KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa. Atas segala karunia-
Nya yang tak terhingga dan kemurahan hati-Nya sehingga saya dapat menyusun
modul ini dengan segala kesanggupan yang saya miliki.
Modul ini sengaja dibuat sebagai media pembelajaran sekaligus sebagai
pemenuhan tugas dari Ibu Hj. Fitriyana Lestarini, S.Kom dan Bapak Budi Alam,
S.Kom, dengan pembahasan dimulai dari pengertian dan perintah dasar Debian,
port networking, tahap-tahap instalasi Debian, penjelasan mengenai cara
konfigurasi dan arti tiap perintahnya dalam setiap paket, dan juga pembahasan
tentang troubleshooting. Semoga pembuatan modul ini dapat memiliki arti dan
makna yang positif bagi para pembaca, serta dapat menambah wawasan yang luas
dan bermanfaat.
Senantiasa sebagai makhluk ciptaan-Nya, saya berkenan untuk menerima
saran serta kritikan membangun dari para pembaca sebagai bahan evaluasi diri.
Apabila ada kesalahan tulisan, kekurangan dalam penjelasan, serta kesalahan dalam
penyampaian materi dan bahasa, sekiranya dapat dimaafkan.
Demikian kata pengantar ini saya rangkai, semoga modul ini bermanfaat
dan dapat dipahami dengan baik.
Penyusun,
Nur Inayah Al-‘Azhimah
ii
DAFTAR ISI
iii
5.5 Troubleshooting di SSH ……………………………….. 139
BAB 6 STUDI KASUS ……………………………………………. 142
6.1 DHCP Server ………………………………………….. 143
6.2 Proxy Server : Transparent ……………………….…… 148
6.3 Proxy Server : Non-Transparent ………………………. 163
BAB 7 PENUTUP …………...…………………………………….. 179
7.1 Kesimpulan ……………………….…………………….. 180
7.2 Saran & Kritik …………………….……………………. 180
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada kesempatan kali ini kita akan mempelajari tentang Debian, dimulai
dari memahami pengertian dari Debian dan tahap-tahap instalasinya, kemudian
memahami perintah dasar dalam Debian dan juga memahami port networking, lalu
memahami bagaimana konfigurasi paket-paket pada Debian dan arti dari tiap
perintahnya (dimulai dari konfigurasi IP secara statik, konfigurasi secara DHCP,
konfigurasi DNS, konfigurasi Web Server, konfigurasi SSH, konfigurasi Mail
Server, dan konfigurasi Proxy), serta memahami perihal troubleshooting.
Disini kita menggunakan Debian 9 dengan pengoperasian software Virtual
Box. Sebelum memasuki materi inti, pastikan kalian telah menginstall Debian 9
terlebih dahulu.
Mengatur IP secara statik merupakan hal paling dasar yang harus kita kuasai
pada Debian 9 yang mana fungsinya ialah untuk menghubungkan server antar
Debian dengan laptop kita sendiri. Jika kita salah atau tidak dapat menguasai cara
konfigurasi IP secara statik, maka konfigurasi yang lainnya tidak akan dapat
dijalankan. Begitu pula dengan mengatur IP secara DHCP (Dynamic Host Control
Protocol) yang gunanya untuk memberikan alamat IP secara otomatis pada client.
DNS dan Web Server sangatlah berkaitan erat sebab tanpa DNS kita tidak
akan bisa mengoperasikan Web Server. Agar bisa masuk ke dalam laman website
yang telah kita buat, maka diperlukanlah yang namanya alamat IP agar website bisa
diakses. Maka peran DNS disinilah sangat dibutuhkan agar dapat menerjemahkan
alamat IP ke dalam bentuk kalimat/nama atau menerjemahkan bentuk kalimat/nama
ke dalam alamat IP. Selain itu kita membutuhkan bahasa HTML yang mana
fungsinya sebagai bahan kita dalam mendesain sebuah website.
Pada SSH kita membutuhkan software tambahan yaitu, FileZilla. Fungsinya
sebagai perantara antar server Debian dengan komputer utama agar dapat menyalin
file sehingga memudahkan kita dalam mendesain sebuah website.
Pada Mail Server kita akan mempelajari cara membuat web menggunakan
subdomain mail dengan tujuan akhir berupa pembuatan akun user dengan domain
yang kita buat sendiri agar bisa saling bertukar pesan/mail.
6
Proxy adalah sebuah server atau program komputer yang menyediakan
seuatu layanan untuk meneruskan permintaan client yang berhubungan dengan
internet. Jadi, bisa juga dibilang sebagai perantara antara client dengan internet.
Bisa disimpulkan bahwa, konfigurasi antar paket-paket sangatlah berkaitan erat.
Penguasaan rinci terhadap cara mengonfigurasi di setiap poin dibutuhkan sebuah
ketelitian dan kesabaran agar tujuan akhir akan tercapai.
7
1.3 Tujuan Penulisan
8
BAB 2
TAHAPAN INSTALISASI
2.1 Pengertian Debian
Debian adalah sebuah sistem operasi Open Source yang merupakan turunan
dari Linux dan dikembangkan secara terbuka untuk programmer yang bersedia
mengembangkan sistem operasi ini. Debian merupakan gabungan dari perangkat
lunak yang dikembangkan dengan lisensi GNU dan utamanya menggunakan kernel
Linux, sehingga populer dengan nama Debian GNU/Linux.
Debian ditemukan/diciptakan oleh seorang bernama Ian Murdock pada
tanggal 16 Agustus 1993 dan ia memberikan nama Debian sebagai salah satu distro
Linux. Nama Debian sendiri terdiri dari kata deb dan ian yang mana deb merupakan
nama kekasihnya, yaitu Debra dan ian merupakan namanya sendiri, yaitu Ian
Murdock.
1. Penyedia layanan, seperti DNS server, Mail server, Proxy Server, dan lainnya.
2. Pengatur proses jaringan, seperti fungsi router, repeater, dan lainnya.
3. Untuk melakukan troubleshooting dalam artian bisa mendeteksi kesalahan yang
ada pada hardware, software, maupun jaringan.
Kelebihan :
1. Merupakan sistem operasi yang kestabilan programnya telah teruji , tidak
mudah hang, walaupun telah dinyalakan non-stop selama berbulan-bulan.
2. Sistem operasi yang Open Source yang dalam artiannya semua daftar
program dapat dilihat dan diubah tanpa adanya larangan.
3. Sistem operasi yang Free Software yang dalam artiannya dapat menyalin,
mengambil, mengcopy, dan menyebarkannya dengan bebas.
10
4. Debian Distribution memuat sangat banyak software, setidaknya lebih dari
50.000 buah pada rilis terbaru saat ini.
5. Pengguna Debian tidak memerlukan antivirus.
6. Debian tersedia untuk semua jenis komputer yang ada saat ini.
Kekurangan :
1. Cukup sulit untuk dikonfigurasi bagi yang pemula.
2. Proses pengembangan/update dari sistem Debian yang cukup lama.
3. Tidak cocok untuk bermain game karena hanya sedikit game yang support
di Debian dan umumnya Debian tidak digunakan untuk bermain game.
1. Laptop
2. File ISO Debian 9.6.0
3. Software VirtualBox
11
2. Klik New pada bagian atas.
12
4. Atur seberapa besar RAM yang ingin Anda digunakan. Disini saya
menggunakan RAM sebesar 2048 MB (setengah dari RAM komputer).
13
7. Pilih Dynamically allocated, lalu klik Next.
8. Pada tahap ini kita diminta untuk menentukan lokasi file dan dan ukuran hard
disk, yaitu sesuai dengan kemauan Anda (opsional). Disini saya menggunakan
15.00 GB, lalu klik Next.
14
9. Maka, tampilan akan menjadi seperti gambar di bawah ini.
Bisa dilihat bahwa kita telah berhasil membuat folder Debian dengan nama file
Nur Inayah.
