Anda di halaman 1dari 180

.

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa. Atas segala karunia-
Nya yang tak terhingga dan kemurahan hati-Nya sehingga saya dapat menyusun
modul ini dengan segala kesanggupan yang saya miliki.
Modul ini sengaja dibuat sebagai media pembelajaran sekaligus sebagai
pemenuhan tugas dari Ibu Hj. Fitriyana Lestarini, S.Kom dan Bapak Budi Alam,
S.Kom, dengan pembahasan dimulai dari pengertian dan perintah dasar Debian,
port networking, tahap-tahap instalasi Debian, penjelasan mengenai cara
konfigurasi dan arti tiap perintahnya dalam setiap paket, dan juga pembahasan
tentang troubleshooting. Semoga pembuatan modul ini dapat memiliki arti dan
makna yang positif bagi para pembaca, serta dapat menambah wawasan yang luas
dan bermanfaat.
Senantiasa sebagai makhluk ciptaan-Nya, saya berkenan untuk menerima
saran serta kritikan membangun dari para pembaca sebagai bahan evaluasi diri.
Apabila ada kesalahan tulisan, kekurangan dalam penjelasan, serta kesalahan dalam
penyampaian materi dan bahasa, sekiranya dapat dimaafkan.
Demikian kata pengantar ini saya rangkai, semoga modul ini bermanfaat
dan dapat dipahami dengan baik.

Tenggarong, 23 Agustus 2020

Penyusun,
Nur Inayah Al-‘Azhimah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………… ii


DAFTAR ISI ………….………………………………………….……. iii
BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………..……. 5
1.1 Latar Belakang ………………………………………….. 6
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………. 7
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………... 8
BAB 2 TAHAPAN INSTALASI ………………………………………….……. 9
2.1 Pengertian Debian ……………………………...………... 10
2.2 Fungsi & Kegunaan Debian …………………...………… 10
2.3 Kelebihan & Kekurangan Debian ……………...………... 10
2.4 Persiapan Instalasi Debian ……………...……..……….... 11
2.5 Tahap-Tahap Instalasi Debian ……………..………….... 11
BAB 3 PERINTAH DASAR & PORT NETWORKING ….…….. 30
3.1 Perintah Dasar ……………………………………...…… 31
3.2 Port Networking ………………………………………… 39
BAB 4 KONFIGURASI PAKET-PAKET …………………..…… 41
4.1 Konfigurasi IP Secara Statik …………………………….. 42
4.2 Konfigurasi IP Secara DHCP ……………………………. 50
4.3 Konfigurasi DNS Server …………………….………….. 60
4.4 Konfigurasi Web Server ……………………..………….. 71
4.5 Konfigurasi SSH ………………………………………… 77
4.6 Konfigurasi Mail Server …………………………..…….. 83
4.7 Konfigurasi Proxy Server …………………..……..……. 106
BAB 5 TROUBLESHOOTING …………………….……….……. 113
5.1 Troubleshooting di DNS Server ………………………... 114
5.2 Troubleshooting di Web Server ………………………… 120
5.3 Troubleshooting di Mail Server ………….……………... 124
5.4 Troubleshooting di DHCP Server ...…………………….. 135

iii
5.5 Troubleshooting di SSH ……………………………….. 139
BAB 6 STUDI KASUS ……………………………………………. 142
6.1 DHCP Server ………………………………………….. 143
6.2 Proxy Server : Transparent ……………………….…… 148
6.3 Proxy Server : Non-Transparent ………………………. 163
BAB 7 PENUTUP …………...…………………………………….. 179
7.1 Kesimpulan ……………………….…………………….. 180
7.2 Saran & Kritik …………………….……………………. 180

iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada kesempatan kali ini kita akan mempelajari tentang Debian, dimulai
dari memahami pengertian dari Debian dan tahap-tahap instalasinya, kemudian
memahami perintah dasar dalam Debian dan juga memahami port networking, lalu
memahami bagaimana konfigurasi paket-paket pada Debian dan arti dari tiap
perintahnya (dimulai dari konfigurasi IP secara statik, konfigurasi secara DHCP,
konfigurasi DNS, konfigurasi Web Server, konfigurasi SSH, konfigurasi Mail
Server, dan konfigurasi Proxy), serta memahami perihal troubleshooting.
Disini kita menggunakan Debian 9 dengan pengoperasian software Virtual
Box. Sebelum memasuki materi inti, pastikan kalian telah menginstall Debian 9
terlebih dahulu.
Mengatur IP secara statik merupakan hal paling dasar yang harus kita kuasai
pada Debian 9 yang mana fungsinya ialah untuk menghubungkan server antar
Debian dengan laptop kita sendiri. Jika kita salah atau tidak dapat menguasai cara
konfigurasi IP secara statik, maka konfigurasi yang lainnya tidak akan dapat
dijalankan. Begitu pula dengan mengatur IP secara DHCP (Dynamic Host Control
Protocol) yang gunanya untuk memberikan alamat IP secara otomatis pada client.
DNS dan Web Server sangatlah berkaitan erat sebab tanpa DNS kita tidak
akan bisa mengoperasikan Web Server. Agar bisa masuk ke dalam laman website
yang telah kita buat, maka diperlukanlah yang namanya alamat IP agar website bisa
diakses. Maka peran DNS disinilah sangat dibutuhkan agar dapat menerjemahkan
alamat IP ke dalam bentuk kalimat/nama atau menerjemahkan bentuk kalimat/nama
ke dalam alamat IP. Selain itu kita membutuhkan bahasa HTML yang mana
fungsinya sebagai bahan kita dalam mendesain sebuah website.
Pada SSH kita membutuhkan software tambahan yaitu, FileZilla. Fungsinya
sebagai perantara antar server Debian dengan komputer utama agar dapat menyalin
file sehingga memudahkan kita dalam mendesain sebuah website.
Pada Mail Server kita akan mempelajari cara membuat web menggunakan
subdomain mail dengan tujuan akhir berupa pembuatan akun user dengan domain
yang kita buat sendiri agar bisa saling bertukar pesan/mail.

6
Proxy adalah sebuah server atau program komputer yang menyediakan
seuatu layanan untuk meneruskan permintaan client yang berhubungan dengan
internet. Jadi, bisa juga dibilang sebagai perantara antara client dengan internet.
Bisa disimpulkan bahwa, konfigurasi antar paket-paket sangatlah berkaitan erat.
Penguasaan rinci terhadap cara mengonfigurasi di setiap poin dibutuhkan sebuah
ketelitian dan kesabaran agar tujuan akhir akan tercapai.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Debian?


2. Apa fungsi dan kegunaan Debian?
3. Apa kelebihan dan kekurangan Debian?
4. Bagaimana persiapan penginstalan Debian?
5. Bagaimana tahap-tahap penginstalan Debian?
6. Apa saja perintah dasar dalam pengoperasian Debian?
7. Apa saja macam-macam port networking?
8. Bagaimana cara mengonfigurasi IP secara statik? dan apa arti dari tiap
perintahnya?
9. Bagaimana cara mengonfigurasi IP secara DHCP? dan apa arti dari tiap
perintahnya?
10. Bagaimana cara mengonfigurasi DNS? dan apa arti dari tiap perintahnya?
11. Bagaimana cara mengonfigurasi Web Server? dan apa arti dari tiap
perintahnya?
12. Bagaimana cara mengonfigurasi SSH? dan apa arti dari tiap perintahnya?
13. Bagaimana cara mengonfigurasi Mail Server? dan apa arti dari tiap
perintahnya?
14. Bagaimana cara mengonfigurasi Proxy pada Debian? Dan apa arti dari tiap
perintahnya?
15. Bagaimana troubleshooting pada Debian?

7
1.3 Tujuan Penulisan

1. Memahami pengertian Debian.


2. Memahami fungsi dan kegunaan Debian.
3. Memahami kelebihan dan kekurangan Debian.
4. Memahami persiapan penginstalan Debian.
5. Memahami tahap-tahap penginstalan Debian.
6. Memahami perintah dasar dalam pengoperasian Debian.
7. Memahami macam-macam port networking.
8. Memahami cara mengonfigurasi IP secara statik dan arti tiap perintahnya
9. Memahami cara mengonfigurasi IP secara DHCP dan arti tiap perintahnya.
10. Memahami cara mengonfigurasi DNS dan arti tiap perintahnya.
11. Memahami cara mengonfigurasi Web Server dan arti tiap perintahnya.
12. Memahami cara mengonfigurasi SSH dan arti tiap perintahnya.
13. Memahami cara mengonfigurasi Mail Server dan arti tiap perintahnya.
14. Memahami cara mengonfigurasi Proxy dan arti tiap perintahnya
15. Memahami troubleshooting pada Debian.

8
BAB 2
TAHAPAN INSTALISASI
2.1 Pengertian Debian

Debian adalah sebuah sistem operasi Open Source yang merupakan turunan
dari Linux dan dikembangkan secara terbuka untuk programmer yang bersedia
mengembangkan sistem operasi ini. Debian merupakan gabungan dari perangkat
lunak yang dikembangkan dengan lisensi GNU dan utamanya menggunakan kernel
Linux, sehingga populer dengan nama Debian GNU/Linux.
Debian ditemukan/diciptakan oleh seorang bernama Ian Murdock pada
tanggal 16 Agustus 1993 dan ia memberikan nama Debian sebagai salah satu distro
Linux. Nama Debian sendiri terdiri dari kata deb dan ian yang mana deb merupakan
nama kekasihnya, yaitu Debra dan ian merupakan namanya sendiri, yaitu Ian
Murdock.

2.2 Fungsi & Kegunaan Debian

1. Penyedia layanan, seperti DNS server, Mail server, Proxy Server, dan lainnya.
2. Pengatur proses jaringan, seperti fungsi router, repeater, dan lainnya.
3. Untuk melakukan troubleshooting dalam artian bisa mendeteksi kesalahan yang
ada pada hardware, software, maupun jaringan.

2.3 Kelebihan & Kekurangan Debian

Kelebihan :
1. Merupakan sistem operasi yang kestabilan programnya telah teruji , tidak
mudah hang, walaupun telah dinyalakan non-stop selama berbulan-bulan.
2. Sistem operasi yang Open Source yang dalam artiannya semua daftar
program dapat dilihat dan diubah tanpa adanya larangan.
3. Sistem operasi yang Free Software yang dalam artiannya dapat menyalin,
mengambil, mengcopy, dan menyebarkannya dengan bebas.

10
4. Debian Distribution memuat sangat banyak software, setidaknya lebih dari
50.000 buah pada rilis terbaru saat ini.
5. Pengguna Debian tidak memerlukan antivirus.
6. Debian tersedia untuk semua jenis komputer yang ada saat ini.

Kekurangan :
1. Cukup sulit untuk dikonfigurasi bagi yang pemula.
2. Proses pengembangan/update dari sistem Debian yang cukup lama.
3. Tidak cocok untuk bermain game karena hanya sedikit game yang support
di Debian dan umumnya Debian tidak digunakan untuk bermain game.

2.4 Persiapan Instalasi Debian

1. Laptop
2. File ISO Debian 9.6.0
3. Software VirtualBox

2.5 Tahap-Tahap Instalasi Debian

1. Pertama, buka Oracle VM VirtualBox.

11
2. Klik New pada bagian atas.

3. Maka, tampilan selanjutnya akan menjadi seperti gambar di bawah ini.

Hal yang perlu kita atur pada tahap ini adalah :


▪ Bagian Name:, isi sesuai dengan kemauan kalian. Disini saya isi dengan Nur
Inayah.
▪ Bagian Machine Folder:, tidak perlu diubah.
▪ Bagian Type:, pilih Linux.
▪ Bagian Version:, pilih Debian (64-bit).

