Anda di halaman 1dari 10

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR

MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL BANTEN

RATU TUTI ALAWIYAH

PAUD PPs Universitas Negeri Jakarta


Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur. E-Mail: paud.ppsunj@gmail.com

Abstract:Theaims of this research are to know the improving of gross motor skills in early
childhood through traditional games of Banten. The research was conducted through action
research in play group Aviciena Anyer 4-5 years old, The study is conducted using action
research, and held on February to March 2012second semester of2011/2012 academic year.The
procedures for this action research are following Kemmis and McTaggart’s model consisting of
four phases cycle which are: planning, action,observation, and reflection. Data analysis is carried
using both quantitative and qualitative analysis. The result of the study show increasing of gross
motor skills significantly by positive respons of traditional games of Banten. The 1st cycle, early
childhood gross motor skills is 70,2 % and early childhood gross motor skills increasing
88,89%.In the 2nd cycle.The spirit of the child in following gross motor learning after through
tradisional games of Banten. Bebentengan and edom-edom tugel games to be a solution to
improve gross motor skills of childhood.

Keywords: Children, Gross Motor Skills, Traditional Games Of Banten

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui membaiknya keterampilan motorik
kasar pada anak usia dini melalui permainan tradisional Banten. Penelitian ini dilakukan melalui
penelitian tindakan dalam kelompok bermain Aviciena Anyer berusia 4-5 tahun, Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan penelitian tindakan dan diselenggarakan pada tanggal Maret 2012
semester II 2011/2012 prosedur year.The akademik untuk penelitian tindakan ini adalah sebagai
berikut Kemmis dan McTaggart Model ini terdiri dari empat fase siklus yaitu: perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kuantitatif
dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan keterampilan motorik kasar secara
signifikan dengan respon positif dari permainan tradisional Banten. Siklus 1, anak usia dini
keterampilan motorik kasar adalah 70,2 % dan anak usia dini keterampilan motorik kasar
meningkat 88,89 %. Dalam cycle The semangat ke-2 anak dalam mengikuti pembelajaran motorik
kasar setelah melalui permainan tradisional asli dari Banten. Bebentengan dan permainan Tugel
Edom-Edom menjadi solusi untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar dari masa kanak-
kanak

Kata Kunci: Anak, Keterampilan Motorik Kasar, Permainan Tradisional Banten

Masa periode anak usia dini keemasan. Pertama, anak sedang


(AUD) adalah di mana anak berada mengulang-ulang dan karenanya
dalam rentang usia 0-8 tahun atau dengan senang hati mengulang
yang sering disebut masa aktivitas sampai ia terampil. Kedua,
anak-anak bersifat pemberani

175
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 8 Edisi 1, April 2014

sehingga tidak ada rasa takut jika Peneliti memutuskan untuk


anak itu jatuh dan ketiga, anak belia melakukan penelitian di kelompok
mudah dan cepat belajar karena bermain Aviciena Anyer mengenai
tubuh mereka sangat lentur dan peningkatan keterampilan motorik
keterampilan yang dimiliki baru kasar melalui permainan tradisional
sedikit sehingga keterampilan yang Banten.Menurut Gallahue
baru dikuasai tidak mengganggu (Semiawan 2003:24) dalam jurnal,
keterampilan yang sudah ada. usia pra sekolah merupakan waktu
Penelitian ini juga pernah yang paling optimal untuk
dilakukan oleh Yuhelmi, “Penelitian perkembangan mendasar dari
tindakan mengenai peningkatan keterampilan motorik anak. Lutan
kemampuan motorik kasar melalui (1988:118) menjelaskan
permainan tradisional pada anak keterampilan motorik kasar adalah
Kelompok B TK Angkasa Lanud semakin banyak otot-otot besar yang
Padang Provinsi Sumatera Barat. dilibatkan, semakin banyak energi
Kenyataan di lapangan dan usaha yang dikerahan. Pendapat
mengisyaratkan bahwa rendahnya yang sama dinyatakan
keterampilan motorik kasar Papalia(2009:194) bahwa
disebabkan oleh beberapa faktor keterampilan motorik kasar adalah
yang melatarbelakangi terjadinya hal keterampilan fisik yang melibatkan
tersebut, antara lain beberapa otot besar. Sementara itu Santrok
lembaga-lembaga PAUD yang (2007:145) berpendapatbahwa
bertanggung jawab belum keterampilan motorik kasar adalah
memahami pentingnya meliputi kegiatan otot-otot besar
memperhatikan metode seperti menggerakan lengan dan
pengembangan motorik kasar anak, berjalan
metode yang disampaikan guru tidak Uraian di atas keterampilan
sesuai dengan kebutuhan dan tahapan motorik kasar merupakan
perkembangan anak. Hal ini kemampuan seseorang dalam
menyebabkan anak kurang menyukai menggunakan otot-otot besar dengan
kegiatan keterampilan motorik kasar. menggunakan seluruh tubuh atau
176
Peningkatan Keterampilan Motorik ..
Ratu Tuti Alawiyah