10. Sebelum kita memulai proses instalasi lebih lanjut, terlebih dahulu kita akan
memasukkan file ISO Debian versi 9.6.0. Caranya dengan buka settings dan
arahkan pada menu Storage seperti gambar di bawah ini.
15
11. Bisa dilihat pada kolom Storage Devices arahkan pada logo kaset dengan
tulisan Empty seperti gambar di bawah.
12. Selanjutnya, pada kolom Attributes bagian Optical Drive, klik gambar kaset
berwarna biru seperti gambar di bawah ini. Lalu, masukkan file ISO Debian
versi 9.6.0.
16
Jika sudah seperti gambar diatas, klik OK. Maka tampilan akan kembali seperti
sebelumnya. Anda hanya perlu klik Start untuk memulai proses instalasi
Debian lebih lanjut.
13. Pilih Install, lalu tekan tombol enter.
14. Pada tahap ini kita diminta untuk mengatur bahasa. Pilih English, kemudian
tekan tombol enter.
17
15. Disini kita diminta untuk menetukan lokasi. Pilih Other, kemudian tekan
tombol enter.
16. Disini kita diminta untuk menentukan benua. Pilih Asia, kemudian tekan
tombol enter.
18
17. Disini kita diminta untuk menentukan negara. Pilih Indonesia, kemudian tekan
tombol enter.
18. Disini kita diminta untuk menentukan negara mana sebagai patokan pengaturan
dasar lokasi. Pilih United States, lalu tekan tombol enter.
19
20. Pada tahap ini kita diminta untuk mengisi hostname. Disini saya isi dengan
nama nurinayah.
21. Selanjutnya kita diminta untuk mengisi nama domain. Disini saya isi dengan
nurinayah.
20
22. Kita diminta untuk mengatur password. Silahkan atur password sesuai
keinginan Anda.
21
24. Selanjutnya, kita diminta untuk mengatur nama panjang sebagai user. Disini
saya samakan dengan pengaturan sebelumnya saja, yaitu dengan nama
nurinayah.
25. Kita diminta untuk mengisi username untuk akun kita. Disini saya isi dengan
nama nurinayah.
22
26. Kemudian, kita diminta untuk mengatur password lagi. Disini saya samakan
dengan pengaturan password yang sebelumnya agar tidak membingungkan
untuk dikemudian hal.
28. Disini kita diminta untuk menentukan zona waktu kita. Pilih Western.
23
29. Pilih Guided – use entire disk, lalu tekan tombol enter.
24
31. Pilih All files in one partition (recommended for new users), lalu enter.
32. Kemudian, cukup tekan tombol enter pada tulisan Finish partitioning and
write changes to disk.
25
33. Pilih Yes, lalu tekan tombol enter.
26
Ubah pengaturan tersebut hingga simbol bintang hanya pada opsi SSH server
dan standard system utilities dengan menggunakan tombol spasi seperti
gambar di bawah.
27
37. Pilih /dev/sda., kemudian tekan tombol enter.
38. Tahap terakhir cukup tekan tombol enter pada Continue dan tunggu hingga
proses instalasi Debian selesai.
28
39. Selanjutnya, kita akan masuk pada tampilan utama Debian.
Perlu diperhatikan, pada tahap login isi dengan root. Lalu untuk password, isi
sesuai dengan yang telah kita atur sebelumnya.
29
BAB 3
PERINTAH DASAR &
PORT NETWORKING
3.1 Perintah Dasar
4. Perintah ls ˗˗˗ berarti list yang berguna untuk menunjukkan daftar direktori apa
saja yang ada pada direktori tersebut.
5. Perintah ls -lh ˗˗˗ berguna untuk menunujukan daftar direktori secara detail.
6. Perintah mkdir (direktori) ˗˗˗ berarti make directory yang berguna untuk
membuat direktori baru.
31
7. Perintah rmdir (direktori) ˗˗˗ berarti remove directory yang berguna untuk
menghapus direktori yang ada.
10. Perintah cat (direktori) ˗˗˗ berguna untuk menampilkan atau melihat isi
direktori.
32
12. Perintah cp /(direktori) /(direktori) ˗˗˗ berguna untuk menyalin file atau
direktori.
13. Perintah mv (direktori) /(direktori) ˗˗˗ berguna untuk memindahkan file atau
direktori.
14. Perintah find -name (direktori) ˗˗˗ berguna untuk mencari direktori terletak
dimana saja.
15. Perintah who ˗˗˗ berguna untuk melihat user yang dipakai.
33
17. Perintah history ˗˗˗ berguna untuk melihat perintah apa saja yang telah
dilakukan.
18. Perintah reboot ˗˗˗ berguna untuk melakukan restart pada program yang
berjalan.
19. Perintah poweroff ˗˗˗ berguna untuk menon-aktifkan program yang berjalan.
34
20. Perintah clear ˗˗˗ berguna untuk membersihkan jendela terminal yang sedang
terlihat sekarang, tetapi bukan berarti perintah yang dijalankan sebelumnya
hilang. Jika kita scroll up, maka perintah yang telah dijalankan sebelumnya
masih bisa terlihat.
21. Perintah chmod ˗˗˗ berguna untuk mengganti hak akses pada sebuah file atau
direktori.
22. Perintah dir ˗˗˗ berguna untuk melihat daftar isi direktori.
35
23. Perintah systemctl ˗˗˗ berguna untuk melakukan restart pada paket.
24. Perintah ping (ip address) ˗˗˗ berguna untuk melakukan pengecekan koneksi
antar jaringan.
25. Perintah uptime ˗˗˗ berguna untuk melihat jumlah waktu penggunaan
komputer.
27. Perintah addgroup (group) ˗˗˗ berguna untuk membuat grup dalam sebuah
jaringan.
28. Perintah aptget install (packet) ˗˗˗ berguna untuk menginstall paket yang
sudah ada di dalam program.
36
29. Perintah ps axu ˗˗˗ berguna untuk melihat seluruh proses yang sedang
dijalankan.
30. Perintah service --status-all ˗˗˗ berguna untuk melihat service atau program
yang sedang bekerja.
31. Perintah cal -y ˗˗˗ berguna untuk menampilkan kalender selama setahun penuh.
37
32. Perintah whoami ˗˗˗ berguna untuk melihat direktori yang sedang aktif.
38
3.2 Port Networking
Port berfungsi sebagai perantara yang menghubungkan antar kedua sisi. Hal
itu juga berlaku pada port networking yang fungsinya juga sebagai perantara yang
menghubungkan antar fungsi jaringan dan protocol yang berbeda-beda. Port
networking memiliki banyak sekali macamnya, berikut port networking yang
biasanya sering digunakan.
Port Protocol Keterangan
Web Server
81 Ketika port 80 diblock, maka port 81 akan
Alternatif digunakan sebagai port altenatif Hosting Website.
39
membuat folder di server, mencari pesan e-mail
tertentu, bahkan menghapus pesan e-mail yang
ada.
Seluruh komunikasi yang dilakukan melalui
HTTPS (Hypertext Transfer Protocol Securre)
443 HTTPS akan dienkripsi dan dianalisa dengan tujuan untuk
keamanan ketika terjadi transaksi data melalui
internet.
SSL (Secure Socket Layer) adalah cara sebuah
465 SSL situs web membuat sambungan aman dengan
browser web pengguna.
SIMAP (Secure Internet Mail Access Protocol),
993 SIMAP protocol ini berfungsi pengamanan dalam
mengakses/mengambil e-mail dari server.
40
BAB 4
KONFIGURASI PAKET-PAKET
4.1 Konfigurasi IP Secara Statik
Pada gambar diatas dapat kita lihat bahwa adapter pada server Debian masih
berada pada pengaturan default. Untuk mengaturnya, klik settings > network.
