. pasien di rumah/di

ruang

perawat.

i. Apa yang

membuat pasien

dekat dengan

orang tersebut.

j. Orang yang tidak

dekat dengan

pasien di rumah/di

ruang
perawatan.

k. Apa yang

membuat pasien

tidak dekat

dengan orang

tersebut.

l. Upaya yang

dilakukan agar

dekat dengan

orang lain.

5) Diskusikan dengan

pasien penyebab

menarik diri atau

tidak mau bergaul

dengan orang lain

6) Beri pujian terhadap

kemampuan pasien

mengungkapkan

perasaannya.

Pasien mampu Pasien dapat 4) Tanyakan pada pasien

menyebutkan menyebutkan tentang : Manfaat

keuntungan keuntungan hubungan sosial

berhubungan berhubungan sosial dan Kerugian menarik diri


sosial dan kerugian menarik diri 5) Diskusikan bersama

kerugian pasien tentang

menarik diri. manfaat berhubungan

. sosial dan kerugian

menarik diri.

6) Beri pujian terhadap

kemampuan pasien

mengungkapkan

perasaannya.
Pasien dapat 7) Observasi perilaku

melaksanakan pasien saat berhubungan

hubungan sosial.

sosial secara 8) Beri motivasi dan bantu

bertahap. pasien untuk berkenalan/

Kriteria berkomunikasi dengan :

evaluasi : d. perawat lain

a. Pasien dapat e. pasien lain

melaksanakan f. kelompok

hubungan 9) Libatkan pasien dalam

sosial dengan Terapi Aktivitas

bertahap Kelompok Sosialisasi

dengan : 10) Diskusikan jadwal

1) Perawat harian yang dapat

2) Perawat lain dilaukan untuk

3) Pasien lain meningkatkan

4) Kelompok kemampuan pasien

bersosialisasi.

11) Beri motivasi untuk

melakukan kegiatan

sesuai dengan jadwal

yang telah dibuat.

12) Beri pujian terhadap

kemampuan pasien
mempuluas

pergaulannya melaui

aktivitas yang

dilaksanakan.

Gangguan Pasien dapat 1. Pasien dapat 1) Adakan kontak sering

persepsi mengenal menyebutkan dan singkat secara

sensori halusinasinya. a. Isi bertahap.

b. Waktu 2) Observasi tingkah laku

c. Frekuensi pasien terkait dengan

d. Situasi dan halusinasinya, jika

kondisi yang menemukan pasien

menimbulkan yang sedang halusinasi :

halusinasi a. Tanyakan apakah

2. Pasien dapat pasien mengalami

menyatakan sesuatu (halusinasi

perasaan dan dengar/ lihat/

responnya saat penghidu/ raba/

mengalami kecap).

halusinasinya : b. Jika pasien

marah, takut, sedih, menjawab ya,

senang, cemas, tanyakan apa yang

jengkel. sedang dialaminya.


c. Katakan bahwa

perawat percaya

pasien mengalami

hal tersebut, namun

perawat sendiri

tidak mengalami

(dengan nada

bersahabat tanpa

menuduh atau

menghakimi).

3) Katakan bahwa ada

pasien lain yang

mengalami hal yang

sama.

4) Katakan bahwa perawat

akan membantu pasien.

5) Jika pasien tidak sedang

berhalusinasi klarifikasi

tentang adanya

pengalaman halusinasi,

diskusikan dengan

pasien :

a. Isi, waktu dan


frekuensi terjadinya

halusinasi (pagi,

siang, sore, malam

atau sering dan

kadang-kadang).

b. Situasi dan kondisi

yang menimbulkan

atau tidak

menimbulkan

halusinasi

6) Diskusikan dengan

pasien apa yang

disarankan jika terjadi

halusinasi dan beri

kesempatan untuk

mengungkapkan

perasaannya.

7) Diskusikan dengan

pasien apa yang

dilakukan untuk

mengatasi perasaan

tersebut.