sebagian tubuh mereka dengan Lutan (1988:102) mendefi-


benar, dengan memperhatikan nisikan bahwa belajar gerak adalah
tahapan belajar motorik, sehingga seperangkat proses yang bertalian
sesorang dapat melakukan gerakan dengan latihan atau pengalaman yang
yang diinginkannya, seperti gerakan mengantarkan ke arah perubahan
koordinasi mata dan kaki serta permanen dalam perilaku
gerakan kordinasi mata dan tangan. terampil.Pendapat yang hampir sama
Fitts and Posner’s (Coker, disampaikan Shumway dan
2004:98-99) ada tiga langkah untuk Woollacott (2001:27) bahwa motor
memperoleh keterampilan belajar learning has been described as a set
gerak diantaranya sebagai of processes associated with practice
berikut:Langkah pertama adalah or experience leading or relatively
tahap kognitif (cognitive stage), permanent changes in the capability
dalam tahap ini siswa dikenalkan for producing skilled action.“Belajar
keterampilan motorik yang baru gerak merupakan kumpulan dari
untuk mengadakan percobaan proses–proses yang disatukan dengan
dengan berbagai strategi.Langkah praktek dan pengalaman yang
kedua adalah tahap asosiatif mengarah kepada perubahan yang
(associative stage).Pada tahap ini relative tetap di dalam kemampuan
perubahan keterampilan motorik untuk menghasilkan
dapat dilihat dengan adanya keterampilan.”Perubahan tidak
peningkatan penampilan dan terjadi terjadi begitu saja melainkan harus
penurunan kesalahan gerak.Langkah dengan usaha. Jika pengalaman
yang ketiga digambarkan sebagai merupakan guru terbaik, maka proses
tahap otomatisasi (Autonomous pembelajaran dipadukan dengan
stage). Pada tahap ini jangkauan praktek serta pengalaman, sehingga
penampilan pada tingkat tinggi dan kemampuan keterampilan motorik
telah menjadi otomatisasi gerakan dapat berkembang secara optimal.
yang dilakukan. Coker (2004:97) menjelaskan secara
rinci bahwa belajar gerak adalah
sebagai proses belajar yang di
177
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 8 Edisi 1, April 2014