Lalu pada Adapter 1 kita ubah Attached to: menjadi Host-only Adapter,
kemudian klik OK.
42
Pengaturan adapter pada server Debian telah berhasil jika tampilan sudah
sesuai dengan gambar diatas.
2. Setelah itu, kita atur alamat IP pada laptop.
Buka aplikasi Control Panel seperti gambar dibawah.
Pada tahap seperti diatas kita hanya perlu mencari adapter yang sesuai dengan
adapter yang sudah kita atur pada server Debian. Pada kasus ini, biasanya
adapter yang tersedia hanya satu, yaitu VirtualBox Host-Only Network #2.
43
Klik properties.
44
Disini saya menggunakan alamat IP 192.168.100.28 pada laptop dan alamat IP
192.168.100.127 pada server Debian dengan menggunakan prefik 28 atau
Subnet Mask 255.255.255.128.
3. Selanjutnya kita akan langsung konfigurasi IP secara statik pada Debian.
Sebelum masuk ke dalam konfigurasi pengaturan IP secara statik, terlebih
dahulu saya akan menyarankan untuk mengecek nama adapter dan IP yang
sudah tersedia (IP default) pada Debian.
Pengecekan berguna agar kita lebih berhati-hati dan teliti dalam
mengonfigurasi, serta meminimalisir kegagalan. Untuk pengecekan tersebut
kita bisa menggunakan perintah ip a.
45
Dengan melihat gambar diatas, kita telah mengetahui bahwa kita mempunyai
dua buah ether, yaitu ether dengan nama lo (ether default sehingga tidak perlu
lagi diatur) serta ether dengan nama enp0s3 (ether yang akan kita atur).
Untuk pengaturan IP secara statik pada Debian, kita dapat menggunakan
perintah berikut.
Konfigurasi 01
nano /etc/network/interfaces
46
4. Berikut hal-hal yang harus kita konfigurasi.
Dua baris terakhir pada konfigurasi tersebut, kita beri tanda pagar (#).
Guna tanda pagar (#) adalah untuk menon-aktifkan perintah yang ada. Pada
tulisan yang sudah tertera, pengaturan IP akan dilakukan secara DHCP
(otomatis). Maka tanda pagar (#) diperlukan agar kita bisa mengatur IP secara
statik. Selanjutnya, kita akan menambahkan perintah baru, yaitu
Konfigurasi 02
auto enp0s3
iface enp0s3 inet static
address 192.168.100.27/25
47
Perlu diingat bahwa untuk penggunaan IP pada server Debian harus
disesuaikan dengan penggunaan IP pada laptop yang telah kita atur sebelumnya.
Jika tidak sesuai, maka server Debian dengan server laptop tidak akan dapat
saling terhubung.
Jika telah melakukan semua konfig seperti diatas, lalu disimpan. Cara
menyimpannya ialah dengan ctrl+X > tekan Y > lalu enter.
5. Selanjutnya adalah melakukan restart networking agar konfigurasi yang telah
kita buat tersimpan.
Tahap ini juga merupakan tahap terpenting karena jika kita tidak melakukan
restart network, maka semua hal yang telah kita atur sebelumnya tidak akan
tersimpan. Caranya ialah dengan menggunakan perintah berikut ini.
Konfigurasi 03
/etc/init.d/networking restart
Perlu diingat bahwa untuk pengecekan ping pada Debian akan terus terulang,
maka untuk memberhentikannya gunakan ctrl+C.
48
Cek ping dari server laptop ke server Debian.
Jika TTL maka konfigurasi IP secara statik pada debian telah berhasil.
49
4.2 Konfigurasi IP Secara DHCP
Pada server Debian saya akan aktifkan dua adapter. Adapter pertama akan
terhubung langsung ke laptop utama secara statik. Lalu, pada adapter kedua akan
terhubung langsung ke komputer virtual (berupa Windows) secara DHCP.
Sesuai dengan topologi diatas, terdapat tiga perangkat yang akan kita atur
adapternya. Perhatikan penjelasan berikut.
a. Pengaturan Adapter pada PC.
Seperti biasa, buka Control Center dan atur alamat IP menjadi 192.168.100.28
dengan prefix 25.
50
b. Pengaturan Pada Adapter Debian.
51
Pada Adapter 2 atur dengan Internal Network yang gunanya
menghubungkan sesama perangkat didalam aplikasi (software). Lalu, atur
nama adapter dengan opsional (bebas). Disini kita atur dengan nama al.
c. Pengaturan Adapter pada Windows.
52
Bisa dilihat bahwa pada server Debian memiliki tiga adapter/ether, yaitu ether
pertama dengan nama lo, yaitu ether default sehingga tidak perlu ada lagi
pengaturan. Ether kedua dengan nama enp0s3, yaitu ether yang terhubung ke
komputer utama yang sudah kita atur sebelumnya secara statik (dengan alamat
IP 192.168.100.27) sehingga tidak perlu ada lagi pengaturan. Serta ether ketiga
dengan nama enp0s8, yaitu ether yang terhubung ke Windows sehingga ether
inilah yang akan kita gunakan untuk pengonfigurasian DHCP server.
Selanjutnya, gunakan perintah dibawah ini.
Konfigurasi 01
nano /etc/network/interfaces
Setelah itu, kita lanjutkan konfigurasi tersebut dengan perintah seperti berikut.
53
Konfigurasi 02
auto enp0s8
iface enp0s8 inet static
address 192.168.1.1/28
Konfigurasi 03
Konfigurasi 04
nano /etc/default/isc-dhcp-server
54
Pada tahap ini, cari perintah yang bertuliskan INTERFACESv4=””, lalu isi
dengan nama ether, yaitu enp0s8 seperti dibawah ini.
Konfigurasi 05
INTERFACESv4=”enp0s8”
Konfigurasi 06
nano /etc/dhcp/dhcpd.conf
55
Pada bagian ini terdapat banyak sekali konfigurasi. Scroll down hingg
menemukan perintah #a slightly seperti dibawah ini.
56
Pada tahap berikut, kita aktifkan perintah yang ada dengan menghapus tanda
pagar (#) dari baris yang bertuliskan subnet sampai baris dengan tanda tutup
kurung kurawal (}) seperti dibawah ini.
Setelah itu, ada beberapa hal yang perlu kita atur hingga menjadi seperti dibawah
ini.
57
Konfigurasi 07
Terdapat dua hal yang perlu kita atur pada baris diatas, yaitu pada
subnet diisi dengan Network Address (NA) dari alamat IP 192.168.1.1,
yaitu 192.168.1.0, sedangkan netmask diisi dengan Subnet Mask (SM)
dari alamat IP 192.168.1.1, yaitu 255.255.255.240.
Konfigurasi 08
58
/etc/init.d/isc-dhcp-server restart
Bisa dilihat, Windows telah menerima alamat IP dari server Debian, yaitu
192.168.1.5 dengan Subnet Mask 255.255.255.240, serta memiliki gateway
192.168.1.1. Sekarang kita coba cek PING antar Windows dan server Debian.
59
4.3 Konfigurasi DNS Server
Apa itu DNS? DNS merupakan singkatan dari Domain Name System. Salah
satu protocol yang gunanya menampung database dari tiap alamat IP yang
kemudian ditranslasikan ke dalam hostname atau sebaliknya.
Saat kita mengunjungi sebuah website, hal pertama yang akan kita lakukan
adalah mencari dengan hostname/domain dari website tersebut pada kolom
pencarian. Tentu saja hal itu jauh lebih efisien dan mudah dibandingkan harus
mencari dengan alamat IP untuk bisa mengunjungi sebuah website. Karena pada
dasarnya proses kerja dari sebuah komputer adalah dengan menggunakan dan
memahami angka-angka saja, tidak dengan huruf. Oleh sebab itu, disinilah fungsi
DNS berkerja. Fungsi DNS antara lain sebagai berikut.