8) Diskusikan tentang
dampak yang akan

dialaminya bila pasien

menikmati

halusinasinya.

Pasien dapat 1) Identifikasi bersama

mengontrol pasien cara atau

halusinasinya. tindakan yang

Kriteria hasil : dilakukan jika terjadi

a) Pasien dapat halusinasi

menyebutkan 2) Diskusikan cara yang

tindakan yang digunakan pasien :

biasanya a. Jika cara yang

dilakukan untuk digunakan adaptif

mengendalikan beri pujian.

halusinasinya. b. Jika cara yanga

b) Pasien dapat digunaan maladaptif

menyebutkan cara diskusikan kerugian

baru mengontrol cara tersebut

halusinasi. 3) Diskusikan cara baru

c) Pasien dapat untuk memutuskan/

memilih dan mengontrol timbulnya

memperagakan halusinasi :
cara menghadapi a. Katakan pada diri

halusinasi. sendiri bahwa itu

d) Pasien dapat tidk nyata.

melaksanakan b. Menemui orang lain

cara yang telah (perawat/ teman/

dipilih untuk anggota keluarga)

mengendalikan untuk menceritakan

halusinasinya. tentang

e) Pasien dapat halusinasinya.

mengikuti terapi c. Membuat dan

aktivitas melaksanakan

kelompok. jadwal yang telah

disusun.

d. Meminta keluarga/

teman/ perawat

menyapa jika

sedang berhalusinasi

4) Bantu pasien memilih

cara yang sudah

dianjurkan dan latih

untuk mencobanya.

5) Beri kesempatan untuk

melakukan cara yang


dipilih dan dilatih.

6) Pantau pelaksanaan

yang telah dipilih dan

dilatih, jika berhasil beri

pujian.

7) Anjurkan pasien

mengikuti terapi

aktivitas kelompok,

orientasi realita,

stimulasi persepsi.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP 1)

GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH

Masalah : gangguan konsep : harga diri rendah

Pertemuan : 1 (SP 1)

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

a. Data Subjektif : klien mengatakan malu dan tidak berguna

b. Data Objektif : klien tampak kurang bergairah

2. Diagnosa Keperawatan : gangguan konsep : harga diri rendah

3. Tujuan Khusus

a. Membina hubungan saling percaya dengan klien

b. Mengidentifikasi kemampuan asprk positif dalam diri

4. Tindakan Keperawatan

Bina hubungan saling percaya dengan klien

SP 1.

1. Sapa klien dengan nama baik verbal maupun non verba

2. Perkenalkan diri dengan sopan

3. Tanayakan nama lengkap dan panggilan yang disukai

4. Jelaskan tujuan

5. Jujur menepati janji

6. Tunjukan sikap empati dan menerima klien

7. Berilah perhatian kepada klien


B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

1. Fase orientasi

a. Salam terapeutik

Selamat pagi bu, perkenalkan nama saya erin nurul afipah saya biasa dipanggil

erin, saya akan merawat ibu selama disini, nama bapak ibu? Suka dipanggil siapa?

b. Evaluasi / validasi

Bagaimana kabar ibu pagi ini ? bagaimana tidurnya malah tadi?

c. Kontrak (topic,waktu,tempat)

1. Topik : apakah ibu tidak keberatan untuk mengobrol dengan saya ?,

menurut ibu sebaiknya kita mengobrol apa ya ?, bgaiamana kalau kita

mengobrol untuk saling mengenal

2. Waktu : berapa lama kira-kira kita bisa mengobrol ? ibu maunya berapa

menit? Bagaimana kalau 10 menit ?, bisa?

3. Tempat : dimana kita akan berbincang –bincang ?, bagaimana kalau di

ruang tamu saja ?

2. Fase kerja

Ibu tadi sudah menyebutkan nama ibu, lalu berapa umur ibu sekarang?

Ibu berasal dari mana ?