12
4. Atur seberapa besar RAM yang ingin Anda digunakan. Disini saya
menggunakan RAM sebesar 2048 MB (setengah dari RAM komputer).

5. Pilih Create a virtual hard disk now, lalu klik Create.

6. Pilih VDI (Virtual Disk Image), lalu klik Next.

13
7. Pilih Dynamically allocated, lalu klik Next.

8. Pada tahap ini kita diminta untuk menentukan lokasi file dan dan ukuran hard
disk, yaitu sesuai dengan kemauan Anda (opsional). Disini saya menggunakan
15.00 GB, lalu klik Next.

14
9. Maka, tampilan akan menjadi seperti gambar di bawah ini.

Bisa dilihat bahwa kita telah berhasil membuat folder Debian dengan nama file
Nur Inayah.
10. Sebelum kita memulai proses instalasi lebih lanjut, terlebih dahulu kita akan
memasukkan file ISO Debian versi 9.6.0. Caranya dengan buka settings dan
arahkan pada menu Storage seperti gambar di bawah ini.

15
11. Bisa dilihat pada kolom Storage Devices arahkan pada logo kaset dengan
tulisan Empty seperti gambar di bawah.

12. Selanjutnya, pada kolom Attributes bagian Optical Drive, klik gambar kaset
berwarna biru seperti gambar di bawah ini. Lalu, masukkan file ISO Debian
versi 9.6.0.

16
Jika sudah seperti gambar diatas, klik OK. Maka tampilan akan kembali seperti
sebelumnya. Anda hanya perlu klik Start untuk memulai proses instalasi
Debian lebih lanjut.
13. Pilih Install, lalu tekan tombol enter.

14. Pada tahap ini kita diminta untuk mengatur bahasa. Pilih English, kemudian
tekan tombol enter.

17
15. Disini kita diminta untuk menetukan lokasi. Pilih Other, kemudian tekan
tombol enter.

16. Disini kita diminta untuk menentukan benua. Pilih Asia, kemudian tekan
tombol enter.

18
17. Disini kita diminta untuk menentukan negara. Pilih Indonesia, kemudian tekan
tombol enter.

18. Disini kita diminta untuk menentukan negara mana sebagai patokan pengaturan
dasar lokasi. Pilih United States, lalu tekan tombol enter.

19. Pilih American English, lalu tekan tombol enter.

19
20. Pada tahap ini kita diminta untuk mengisi hostname. Disini saya isi dengan
nama nurinayah.

21. Selanjutnya kita diminta untuk mengisi nama domain. Disini saya isi dengan
nurinayah.

20
22. Kita diminta untuk mengatur password. Silahkan atur password sesuai
keinginan Anda.

23. Kita diminta untuk mengulang password yang sama.

21
24. Selanjutnya, kita diminta untuk mengatur nama panjang sebagai user. Disini
saya samakan dengan pengaturan sebelumnya saja, yaitu dengan nama
nurinayah.

25. Kita diminta untuk mengisi username untuk akun kita. Disini saya isi dengan
nama nurinayah.

22
26. Kemudian, kita diminta untuk mengatur password lagi. Disini saya samakan
dengan pengaturan password yang sebelumnya agar tidak membingungkan
untuk dikemudian hal.

27. Disini kita diminta untuk mengulang password lagi.

28. Disini kita diminta untuk menentukan zona waktu kita. Pilih Western.

23
29. Pilih Guided – use entire disk, lalu tekan tombol enter.

30. Selanjutnya, disini cukup tekan tombol enter saja.

24
31. Pilih All files in one partition (recommended for new users), lalu enter.

32. Kemudian, cukup tekan tombol enter pada tulisan Finish partitioning and
write changes to disk.

25
33. Pilih Yes, lalu tekan tombol enter.

34. Pilih No, kemudian tekan tombol enter.

35. Tahap selanjutnya, tampilan akan menjadi seperti gambar di bawah.

26
Ubah pengaturan tersebut hingga simbol bintang hanya pada opsi SSH server
dan standard system utilities dengan menggunakan tombol spasi seperti
gambar di bawah.

36. Pilih Yes, kemudian tekan tombol enter.

27
37. Pilih /dev/sda., kemudian tekan tombol enter.

38. Tahap terakhir cukup tekan tombol enter pada Continue dan tunggu hingga
proses instalasi Debian selesai.

28
39. Selanjutnya, kita akan masuk pada tampilan utama Debian.

Perlu diperhatikan, pada tahap login isi dengan root. Lalu untuk password, isi
sesuai dengan yang telah kita atur sebelumnya.

Sekarang, kita telah bisa mengoperasikan konfigurasi pada Debian.

29
BAB 3
PERINTAH DASAR &
PORT NETWORKING
3.1 Perintah Dasar

1. Perintah cd .. ˗˗˗ berguna untuk kembali ke direktori sebelumnya dan masuk ke


direktori /home.

2. Perintah cd / ˗˗˗ berguna untuk masuk ke direktori root.

3. Perintah cd /etc/(direktori)/direktori ˗˗˗ berguna untuk masuk ke direktori yang


ingin kita tuju secara langsung.

4. Perintah ls ˗˗˗ berarti list yang berguna untuk menunjukkan daftar direktori apa
saja yang ada pada direktori tersebut.

5. Perintah ls -lh ˗˗˗ berguna untuk menunujukan daftar direktori secara detail.

6. Perintah mkdir (direktori) ˗˗˗ berarti make directory yang berguna untuk
membuat direktori baru.

31
7. Perintah rmdir (direktori) ˗˗˗ berarti remove directory yang berguna untuk
menghapus direktori yang ada.

8. Perintah rm (direktori) ˗˗˗ berguna untuk menghapus file yang ada.

9. Perintah touch (direktori) ˗˗˗ berguna untuk membuat sebuah file.

10. Perintah cat (direktori) ˗˗˗ berguna untuk menampilkan atau melihat isi
direktori.

11. Perintah nano (direktori) ˗˗˗ berguna sebagai text editor.

32
12. Perintah cp /(direktori) /(direktori) ˗˗˗ berguna untuk menyalin file atau
direktori.

13. Perintah mv (direktori) /(direktori) ˗˗˗ berguna untuk memindahkan file atau
direktori.

14. Perintah find -name (direktori) ˗˗˗ berguna untuk mencari direktori terletak
dimana saja.

15. Perintah who ˗˗˗ berguna untuk melihat user yang dipakai.

16. Perintah passwd ˗˗˗ berguna untuk membuat password baru.

33
17. Perintah history ˗˗˗ berguna untuk melihat perintah apa saja yang telah
dilakukan.

18. Perintah reboot ˗˗˗ berguna untuk melakukan restart pada program yang
berjalan.

19. Perintah poweroff ˗˗˗ berguna untuk menon-aktifkan program yang berjalan.

34
20. Perintah clear ˗˗˗ berguna untuk membersihkan jendela terminal yang sedang
terlihat sekarang, tetapi bukan berarti perintah yang dijalankan sebelumnya
hilang. Jika kita scroll up, maka perintah yang telah dijalankan sebelumnya
masih bisa terlihat.

21. Perintah chmod ˗˗˗ berguna untuk mengganti hak akses pada sebuah file atau
direktori.

22. Perintah dir ˗˗˗ berguna untuk melihat daftar isi direktori.

35
23. Perintah systemctl ˗˗˗ berguna untuk melakukan restart pada paket.

24. Perintah ping (ip address) ˗˗˗ berguna untuk melakukan pengecekan koneksi
antar jaringan.

25. Perintah uptime ˗˗˗ berguna untuk melihat jumlah waktu penggunaan
komputer.

26. Perintah adduser (user) ˗˗˗ berguna untuk menambahkan pengguna.

27. Perintah addgroup (group) ˗˗˗ berguna untuk membuat grup dalam sebuah
jaringan.

28. Perintah aptget install (packet) ˗˗˗ berguna untuk menginstall paket yang
sudah ada di dalam program.

36
29. Perintah ps axu ˗˗˗ berguna untuk melihat seluruh proses yang sedang
dijalankan.

30. Perintah service --status-all ˗˗˗ berguna untuk melihat service atau program
yang sedang bekerja.

31. Perintah cal -y ˗˗˗ berguna untuk menampilkan kalender selama setahun penuh.

37
32. Perintah whoami ˗˗˗ berguna untuk melihat direktori yang sedang aktif.

38
3.2 Port Networking

Port berfungsi sebagai perantara yang menghubungkan antar kedua sisi. Hal
itu juga berlaku pada port networking yang fungsinya juga sebagai perantara yang
menghubungkan antar fungsi jaringan dan protocol yang berbeda-beda. Port
networking memiliki banyak sekali macamnya, berikut port networking yang
biasanya sering digunakan.
Port Protocol Keterangan

FTP server (File Transfer Protocol) berfungsi


untuk memberikan layanan tukar menukar file
21 FTP Server dimana server tersebut selalu siap memberikan
layanan FTP apabila mendapat permintaan
(request) dari FTP client.

22 SSH Port ini digunakan pada protocol SSH (Secure


Shell).

23 Telnet Port ini berfungsi untuk menguhubungkan antar


client telnet dengan server telnet.
SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) berfungsi
25 SMTP untuk mengirimkan surat elektroknik (mail) dari
server ke penerima.

53 DNS Port ini digunakan pada protocol DNS (Domain


Name System).

Port ini biasanya digunakan untuk Web Server,


80 Web Server jadi ketika user mengetikkan alamat IP atau
hostname di Web Browser, maka Web Browser
akan melihat alamat IP tersebut pada port 80.

Web Server
81 Ketika port 80 diblock, maka port 81 akan
Alternatif digunakan sebagai port altenatif Hosting Website.

POP3 (Post Office Protocol version 3) adalah


110 POP3 protokol yang digunakan untuk mengambil surat
elektronik (email) dari server email.
IMAP (Internet Message Access Protocol) adalah
143 IMAP protokol standar untuk mengakses/mengambil e-
mail dari server. IMAP memungkinkan pengguna
memilih pesan e-mail yang akan ia ambil,

39
membuat folder di server, mencari pesan e-mail
tertentu, bahkan menghapus pesan e-mail yang
ada.
Seluruh komunikasi yang dilakukan melalui
HTTPS (Hypertext Transfer Protocol Securre)
443 HTTPS akan dienkripsi dan dianalisa dengan tujuan untuk
keamanan ketika terjadi transaksi data melalui
internet.
SSL (Secure Socket Layer) adalah cara sebuah
465 SSL situs web membuat sambungan aman dengan
browser web pengguna.
SIMAP (Secure Internet Mail Access Protocol),
993 SIMAP protocol ini berfungsi pengamanan dalam
mengakses/mengambil e-mail dari server.

40
BAB 4
KONFIGURASI PAKET-PAKET
4.1 Konfigurasi IP Secara Statik

Berikut rincian tata cara konfigurasi IP secara statik pada Debian.


1. Hal pertama yang dapat kita lakukan ialah mengatur IP laptop terlebih dahulu.
Sebelum mengatur IP laptop, terlebih dahulu kita akan mengatur adapter pada
server Debian agar nantinya IP di kedua server dapat saling terhubung.
Buka VirtualBox seperti biasanya.

Pada gambar diatas dapat kita lihat bahwa adapter pada server Debian masih
berada pada pengaturan default. Untuk mengaturnya, klik settings > network.

Lalu pada Adapter 1 kita ubah Attached to: menjadi Host-only Adapter,
kemudian klik OK.