Konfigurasi 01
nano /etc/network/interfaces
60
Maka, tampilan selanjutnya akan menjadi seperti berikut.
Selanjutnya, beri tanda pagar (#) pada tiga baris terakhir konfigurasi tersebut.
Tanda pagar (#) berguna untuk menon-aktifkan perintah yang ada.
61
Konfigurasi 02
auto enp0s3
iface enp0s3 inet static
address 192.168.100.27/25
nameserver 192.168.100.27
Setelah itu simpan pengaturan dengan Ctrl X + Ctrl Y + enter dan lakukan
restart networking seperti. Perlu diperhatikan, atur juga alamat IP di laptop
dengan jaringan yang sama. Lalu jangan lupa lakukan pengecekan PING antara
laptop dan Debian server untuk membuktikan kedua pihak telah saling
terhubung.
62
2. Selanjutnya install paket DNS seperti berikut.
Konfigurasi 03
Perlu diperhatikan, masukkan kaset dengan file iso Debian 9 jika kaset belum
dimasukkan. Lalu, tekan y untuk melanjutkan instalasi paket DNS.
3. Lalu, kita akan mengatur zone forward dan zone reverse. Zone forward
merupakan konfigurasi untuk penambahan domain, sedangkan zone reverse
merupakan konfigurasi untuk pengaturan alamat IP nameserver.
Sebelum itu, gunakan perintah berikut.
Konfigurasi 04
cd /etc/bind
Konfigurasi 05
nano named.conf.local
63
Perintah tersebut menunjukkan kita akan memasuki direktori
named.conf.local yang diawali dengan perintah nano sebagai text editor.
Setelah itu, tampilan akan menjadi seperti berikut.
Tidak ada yang perlu kita ubah pada konfigurasi yang telah ada, kita akan
melanjutkan konfigurasi baru seperti konfigurasi berikut.
Konfigurasi 06
zone “naya.com”{
type master;
file “/etc/bind/db.forward”;
};
zone “100.168.192.in-addr.arpa”{
type master;
file “/etc/bind/db.reverse”;
};
64
zone “naya.com”{
type master;
file “/etc/bind/db.forward”;
};
Pada paragraf pertama dari konfigurasi diatas merupakan bagian dari
zone forward. Pada bagian itulah kita mengatur nama domain dan juga
penempatannya. Nama domain yang akan kita gunakan kali ini adalah
naya.com yang mana pengaturan zone forward berlokasi di direktori
db.forward (berarti database forward) yang berada didalam direktori
bind.
zone “100.168.192.in-addr.arpa”{
type master;
file “/etc/bind/db.reverse”;
};
Pada paragraf kedua dari konfigurasi diatas merupakan bagian dari zone
reverse. Dapat dilihat pada baris pertama terdapat alamat IP
nameserver yang dibalik (reverse) tanpa menggunakan octat keempat.
Pengaturan zone reverse berlokasi di direktori db.reverse (berarti
database reverse) yang berada didalam direktori bind.
4. Selanjutnya, kita akan membuat folder database forward dan database reverse
yang berkaitan dengan konfigurasi sebelumnya. Gunakan perintah dasar ls untuk
melihat daftar folder apa saja yang berada pada direktori bind.
Bisa dilihat bahwa folder db.forward dan db.reverse belum ada. Gunakan
perintah seperti berikut.
Konfigurasi 07
cp db.local db.forward
cp db.127 db.reverse
65
folder db.local telah disalin menjadi db.forward dan db.127 telah disalin
menjadi db.reverse.
Gunakan kembali perintah ls untuk mengecek kembali daftar folder dalam
direktori bind.
Dapat dilihat bahwa folder untuk db.forward dan db.reverse telah ada.
5. Selanjutnya, kita akan masuk ke dalam folder db.forward dengan menggunakan
perintah berikut.
Konfigurasi 08
nano db.forward
Selanjutnya, tampilan akan menjadi seperti berikut.
Ubah semua tulisan localhost menjadi nama domain dan ubah alamat IP default
menjadi alamat IP nameserver, lalu lanjutkan konfigurasi seperti di bawah ini.
66
Konfigurasi (Lanjutan) 09
www IN A 192.168.100.27
mail IN A 192.168.100.27
@ IN MX 1O 192.168.100.27
ntp IN A 192.168.100.27
Konfigurasi 10
nano db.reverse
67
nama domain dan lakukan konfigurasi lanjutan seperti dibawah ini.
Konfigurasi (Lanjutan) 11
1 IN PTR www.naya.com.
1 IN PTR mail.naya.com.
1 IN PTR ntp.naya.com.
Konfigurasi 12
nano /etc/resolv.conf
Gunakan perintah tambahan dibawah ini dan ubah alamat IP nameserver sesuai
dengan apa yang telah kita atur sebelumnya.
68
Konfigurasi 13
domain naya.com
search naya.com
nameserver 192.168.100.27
Perintah domain dan search diatas memiliki arti bahwa domain yang
dicantumkan merupakan priority domain. Domain itulah yang didahulukan
sebagai tampilan utama dibandingkan domain yang lain.
Konfigurasi 14
nano /etc/hosts
Hal yang perlu kita lakukan adalah cukup ubah alamat IP pada baris kedua
menjadi alamat IP nameserver yang telah kita atur sebelumnya.
69
9. Pengaturan telah selesai, selanjutnya lakukan restart dengan menggunakan
perintah dibawah ini.
Konfigurasi 15
/etc/init.d/bind9 restart
Konfigurasi 16
70
4.4 Konfigurasi Web Server
Konfigurasi 01
Konfigurasi 02
nano /etc/apache2/sites-enabled/000-default.conf
71
Tidak ada yang perlu kita ubah pada konfigurasi diatas, hanya saja kita akan
melajutkan konfigurasi seperti dibawah ini.
Konfigurasi 03
<VirtualHost *:80>
ServerAdmin nay@naya.com
ServerName naya.com
ServerAlias www.naya.com
DocumentRoot /var/www/html/nay
</VirtualHost>
Konfigurasi diatas merupakan konfigurasi utama dalam Web server.
Perlu diingat juga bahwa port 80 merupakan protocol HTTP dalam Web
server serta menggunakan subdomain www.
Pada baris ServerName diisi domain utama (tidak boleh subdomain), pada
baris ServerAlias diisi dengan subdomain www, dan pada baris
72
DocumentRoot merupakan lokasi dimana laman web dengan format HTML
berada sebagai tampilan dari Web server nantinya, dengan nama folder
opsional (bebas).
3. Selanjutnya, kita akan membuat folder yang sesuai dengan konfigurasi diatas.
Pada pembahasan kali ini, kita akan membuat folder dengan nama nay.
Perhatikan konfigurasi berikut ini.
Konfigurasi 04
cd /var/www/html
Dapat dilihat bahwa pada direktori html hanya ada file berformat html. Untuk
itu, sekarang kita akan membuat folder nay dengan menggunakan perintah
dibawah ini.
Konfigurasi 05
mkdir nay
mkdir berarti make directory. Pada pembahasan kali ini kita telah
membuat folder dengan nama nay.
Gunakan kembali perintah ls untuk mengecek apakah folder nay telah berhasil
kita buat atau tidak.
Bisa dilihat bahwa pada daftar folder telah tercantum folder nay. Selanjutnya,
kita tinggal masuk ke dalam folder nay, kemudian kita akan membuat file html
sebagai laman Web server nantinya.