Ibu bersaudara berapa ?

Sudah berapa lama ibu di sini ?

Siapa yang membawa ibu kesini ?

Menurut ibu, ibu kesini karena apa?

Selama disini kegiatan apa yang biasa ibu lakukan ?


Bolehkan saya tahu pekerjaan ibu sebelum disini apa?

Wah bagus sekali kegiatan ibu

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

1. Evaluasi subjekif

Bagaimana perasaan ibu dengan obrolan kita tadi? Apakah ibu merasa senang

2. Evaluasi objektif

Klien mau menjawab pertanyaan perawat sesekali

b. Rencana tindak lanjut

Ibu sekarang sudah lebih dari 10 menit pembicaraan kita, cukupkan sampai disini

dulu ya jika nanti ada yang mau di ceritakan atau ditanya kepada saya. Ibu bisa

sampaikan nanti kita bertemu lagi

c. Kontrak yang akan datang

1. Topik

ibu, bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk membicarakan tentang

keluarga, kemampuan dan kelebihan kekurangan yang dimiliki ?

2. Waktu

Kira-kira waktunya kapan ya? bagaimana kalau besok jam 09.30 bisa?

3. Tempat

Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok di mana ya? Sampai

jumpa besok. Wassalamualaikum...


STRATEGI PELAKSANAAN (SP 2)

GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH

Masalah : gangguan konsep : harga diri rendah

Pertemuan : 2 (SP 2)

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

a. Data Subjektif : klien mengatakan malu dan tidak berguna

b. Data Objektif : klien tampak kurang bergairah, menunduk

2. Diagnosa Keperawatan : gangguan konsep : harga diri rendah

3. Tujuan Khusus

Klien dapat mengidentifikasi akpekpositif dan kemampuan yang dimiliki

4. Tindakan Keperawatan

SP 2.

a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif dalam diri

b. Buat daftar aspek positif dan kemampuan yang dimiliki

C. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

1. Fase orientasi

a. Salam terapeutik

Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya ?

b. Evaluasi / validasi

Bagaimana perasaan bapak saat ini

c. Kontrak (topic,waktu,tempat)
a. Topik

kemarin kita sudah berjanji untuk bertemu lagi kita akan berbicara tentang

keluarga serta kemmpuan dan kegiatan yang pernah ibu lakukan, apakah ibu

bersedia?

4. Waktu

berapa lama kira-kira kita bisa mengobrol ? ibu maunya berapa menit?

Bagaimana kalau 10 menit ?, bisa?

5. Tempat : dimana kita akan berbincang –bincang ?, bagaimana kalau di

ruang tamu saja ?

4. Fase kerja

”Ibu sekarang kita akan berbicara tentang keluarga ibu ya. Apakah ibu bisa

menyebutkan anggota keluarga ibu ?”

“Nah, sekarang kita akan membicarakan kemampuan ibu ya, kalau boleh tahu, apa

saja kemampuan yang ibu miliki”

“ apa kegiatan rummah tangga yang biasa ibu lakukan ? bagaimana dengan

merapikan tempat tidur ? menyapu?, mengepel?, mencuci piring?

“wah bagus sekali ibu bisa semuanya, ibu harus rutin melakukan semua ya. Pagi

setelah bangun tidur harus merapikan tempat tidur, menyapu, mencuci piring setelah

makan ya.

5. Fase Terminasi

d. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

4. Evaluasi subjekif

Bagaimana perasaan ibu dengan obrolan kita tadi? Apakah ibu merasa senang
5. Evaluasi objektif

Klien mau menjawab pertanyaan perawat, kontak mata bagus

e. Rencana tindak lanjut

Sekarang ibu bisa istirahat, kita cukupkan sampai disini dulu ya jika nanti ada

yang mau di ceritakan atau ditanya kepada saya. Ibu bisa sampaikan nanti kita

bertemu lagi

f. Kontrak yang akan datang

a. Topik

ibu, bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk membicarakan tentang

kegiatan mana yang ibu lakukan dan jadwal kegiatan harian yang ingin ibu

lakukan sesuai kemampuan yang ibu miliki.

b. Waktu

Kira-kira waktunya kapan ya? bagaimana kalau besok jam 09.30 bisa?

