Anda di halaman 1dari 5

HASIL SURVEY

FAKTOR RESIKO DAN STRATEGI PENCEGAHAN TERHADAP KARSINOMA SEL BASAL


PADA PETANI DAN NELAYAN

RAIHAN IHZA PRATAMA 201910330311041

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FEBRUARI 2022
Berdasarkan beberapa jurnal yang membahas berbagai hal tentang karsinoma sel basal
maka dapat dilakukan penyimpulan bahwa karsinoma sel basal memiliki berbagai tipe
manifestasi klinis yang dapat dilihat secara langsung maupun dengan dermoskopi. Karsinoma sel
basal lebih sering terjadi pada populasi kulit putih seperti di Eropa, Amerika Serikat, dan
Australia. Karsinoma sel basal lebih sering mengenai kelompok usia 40-60 tahun, dan lebih
sering mengenai perempuan tetapi ada beberapa jurnal yang menyatakan lebih sering terjadi pada
laki-laki. Faktor resiko dapat berupa genotip, fenotip, maupun lingkungan. Predileksi tersering
yaitu pada daerah nasal dan infraorbital. Tatalaksana karsinoma sel basal dapat berupa
pembedahan dan non-bedah. Untuk pencegahan dari karsinoma sel basal terdiri dari pencegahan
primer, sekunder, dan tersier.
No. JURNAL, JUDUL REVIEW/RANGKUMAN
TAHUN
1 Syifa Tinjauan Pustaka: - Berdasar manifestasi klinis, KSB dibagi menjadi beberapa subtipe,
Medika, Manifestasi Klinis yaitu nodular, pigmentasi, superfisial, morfeaformis, dan
2018 dan Gambaran fibroepitelioma of pinkus (FOP), nodular merupakan subtipe KSB
Dermoskopi pada terbanyak.
Karsinoma Sel Basal - Lokasi KSB yang paling banyak adalah hidung dan pipi (37%), telinga
(26%), bibir (18%), mata (12%), kulit kepala berambut (8%).
- Dermoskopi atau dermatoskopi merupakan pemeriksaan penunjang
KSB, dermoskopi merupakan metode in vivo dengan memakai
mikroskop epiluminens untuk melihat lesi kulit epidermis dan dermis.
- Karakteristik gambaran dermoskopi KSB yaitu arborizing vessel dan
atau superfisial fine telangiectasis, ulserasi dan atau multiple small
erosions, blue-gray ovoid nest, multiple blue-gray dots/globules,
maple leaf-like areas, atau spoke-wheel area.
- Arborizing vessels adalah gambaran dermoskopi KSB seperti ranting
pohon.
- Superficial fine telangiectasis adalah gambaran dermoskopi KSB
berupa garis lurus, pendek, merah muda, tanpa cabang, yang
merupakan pembuluh darah yang pendek, halus, lurus.
- Ulserasi atau multiple small erosions adalah gambaran dermoskopi
KSB berupa gambaran yang tidak berstruktur (putih), gambaran lesi
dapat soliter atau multiple di atas area yang berwarna merah atau
merah kehitaman.
- Blue-gray ovoid nest merupakan gambaran berbentuk bulat seperti
telur yang berkonfluens, llebih besar dari globules, berbatas tegas,
berwarna biru keabu-abuan.
- Multipel blue-gray dots/globules merupakan gambaran berbentuk
lonjong atau bulat, batas tegas, ukurannya lebih kecil dari ovoid nest.
Gambaran dots berukuran kurang dari 0,1 mm, sedangkan globules
lebih dari 0,1 mm.
- Maple leaf-like areas adalah gambaran berbentuk daun, berwarna
cokelat transparan sampai biru keabuan dan berkumpul di daerah
perifer lesi.
- Spoke wheel areas merupakan gambaran berbentuk jari-jari roda
berbatas tegas, dengan warna yang bervariasi seperti cokelat, hitam,
biru, dan abu-abu. Pada tengah spoke wheel area warna terlihat lebih
gelap (axis sentral).
- Pada tiap subtipe KSB dapat ditemukan gambaran dermoskopi yang
khas.
2 British Epidemiology of - KSB sering terjadi pada populasi kulit putih.
Journal of basal cell carcinoma: - Insidensi KSB di Eropa meningkat sekitar 5% tiap tahunnya, di
Dermatology, scholarly review Amerika Serikat insidensi KSB meningkat sekitar 2% tiap tahunnya,
2017 insidensi tertinggi berada di Australia dengan 1 dari 2 penduduk akan
terdiagnosis KSB. Pada wilayah Asia dan Amerika Selatan, insidensi
KSB 10 hingga 100 kali lipat lebih rendah dibanding Eropa dan
Amerika Serikat.
- Faktor resiko KSB dapat berupa genotip, fenotip, dan lingkungan.
- Pencegahan terhadap KSB terdiri dari pencegahan primer, pencegahan
sekunder, dan pencegahan tersier. Pencegahan primer bertujuan untuk
mencegah terjadinya KSB dengan dapat berupa pemakaian sunscreen,
pencegahan sekunder berupa pemeriksaan awal (screening) guna
memeriksa KSB pada stadium awal, pencegahan tersier berupa
pemberian vismodegib, radioterapi yang bertujuan untuk meringankan
efek dari KSB pada kehidupan pasien.
3 Intisari Sains Terapi non bedah - Terapi non bedah dapat dijadikan alternatif pilihan terapi dengan hasil
Medis, pada karsinoma sel terapi dan kosmetik yang baik pada kelompok KSB beresiko rendah
2021 basal untuk rekurensi maupun KSB dengan risiko tinggi yang kontraindikasi
terhadap pembedahan atau alasan medis lain.
- Terapi non bedah diklasifikasikan menjadi terapi topikal, terapi
fotodinamik, terapi intralesi, terapi oral, dan radioterapi.
- Terapi topikal dapat berupa pemberian Imiquimod atau 5-Fluorouracil
(5-FU).
- Terapi fotodinamik memakai obat yang berperan sebagai agen
fotosensitizer yang diaktivasi oleh cahaya kasat matayang
menghasilkan oksigen teraktivasi yang kemudian menghancurkan sel-
sel kanker. Produk fotosensitizer yang dipakai adalah aminolevulinic
acid (ALA) dan methylaminolevulinate (MAL).
- Terapi intralesi dapat berupa pemberian Interferon alfa-2b atau
Interferon Alfa-2b dan Gamma.
- Terapi oral dapat memakai obat Hedgehog inhibitor (HHI), yaitu
Vismodegib dan Sonidegib.
- Radioterapi merupakan pilihan terapi bagi yang kontraindikasi
terhadap pembedahan.
.4 Indonesian Penggunaan Uji - BerEP4 merupakan antibodi monoklonal yang dapat digunakan
Journal of Imunohistokimia sebagai penanda KSB. BerEP4 dibuat dari garis sel karsinoma
Cancer, BerEP4 sebagai mammae manusia (MCF-7) dan tikus.
2016 Gold Standard - BerEP4 terbukti dapat mendeteksi dan memberikan hasil positif pada
Deteksi Karsinoma KSB tahap awal yang baru, terdiri atas beberapa sel. BerEP4 juga
Sel Basal dapat menandai sel-sel muda yang telah mengalami mutasi yang akan
berpotensi menyebabkan KSB pada masa yang akan datang. Oleh
karenanya, uji imunohistokimia BerEP4 berpotensi untuk dijadikan
gold standard untuk pemeriksaan KSB.