42
Pengaturan adapter pada server Debian telah berhasil jika tampilan sudah
sesuai dengan gambar diatas.
2. Setelah itu, kita atur alamat IP pada laptop.
Buka aplikasi Control Panel seperti gambar dibawah.

Lalu, ikuti bagan dibawah ini.

Control Panel > Network and Internet > Network and


Sharing Center > Change Adapter Settings

Pada tahap seperti diatas kita hanya perlu mencari adapter yang sesuai dengan
adapter yang sudah kita atur pada server Debian. Pada kasus ini, biasanya
adapter yang tersedia hanya satu, yaitu VirtualBox Host-Only Network #2.

43
Klik properties.

Pilih Internet Protocol


Version 4 (TCP/IPv4),
lalu klik Properties.

Isi IP Address, Subnet


Mask, dan Default
Gateway sesuai dengan
apa yang hendak kita isi.

Perlu diingat bahwa IP


pada IP Address
merupakan IP laptop,
sedangkan IP pada Default
Gateway merupkan IP
server Debian.

44
Disini saya menggunakan alamat IP 192.168.100.28 pada laptop dan alamat IP
192.168.100.127 pada server Debian dengan menggunakan prefik 28 atau
Subnet Mask 255.255.255.128.
3. Selanjutnya kita akan langsung konfigurasi IP secara statik pada Debian.
Sebelum masuk ke dalam konfigurasi pengaturan IP secara statik, terlebih
dahulu saya akan menyarankan untuk mengecek nama adapter dan IP yang
sudah tersedia (IP default) pada Debian.
Pengecekan berguna agar kita lebih berhati-hati dan teliti dalam
mengonfigurasi, serta meminimalisir kegagalan. Untuk pengecekan tersebut
kita bisa menggunakan perintah ip a.

45
Dengan melihat gambar diatas, kita telah mengetahui bahwa kita mempunyai
dua buah ether, yaitu ether dengan nama lo (ether default sehingga tidak perlu
lagi diatur) serta ether dengan nama enp0s3 (ether yang akan kita atur).
Untuk pengaturan IP secara statik pada Debian, kita dapat menggunakan
perintah berikut.
Konfigurasi 01

nano /etc/network/interfaces

Perintah tersebut menunjukkan bahwa kita akan masuk ke dalam folder


interfaces yang berada di dalam folder network (diawali perintah nano
yang gunanya sebagai editor text).
Di dalam folder interfaces terdapat pula pengaturan alamat IP Debian.
Di dalam folder itulah kita akan atur alamat IP secara statik.

Selanjutnya, tampilan akan menjadi seperti diatas.

46
4. Berikut hal-hal yang harus kita konfigurasi.

Dua baris terakhir pada konfigurasi tersebut, kita beri tanda pagar (#).

Guna tanda pagar (#) adalah untuk menon-aktifkan perintah yang ada. Pada
tulisan yang sudah tertera, pengaturan IP akan dilakukan secara DHCP
(otomatis). Maka tanda pagar (#) diperlukan agar kita bisa mengatur IP secara
statik. Selanjutnya, kita akan menambahkan perintah baru, yaitu
Konfigurasi 02

auto enp0s3
iface enp0s3 inet static
address 192.168.100.27/25

Perintah diatas menunjukkan bahwa ether enp0s3 diatur secara statik


dengan pemberian alamat IP 192.168.100.27/25.
Perlu diperhatikan bahwa kata yang diberi highlight bersifat opsional,
yaitu bisa diubah.

47
Perlu diingat bahwa untuk penggunaan IP pada server Debian harus
disesuaikan dengan penggunaan IP pada laptop yang telah kita atur sebelumnya.
Jika tidak sesuai, maka server Debian dengan server laptop tidak akan dapat
saling terhubung.
Jika telah melakukan semua konfig seperti diatas, lalu disimpan. Cara
menyimpannya ialah dengan ctrl+X > tekan Y > lalu enter.
5. Selanjutnya adalah melakukan restart networking agar konfigurasi yang telah
kita buat tersimpan.
Tahap ini juga merupakan tahap terpenting karena jika kita tidak melakukan
restart network, maka semua hal yang telah kita atur sebelumnya tidak akan
tersimpan. Caranya ialah dengan menggunakan perintah berikut ini.

Konfigurasi 03

/etc/init.d/networking restart

Perintah diatas merupakan perintah untuk merestart networking pada


Debian.

Jika ada tulisan OK berwarna hijau, maka restart telah berhasil.


6. Terakhir adalah tahap pengecekan. Lakukan cek ping antar kedua server.
Cek ping dari server Debian ke server laptop.

Perlu diingat bahwa untuk pengecekan ping pada Debian akan terus terulang,
maka untuk memberhentikannya gunakan ctrl+C.

48
Cek ping dari server laptop ke server Debian.

Jika TTL maka konfigurasi IP secara statik pada debian telah berhasil.

49
4.2 Konfigurasi IP Secara DHCP

DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol), yaitu sebuah protocol yang


berguna sebagai server untuk memberikan alamat IP kepada client secara otomatis.
Pada pembahasan kali ini, penerapan konfigurasi DHCP server memerlukan sistem
operasi Windows yang nantinya akan kita jadikan sebagai client (penerima alamat
IP). Maka dari itu, pastikan kalian telah menginstall sistem operasi Windows di
VirtualBox terlebih dahulu. Berikut konfigurasi DHCP server pada Debian.
1. Hal pertama yang akan kita lakukan adalah mengatur adapter dan alamat IP.
Untuk lebih jelas, perhatikan topologi berikut.

Pada server Debian saya akan aktifkan dua adapter. Adapter pertama akan
terhubung langsung ke laptop utama secara statik. Lalu, pada adapter kedua akan
terhubung langsung ke komputer virtual (berupa Windows) secara DHCP.
Sesuai dengan topologi diatas, terdapat tiga perangkat yang akan kita atur
adapternya. Perhatikan penjelasan berikut.
a. Pengaturan Adapter pada PC.
Seperti biasa, buka Control Center dan atur alamat IP menjadi 192.168.100.28
dengan prefix 25.

50
b. Pengaturan Pada Adapter Debian.

Pada Adapter 1 atur dengan Host-only Adapter yang gunanya mengarah


langsung ke PC (adapter antara server Debian dan PC yang pengaturan alamat
IPnya secara statik).

51
Pada Adapter 2 atur dengan Internal Network yang gunanya
menghubungkan sesama perangkat didalam aplikasi (software). Lalu, atur
nama adapter dengan opsional (bebas). Disini kita atur dengan nama al.
c. Pengaturan Adapter pada Windows.

Pada Adapter 1 atur dengan Internal Network dan samakan nama


adapternya dengan adapter pada server Debian yang sejalur dengan server
Windows. Jika nama adapter tidak sama, maka itu dianggap berbeda
jaringan.
2. Selanjutnya, kita akan atur alamat IP pada Debian. Sebelum itu gunakan perintah
ip a untuk mengecek adapter/ether pada debian.

52
Bisa dilihat bahwa pada server Debian memiliki tiga adapter/ether, yaitu ether
pertama dengan nama lo, yaitu ether default sehingga tidak perlu ada lagi
pengaturan. Ether kedua dengan nama enp0s3, yaitu ether yang terhubung ke
komputer utama yang sudah kita atur sebelumnya secara statik (dengan alamat
IP 192.168.100.27) sehingga tidak perlu ada lagi pengaturan. Serta ether ketiga
dengan nama enp0s8, yaitu ether yang terhubung ke Windows sehingga ether
inilah yang akan kita gunakan untuk pengonfigurasian DHCP server.
Selanjutnya, gunakan perintah dibawah ini.

Konfigurasi 01

nano /etc/network/interfaces

Konfigurasi tersebut menunjukkan bahwa kita akan berada pada


direktori interfaces yang berada di dalam direktori network dengan
perintah nano yang bertujuan sebagai text editor.
Pada direktori inilah kita bisa mengatur alamat IP pada Debian. Perlu
diketahui bahwa setiap perintah yang diawali dengan perintah nano
menunjukkan bahwa direktori yang dituju ialah dalam mode edit.
Tampilan selanjutnya akan menjadi seperti berikut.

Setelah itu, kita lanjutkan konfigurasi tersebut dengan perintah seperti berikut.

53
Konfigurasi 02

auto enp0s8
iface enp0s8 inet static
address 192.168.1.1/28

Perintah untuk mengatur alamat IP pada server Debian.

Setelah itu, jangan lupa untuk restart networking seperti biasa.


3. Selanjutnya, kita akan install paket DHCP, yaitu isc-dhcp-server.

Konfigurasi 03

apt-get install isc-dhcp-server

Perintah untuk menginstall paket DHCP server.

4. Setelah itu, gunakan perintah dibawah ini.

Konfigurasi 04

nano /etc/default/isc-dhcp-server

Perintah tersebut menunjukkan kita akan masuk ke dalam direktori isc-


dhcp-server yang berada dalam direktori default.

Maka, tampilan selanjutnya akan menjadi seperti berikut.

54
Pada tahap ini, cari perintah yang bertuliskan INTERFACESv4=””, lalu isi
dengan nama ether, yaitu enp0s8 seperti dibawah ini.

Konfigurasi 05

INTERFACESv4=”enp0s8”

Konfigurasi diatas berarti menunjukkan bahwa ether enp0s8 berada


pada interfacesv4.

5. Selanjutnya, gunakan perintah dibawah ini.

Konfigurasi 06

nano /etc/dhcp/dhcpd.conf

Perintah diatas menunjukkan kita akan masuk ke direktori dhcp.conf


pada direktori dhcp.

Tampilan selanjutnya akan menjadi seperti berikut ini.

55
Pada bagian ini terdapat banyak sekali konfigurasi. Scroll down hingg
menemukan perintah #a slightly seperti dibawah ini.

56
Pada tahap berikut, kita aktifkan perintah yang ada dengan menghapus tanda
pagar (#) dari baris yang bertuliskan subnet sampai baris dengan tanda tutup
kurung kurawal (}) seperti dibawah ini.

Setelah itu, ada beberapa hal yang perlu kita atur hingga menjadi seperti dibawah
ini.

57
Konfigurasi 07

subnet 192.168.1.0 netmask 255.255.255.240 {

Terdapat dua hal yang perlu kita atur pada baris diatas, yaitu pada
subnet diisi dengan Network Address (NA) dari alamat IP 192.168.1.1,
yaitu 192.168.1.0, sedangkan netmask diisi dengan Subnet Mask (SM)
dari alamat IP 192.168.1.1, yaitu 255.255.255.240.

range 192.168.1.5 192.168.1.10 ;

Range diisi dengan range/host dari alamat IP 192.168.1.1, yaitu dari


192.168.1.2 sampai 192.168.1.15 (192.168.1.1 sudah digunakan sebagai
alamat IP server Debian dan 192.168.1.15 sudah digunakan sebagai
Broadcast Address. Tetapi, penggunaan range bersifat opsional
tergantung kebutuhan client. Disini kita menggunakan alamat IP dari
192.168.1.5 sampai 192.168.1.10 (muat 6 client).

option routers 192.168.1.1 ;

Option routers diisi dengan gateway (alamat IP yang dipakai server


Debian, yaitu 192.168.1.1.

option broadcast-address 192.168.1.15 ;

Option broadcast-address diisi dengan Broadcast Address (BC) dari


alamat IP 192.168.1.1, yaitu 192.168.1.15.

6. Setelah itu, lakukan restart pada paket DHCP server.

Konfigurasi 08

58
/etc/init.d/isc-dhcp-server restart

Perintah untuk restart paket DHCP server.

7. Terakhir, lakukan pengecekan pada Windows dengan menggunakan perintah


ipconfig.