6. Tempat

Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok di mana ya? Sampai

jumpa besok. Wassalamualaikum...


STRATEGI PELAKSANAAN (SP 3)

GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH

Masalah : gangguan konsep : harga diri rendah

Pertemuan : 3 (SP 3)

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

a. Data Subjektif : klien mengatakan malu dan tidak berguna

b. Data Objektif : Klien tenang, duduk menyendiri di depan nurse station sambil

sesekali melihat orang orang sedang bercerita di sampingnya

2. Diagnosa Keperawatan : gangguan konsep : harga diri rendah

3. Tujuan Khusus

Klien dapat menilai kemampuan yang dapat dimiliki dan dapat menetapkan jadwal

kegiatan harian sesuai kemampuan yang dimiliki

4. Tindakan Keperawatan

SP 3.

a. Diskusikan kemampuan yang dapat digunakan selama sakit

b. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan di rumah

c. Meminta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilanjutan di rumah sakit

d. Bantu klien melanjutkan bila perlu beri contoh

e. Beri pujian atas keberhasilan klien

f. Diskusian jadwal kegiatan harian atas kegiatan yang telah dilatih

D. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


2. Fase orientasi

a. Salam terapeutik

Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya ?

b. Evaluasi / validasi

Bagaimana perasaan bapak saat ini

c. Kontrak (topic,waktu,tempat)

1. Topik

kemarin kita sudah berjanji untuk bertemu lagi kita akan berbicara tentang

kegiatan yang masih bisa ibu lakukan sekarang

2. Waktu

berapa lama kira-kira kita bisa mengobrol ? ibu maunya berapa menit?

Bagaimana kalau 10 menit ?, bisa?

3. Tempat : dimana kita akan berbincang –bincang ?, bagaimana kalau di

ruang tamu saja ?

3. Fase kerja

“Pada pertemuan sebelumnya, kita telah membahas tentang kegiatan & kemampuan

yang ibu kerjakan atau miliki, ibu bisa menyapu namun kadang ibu tidak mau

menyapu, namun ibu harus terus berlatih agar rutin untuk menyapu?”

“nah selain menyapu apakah ada kegiatan/kemampuan lain yang masih ibu bisa

lakukan ?”

“bagus sekali ibu, apakah setiap pagi ibu membersihkan tempat tidur?”

“ ibu seharusnya setiatp pagi harus menyapu, merapihkan tempat tidur dan mencuci

piring setelah makan, apakah ibu mau ?


“ibu tidak usah malu dan malas untuk berbicara, jika ibu suka berbincang nanti pasti

ibu banyak tenman”

“apakah ibu senang punya banayak teman? “

“bagus sekali kalau ibu mau coba, nanti saya kenalkan dengan teman saya, apakah

ibu mau?

4. Fase Terminasi

a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

1. Evaluasi subjekif

Bagaimana perasaan ibu dengan obrolan kita tadi? Apakah ibu merasa senang

2. Evaluasi objektif

Klien mau menjawab pertanyaan perawat, kontak mata bagus , klien mau

berbicara dengan perawat

b. Rencana tindak lanjut

Sekarang ibu bisa istirahat, kita cukupkan sampai disini dulu ya, besok kita akan

berjumpa lagi untuk kita bercerita kembali dengan saya.

c. Kontrak yang akan datang

1. Topik

bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk membicarakan tentang

kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan yang dimiliki

2. Waktu

Kira-kira waktunya kapan ya? bagaimana kalau besok jam 09.30 bisa?

3. Tempat
Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok di mana ya? Sampai

jumpa besok. Wassalamualaikum...

Anda mungkin juga menyukai