5 Jurnal Evaluasi Kasus - Perempuan lebih banyak terkena KSB dibanding laki-laki, dengan
Rekonstruksi Karsinoma Sel Basal perbandingan 33:16.
dan Estetik, di Makassar Periode - Insiden KSB terbanyak pada kelompok usia 40-60 tahun (51%), dan
2021 Januari 2017 sampai yang paling sedikit pada kelompok usia kurang dari atau sama dengan
Desember 2019 20 tahun (2%).
- Ibu rumah tangga (42,9%) merupakan pekerjaan yang paling
mendominasi pasien KSB, diikuti dengan petani (34,7%), wirausaha
(14,3%), TNI/Polri (4,1%), Siswa (2%), pensiunan (2%).
- Pada studi ini, 26 orang (53,1%) kasus tidak memiliki riwayat
merokok, 23 orang (46,9%) kasus memiliki riwayat merokok, hal ini
menunjukkan bahwa merokok bukan merupakan faktor risiko yang
signifikan terhadap kasus KSB.
- Berdasarkan jumlah tumor terdapat 46 kasus KSB (93,9%) hanya
memiliki satu tumor, dan 3 kasus KSB (6,1%) memiliki lebih dari satu
tumor.
- Berdasarkan ukuran tumor, terdapat 11 kasus KSB (22,4%)
berdiameter kurang dari 2 cm, dan 38 kasus (77,6%) berdiameter lebih
dari atau sama dengan 2 cm.
- Predileksi KSB mayoritas terletak di daerah nasal (n= 15, 30,6%),
diikuti pada bagian infraorbital (n= 8, 16,3%), frontal (n= 7, 14,3%),
zygomaticum (n= 5, 10,2%), Maksila (n= 3, 6,1%), Nasolabial (n= 3,
6,1%), periorbital (n= 2, 4,1%), supraorbital (n= 2, 4,1%), temporal
(n= 2, 4,1%), frontotemporal (n= 1, 2%), nasomaksila (n= 1, 2%).
- Tipe histopatologi terbanyak pada KSB adalah nodular (n= 26,
53,1%), diikuti dengan superfisial (n= 20, 40,8%), pigmented (n= 2,
4,1%), morfeaform (n= 1, 2%).
- Eksisi bedah masih menjadi pilihan utama dalam tatalaksana KSB (n=
42, 85,7%) dan 6 kasus (12,2%) dilakukan eksisi Mohs, yang paling
sedikit dilakukan yaitu kuretase dan elektrodesikasi (n= 1, 2%).
- Kebanyakan kasus KSB tidak bermetastasis (n = 46, 93,9%),
sedangkan 2 kasus (4,1%) ditemukan mengalami metastasis ke paru,
hanya 1 kasus (2%) bermetastasis ke hepar.
- Pada penelitian ini sebanyak 9 kasus (18,4%) mengalami rekurensi dan
40 kasus (81,6%) tidak mengalami rekurensi.

Anda mungkin juga menyukai