Bisa dilihat, Windows telah menerima alamat IP dari server Debian, yaitu
192.168.1.5 dengan Subnet Mask 255.255.255.240, serta memiliki gateway
192.168.1.1. Sekarang kita coba cek PING antar Windows dan server Debian.

Bisa dilihat, kita telah berhasil mengonfigurasi DHCP server.

59
4.3 Konfigurasi DNS Server

Apa itu DNS? DNS merupakan singkatan dari Domain Name System. Salah
satu protocol yang gunanya menampung database dari tiap alamat IP yang
kemudian ditranslasikan ke dalam hostname atau sebaliknya.
Saat kita mengunjungi sebuah website, hal pertama yang akan kita lakukan
adalah mencari dengan hostname/domain dari website tersebut pada kolom
pencarian. Tentu saja hal itu jauh lebih efisien dan mudah dibandingkan harus
mencari dengan alamat IP untuk bisa mengunjungi sebuah website. Karena pada
dasarnya proses kerja dari sebuah komputer adalah dengan menggunakan dan
memahami angka-angka saja, tidak dengan huruf. Oleh sebab itu, disinilah fungsi
DNS berkerja. Fungsi DNS antara lain sebagai berikut.

1 Sebagai penyedia alamat IP bagi tiap hostname

2 Melakukan identifikasi alamat komputer dalam suatu jaringan

3 Melakukan pendataan server email

4 Mentranskripsikan nama domain menjadi alamat IP

5 Mempermudah user untuk tidak perlu mengingat alamat IP

Berikut konfigurasi DNS pada Debian.


1. Pertama-tama, kita akan mengatur alamat IP nameserver terlebih dahulu. Alamat
IP nameserver inilah yang nantinya akan kita translasikan ke dalam sebuah
domain. Disini kita menggunakan alamat IP 192.168.100.27/25.

Konfigurasi 01

nano /etc/network/interfaces

Konfigurasi tersebut menunjukkan bahwa kita akan berada pada


direktori interfaces yang berada di dalam direktori network dengan
perintah nano yang bertujuan sebagai text editor.
Pada direktori inilah kita bisa mengatur alamat IP pada Debian. Perlu
diketahui bahwa setiap perintah yang diawali dengan perintah nano
menunjukkan bahwa direktori yang dituju ialah dalam mode edit.

60
Maka, tampilan selanjutnya akan menjadi seperti berikut.

Selanjutnya, beri tanda pagar (#) pada tiga baris terakhir konfigurasi tersebut.
Tanda pagar (#) berguna untuk menon-aktifkan perintah yang ada.

Lalu, kita akan tuliskan perintah dibawahnya seperti berikut.

61
Konfigurasi 02

auto enp0s3
iface enp0s3 inet static
address 192.168.100.27/25
nameserver 192.168.100.27

Konfigurasi tersebut menunjukkan bahwa pada port yang bernama


enp0s3 telah diatur secara statik sehingga telah memiliki alamat IP
192.168.100.27 dengan prefix 25 dan memiliki alamat IP nameserver yang
sama (tanpa prefix).

Setelah itu simpan pengaturan dengan Ctrl X + Ctrl Y + enter dan lakukan
restart networking seperti. Perlu diperhatikan, atur juga alamat IP di laptop
dengan jaringan yang sama. Lalu jangan lupa lakukan pengecekan PING antara
laptop dan Debian server untuk membuktikan kedua pihak telah saling
terhubung.

62
2. Selanjutnya install paket DNS seperti berikut.

Konfigurasi 03

apt-get install bind9

bind9 juga merupakan nama paket dari DNS server.

Perlu diperhatikan, masukkan kaset dengan file iso Debian 9 jika kaset belum
dimasukkan. Lalu, tekan y untuk melanjutkan instalasi paket DNS.
3. Lalu, kita akan mengatur zone forward dan zone reverse. Zone forward
merupakan konfigurasi untuk penambahan domain, sedangkan zone reverse
merupakan konfigurasi untuk pengaturan alamat IP nameserver.
Sebelum itu, gunakan perintah berikut.

Konfigurasi 04

cd /etc/bind

Perintah tersebut diawali dengan cd yang berarti kita akan memasuki


direktori bind, yaitu direktori dari pengaturan DNS atau bisa disebut
folder DNS/bind.
Selanjutnya, gunakan perintah berikut untuk masuk ke dalam pengaturan zone
forward dan zone reverse.

Konfigurasi 05

nano named.conf.local

63
Perintah tersebut menunjukkan kita akan memasuki direktori
named.conf.local yang diawali dengan perintah nano sebagai text editor.
Setelah itu, tampilan akan menjadi seperti berikut.

Tidak ada yang perlu kita ubah pada konfigurasi yang telah ada, kita akan
melanjutkan konfigurasi baru seperti konfigurasi berikut.

Konfigurasi 06

zone “naya.com”{
type master;
file “/etc/bind/db.forward”;
};

zone “100.168.192.in-addr.arpa”{
type master;
file “/etc/bind/db.reverse”;
};

Dengan rincian penjelasan sebagai berikut.

64
zone “naya.com”{
type master;
file “/etc/bind/db.forward”;
};
Pada paragraf pertama dari konfigurasi diatas merupakan bagian dari
zone forward. Pada bagian itulah kita mengatur nama domain dan juga
penempatannya. Nama domain yang akan kita gunakan kali ini adalah
naya.com yang mana pengaturan zone forward berlokasi di direktori
db.forward (berarti database forward) yang berada didalam direktori
bind.

zone “100.168.192.in-addr.arpa”{
type master;
file “/etc/bind/db.reverse”;
};
Pada paragraf kedua dari konfigurasi diatas merupakan bagian dari zone
reverse. Dapat dilihat pada baris pertama terdapat alamat IP
nameserver yang dibalik (reverse) tanpa menggunakan octat keempat.
Pengaturan zone reverse berlokasi di direktori db.reverse (berarti
database reverse) yang berada didalam direktori bind.

Perintah yang telah diberi highlight bersifat opsional, yang artinya


pengaturan tersebut bebas diganti.

4. Selanjutnya, kita akan membuat folder database forward dan database reverse
yang berkaitan dengan konfigurasi sebelumnya. Gunakan perintah dasar ls untuk
melihat daftar folder apa saja yang berada pada direktori bind.

Bisa dilihat bahwa folder db.forward dan db.reverse belum ada. Gunakan
perintah seperti berikut.

Konfigurasi 07

cp db.local db.forward
cp db.127 db.reverse

Perintah cp berarti copy (menyalin). Perintah diatas memiliki arti bahwa

65
folder db.local telah disalin menjadi db.forward dan db.127 telah disalin
menjadi db.reverse.
Gunakan kembali perintah ls untuk mengecek kembali daftar folder dalam
direktori bind.

Dapat dilihat bahwa folder untuk db.forward dan db.reverse telah ada.
5. Selanjutnya, kita akan masuk ke dalam folder db.forward dengan menggunakan
perintah berikut.

Konfigurasi 08

nano db.forward
Selanjutnya, tampilan akan menjadi seperti berikut.

Ubah semua tulisan localhost menjadi nama domain dan ubah alamat IP default
menjadi alamat IP nameserver, lalu lanjutkan konfigurasi seperti di bawah ini.

66
Konfigurasi (Lanjutan) 09

www IN A 192.168.100.27
mail IN A 192.168.100.27
@ IN MX 1O 192.168.100.27
ntp IN A 192.168.100.27

Konfigurasi lanjutan diatas menunjukkan bahwa kita telah membuat


subdomain, yaitu www, mail, dan ntp dengan menggunakan alamat IP
nameserver 192.168.100.27. Subdomain tersebut berguna saat kita ingin
meneruskan konfigurasi pada paket selanjutnya.
Subdomain www berguna pada konfigurasi Web server, subdomain mail
dan @ berguna pada konfigurasi Mail Server, serta subdomain ntp
berguna saat konfigurasi ntp.

6. Selanjutnya, kita akan masuk ke dalam folder db.reverse dengan menggunakan


perintah berikut.

Konfigurasi 10

nano db.reverse

Selanjutnya, tampilan akan menjadi seperti berikut.

Sama seperti konfigurasi sebelumnya, ubah semua tulisan localhost menjadi

67
nama domain dan lakukan konfigurasi lanjutan seperti dibawah ini.

Konfigurasi (Lanjutan) 11

1 IN PTR www.naya.com.
1 IN PTR mail.naya.com.
1 IN PTR ntp.naya.com.

Konfigurasi lanjutan diatas merupakan terusan dari konfigurasi pada


db.forward sebelumnya. Pastikan urutan subdomainnya sesuai dengan
konfigurasi sebelumnya.

7. Selanjutnya, gunakan perintah dibawah ini.

Konfigurasi 12

nano /etc/resolv.conf

Perintah tersebut menunjukkan bahwa kita akan memasuki direktori


resolv.conf.

Tampilan akan menjadi seperti berikut.

Gunakan perintah tambahan dibawah ini dan ubah alamat IP nameserver sesuai
dengan apa yang telah kita atur sebelumnya.

68
Konfigurasi 13

domain naya.com
search naya.com
nameserver 192.168.100.27

Perintah domain dan search diatas memiliki arti bahwa domain yang
dicantumkan merupakan priority domain. Domain itulah yang didahulukan
sebagai tampilan utama dibandingkan domain yang lain.

8. Lalu, gunakan perintah dibawah ini.

Konfigurasi 14

nano /etc/hosts

Perintah tersebut menunjukkan bahwa kita akan memasuki direktori


hosts.
Maka, tampilan akan menjadi seperti ini.

Hal yang perlu kita lakukan adalah cukup ubah alamat IP pada baris kedua
menjadi alamat IP nameserver yang telah kita atur sebelumnya.

69
9. Pengaturan telah selesai, selanjutnya lakukan restart dengan menggunakan
perintah dibawah ini.

Konfigurasi 15

/etc/init.d/bind9 restart

Perintah restart paket DNS.


10. Terakhir, lakukan pengecekan dengan nslookup. Terlebih dahulu kita lakukan
penginstallan paket nslookup yang disebut dengan dnsutils.

Konfigurasi 16

apt-get install dnsutils

Perintah penginstallan paket nslookup.

Selanjutnya, langsung lakukan pengecekan nslookup pada domain.

Dapat dilihat bahwa konfigurasi DNS server telah berhasil dilakukan.

70
4.4 Konfigurasi Web Server

Web server berfungsi untuk menerima permintaan (request) berupa halaman


web melalui protocol HTTP atau HTTPS dari client, lalu mengirimkan kembali
(respon) hasil permintaan tersebut ke dalam bentuk halaman-halaman web yang
umumnya berbentuk dokumen HTML.
Pastikan sebelum melakukan konfigurasi Web server, lakukan konfigurasi DNS
terlebih dahulu. Berikut konfigurasi Web server pada Debian.
1. Hal pertama yang akan kita lakukan adalah install paket Web server, yaitu
apache2.

Konfigurasi 01

apt-get install apache2

Perintah penginstallan paket Web server.

2. Setelah itu, gunakan perintah dibawah ini.

Konfigurasi 02

nano /etc/apache2/sites-enabled/000-default.conf

Perintah tersebut menunjukkan bahwa kita memasuki direktori 000-


default.conf yang mana merupakan direktori default dalam situs yang
telah diaktifkan (sites enabled) pada Web server (apache2).
Maka, tampilan selanjutnya akan menjadi seperti berikut.

71
Tidak ada yang perlu kita ubah pada konfigurasi diatas, hanya saja kita akan
melajutkan konfigurasi seperti dibawah ini.