73
Konfigurasi 06
cd nay
Konfigurasi 06
nano index.html
Lalu, saatnya kita membuat isi dari file index.html. Disini saya tidak
menjelaskan lebih dalam tentang bahasa HTML. Kalian bisa browsing masing-
masing mengenai bahasa HTML.
74
Setelah itu lakukan restart apache2 sebelum melakukan pengecekan pada Web
browser.
Konfigurasi 07
/etc/init.d/apache2 restart
75
Bisa dilihat, kita telah berhasil melakukan konfigurasi Web server.
76
4.5 Konfigurasi SSH
SSH (Secure Shell Connection) merupakan protocol administrasi yang
memungkinkan user untuk mengakses dan memodifikasi berbagai macam
pengaturan maupun file yang ada di dalam server. Untuk mengonfigurasi SSH, kita
akan menggunakan software FileZilla. Pastikan software FileZilla telah terinstall di
komputer kalian.
Berikut konfigurasi SSH pada Debian.
1. Pertama-tama, install paket SSH terlebih dahulu.
Konfigurasi 01
Konfigurasi 02
nano /etc/ssh/sshd_config
77
Pada tahap ini, cari baris perintah yang bertuliskan #Port 22 pada konfigurasi
diatas.
Kita aktifkan dua baris perintah diatas, yaitu Port 22 dan AddressFamily any
dengan menghilangkan tanda pagar (#) hingga menjadi seperti dibawah ini.
78
Konfigurasi 03
port 22
AddressFamily inet
PermitRootLogin yes
Konfigurasi 04
/etc/init.d/ssh restart
4. Berikutnya, kita akan coba login di FileZilla. Tampilan pertama FileZilla akan
menjadi seperti berikut ini.
79
Bagian Login.
Bagian Local Site bisa dibilang sebagai File Explorer dari PC kita sendiri. Di
bagian inilah kita bisa mengakses file/folder dari PC kita.
Bagian Remote Site, yaitu bagian dimana kita bisa mengakses file/folder dari
server yang terhubung dengan PC kita.
80
Kita coba lakukan login seperti dibawah ini.
Pengaturan FileZilla
Host : sftp://192.168.100.27
Username : root
Password : *****
Bagian password diisi dengan password yang telah kita atur sebelumnya,
yaitu naya.
Port : 22
Bagian port diisi dengan port yang telah kita atur sebelumnya, yaitu 22.
Ada beberapa port yang bisa kita gunakan, yaitu port 2211, port 21 (port
untuk protocol FTP), dan port 22 (port untuk protocol SFTP).
Setelah itu, klik Quickconnect dan akan muncul tampilan seperti berikut ini.
Hal itu berupa peringatan untuk mengonfirmasi apakah server yang hendak
terhubung benar-benar server yang sesuai atau tidak. Klik OK. Selanjutnya,
pada bagian Remote Site telah terlihat tampilan baru seperti gambar dibawah ini.
Saat ini kita telah bisa mengakses file/folder apa saja di dalam server Debian.
81
5. Ketika telah berhasil login dan koneksi antar server dan PC telah terhubung, kita
bisa mengakses apapun dikedua pihak. Entah itu menyalin file, menghapus file,
membuat folder, ataupun yang lainnya. Pada tahap ini pengaksesan tergantung
dengan kebutuhan kalian masing-masing dan telah bersifat opsional (bebas)
sepenuhnya.
Sebagai contoh, gambar diatas menunjukkan saya tengah menyalin file dari PC
ke server Debian dalam proses konfigurasi Web server.
Selamat mencoba!
82
4.6 Konfigurasi Mail Server
Mail server ialah layanan internet berbasis cloud computing yang digunakan
untuk mengirim dan menerima email dalam satu jaringan mail yang sama. Mail
server memiliki tiga protocol utama, yaitu SMTP (Simple Mail Transfer Protocol)
yang berguna menampung data dan mengirim email, POP3 (Post Office Protocol),
dan IMAP SMTP yang gunanya sama-sama sebagai pembaca dan pengakses mail.
Mail server juga bekerja dengan dua server utama, yaitu SMTP sebagai sending
server (server pengirim) dan POP3 sebagai incoming server (server penerima).
Berikut konfigurasi Mail Server pada Debian.
1. Hal pertama yang akan kita lakukan adalah menginstall paket-paket Mail server.
Terdapat 6 paket yang akan kita install pada konfigurasi Mail server kali ini,
yaitu php, php-curl, php-xml, dovecot-core, dovecot-imapd, dan postfix.
Perlu diketahui bahwa, dalam pengonfigurasian Mail server terdapat dua hal
utama yang akan kita atur lebih dalam, yaitu bagian postfix sebagai sending
server dan bagian dovecot sebagai incoming server.
Konfigurasi 01
Pada tahap berikut kita diminta untuk memilih tipe konfigurasi Mail server mana
yang kita butuhkan. Penjelasannya sebagai berikut.
84
Pada tahap ini kita diminta untuk mengisi domain.
Konfigurasi 02
nano /etc/postfix/main.cf
85
Pada tahap ini, cari tulisan myhostname di bagian bawah konfigurasi, lalu ubah
isinya dengan menggunakan subdomain mail.
86
Setelah itu, kita akan membuat konfigurasi lanjutan seperti dibawah ini.
Konfigurasi (Lanjutan) 03
home_mailbox = Maildir/
#SMTP-Auth settings
smtpd_sasl_type = dovecot
smtpd_sasl_path = private/auth
smtpd_sasl_auth_enable = yes
smtpd_sasl_security_options = noanonymous
smtpd_sasl_local_domain = $myhostname
smtpd_recipient_restrictions =
permit_mynetworks,permit_auth_destination,permit_sasl_a
uthenticated,reject
87
Jika tulisan pada bagian paling bawah konfigurasi adalah yes, maka konfigurasi
yang telah kita buat telah benar (tidak typo/salah/kurang). Selanjutnya, lakukan
restart paket postfix seperti dibawah ini.
Konfigurasi 04
/etc/init.d/postfix restart
3. Lalu, kita akan mengatur bagian dovecot sebagai incoming server. Pada bagian
terdapat empat perintah pokok yang akan kita atur lebih lanjut. Perhatikan
perintah berikut ini.
nano /etc/dovecot/dovecot.conf
88
Pada tahap ini, kita hanya perlu mengaktifkan perintah yang ada dengan
menghapus tanda pagar (#). Cari tulisan listen paga bagian bawah konfigurasi,
lalu hapus tanda pagar (#) dan simpan pengaturan.
nano /etc/dovecot/conf.d/10-auth.conf
89
Pada bagian ini terdapat banyak sekali konfigurasi. Scroll down konfigurasi
hingga menemukan perintah auth_mechanisms = plain seperti dibawah ini.
90
Konfigurasi 08 [Perintah 2/4 – dovecot]
disable_plaintext_auth = no
auth_mechanisms = plain login
nano /etc/dovecot/conf.d/10-mail.conf
91
Pada bagian bawah konfigurasi terdapat tulisan mail_location. Kita non-
aktifkan perintah tersebut dengan menambahkan tanda pagar (#), kemudian kita
tambah perintah baru seperti dibawah ini.
mail_location = maildir:~/Maikdir
92
Konfigurasi 11 [Perintah 4/4 – dovecot]
nano /etc/dovecot/conf.d/10-master.conf
Pada bagian ini terdapat banyak sekali konfigurasi. Scroll down hingga
menemukan perintah seperti dibawah ini.