dalamnya untuk mendapatkan dan permainan yang mengandung nilai-


menyempurnakan atau nilai budaya, pada hakikatnya
menghaluskan kemampuan gerak, merupakan warisan leluhur yang
serta memuat tentang variabel yang harus dilestarikan keberadaannya.
menghambat dan melancarkan, yang Metakupan (1995:141) berpendapat
didapat dalam proses gerak tersebut bahwa permainan tradisional
berhubungan dengan kontrol gerak, merupakan sumber dari pada
yang difokuskan pada aspek syaraf, permainan modern sekarang ini,
fisik dan tingkah laku dari gerak setelah melalui berbagai
manusia tersebut. penyesuaian, maka permainan
Beberapa teori yang tradisional mengalami proses
dipaparkan di atas dapat disimpulkan metabolism, akhirnya permainan
bahwa belajar gerak adalah proses tradisional dapat juga dijadikan
belajar yang dilakukan oleh manusia sebagai alat untuk mencapai berbagai
melalui latihan, sebagai tujuan, dan tentunya juga untuk
pengalamannya untuk mendapatkan tujuan pendidikan. Bowers
suatu perubahan yang permanen (1999:280) menjelaskan tentang
dalam kemampuan motorik, permainan alami yang dilakukan
dilakukan dengan melalui tiga anak-anak ditandai dengan
tahapan yaitu tahap kognitif, tahap eksplorasi, kreativitas sekaligus
asosiatif dan tahap otomatisasi. menguasai tantangan baru secara
Berbicara tentang permainan fisik.
tradisional. Dinata Berbagai teori tentang
(2003:4)mengungkapkan permainan permainan tradisional dapat
tradisional adalah memiliki unsur disimpulkan bahwa permainan
keterampilan fisik, kecepatan berfikir tradisional merupakan kegiatan
serta implementasinya terhadap nilai menyenangkan yang memiliki nilai-
sosial dan budaya.Pendapat di atas nilai budaya, yang dapat memberikan
dikuatkan oleh Sukirman dampak positif pada aspek
Dharmamulya (1996) permainan perkembangan anak dan dapat
tradisional merupakan jenis mengembangkan potensi yang
178
Peningkatan Keterampilan Motorik ..
Ratu Tuti Alawiyah

dimiliki anak, sehingga anak dapat batu bata, dalam permainan


menyalurkan segala keinginannya bebentengan terdapat dua kelompok
untuk berimajinasi tanpa memikirkan A dan B terdiri masing-masing
hasil akhirnya. Seperti umumnya minimal lima anak. Sedangakan
beberapa daerah di Indonesia, Banten Taufiqurrahmanpraktisi PAUD
juga memiliki berbagai jenis (wawancara:3 Mei 2012)
permainan tradisional,Ahyadi menjelaskan Permainan edom-edom
(2013:69-72) membagi permainan tugel adalah permainan yang
tradisioanal yang berkembang di dilakukan dengan cara menyanyikan
Banten menjadi tiga jenis permainan, sebuah lagu dengan bahasa jawa
diantaranya: permainan kreatif, Banten sambil melakukan gerakan,
permainan ketangkasan permainan ini sering dimainkan oleh
danpermainan patriotik. Sedangkan masyarakat Banten bagian utara.
Taufiqurrahman praktisi PAUD Lagu Edom-edom Tugel (Edom-
(wawancara: 3 Mei 2012) edom tugel, Tugele ning esor pager,
menjelaskan bahwa permainan Adu dempok leak- leok, Gel-igel-
tradisional Banten yang sering igel-igel 2 x, Edom-edom tugel,
dimainkan di Banten bagian utara Melesat ning esor pager, Ditingali
adalah permainan edom-edom tugel, lagi ngigel, Gel-igel-igel-igel 2x).
hal ini terkait dengan bahasa yang Dari dua jenis permainan
digunakan dalam permainan tersebut tersebut dapat dituangkan melalui
(bahasa Jawa Banten). strategi pembelajaran motorik kasar
Penelitian ini jenis permainan diantaranya sebagai berikut; (a)
yang akan dikaji diantaranya: menentukan tujuan kegiatan yaitu
bebentengan dan edom-edom tugel. untuk meningkatkan keterampilan
Menurut Ahyadi (2013:97) motorik kasar anak. (b)
bebentengan adalah pola permainan menggunakan metode bermain. (c)
melumpuhkan lawan dengan cara memainkan permainan
memegang benteng yang sudah bebentengan ini adalah dengan cara
tersedia, umbuk dalam permainan dimainkan dua kelompok besar yang
bebentengan ini medianya adalah saling mempertahankan benteng,
179
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 8 Edisi 1, April 2014