Konfigurasi 03

<VirtualHost *:80>
ServerAdmin nay@naya.com
ServerName naya.com
ServerAlias www.naya.com
DocumentRoot /var/www/html/nay
</VirtualHost>
Konfigurasi diatas merupakan konfigurasi utama dalam Web server.
Perlu diingat juga bahwa port 80 merupakan protocol HTTP dalam Web
server serta menggunakan subdomain www.
Pada baris ServerName diisi domain utama (tidak boleh subdomain), pada
baris ServerAlias diisi dengan subdomain www, dan pada baris

72
DocumentRoot merupakan lokasi dimana laman web dengan format HTML
berada sebagai tampilan dari Web server nantinya, dengan nama folder
opsional (bebas).

3. Selanjutnya, kita akan membuat folder yang sesuai dengan konfigurasi diatas.
Pada pembahasan kali ini, kita akan membuat folder dengan nama nay.
Perhatikan konfigurasi berikut ini.

Konfigurasi 04

cd /var/www/html

Perintah tersebut menunjukkan kita akan memasuki direktori html yang


berada didalam direktori www dan var.
Gunakan perintah ls untuk mengecek terlebih dahulu daftar folder apa saja yang
ada dalam direktori html.

Dapat dilihat bahwa pada direktori html hanya ada file berformat html. Untuk
itu, sekarang kita akan membuat folder nay dengan menggunakan perintah
dibawah ini.

Konfigurasi 05

mkdir nay

mkdir berarti make directory. Pada pembahasan kali ini kita telah
membuat folder dengan nama nay.
Gunakan kembali perintah ls untuk mengecek apakah folder nay telah berhasil
kita buat atau tidak.

Bisa dilihat bahwa pada daftar folder telah tercantum folder nay. Selanjutnya,
kita tinggal masuk ke dalam folder nay, kemudian kita akan membuat file html
sebagai laman Web server nantinya.

73
Konfigurasi 06

cd nay

4. Selanjutnya, kita akan membuat laman web menggunakan HTML. Gunakan


perintah dibawah ini untuk masuk ke dalam direktorinya.

Konfigurasi 06

nano index.html

index.html merupakan file HTML utama dalam tampilan halaman Web


server. Jadi, nantinya HTML yang kita buat didalam file index.html inilah
yang akan ditampilkan pertama (tampilan utama) tiap saat browsing.

Lalu, saatnya kita membuat isi dari file index.html. Disini saya tidak
menjelaskan lebih dalam tentang bahasa HTML. Kalian bisa browsing masing-
masing mengenai bahasa HTML.

74
Setelah itu lakukan restart apache2 sebelum melakukan pengecekan pada Web
browser.

Konfigurasi 07

/etc/init.d/apache2 restart

Perintah restart paket Web server.


Terakhir, cek domain pada Web Browser.

75
Bisa dilihat, kita telah berhasil melakukan konfigurasi Web server.

76
4.5 Konfigurasi SSH
SSH (Secure Shell Connection) merupakan protocol administrasi yang
memungkinkan user untuk mengakses dan memodifikasi berbagai macam
pengaturan maupun file yang ada di dalam server. Untuk mengonfigurasi SSH, kita
akan menggunakan software FileZilla. Pastikan software FileZilla telah terinstall di
komputer kalian.
Berikut konfigurasi SSH pada Debian.
1. Pertama-tama, install paket SSH terlebih dahulu.

Konfigurasi 01

apt-get install ssh

Perintah untuk menginstall paket SSH

2. Selanjutnya, gunakan perintah berikut.

Konfigurasi 02

nano /etc/ssh/sshd_config

Perintah untuk masuk ke direktori sshd_config yang berada di dalam


direktori ssh.

Hingga tampilan akan menjadi seperti berikut.

77
Pada tahap ini, cari baris perintah yang bertuliskan #Port 22 pada konfigurasi
diatas.

Kita aktifkan dua baris perintah diatas, yaitu Port 22 dan AddressFamily any
dengan menghilangkan tanda pagar (#) hingga menjadi seperti dibawah ini.

Lalu, ubah dan tambah perintah seperti dibawah ini.

78
Konfigurasi 03

port 22

Port 22 merupakan port khusus protocol SSH.

AddressFamily inet

PermitRootLogin yes

Perintah untuk memperbolehkan root mengakses.

AllowUsers root naya

Perintah untuk mengizinkan pengguna, yaitu root dengan password naya


untuk mengakses. Perlu diperhatikan, pengisian password disesuaikan
dengan password yang digunakan pada server Debian (sama).

3. Selanjutnya, restart paket SSH.

Konfigurasi 04

/etc/init.d/ssh restart

Perintah untuk restart paket SSH.

4. Berikutnya, kita akan coba login di FileZilla. Tampilan pertama FileZilla akan
menjadi seperti berikut ini.

79
Bagian Login.

Bagian Local Site bisa dibilang sebagai File Explorer dari PC kita sendiri. Di
bagian inilah kita bisa mengakses file/folder dari PC kita.

Bagian Remote Site, yaitu bagian dimana kita bisa mengakses file/folder dari
server yang terhubung dengan PC kita.

Ketika telah terhubung ke salah satu server (server Debian).

80
Kita coba lakukan login seperti dibawah ini.

Pengaturan FileZilla

Host : sftp://192.168.100.27

Bagian host diisi dengan alamat IP server Debian, yaitu 192.168.100.27.

Username : root

Bagian sername diisi dengan user, yaitu root.

Password : *****

Bagian password diisi dengan password yang telah kita atur sebelumnya,
yaitu naya.

Port : 22

Bagian port diisi dengan port yang telah kita atur sebelumnya, yaitu 22.
Ada beberapa port yang bisa kita gunakan, yaitu port 2211, port 21 (port
untuk protocol FTP), dan port 22 (port untuk protocol SFTP).

Setelah itu, klik Quickconnect dan akan muncul tampilan seperti berikut ini.

Hal itu berupa peringatan untuk mengonfirmasi apakah server yang hendak
terhubung benar-benar server yang sesuai atau tidak. Klik OK. Selanjutnya,
pada bagian Remote Site telah terlihat tampilan baru seperti gambar dibawah ini.
Saat ini kita telah bisa mengakses file/folder apa saja di dalam server Debian.

81
5. Ketika telah berhasil login dan koneksi antar server dan PC telah terhubung, kita
bisa mengakses apapun dikedua pihak. Entah itu menyalin file, menghapus file,
membuat folder, ataupun yang lainnya. Pada tahap ini pengaksesan tergantung
dengan kebutuhan kalian masing-masing dan telah bersifat opsional (bebas)
sepenuhnya.

Sebagai contoh, gambar diatas menunjukkan saya tengah menyalin file dari PC
ke server Debian dalam proses konfigurasi Web server.
Selamat mencoba!

82
4.6 Konfigurasi Mail Server

Mail server ialah layanan internet berbasis cloud computing yang digunakan
untuk mengirim dan menerima email dalam satu jaringan mail yang sama. Mail
server memiliki tiga protocol utama, yaitu SMTP (Simple Mail Transfer Protocol)
yang berguna menampung data dan mengirim email, POP3 (Post Office Protocol),
dan IMAP SMTP yang gunanya sama-sama sebagai pembaca dan pengakses mail.
Mail server juga bekerja dengan dua server utama, yaitu SMTP sebagai sending
server (server pengirim) dan POP3 sebagai incoming server (server penerima).
Berikut konfigurasi Mail Server pada Debian.
1. Hal pertama yang akan kita lakukan adalah menginstall paket-paket Mail server.
Terdapat 6 paket yang akan kita install pada konfigurasi Mail server kali ini,
yaitu php, php-curl, php-xml, dovecot-core, dovecot-imapd, dan postfix.
Perlu diketahui bahwa, dalam pengonfigurasian Mail server terdapat dua hal
utama yang akan kita atur lebih dalam, yaitu bagian postfix sebagai sending
server dan bagian dovecot sebagai incoming server.

Konfigurasi 01

apt-get install php


apt-get install php-curl
apt-get install php-xml
apt-get install dovecot-core
apt-get install dovecot-imapd
apt-get install postfix

Perintah untuk menginstall paket-paket pada konfigurasi Mail server.


Perlu diperhatikan, pada saat kita menginstall paket postfix, maka akan terjadi
tampilan seperti berikut.

Pada tahap berikut kita diminta untuk memilih tipe konfigurasi Mail server mana
yang kita butuhkan. Penjelasannya sebagai berikut.

1 Harus dipilih untuk membiarkan konfigurasi


No Configuration
saat ini tidak berubah.

2 Mail dikirim dan diterima langsung


Internet Site
menggunakan SMTP.

Mail diterima secara langsung menggunakan


3 Internet with SMTP atau dengan menjalankan utilitas seperti
smarthost fetchmail. Mail keluar (outgoing mail) dikirim
menggunakan smarthost.

4 Semua mail dikirim ke perangkat lain yang


Satellite system
disebut smarthost.

Mail yang dikirim hanya untuk local user


5 (pengguna lokal) dan tidak mengunakan
Local only
jaringan.
Pada tahap ini kita akan memilih Internet Site, lalu klik OK. Selanjutnya,
tampilan akan jadi seperti berikut.

84
Pada tahap ini kita diminta untuk mengisi domain.

Isi dengan naya.com., lalu klik OK.


2. Selanjutnya kita akan mengatur bagian postfix sebagai sending server. Gunakan
perintah dibawah ini.

Konfigurasi 02

nano /etc/postfix/main.cf

Perintah untuk masuk ke dalam direktori main.cf di dalam folder postfix.

Tampilan selanjutnya akan menjadi seperti berikut.

85
Pada tahap ini, cari tulisan myhostname di bagian bawah konfigurasi, lalu ubah
isinya dengan menggunakan subdomain mail.

86
Setelah itu, kita akan membuat konfigurasi lanjutan seperti dibawah ini.

Konfigurasi (Lanjutan) 03

home_mailbox = Maildir/

#SMTP-Auth settings
smtpd_sasl_type = dovecot
smtpd_sasl_path = private/auth
smtpd_sasl_auth_enable = yes
smtpd_sasl_security_options = noanonymous
smtpd_sasl_local_domain = $myhostname
smtpd_recipient_restrictions =
permit_mynetworks,permit_auth_destination,permit_sasl_a
uthenticated,reject

Perintah diatas merupakan perintah utama dalam pengonfigurasian paket


postfix.

Sebelum kita lakukan restart paket postfix, gunakan perintah postconf -n


terlebih dahulu untuk lakukan pengecekan terhadap konfigurasi diatas.

87
Jika tulisan pada bagian paling bawah konfigurasi adalah yes, maka konfigurasi
yang telah kita buat telah benar (tidak typo/salah/kurang). Selanjutnya, lakukan
restart paket postfix seperti dibawah ini.

Konfigurasi 04

/etc/init.d/postfix restart

Perintah untuk melakukan restart paket postfix.

3. Lalu, kita akan mengatur bagian dovecot sebagai incoming server. Pada bagian
terdapat empat perintah pokok yang akan kita atur lebih lanjut. Perhatikan
perintah berikut ini.

Konfigurasi 05 [Perintah 1/4– dovecot]

nano /etc/dovecot/dovecot.conf

Perintah untuk masuk ke direktori dovecot.conf pada folder dovecot.

Tampilan selanjutnya akan menjadi seperti berikut ini.

88
Pada tahap ini, kita hanya perlu mengaktifkan perintah yang ada dengan
menghapus tanda pagar (#). Cari tulisan listen paga bagian bawah konfigurasi,
lalu hapus tanda pagar (#) dan simpan pengaturan.