93
Hal yang akan kita lakukan adalah aktifkan perintah tersebut dari baris yang
bertuliskan unix sampai baris yang terdapat kurung kurawal (}), lalu tambah
perintah seperti dibawah ini.
user = postfix
group = postfix
Konfigurasi 13
/etc/init.d/dovecot restart
94
4. Selanjutnya, kita akan membuat folder mail dengan format lokasi
/var/www/mail. Lalu, di dalam folder mail itulah kita akan menyalin (copy) file
rainloop. File rainloop kurang lebih seperti Web server, namun penyediaan
laman webnya berupa menerima dan mengirim mail (bisa dibilang sebagai file
HTML yang sudah jadi, sehingga kita hanya perlu menaruh file tersebut di dalam
folder mail kita saja untuk digunakan dalam bertukar mail). Untuk hal ini kita
perlu mengkonfigurasi SSH terlebih dahulu. Klik ini untuk melihat konfigurasi
SSH lebih lanjut.
Jika sudah, buka FileZilla dan login. Lalu, buat folder mail di dalam folder www.
Sebelum Membuat Folder Mail
Dapat dilihat bahwa kita telah membuat folder mail di dalam folder www.
Selanjutnya, tinggal drag/copy file rainloop ke dalam folder mail.
95
Lalu, tunggu transfer file hingga selesai dan lanjutkan konfigurasi pada poin
setelah ini.
5. Setelah selesai menyalin file rainloop, kita kembali lagi pada konfigurasi Debian.
Kita akan kembali ke folder apache untuk mengatur Web server yang nantinya
mengarah ke Mail server. Perhatikan perintah dibawah ini.
Konfigurasi 14
cd /etc/apache2/sites-available
Yang akan kita lakukan saat ini adalah membuat direktori khusus untuk
pengaturan Mail server pada direktori apache, yaitu mail.conf. Sebelum itu,
gunakan perintah ls untuk mengecek folder apa saja yang ada pada direktori
sites-available.
Bisa dilihat, saat ini folder yang tersedia hanya 000-default.conf (folder default
yang biasanya digunakan dalam konfigurasi Web server) dan default-ssl.conf.
Dalam hal ini, kita akan menyalin folder 000-default.conf menjadi folder
mail.conf.
Konfigurasi 15
cp 000-default.conf mail.conf
96
Lalu, gunakan kembali perintah ls untuk mengecek apakah folder mail.conf telah
tersedia atau belum.
Setelah, itu masuk ke dalam folder mail.conf dan tampilan akan menjadi seperti
berikut ini.
Konfigurasi 16
nano mail.conf
Pada bagian seperti diatas akan kita ubah beberapa perintah dan menambahkan
perintah baru seperti dibawah ini.
97
Konfigurasi 17
ServerAdmin nay@naya.com
DocumentRoot /var/www/mail
ServerName mail.naya.com
Konfigurasi 18
a2ensite mail.conf
Konfigurasi 19
98
8. Setelah itu, gunakan perintah dibawah ini.
Konfigurasi 20
9. Setelah itu, kita akan membuat user sebagai pelaku untuk melakukan fungsi Mail
server. Disini kita akan membuat dua user, yaitu nay1 sebagai user pertama dan
nay2 sebagai user kedua. Perhatikan konfigurasi berikut.
Konfigurasi 21
adduser nay1
99
adduser nay2
10. Saatnya kita lakukan pengecekan. Buka Web Browser dan ketik domain kita
menggunakan subdomain mail, yaitu mail.naya.com. Selanjutnya, tampilan
utama akan menjadi seperti berikut.
100
Bisa dilihat, terdapat peringatan Domain is not allowed. Mengapa demikian?
Hal itu terjadi karena domain yang kita gunakan belum terdaftar pada server
Mail. Maka dari itu, sebelum melakukan login user, kita akan mendaftarkan
domain yang telah kita buat dalam mode Admin agar nantinya ketika login
dalam mode user akan berhasil.
Hal pertama yang kita lakukan adalah tambah kata /?admin pada url sehingga
menjadi mail.naya.com/?admin.
Klik pada bagian Domains hingga tampilan akan menjadi seperti ini.
101
Lalu, klik tombol + Add Domain pada kolom berlatar belakang putih hingga
tampilan akan menjadi seperti ini.
Pertama,
Pada kolom atas bertuliskan Name, kita isi dengan domain utama. Pada
hal ini berarti naya.com.
Kedua,
Pada bagian IMAP dengan kolom bertuliskan Server, isi dengan
subdomain. Pada hal ini berarti mail.naya.com. Lakukan hal yang sama
juga pada bagian SMTP pada kolom bertuliskan Server.
102
Ketiga,
Centang perihal Use short login di bagian IMAP dan SMTP.
Keempat,
Klik tombol Test dipojok bawah kiri layar. Jika hijau, maka domain aman
digunakan. Jika merah berarti terdapat beberapa kesalahan diantara
semua pengaturan yang telah kita konfigurasi sebelumnya.
Klik + Add. Setelah itu, kita kembali dalam mode user dengan menggunakan
url awal, yaitu cukup dengan mail.naya.com, lalu coba login.
103
104
Dapat dilihat, kita telah berhasil login di kedua user. Selanjutnya, kita coba
mengirimkan pesan dari nay1 ke nay2.
105
4.7 Konfigurasi Proxy Server
Konfigurasi 01
Konfigurasi 02
nano /etc/squid/squid.conf
106
c) Selanjutnya, cari perintah http_port 3128 pada konfigurasi tersebut (tekan ctrl
+W, lalu ketik kata/kalimat yang dicara dan tekan enter), lalu tambah perintah
transparent.
107
Konfigurasi 03
d) Setelah itu, cari perintah http_deny access all, lalu aktifkan perintah tersebut
menggunakan tanda pagar (#). Perintah tersebut menunjukkan bahwa tidak
semua situs yang akan diblok, tetapi hanya situs tertentu saja yang nantinya
kita blok.
108
Konfigurasi 04
109
Konfigurasi 05
cache_mgr (opsional)@(domain)
110
Konfigurasi 06
Perintah diatas menunjukkan bahwa access list dengan nama site1 memiliki
domain www.ya.com akan diblokir aksesnya.
g) Setelah itu, lakukan restart paket proxy menggunakan perintah berikut.
Konfigurasi 07
/etc/init.d/squid restart
h) Selanjtutnya, gunakan perintah firewall berikut.
Konfigurasi 08
111
i) Terakhir adalah lakukan pengecekan pada Web Browser (www.ya.com).
112
BAB 5
TROUBLESHOOTING
5.1 Troubleshooting di DNS Server
114
b) Kedua, kesalahan pengetikan pada direktori resolv.conf.
Kesalahan dalam pengetikan memang kerap terjadi pada kita. Lalu, bagaimana jika
kita salah melakukan penyalinan folder database dalam konfigurasi DNS? Untuk
hal ini ada dua hal yang bisa kalian lakukan. Perhatikan kedua poin berikut ini.
a) Pertama, kalian bisa menggunakan perintah dasar menghapus direktori/folder,
yaitu rm (direktori). Gunakan perintah tersebut untuk menghapus folder yang
salah, lalu ulangi kembali perintah penyalinan folder. Cara ini berlaku jika isi
folder belum diedit.
115
b) Kedua, kalian cukup menggunakan kembali perintah copy untuk menyalin
folder yang salah ke folder yang baru, lalu hapus folder yang salah. Cara ini
berlaku jika isi folder telah diedit.
116
Server RTO atau server tidak dapat ditemukan saat pengecekan
4
nslookup pada PC.
117
118
b) Kedua, jika server tidak dapat ditemukan. Hal yang biasa terjadi adalah kita lupa
mengatur alamat IP DNS pada pengaturan alamat IP di PC kita (Control Panel).
119
5.2 Troubleshooting di Web Server
Hal yang paling sering kita lakukan hingga terjadi permasalahan diatas adalah
adanya kesalahan konfigurasi dalam direktori default apache (000-default.conf).
Entah itu terjadi typo (salah ketik), salah perintah, ataupun perintah yang tertinggal.
Sebagai contoh, perhatikan gambar-gambar berikut ini.