dengan memperhatikan sebagai diberi kesempatan untuk mencoba


berikut: (1) tempat kegiatan, menyanyikan syair lagu dan gerakan
misalnya: guru dapat memilih tempat edom-edom tugel, yang telah
kegiatan dilakukan di luar ruangan, dicontohkan guru. Guru melatih anak
(2) peralatan, keberhasilan secara berulang-ulang, sehingga
pembelajaran tidak akan terwujudkan diharapkan anak dapat mengikuti
tanpa ditunjang oleh sarana dan lafal syair lagu.Kemudian seluruh
prasarana dalam mengembangkan pemain membuat lingkaran, sambil
keterampilan motorik kasar.; (3) menyanyikan lagu edom-edom tugel.
proses kegiatan yang dilaksanakan Pemain akan memulai dengan
dalam pembelajaran motorik kasar mengelilingi putaran sambil
dengan menggunakan permainan mengayunkan tangan, saat
bebentengan melalui beberapa menyanyikan lagu pada bait ketiga
tahapan. Sebagai berikut: kegiatan dan ke-empat posisi tangan berada di
diawali dengan pemberian informasi pinggang, sambil beberapa anak
tentang tujuan dan arahan yang akan maju, dan yang lainnya berada di
dilakukan anak, memperhatikan tempat kemudian bergantian,
kesipan anak dalam belajar, dilanjutkan kembali dengan
mengenalkan permainan mengelilingi putaran sambil
bebentengan dengan mencontohkan mengayunkan tangan.
cara bermain, memberi kesempatan
kepada anak untuk mencoba berlatih METODE PENELITIAN
dan langkah terakhir guru Penelitian ini dilaksanakan
mengevaluasi hasil observasi di pada anak usia 4-5 tahun, tahun
lapangan. Kegiatan diawali dengan pelajaran 2011 -2012 di Kelompok
pemberian informasi tentang makna Bermain Aviciena Anyer. Di Jalan
edom-edom tugel (jarum patah), Jaha KM 1 Mekarsari Anyer Serang
dilanjutkan dengan menyanyikan Banten.Penelitian ini dimulai pada
lagu edom-edom tugel, selanjutnya bulan Februari hingga bulan maret
guru mencontohkan gerakan-gerakan 2012.Alasan memilihKelompok
dalam permainan tersebut.Anak Bermain Aviciena Anyer sebagai
180
Peningkatan Keterampilan Motorik ..
Ratu Tuti Alawiyah

tempat penelitian adalah:salah satu Data didapatkan dengan


lembaga yang memiliki halaman melalui (1) pengamatan, peneliti
bermain anak seluas 300 m2 dan mengobservasi melalui pengamatan
merupakan lembaga terbuka bagi dan pendengaran selama proses
para peneliti yang akan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
mengembangkan program berlangsung; (2) tes, tes yang
pembelajaran yang lebih baik, digunakan dalam bentuk pragaan,
dengan demikian lembaga tersebut karena peneliti ingin mengetahui
dapat diharapkan lebih maju. keterampilan seseorang; (3)
Penelitian ini dilakukan dengan dokumentasi, peneliti dapat
menggunakan metode penelitian menggunakan video dan kamera
tindakan, dengan model dari Kemmis untuk merekam dan mengambil
dan Mc Taggart.Metode penelitian gambar kejadian-kejadian dalam
tindakan menurut Arikunto (2008:3) proses pembelajaran. dan (4) catatan
adalah penelitian yang memiliki lapangan,ditulis dengan segera
pengertian suatu pencermatan setelah suatu proses tindakan
terhadap kegiatan belajar berupa berlangsung, untuk menjaga
sebuah tindakan, yang sengaja objektifitas fakta yang ditemukan.
dimunculkan dan terjadi dalam Hal-hal yang ditulis adalah hal-hal
sebuah kelas secara yang bersentuhan secara langsung
bersama.Penelitian tindakan ini dengan fokus masalah, catatan ditulis
menggunakan dua siklus, yang mana dengan kata-kata yang singkat dan
masing-masing siklus dilakukan padat.
enam kali pertemuan terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan,
HASIL DAN PEMBAHASAN
pengamatan dan refleksi.Kriteria
Pada siklus 1 strategi atau
keberhasilan tindakan ini berhasil,
metode pembelajaran yang dilakukan
jika hasil tes keterampilan motorik
adalah memberikan pendekatan
anak telah mencapai skor 75 % atau
melalui proses belajar yang berbasis
berada pada kriteria baik.
Psychoeducational growth