Selanjutnya, gunakan perintah dibawah ini.

Konfigurasi 07 [Perintah 2/4 – dovecot]

nano /etc/dovecot/conf.d/10-auth.conf

Perintah untuk masuk ke direktori 10-auth.conf pada folder dovecot.

Tampilan selanjutnya akan menjadi seperti berikut.

89
Pada bagian ini terdapat banyak sekali konfigurasi. Scroll down konfigurasi
hingga menemukan perintah auth_mechanisms = plain seperti dibawah ini.

Setelah itu, kita tambah perintah seperti dibawah ini.

90
Konfigurasi 08 [Perintah 2/4 – dovecot]

disable_plaintext_auth = no
auth_mechanisms = plain login

Perintah tambahan pada direktori 10-auth.conf pada folder dovecot.

Simpan pengaturan, lalu lanjut dengan perintah seperti berikut.

Konfigurasi 09 [Perintah 3/4 – dovecot]

nano /etc/dovecot/conf.d/10-mail.conf

Perintah untuk masuk ke direktori 10-mail.conf pada folder dovecot.

Tampilan selanjutnya akan menjadi seperti berikut ini.

91
Pada bagian bawah konfigurasi terdapat tulisan mail_location. Kita non-
aktifkan perintah tersebut dengan menambahkan tanda pagar (#), kemudian kita
tambah perintah baru seperti dibawah ini.

Konfigurasi 10 [Perintah 3/4 – dovecot]

mail_location = maildir:~/Maikdir

Perintah tersebut merupakan perintah yang mengatur lokasi mail yang


akan diterima/dikirimkan.

Simpan pengaturan dan lanjut ke perintah berikutnya.

92
Konfigurasi 11 [Perintah 4/4 – dovecot]

nano /etc/dovecot/conf.d/10-master.conf

Perintah untuk masuk ke direktori 10-master.conf pada folder dovecot.

Tampilan selanjutnya akan menjadi seperti berikut ini.

Pada bagian ini terdapat banyak sekali konfigurasi. Scroll down hingga
menemukan perintah seperti dibawah ini.

93
Hal yang akan kita lakukan adalah aktifkan perintah tersebut dari baris yang
bertuliskan unix sampai baris yang terdapat kurung kurawal (}), lalu tambah
perintah seperti dibawah ini.

Konfigurasi 12 [Perintah 4/4 – dovecot]

user = postfix
group = postfix

Perintah tambahan pada direktori 10-master.conf pada folder dovecot.


Lalu, simpan pengaturan dan lakukan restart paket dovecot.

Konfigurasi 13

/etc/init.d/dovecot restart

Perintah untuk melakukan restart paket dovecot.

94
4. Selanjutnya, kita akan membuat folder mail dengan format lokasi
/var/www/mail. Lalu, di dalam folder mail itulah kita akan menyalin (copy) file
rainloop. File rainloop kurang lebih seperti Web server, namun penyediaan
laman webnya berupa menerima dan mengirim mail (bisa dibilang sebagai file
HTML yang sudah jadi, sehingga kita hanya perlu menaruh file tersebut di dalam
folder mail kita saja untuk digunakan dalam bertukar mail). Untuk hal ini kita
perlu mengkonfigurasi SSH terlebih dahulu. Klik ini untuk melihat konfigurasi
SSH lebih lanjut.
Jika sudah, buka FileZilla dan login. Lalu, buat folder mail di dalam folder www.
Sebelum Membuat Folder Mail

Setelah Membuat Folder Mail

Dapat dilihat bahwa kita telah membuat folder mail di dalam folder www.
Selanjutnya, tinggal drag/copy file rainloop ke dalam folder mail.

95
Lalu, tunggu transfer file hingga selesai dan lanjutkan konfigurasi pada poin
setelah ini.
5. Setelah selesai menyalin file rainloop, kita kembali lagi pada konfigurasi Debian.
Kita akan kembali ke folder apache untuk mengatur Web server yang nantinya
mengarah ke Mail server. Perhatikan perintah dibawah ini.

Konfigurasi 14

cd /etc/apache2/sites-available

Perintah tersebut menunjukkan kita akan masuk ke dalam direktori situs


yang tersedia di dalam direktori apache.

Yang akan kita lakukan saat ini adalah membuat direktori khusus untuk
pengaturan Mail server pada direktori apache, yaitu mail.conf. Sebelum itu,
gunakan perintah ls untuk mengecek folder apa saja yang ada pada direktori
sites-available.

Bisa dilihat, saat ini folder yang tersedia hanya 000-default.conf (folder default
yang biasanya digunakan dalam konfigurasi Web server) dan default-ssl.conf.
Dalam hal ini, kita akan menyalin folder 000-default.conf menjadi folder
mail.conf.

Konfigurasi 15

cp 000-default.conf mail.conf

96
Lalu, gunakan kembali perintah ls untuk mengecek apakah folder mail.conf telah
tersedia atau belum.

Setelah, itu masuk ke dalam folder mail.conf dan tampilan akan menjadi seperti
berikut ini.

Konfigurasi 16

nano mail.conf

Pada bagian seperti diatas akan kita ubah beberapa perintah dan menambahkan
perintah baru seperti dibawah ini.

97
Konfigurasi 17

ServerAdmin nay@naya.com
DocumentRoot /var/www/mail
ServerName mail.naya.com

Perintah tersebut kurang lebih sama dengan perintah saat


pengonfigurasian Web server, yang berbeda hanya pada lokasinya dan
pada bagian ServerName diisi menggunakan subdomain mail.

6. Setelah itu, gunakan perintah dibawah ini.

Konfigurasi 18

a2ensite mail.conf

Perintah tersebut digunakan untuk mengaktifkan konfigurasi


VirtualHost pada direktori mail.conf yang telah kita atur sebelumnya
pada direktori apache.

7. Selanjutnya gunakan perintah dibawah ini.

Konfigurasi 19

systemctl reload apache2.service

Perintah tersebut merupakan lanjutan dari perintah sebelumnya guna


untuk mengaktifkan status dari folder mail.conf yang berada pada
direktori apache.

98
8. Setelah itu, gunakan perintah dibawah ini.

Konfigurasi 20

chmod 777 /var/www/mail -R

Perintah chmod gunanya sebagai pemberian hak akses pada direktori


yang dicantumkan. Pada pembahasan ini, chmod 777 berarti memberikan
hak akses penuh pada direktori /var/www/mail yang bersifat editable
dan public access (bisa diubah, dibaca, dll oleh public users).

9. Setelah itu, kita akan membuat user sebagai pelaku untuk melakukan fungsi Mail
server. Disini kita akan membuat dua user, yaitu nay1 sebagai user pertama dan
nay2 sebagai user kedua. Perhatikan konfigurasi berikut.

Konfigurasi 21

adduser nay1

99
adduser nay2

Perintah untuk menambahkan user (pengguna).

10. Saatnya kita lakukan pengecekan. Buka Web Browser dan ketik domain kita
menggunakan subdomain mail, yaitu mail.naya.com. Selanjutnya, tampilan
utama akan menjadi seperti berikut.

Coba lakukan login sebagai user.

100
Bisa dilihat, terdapat peringatan Domain is not allowed. Mengapa demikian?
Hal itu terjadi karena domain yang kita gunakan belum terdaftar pada server
Mail. Maka dari itu, sebelum melakukan login user, kita akan mendaftarkan
domain yang telah kita buat dalam mode Admin agar nantinya ketika login
dalam mode user akan berhasil.
Hal pertama yang kita lakukan adalah tambah kata /?admin pada url sehingga
menjadi mail.naya.com/?admin.

Tampilan berikutnya akan menjadi seperti ini.

Klik pada bagian Domains hingga tampilan akan menjadi seperti ini.

101
Lalu, klik tombol + Add Domain pada kolom berlatar belakang putih hingga
tampilan akan menjadi seperti ini.

Pada tahap ini, kita akan atur beberapa hal.


Pengaturan Add Domain

Pertama,
Pada kolom atas bertuliskan Name, kita isi dengan domain utama. Pada
hal ini berarti naya.com.

Kedua,
Pada bagian IMAP dengan kolom bertuliskan Server, isi dengan
subdomain. Pada hal ini berarti mail.naya.com. Lakukan hal yang sama
juga pada bagian SMTP pada kolom bertuliskan Server.

102
Ketiga,
Centang perihal Use short login di bagian IMAP dan SMTP.

Keempat,
Klik tombol Test dipojok bawah kiri layar. Jika hijau, maka domain aman
digunakan. Jika merah berarti terdapat beberapa kesalahan diantara
semua pengaturan yang telah kita konfigurasi sebelumnya.

Lakukan hal diatas hingga tampilan menjadi seperti ini.

Klik + Add. Setelah itu, kita kembali dalam mode user dengan menggunakan
url awal, yaitu cukup dengan mail.naya.com, lalu coba login.

103
104
Dapat dilihat, kita telah berhasil login di kedua user. Selanjutnya, kita coba
mengirimkan pesan dari nay1 ke nay2.

Bisa dilihat, kedua user telah berhasil berkomunikasi.

105
4.7 Konfigurasi Proxy Server

Proxy adalah sebuah server atau program komputer yang menyediakan


seuatu layanan untuk meneruskan permintaan client yang berhubungan dengan
internet. Jadi, bisa juga dibilang sebagai perantara antara client dengan internet.
Cara kerja proxy sangat sederhana, yaitu saat client menggunakan service
atau layanan proxy, lalu ingin merequest file atau data dari public (Internet), maka
proxy akan meneruskan ke internet seolah-olah proxy tersebut yang memintanya.
Kemudian, saat proxy telah mendapat apa yang diinginkan oleh user, proxy akan
memberikan file atau data yang telah direquest oleh client seolah-olah data tersebut
berasal dari Public Server (Internet).
Sebelum melakukan konfigurasi proxy, pastikan Anda mempunyai sebuah
situs tujuan untuk dijadikan sebagai situs yang nantinya akan diblokir. Anda boleh
menggunakan situs apa saja. Disini saya telah menyiapkan dua domain, yaitu
www.nay.com dan www.ya.com. Salah satu dari domain tersebut yang nantinya
akan saya blokir mengunakan konfigurasi proxy. Berikut konfigurasi proxy.
a) Gunakan perintah berikut untuk menginstall paket proxy.

Konfigurasi 01

apt-get install squid

Perintah instalasi paket Proxy server, yaitu squid.

b) Gunakan perintah berikut untuk masuk ke dalam direktori utama dalam


pengaturan konfigurasi squid.

Konfigurasi 02

nano /etc/squid/squid.conf

Perintah tersebut menunjukkan bahwa kita akan masuk ke dalam folder


squid.conf yang berada di dalam folder squid.
Di dalam folder itulah kita akan melakukan pengaturan konfigurasi
paket Proxy server.

106
c) Selanjutnya, cari perintah http_port 3128 pada konfigurasi tersebut (tekan ctrl
+W, lalu ketik kata/kalimat yang dicara dan tekan enter), lalu tambah perintah
transparent.

107
Konfigurasi 03

http_port 3128 transparent

d) Setelah itu, cari perintah http_deny access all, lalu aktifkan perintah tersebut
menggunakan tanda pagar (#). Perintah tersebut menunjukkan bahwa tidak
semua situs yang akan diblok, tetapi hanya situs tertentu saja yang nantinya
kita blok.

108
Konfigurasi 04

#http_port deny all


e) Lalu, cari perintah cache_mgr webmaster. Kemudian, non-aktifkan perintah
dengan menghilangkan tanda pagar, lalu ubah webmaster dengan domain
Anda.