120
Jika dirasa konfigurasi pada apache telah benar, tetapi tetap terjadi kesalahan, coba
pastikan konfigurasi-konfigurasi pada paket sebelumnya telah berhasil dengan
sempurna (paket DNS server). Jangan lupa untuk selalu memastikan adapter dan
pengaturan default pada PC kita telah benar dan sesuai.
121
Jika tampilan Web seperti diatas, maka kesalahan yang umumnya terjadi ada pada
penempatan direktori/folder dari index.html yang kita buat. Pastikan folder yang
kita buat sesuai dengan konfigurasi pada bagian DocumentRoot. Sebagai contoh,
perhatikan penjelasan berikut ini.
Bisa dilihat, konfigurasi pada bagian DocumentRoot menunjukkan arti bahwa kita
akan membuat laman Web dengan HTML pada file index.html didalam folder naya
yang berada didalam folder /var/www/html.
Berarti yang akan kita lakukan adalah masuk ke dalam folder /var/www/html
terlebih dahulu, lalu buat folder baru dengan nama naya. Setelah itu, masuk lagi ke
dalam folder naya (/var/www/html/naya) dan buat laman Web pada index.html
yang telah terlampir. Perhatikan kasus berikut ini.
Pada kasus kali ini, terjadi kesalahan dalam pembuatan folder. Bisa dilihat bahwa
kita tidak sengaja telah membuat dua folder yang berbeda, yaitu nay dan naya.
Anggap saja kita telah terlanjur membuat isi HTML pada folder nay, yang
seharusnya kita buat isi HTML pada folder naya. Ada dua kemungkinan yang bisa
kita lakukan untuk mengatasi kasus kali ini, yaitu.
a) Pertama, kita bisa menghapus folder yang tidak sesuai dengan DocumentRoot
(folder yang salah, yaitu folder naya), walaupun di dalamnya telah terlanjur
dibuat isi HTML dan kembali mengulang pembuatan isi HTML pada folder yang
seharusnya (folder nay).
b) Kedua, agar lebih efisien kita bisa menghapus salah satu folder yang kosong
(folder yang seharusnya, namun tidak diatur, yaitu folder nay), lalu mengganti
isi perintah pada bagian DocumentRoot (awalnya /var/www/html/naya, lalu
122
diganti menjadi /var/www/html/nay). Cara ini lebih efisien karena tidak perlu
mengulang kembali isi HTML (hanya menyesuaikan dengan nama folder).
Pada permasalahan kali ini tergantung dari pemahaman dan kesanggupan kalian
dalam menyelesaikan permasalahannya. Pada kasus kali ini, saya memilih
menggunakan cara pada opsi kedua.
123
5.3 Troubleshooting di Mail Server
Permasalahan diatas biasanya terjadi karena kita lupa memasukkan domain kita
pada server Mail. Perhatikan penjelasan berikut ini.
124
Bisa dilihat pada kolom domain diatas, domain kita (naya.com) belum terdaftar.
Hal yang kita lakukan adalah login terlebih dahulu sebagai admin, lalu daftar
domain seperti gambar dibawah ini.
Bisa dilihat, domain (naya.com) telah terdaftar. Setelah ini, kita coba ulang login
sebagai user.
125
Kita telah berhasil melakukan login user. Untuk lebih lengkap, klik ini untuk
melihat konfigurasi Mail server.
Hal itu terjadi biasanya karena ada kesalahan perintah dalam konfigurasi postfix
pada direktori main.cf. Untuk hal ini coba cek kembali perintah yang ada dan
perbaiki apa yang salah.
126
127
3 Tidak bisa menerima mail.
Bisa mengirim mail bukan berarti mail yang dikirim juga memang harus diterima
oleh user tujuan. Mungkin saja ketika kita berhasil mengirim mail, ternyata user
tujuan tidak menerima mail apapun dari user pengirim. Hal ini terjadi karena
teradpat kesalahan pada perintah yang berhubungan dengan lokasi mail berada.
Biasanya terjadi kesalahan pada konfigurasi postfix didalam direktori main.cf.
128
4 Fitur tidak lengkap pada user.
Hal seperti ini terjadi biasanya terdapat kesalahan dalam perintah lokasi mail, yaitu
pada konfigurasi dovecot didalam direktori 10-mail.conf.
129
130
5 Tampilan Web tidak berubah (masih tampilan default apache).
Hal ini terjadi karena berhubungan dengan folder apache. Biasanya terdapat
kesalahan pada folder mail.conf yang berada pada direktori /etc/apache2/site-
available. Untuk itu, cobalah cek apakah terjadi kesalahan atau tidak.
131
Jangan lupa untuk lakukan restart apache dan gunakan perintah berikut setelah
selesai merubah konfigurasi.
132
Hal ini terjadi biasanya karena salah pada bagian DocumentRoot didalam direktori
mail.conf.
133
Jika selain cara-cara diatas hasilnya tetap sama, ada kemungkinan terjadi kesalahan
pada konfigurasi paket-paket sebelumnya, yaitu bisa jadi pada paket DNS server
atapun Web server.
134
5.4 Troubleshooting di DHCP Server
1 DHCP gagal.
Kemungkinan yang sering terjadi ketika client tidak dapat menerima alamat IP
adalah terletak pada adapter yang terhubung antar server Debian dengan Windows
tidak sama (berbeda nama adapter). Hal tersebut bisa terjadi karena akan dianggap
sebagai jaringan yang berbeda, oleh karenanya pastikan terlebih dahulu adapter
antar server sama. Perhatikan kasus berikut ini.
135
Bisa dilihat bahwa pada adapter Windows telah diatur dengan nama naya, tetapi
ternyata pada server Debian adapter diatur dengan nama al (seharusnya diatur
dengan nama naya).
136
2 Gagal restart paket DHCP.
Umumnya ketika gagal saat melakukan restart DHCP ialah karena terjadi typo
(salah ketik), ada perintah yang tidak sengaja terhapus, ataupun perintah yang
tertinggal. Untuk itu, kembali lakukan cek di setiap konfigurasi yang telah kalian
lakukan sebelumnya. sebagai contoh, perhatikan kasus berikut.
137
Pada kasus diatas, kesalahan terletak pada subnet yang diisi dengan 192.168.1.1,
tetapi seharusnya diisi dengan 192.168.1.0 (merupakan Network Addres dari
alamat IP 192.168.1.1).
138
5.5 Troubleshooting di SSH
Permasalahan yang paling umum terjadi pada SSH adalah gagal saat login (antar
server tidak terkoneksi). Ada banyak kemungkinan penyebab gagalnya login, yaitu.
139
c) Salah memasukkan port.
140
Seharusnya diisi dengan port 22.
Sebenarnya tidak hanya port 22 saja yang bisa digunakan, namun untuk
menyambungkan ke server Debian harus disesuaikan dengan konfigurasi yang
berada di direktori sshd_config yang telah kita atur sebelumnya.
141
BAB 6
STUDI KASUS
6.1 DHCP Server
Ketentuan :
Range : 40 Client
Netmask : /24
Gateway : menyesuaikan
DNS Address : menyesuaikan
PC DEBIAN
sbg sbg
CLIENT SERVER
Setelah memahami topologi diatas, atur terlebih dahulu alamat IP secara static
menggunakan perintah berikut.
Konfigurasi 01
nano /etc/networking/interfaces
auto enp0s3
iface enp0s3 inet static
address 192.168.27.1/24
nameserver 192.168.27.1
143
Atur alamat IP seperti biasa. Disini saya menggunakan alamat IP 192.168.27.1/24.
Jangan lupa restart jaringan menggunakan perintah berikut.
Konfigurasi 02
/etc/init.d/networking restart
Tunggu hingga proses instalasi paket DHCP Server selesai, lalu gunakan perintah
berikut untuk memulai konfigurasi DHCP Server.