181
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 8 Edisi 1, April 2014

(perkembangan kemampuan mental) ditandai hasil nilai rata-rata pra


terhadap anak yang belum mencapai siklus sebesar 56.37 %, meningkat
target penelitian, untuk mengetahui pada siklus 1 sebesar 70.28 % dan
permasalahan yang dihadapi anak. pada siklus 2 peningkatan secara
Karena pada tahap pra siklus signifikan sebesar 88.89 %.
keterampilan motorik kasar anak Berdasarkan data tersebut di atas
baru mencapai 56,37 %, nilai ini dapat disimpulkan bahwa
belum sesuai yang diharapkan. keterampilan motorik kasar anak
Temuan dalam penelitian ini perlu yang meliputi aspek kordinasi mata
diatasi sedini mungkin, karena dan kaki dan aspek kordinasi mata
apabila kesulitan ini tidak dan tangan yang menjadi tujuan
ditanggulangi secara tuntas maka sudah berhasil yakni mencapai
akan menetap sampai usia dewasa. kriteria baik.
Untuk mempermudah dalam
penelitian maka peneliti SIMPULAN
menggunakan prosedur penelitian Terdapat peningkatan
diantaranya: keterampilan motorik kasar setelah
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan permainan tradisional
bahwa pada siklus 1 belum adanya Banten, Hasil penelitian
peningkatan secara signifikan, maka menunjukkan adanya peningkatan
peneliti melaksanakan penelitian keterampilan motorik kasar anak usia
pada siklus 2.Tahapan-tahapan yang 4-5 tahun di kelompok bermain
dilakukan oleh peneliti pada siklus 2 Aviciena Anyer, melalui permainan
tidak terlalu jauh dengan tahapan- bebentengan dan edom-edom tugel.
tahapan yang dilakukan pada siklus Pada pra siklus keterampilan motorik
1. kasar sebelum diberi tindakan nilai
Dari hasil penelitian tertinggi 66.67% sedangkan nilai
tindakan mulai dari hasil prasiklus, terendah 44.44%.jika
siklus 1 dan siklus 2, terlihat bahwa diprosentasekan hasil keterampilan
keterampilan motorik kasar terjadi motorik kasar pada pra siklus dari
peningkatan yang signifikan. Hal ini dua puluh responden hanya mencapai
182
Peningkatan Keterampilan Motorik ..
Ratu Tuti Alawiyah

56.37%. pada siklus 1 setelah diberi dikenalkan permainan


tindakan melalui permainan tradisional.Bagi lembaga PAUD,
bebentengan dan edom-edom tugel diharapkan dapat menyediakan
yang dilakukan selama enam kali lingkungan yang tepat dan sesuai
pertemuan, sebesar 83.33% dan dalam mengembangkan keterampilan
nilai terendah 55.56%. jika motorik kasar, agar anak memiliki
diprosentasikan hasil keterampilan kesempatan dalam bereksplorasi.
motorik kasar pada siklus 1 dari dua
puluh responden mencapai 70.28%. DAFTAR PUSTAKA
Ahyadi,Yadi. Dolanan Anak
pada siklus 2 nilai tertinggi 100%
Tembang Tradisional
dan nilai terendah 77.78%. jika Banten, Banten:
Bantenologi, 2013.
diprosentasekan hasil keterampilan
Ardiwinata, Achmad Alatief,
motorik kasar pada siklus 2 dari dua Suherman, dan Marta
Dinata.kumpulan
puluh responden mencapai 88.89%
Permainan Rakyat
angka ini menunjukkan kriteria baik. Olahraga Tradisional.
Tangerang: Cerdas jaya,
Dari temuan dan hasil penelitian,
2006.
ternyata permainan bebentengan dan Arikunto, Suharsimi. Prosedur
Penelitian Suatu
edom-edom tugel mampu
Pendekatan Praktek.
meningkatkan keterampilan motorik Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono,
kasar anak.Hal ini ditandai dengan
dan Supardi. Penelitian
strategi pengembangan motorik kasar Tindakan Kelas. Jakarta:
Bumi Aksara, 2008.
yang menyenangkan.
Coker, Cheryl A. Motor learning and
Control for
Practisioner.Library of
SARAN
Congres cataloging in
Bagi guru Kelompok Bermain Publication Data USA,
2004.
Aviciena Anyer hendaknya dapat
Dinata, Marta. Permainan Kecil dan
meningkatkan kemampuan dalam Permainan
Tradisional.Lampung,Cerda
memilih strategi pembelajaran yang
s jaya, 2003.
sesuai, khususnya untuk Feldman,Papalia,old.Perkembangan
manusia, Penerjemah Brian
meningkatkan keterampilan motorik
Marswsndy, edisi 10.
kasar anak.Dalam hal ini anak
183
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 8 Edisi 1, April 2014