109
Konfigurasi 05

cache_mgr (opsional)@(domain)

f) Setelah itu, cari perintah acl connect.

Tambahkan perintah seperti berikut dibawah perintah yang ada.

110
Konfigurasi 06

acl site1 dstdomain www.ya.com


http_access deny site1

Perintah diatas menunjukkan bahwa access list dengan nama site1 memiliki
domain www.ya.com akan diblokir aksesnya.
g) Setelah itu, lakukan restart paket proxy menggunakan perintah berikut.

Konfigurasi 07

/etc/init.d/squid restart
h) Selanjtutnya, gunakan perintah firewall berikut.

Konfigurasi 08

iptables -t nat -A PREROUTING -s 192.168.100.27/25 -p


tcp –destination-port 80 -j REDIRECT –-to-port-3128

Dengan penjelasan seperti berikut.


iptables -t nat, berarti membuat firewall NAT baru.
-A PREROUTING, berarti firewall tersebut akan berjalan sebelum
proses peroutingan.
-s 192.168.100.27/25, berarti firewall tersebut hanya berpengaruh
pada alamat IP 192.168.100.27 saja.
-dport 80, berarti dengan port 80, yaitu port untuk protocol HTTP.
-j REDIRECT, berarti firewall tersebut berfungsi sebagai pengalih.
--to-port-3128, berarti menuju port 3128.

111
i) Terakhir adalah lakukan pengecekan pada Web Browser (www.ya.com).

Bisa dilihat bahwa domain www.ya.com tidak dapat diakses.

112
BAB 5
TROUBLESHOOTING
5.1 Troubleshooting di DNS Server

1 Saat pengecekan nslookup, server tidak dapat dijangkau.

Pada permasalahan tersebut, biasanya terjadi karena kesalahan pengetikan dalam


konfigurasi DNS pada bagian direktori-direktori di dalamnya. Paling kerap terjadi
kesalahan dalam folder named.conf.local dan resolv.conf.
a) Pertama, kesalahan pengetikan pada direktori named.conf.local.

114
b) Kedua, kesalahan pengetikan pada direktori resolv.conf.

2 Kesalahan ketika menyalin folder database (nama file salah).

Kesalahan dalam pengetikan memang kerap terjadi pada kita. Lalu, bagaimana jika
kita salah melakukan penyalinan folder database dalam konfigurasi DNS? Untuk
hal ini ada dua hal yang bisa kalian lakukan. Perhatikan kedua poin berikut ini.
a) Pertama, kalian bisa menggunakan perintah dasar menghapus direktori/folder,
yaitu rm (direktori). Gunakan perintah tersebut untuk menghapus folder yang
salah, lalu ulangi kembali perintah penyalinan folder. Cara ini berlaku jika isi
folder belum diedit.

115
b) Kedua, kalian cukup menggunakan kembali perintah copy untuk menyalin
folder yang salah ke folder yang baru, lalu hapus folder yang salah. Cara ini
berlaku jika isi folder telah diedit.

3 Saat pengecekan nslookup, server tidak muncul.

Permasalahan tersebut biasanya terjadi karena terdapat kesalahan konfigurasi pada


direktori db.forward ataupun db.reverse. Untuk hal ini cek ulang konfigurasi pada
direktori fb.forward maupun db.reverse (terdapat typo atau tidak).

116
Server RTO atau server tidak dapat ditemukan saat pengecekan
4
nslookup pada PC.

Pengecekan nslookup pada PC juga perlu dilakukan guna mengetahui apakah


pengaturan DNS antar PC dan server Debian terhubung dengan baik atau tidak.
Perhatikan poin berikut.
a) Pertama, jika server RTO (Request Time Out). Hal yang biasa terjadi ialah kita
lupa mengatur adapter Debian yang mulanya ialah NAT menjadi Host-Only
Adapter.

117
118
b) Kedua, jika server tidak dapat ditemukan. Hal yang biasa terjadi adalah kita lupa
mengatur alamat IP DNS pada pengaturan alamat IP di PC kita (Control Panel).

119
5.2 Troubleshooting di Web Server

1 Tampilan Web tidak berubah (masih tampilan default apache).

Hal yang paling sering kita lakukan hingga terjadi permasalahan diatas adalah
adanya kesalahan konfigurasi dalam direktori default apache (000-default.conf).
Entah itu terjadi typo (salah ketik), salah perintah, ataupun perintah yang tertinggal.
Sebagai contoh, perhatikan gambar-gambar berikut ini.

120
Jika dirasa konfigurasi pada apache telah benar, tetapi tetap terjadi kesalahan, coba
pastikan konfigurasi-konfigurasi pada paket sebelumnya telah berhasil dengan
sempurna (paket DNS server). Jangan lupa untuk selalu memastikan adapter dan
pengaturan default pada PC kita telah benar dan sesuai.

2 Terdapat tulisan Index of.

121
Jika tampilan Web seperti diatas, maka kesalahan yang umumnya terjadi ada pada
penempatan direktori/folder dari index.html yang kita buat. Pastikan folder yang
kita buat sesuai dengan konfigurasi pada bagian DocumentRoot. Sebagai contoh,
perhatikan penjelasan berikut ini.

Bisa dilihat, konfigurasi pada bagian DocumentRoot menunjukkan arti bahwa kita
akan membuat laman Web dengan HTML pada file index.html didalam folder naya
yang berada didalam folder /var/www/html.
Berarti yang akan kita lakukan adalah masuk ke dalam folder /var/www/html
terlebih dahulu, lalu buat folder baru dengan nama naya. Setelah itu, masuk lagi ke
dalam folder naya (/var/www/html/naya) dan buat laman Web pada index.html
yang telah terlampir. Perhatikan kasus berikut ini.

Pada kasus kali ini, terjadi kesalahan dalam pembuatan folder. Bisa dilihat bahwa
kita tidak sengaja telah membuat dua folder yang berbeda, yaitu nay dan naya.
Anggap saja kita telah terlanjur membuat isi HTML pada folder nay, yang
seharusnya kita buat isi HTML pada folder naya. Ada dua kemungkinan yang bisa
kita lakukan untuk mengatasi kasus kali ini, yaitu.
a) Pertama, kita bisa menghapus folder yang tidak sesuai dengan DocumentRoot
(folder yang salah, yaitu folder naya), walaupun di dalamnya telah terlanjur
dibuat isi HTML dan kembali mengulang pembuatan isi HTML pada folder yang
seharusnya (folder nay).
b) Kedua, agar lebih efisien kita bisa menghapus salah satu folder yang kosong
(folder yang seharusnya, namun tidak diatur, yaitu folder nay), lalu mengganti
isi perintah pada bagian DocumentRoot (awalnya /var/www/html/naya, lalu

122
diganti menjadi /var/www/html/nay). Cara ini lebih efisien karena tidak perlu
mengulang kembali isi HTML (hanya menyesuaikan dengan nama folder).
Pada permasalahan kali ini tergantung dari pemahaman dan kesanggupan kalian
dalam menyelesaikan permasalahannya. Pada kasus kali ini, saya memilih
menggunakan cara pada opsi kedua.

123
5.3 Troubleshooting di Mail Server

1 Muncul peringatan Domain is not allowed saat login user.

Permasalahan diatas biasanya terjadi karena kita lupa memasukkan domain kita
pada server Mail. Perhatikan penjelasan berikut ini.

124
Bisa dilihat pada kolom domain diatas, domain kita (naya.com) belum terdaftar.
Hal yang kita lakukan adalah login terlebih dahulu sebagai admin, lalu daftar
domain seperti gambar dibawah ini.

Bisa dilihat, domain (naya.com) telah terdaftar. Setelah ini, kita coba ulang login
sebagai user.

125
Kita telah berhasil melakukan login user. Untuk lebih lengkap, klik ini untuk
melihat konfigurasi Mail server.

2 Tidak bisa mengirim mail.

Hal itu terjadi biasanya karena ada kesalahan perintah dalam konfigurasi postfix
pada direktori main.cf. Untuk hal ini coba cek kembali perintah yang ada dan
perbaiki apa yang salah.

126
127
3 Tidak bisa menerima mail.

Bisa mengirim mail bukan berarti mail yang dikirim juga memang harus diterima
oleh user tujuan. Mungkin saja ketika kita berhasil mengirim mail, ternyata user
tujuan tidak menerima mail apapun dari user pengirim. Hal ini terjadi karena
teradpat kesalahan pada perintah yang berhubungan dengan lokasi mail berada.
Biasanya terjadi kesalahan pada konfigurasi postfix didalam direktori main.cf.

128
4 Fitur tidak lengkap pada user.

Hal seperti ini terjadi biasanya terdapat kesalahan dalam perintah lokasi mail, yaitu
pada konfigurasi dovecot didalam direktori 10-mail.conf.

129
130
5 Tampilan Web tidak berubah (masih tampilan default apache).

Hal ini terjadi karena berhubungan dengan folder apache. Biasanya terdapat
kesalahan pada folder mail.conf yang berada pada direktori /etc/apache2/site-
available. Untuk itu, cobalah cek apakah terjadi kesalahan atau tidak.

131
Jangan lupa untuk lakukan restart apache dan gunakan perintah berikut setelah
selesai merubah konfigurasi.

6 Ketika 404 Not Found.

132
Hal ini terjadi biasanya karena salah pada bagian DocumentRoot didalam direktori
mail.conf.

133
Jika selain cara-cara diatas hasilnya tetap sama, ada kemungkinan terjadi kesalahan
pada konfigurasi paket-paket sebelumnya, yaitu bisa jadi pada paket DNS server
atapun Web server.

134
5.4 Troubleshooting di DHCP Server

1 DHCP gagal.

Kemungkinan yang sering terjadi ketika client tidak dapat menerima alamat IP
adalah terletak pada adapter yang terhubung antar server Debian dengan Windows
tidak sama (berbeda nama adapter). Hal tersebut bisa terjadi karena akan dianggap
sebagai jaringan yang berbeda, oleh karenanya pastikan terlebih dahulu adapter
antar server sama. Perhatikan kasus berikut ini.

135
Bisa dilihat bahwa pada adapter Windows telah diatur dengan nama naya, tetapi
ternyata pada server Debian adapter diatur dengan nama al (seharusnya diatur
dengan nama naya).

136
2 Gagal restart paket DHCP.

Umumnya ketika gagal saat melakukan restart DHCP ialah karena terjadi typo
(salah ketik), ada perintah yang tidak sengaja terhapus, ataupun perintah yang
tertinggal. Untuk itu, kembali lakukan cek di setiap konfigurasi yang telah kalian
lakukan sebelumnya. sebagai contoh, perhatikan kasus berikut.

137
Pada kasus diatas, kesalahan terletak pada subnet yang diisi dengan 192.168.1.1,
tetapi seharusnya diisi dengan 192.168.1.0 (merupakan Network Addres dari
alamat IP 192.168.1.1).

138
5.5 Troubleshooting di SSH

Gagal saat login pada FileZilla.

Permasalahan yang paling umum terjadi pada SSH adalah gagal saat login (antar
server tidak terkoneksi). Ada banyak kemungkinan penyebab gagalnya login, yaitu.

a) Salah memasukkan alamat IP.

Seharusnya diisi dengan alamat sftp://192.168.100.27


b) Salah memasukkan password.

139
c) Salah memasukkan port.

140
Seharusnya diisi dengan port 22.
Sebenarnya tidak hanya port 22 saja yang bisa digunakan, namun untuk
menyambungkan ke server Debian harus disesuaikan dengan konfigurasi yang
berada di direktori sshd_config yang telah kita atur sebelumnya.