Konfigurasi 04
nano /etc/default/isc-dhcp-server
INTERFACESv4=”enp0s3”
144
Pada tahap ini, isi INTERFACESv4 (interface sebagai DHCP Server) dengan
enp0s3 (ether sebagai DHCP Server). Setelah itu, gunakan perintah berikut.
Konfigurasi 05
nano /etc/dhcp/dhcpd.conf
Setelah itu, kita coba restart paket DHCP Server menggunakan perintah berikut.
Konfigurasi 06
/etc/init.d/isc-dhcp-server restart
145
Selanjutnya, kita uji coba apakah PC bisa menerima alamat IP dari Server atau tidak.
Buka Command Prompt, lalu gunakan perintah ipconfig untuk mengecek alamat IP
atau langsung cek alamat IP di Control Panel.
146
Bisa dilihat bahwa PC telah menerima alamat IP, yaitu 192.168.27.2 dengan Subnet
Mask 255.255.255.0, alamat IP Gateway 192.168.27.1, dan alamat IP DNS
192.168.27.1. Sekalian kita coba uji konektivitas ping antar PC dan Server.
147
6.2 Proxy Server : Transparent Mode
Ketentuan :
Port : 3128
Blocking Site : minimal 2 website
Pada kasus kali ini, saya telah menyiapkan domain lokal sebagai website yang
nantinya akan diblock. Berikut saya lampirkan uji coba akses sebagai perbandingan.
148
Pertama, install terlebih dahulu paket Proxy Server menggunakan perintah berikut.
Konfigurasi 01
cd /etc/squid
149
Setelah itu, gunakan perintah berikut untuk memulai konfigurasi Proxy Server :
Transparent Mode.
Konfigurasi 03
nano squid.conf
Tampilan pertama akan muncul seperti gambar diatas, selanjutnya kita cari perintah
dengan menekan tombol Ctrl+W.
Konfigurasi 04
150
Pada baris http_port 3128 kita tambahkan perintah transparent seperti berikut.
Konfigurasi 05
Search : cache_mgr
151
Hapus tanda pagar pada baris perintah cache_mgr webmaster lalu ubah webmaster
menjadi domain kita, yaitu nay@naya.com seperti berikut.
152
Konfigurasi 06
Search : visible_hostname
153
Konfigurasi 07
Search : cache_mem
Hapus tanda pagar pada baris perintah tersebut sehingga menjadi seperti berikut.
154
Konfigurasi 08
Hapus tanda pagar pada baris perintah tersebut sehingga menjadi seperti berikut.
155
Konfigurasi 09
156
Tambah tanda pagar untuk menonaktifkan perintah tersebut.
Konfigurasi 10
157
Tambahkan perintah acl localnet src (alamat IP domain) dibawah baris perintah
tersebut.
Konfigurasi 11
158
Tambahkan perintah baru seperti config box diatas. Perlu diperhatikan, http_access
deny site menunjukkan bahwa domain didalam folder site akan diblock aksesnya
(nama folder site bisa diubah), sedangkan http_access allow localnet
menunjukkan bahwa domain yang lain akan tetap diizinkan aksesnya.
159
Setelah itu, simpan pengaturan dengan tekan tombol Ctrl+X.
Selanjutnya, kita akan list domain apa saja yang ingin kita block didalam folder site
menggunakan perintah berikut.
Konfigurasi 12
nano site
Setelahnya akan muncul halaman kosong. Langsung saja kita tambahkan domain
apa saja yang ingin kita blok. Disini saya akan block www.naya.com dan
mail.naya.com.
160
Setelah itu, kita akan lakukan konfigurasi routing karena kasus ini ialah Proxy
Server Transparent Mode yang clientnya tidak perlu lagi melakukan pengaturan
manual (otomatis). Di folder utama langsung saja kita gunakan perintah berikut.
Konfigurasi 13
Setelah itu, simpan pengaturan dan coba restart paket squid menggunakan perintah
berikut ini.
Konfigurasi 13
/etc/init.d/squid restart
Terakhir, tahap pengujian. Coba buka Google Chrome atau website yang lain, lalu
search domain yang hendak kita block, yaitu www.naya.com dan mail.naya.com.
161
Bisa dilihat bahwa www.naya.com dan mail.naya.com tidak bisa diakses.
162
6.3 Proxy Server : Non-Transparent Mode
Ketentuan :
Port : 8080
Blocking Website : minimal 3 website (folder whitelist)
Pada kasus ini saya telah menyiapkan domain yang nantinya akan saya allow
(izinkan) aksesnya, yaitu www.nayal.com, mail.naya.com, dan local.naya.com.
Sedangkan, domain yang lainnya akan diblock, yaitu www.naya.com. Berikut uji
coba sebagai perbandingan.
163
164
Pertama, install paket squid dengan menggunakan perintah berikut.
Konfigurasi 01
cd /etc/squid
Setelah itu, gunakan perintah berikut untuk memulai konfigurasi Proxy Server :
Non-Transparent Mode.
Konfigurasi 03
nano squid.conf
165
Tampilan pertama akan muncul seperti gambar diatas, selanjutnya kita cari perintah
dengan menekan tombol Ctrl+W.
Konfigurasi 04
Ubah port 3128 menjadi port 8080 (port HTTP) seperti berikut.
166
Konfigurasi 05
Search : cache_mgr
Hapus tanda pagar pada baris perintah cache_mgr webmaster lalu ubah webmaster
menjadi domain kita, yaitu nay@naya.com seperti berikut.
167
Konfigurasi 06
Search : visible_hostname
168
Kita tambah perintah baru dibawah baris perintah tersebut menjadi
visible_hostname (domain) seperti berikut.
Konfigurasi 07
Search : cache_mem
169
Hapus tanda pagar pada baris perintah tersebut sehingga menjadi seperti berikut.
Konfigurasi 08
170
Hapus tanda pagar pada baris perintah tersebut sehingga menjadi seperti berikut.
Konfigurasi 09
171
Tambah tanda pagar untuk menonaktifkan perintah tersebut.
Konfigurasi 10
172
Fix Config :
acl connect src 192.168.27.1/24
173
Setelah itu, simpang pengaturan. Selanjutnya, kita akan list domain didalam folder
whitelist. Gunakan perintah berikut ini.
Konfigurasi 11
nano whitelist
Kemudian, langsung saja isi domain yang kita allow, yaitu www.nayal.com,
mail.naya.com, dan local.naya.com. Simpan pengaturan, lalu restart paket squid
menggunakan perintah berikut.
174
Konfigurasi 12
/etc/init.d/squid restart
Terakhir, tahap pengujian. Ketika kita cek pada browser, domain yang tidak ada
didalam whitelist masih tetap bisa diakses. Oleh sebab itu, kita atur dulu pengaturan
Proxy dan portnya pada sisi Client. Search pada menu windows Internet Options.
175
Pada menu Connections, klik LAN settings.
176
Centang Use a proxy…, lalu isi Address dengan alamat IP domain (yaitu,
192.168.27.1) dan isi Port dengan 8080. Jangan lupa, klik OK.
Pengaturan telah selesai, saatnya uji coba dengan buka browser dan search domain
yang berada di whitelist dan domain yang tidak berada di whitelist.
Domain pada Whitelist (allow)
177
Domain Lain (deny)
178
BAB 7
PENUTUP
7.1 Penutup
Dengan berakhirnya modul ini, saya sebagai penulis berharap materi yang
dijabarkan dapat diterima dan dipahami dengan baik, walaupun mungkin terjadi
beberapa kesalahan pengetikan atau bahkan dalam penyampaian materinya kurang
tepat. Oleh sebab itu, saya sangat menerima saran dan kritik membangun dari para
pembaca sebagai bahan evaluasi diri nantinya
180