Jakarta: Salemba Humanika, Pendidikan Jasmani dan


2009. Kesehatan SD Setara D-II.
Fridani, Lara et.al.,Evaluasi Jakarta: 1995.
Perkembangan Morrison,George S. Dasar-Dasar
Anak.Jakarta: universiatas Pendidikan Anak Usia Dini
Terbuka, 2010. Edisi kelima, pengalih
Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan bahasa Suci Romadhona &
Anak Jilid 1 Edisi keenam Apri Widiastuti, Jakarta: PT
terjemahan Meitasari Indeks, 2012.
Tjandrasa dan Muslichah Program Pasca Sarjana Universitas
Zarkasih, Jakarta: Erlangga, Negeri Jakarta.Buku
1978. Pedoman penulisan Tesis
______, Psikologi Perkembangan dan Desertasi Jakarta, 2012.
jilid 8. Jakarta: Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan
Erlangga,1980. Kelas. Jakarta: Kencana, 2011.
Hildayani, Rini. Psikologi Santrock, Jhon W.Perkembangan
Perkembangan Anak. Anak, Edisi kesebelas jilid
Universitas Terbuka, 2008. 1, penterjemah Mila
Jamaris, Martini. Orientasi Baru Rahmawati dan Ana
dalam Psikologi Kuswanti, Jakarta:Erlangga
Pendidikan. Jakarta: 2007.
Yayasan Penamas Murni, Semiawan,Conny R.Pengembangan
2010. Rambu-rambu Belajar
______, Kesulitan Sambil Bermain Pada
Belajar.Jakarta:Penamas Pendidikan Anak Usia Dini,
Murni, 2009. Jakarta: Direktorat
John, Santrock W.Perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini
Masa Hidup, jilid I edisi Usia, 2003.
kelima, Alih Bahasa Ahmad Sugiyono.Memahami Penelitian
Chusairi dan Juda damanik, Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2005.
Jakarta: Erlangga, 2002. Sujiono, Bambang dkk.,Buku Materi
Lutan, Rusli.Belajar Keterampilan Pokok PGTK Metode
Motorik, Pengantar Teori Pengembangan Fisik Edisi
dan Metode. Jakarta: Kesatu. Jakarta: Universitas
Departemen Pendidikan dan Terbuka, 2005.
Kebudayaan, Ditjen Dikri., Taufiqurrahman. Praktisi PAUD,
1988. Wawancara, 3 Mei 2012.
Metakupan J. Materi Pokok Teori Tedjasaputra,Mayke S. Bermain
Bermain, modul 1-6. Main dan Permainan untuk
Departemen Pendidikan dan Pendidikan Anak Usia Dini.
Kebudayaan Direktorat Jakarta: PT. Grasindo, 2001.
jenderal Pendidikan Dasar Woollacott and Shumway.Motor
dan Menengah Direktorat Control: Theory and
Pendidikan Guru dan tanpa Practical Applications
Teknis Bagian Proyek Philadephia: Lippincott
peningkatan Mutu Guru Williams& Wilkins, 2001.
184

Anda mungkin juga menyukai