141
BAB 6
STUDI KASUS
6.1 DHCP Server

Ketentuan :
Range : 40 Client
Netmask : /24
Gateway : menyesuaikan
DNS Address : menyesuaikan

PC DEBIAN
sbg sbg
CLIENT SERVER

Setelah memahami topologi diatas, atur terlebih dahulu alamat IP secara static
menggunakan perintah berikut.
Konfigurasi 01

nano /etc/networking/interfaces

auto enp0s3
iface enp0s3 inet static
address 192.168.27.1/24
nameserver 192.168.27.1

143
Atur alamat IP seperti biasa. Disini saya menggunakan alamat IP 192.168.27.1/24.
Jangan lupa restart jaringan menggunakan perintah berikut.
Konfigurasi 02

/etc/init.d/networking restart

Selanjutnya, install paket DHCP Server menggunakan perintah berikut.


Konfigurasi 03

apt-get install isc-dhcp-server -y

Tunggu hingga proses instalasi paket DHCP Server selesai, lalu gunakan perintah
berikut untuk memulai konfigurasi DHCP Server.
Konfigurasi 04

nano /etc/default/isc-dhcp-server

INTERFACESv4=”enp0s3”

144
Pada tahap ini, isi INTERFACESv4 (interface sebagai DHCP Server) dengan
enp0s3 (ether sebagai DHCP Server). Setelah itu, gunakan perintah berikut.
Konfigurasi 05

nano /etc/dhcp/dhcpd.conf

# A slightly different configuration for an internal


subnet.
subnet 192.168.27.0 netmask 255.255.255.0 {
range 192.168.27.2 192.168.27.41;
option domain-name-servers 192.168.27.1;
option domain-name “naya.com”;
option routers 192.168.27.1;
option broadcast-address 192.168.27.255;
default-lease-time 600;
max-lease-time 7200;
}

Setelah itu, kita coba restart paket DHCP Server menggunakan perintah berikut.
Konfigurasi 06

/etc/init.d/isc-dhcp-server restart

145
Selanjutnya, kita uji coba apakah PC bisa menerima alamat IP dari Server atau tidak.
Buka Command Prompt, lalu gunakan perintah ipconfig untuk mengecek alamat IP
atau langsung cek alamat IP di Control Panel.

146
Bisa dilihat bahwa PC telah menerima alamat IP, yaitu 192.168.27.2 dengan Subnet
Mask 255.255.255.0, alamat IP Gateway 192.168.27.1, dan alamat IP DNS
192.168.27.1. Sekalian kita coba uji konektivitas ping antar PC dan Server.

147
6.2 Proxy Server : Transparent Mode

Ketentuan :
Port : 3128
Blocking Site : minimal 2 website
Pada kasus kali ini, saya telah menyiapkan domain lokal sebagai website yang
nantinya akan diblock. Berikut saya lampirkan uji coba akses sebagai perbandingan.

148
Pertama, install terlebih dahulu paket Proxy Server menggunakan perintah berikut.
Konfigurasi 01

apt-get install squid3

Lalu, gunakan perintah berikut untuk masuk ke folder squid.


Konfigurasi 02

cd /etc/squid

149
Setelah itu, gunakan perintah berikut untuk memulai konfigurasi Proxy Server :
Transparent Mode.
Konfigurasi 03

nano squid.conf

Tampilan pertama akan muncul seperti gambar diatas, selanjutnya kita cari perintah
dengan menekan tombol Ctrl+W.
Konfigurasi 04

Search : http_port 3128

Fix Config : http_port 3128 transparent

150
Pada baris http_port 3128 kita tambahkan perintah transparent seperti berikut.

Konfigurasi 05

Search : cache_mgr

Fix Config : cache_mgr naya.com

151
Hapus tanda pagar pada baris perintah cache_mgr webmaster lalu ubah webmaster
menjadi domain kita, yaitu nay@naya.com seperti berikut.

152
Konfigurasi 06

Search : visible_hostname

Fix Config : visible_hostname naya.com

Kita tambah perintah baru dibawah baris perintah tersebut menjadi


visible_hostname (domain) seperti berikut.

153
Konfigurasi 07

Search : cache_mem

Fix Config : cache_mem 256 MB

Hapus tanda pagar pada baris perintah tersebut sehingga menjadi seperti berikut.

154
Konfigurasi 08

Search : cache_dir ufs /var

Fix Config : cache_dir ufs /var/spool/squid 100 16 256

Hapus tanda pagar pada baris perintah tersebut sehingga menjadi seperti berikut.

155
Konfigurasi 09

Search : http_access deny

Fix Config : #http_access deny all

156
Tambah tanda pagar untuk menonaktifkan perintah tersebut.

Konfigurasi 10

Search : acl localnet

Fix Config : acl localnet src 192.168.27.1/24

157
Tambahkan perintah acl localnet src (alamat IP domain) dibawah baris perintah
tersebut.

Konfigurasi 11

Search : acl connect

Fix Config : acl site dstdomain “/etc/squid/site”


http_access deny site
http_access allow localnet

158
Tambahkan perintah baru seperti config box diatas. Perlu diperhatikan, http_access
deny site menunjukkan bahwa domain didalam folder site akan diblock aksesnya
(nama folder site bisa diubah), sedangkan http_access allow localnet
menunjukkan bahwa domain yang lain akan tetap diizinkan aksesnya.

159
Setelah itu, simpan pengaturan dengan tekan tombol Ctrl+X.
Selanjutnya, kita akan list domain apa saja yang ingin kita block didalam folder site
menggunakan perintah berikut.
Konfigurasi 12

nano site

Setelahnya akan muncul halaman kosong. Langsung saja kita tambahkan domain
apa saja yang ingin kita blok. Disini saya akan block www.naya.com dan
mail.naya.com.

160
Setelah itu, kita akan lakukan konfigurasi routing karena kasus ini ialah Proxy
Server Transparent Mode yang clientnya tidak perlu lagi melakukan pengaturan
manual (otomatis). Di folder utama langsung saja kita gunakan perintah berikut.
Konfigurasi 13

iptables -t nat -A PREROUTING -s 192.168.27.0/24 -p tcp –


dport 80 -j REDIRECT –to-port 3128

Setelah itu, simpan pengaturan dan coba restart paket squid menggunakan perintah
berikut ini.
Konfigurasi 13

/etc/init.d/squid restart

Terakhir, tahap pengujian. Coba buka Google Chrome atau website yang lain, lalu
search domain yang hendak kita block, yaitu www.naya.com dan mail.naya.com.

161
Bisa dilihat bahwa www.naya.com dan mail.naya.com tidak bisa diakses.

162
6.3 Proxy Server : Non-Transparent Mode

Ketentuan :
Port : 8080
Blocking Website : minimal 3 website (folder whitelist)
Pada kasus ini saya telah menyiapkan domain yang nantinya akan saya allow
(izinkan) aksesnya, yaitu www.nayal.com, mail.naya.com, dan local.naya.com.
Sedangkan, domain yang lainnya akan diblock, yaitu www.naya.com. Berikut uji
coba sebagai perbandingan.

163
164
Pertama, install paket squid dengan menggunakan perintah berikut.
Konfigurasi 01

apt-get install squid3

Lalu, gunakan perintah berikut untuk masuk ke folder squid.


Konfigurasi 02

cd /etc/squid

Setelah itu, gunakan perintah berikut untuk memulai konfigurasi Proxy Server :
Non-Transparent Mode.
Konfigurasi 03

nano squid.conf

165
Tampilan pertama akan muncul seperti gambar diatas, selanjutnya kita cari perintah
dengan menekan tombol Ctrl+W.
Konfigurasi 04

Search : http_port 3128

Fix Config : http_port 8080

Ubah port 3128 menjadi port 8080 (port HTTP) seperti berikut.

166
Konfigurasi 05

Search : cache_mgr

Fix Config : cache_mgr naya.com

Hapus tanda pagar pada baris perintah cache_mgr webmaster lalu ubah webmaster
menjadi domain kita, yaitu nay@naya.com seperti berikut.

167
Konfigurasi 06

Search : visible_hostname

Fix Config : visible_hostname naya.com

168
Kita tambah perintah baru dibawah baris perintah tersebut menjadi
visible_hostname (domain) seperti berikut.

Konfigurasi 07

Search : cache_mem

Fix Config : cache_mem 256 MB

169
Hapus tanda pagar pada baris perintah tersebut sehingga menjadi seperti berikut.

Konfigurasi 08

Search : cache_dir ufs /var

Fix Config : cache_dir ufs /var/spool/squid 100 16 256

170
Hapus tanda pagar pada baris perintah tersebut sehingga menjadi seperti berikut.

Konfigurasi 09

Search : http_access deny

Fix Config : #http_access deny all

171
Tambah tanda pagar untuk menonaktifkan perintah tersebut.

Konfigurasi 10

Search : acl connect

172
Fix Config :
acl connect src 192.168.27.1/24

acl whitelist dstdomain “/etc/squid/whitelist”


http_access allow whitelist
http_access deny localnet

Tambahkan perintah sesuai box config diatas. Perlu diperhatikan, perintah


http_access allow whitelist menunjukkan bahwa domain yang berada didalam
folder whitelist akan allow (diizinkan) aksesnya. Sedangkan, perintah http_access
deny localnet menunjukkan bahwa domain yang lain akan ditolak aksesnya.

173
Setelah itu, simpang pengaturan. Selanjutnya, kita akan list domain didalam folder
whitelist. Gunakan perintah berikut ini.
Konfigurasi 11

nano whitelist

Kemudian, langsung saja isi domain yang kita allow, yaitu www.nayal.com,
mail.naya.com, dan local.naya.com. Simpan pengaturan, lalu restart paket squid
menggunakan perintah berikut.

174
Konfigurasi 12

/etc/init.d/squid restart

Terakhir, tahap pengujian. Ketika kita cek pada browser, domain yang tidak ada
didalam whitelist masih tetap bisa diakses. Oleh sebab itu, kita atur dulu pengaturan
Proxy dan portnya pada sisi Client. Search pada menu windows Internet Options.

Tekan Enter, lalu akan muncul pengaturan seperti berikut.

175
Pada menu Connections, klik LAN settings.

176
Centang Use a proxy…, lalu isi Address dengan alamat IP domain (yaitu,
192.168.27.1) dan isi Port dengan 8080. Jangan lupa, klik OK.
Pengaturan telah selesai, saatnya uji coba dengan buka browser dan search domain
yang berada di whitelist dan domain yang tidak berada di whitelist.
Domain pada Whitelist (allow)

177
Domain Lain (deny)

178
BAB 7
PENUTUP
7.1 Penutup

Dari materi diatas dapat disimpulkan bahwa konfigurasi-konfigurasi tersebut


sangatlah berkaitan erat. Dari pengaturan alamat IP secara statik maupun DHCP,
pengaturan DNS, pengaturan Web Server, pengaturan SSH, pengaturan Mail Server
atau pun pengaturan Proxy Server.
Ketelitian serta kosentrasi tinggi sangatlah diperlukan dalam setiap kali
melakukan konfigurasi. Salah satunya dengan melakukan pengecekan di setiap
konfigurasi. Pengecekan berguna untuk memanimalisir kesalahan yang
berkepanjangan.

7.2 Saran & Kritik

Dengan berakhirnya modul ini, saya sebagai penulis berharap materi yang
dijabarkan dapat diterima dan dipahami dengan baik, walaupun mungkin terjadi
beberapa kesalahan pengetikan atau bahkan dalam penyampaian materinya kurang
tepat. Oleh sebab itu, saya sangat menerima saran dan kritik membangun dari para
pembaca sebagai bahan evaluasi diri nantinya

180

Anda mungkin juga menyukai