Sedangkan jika ingin membuat lima kategori, pedoman yang bisa digunakan
adalah:
Sangat Rendah X < M – 1,5SD
Rendah M – 1,5SD < X < M – 0,5SD
Sedang M – 0,5SD < X < M + 0,5SD
Tinggi M + 0,5SD < X < M + 1,5SD
Sangat tinggi M + 1,5SD < X
Keterangan:
M = Mean
SD = standar deviasi
*Panduan kategorisasi ini dapat dilihat di buku Azwar (2012).
Sebenarnya tidak ada pedoman khusus tentang berapa jumlah kategori yang
ingin kita buat dan berapa batasan skor pada masing-masing kategori.
Pedoman di atas hanyalah pedoman yang dibuat oleh salah satu ahli dalam
bidang pengukuran. Meskipun demikian, peneliti bisa memodifikasi kreteria
yang dibuat sesuai dengan kebutuhannya, asalkan tetap logis dan
proporsional.
Misalkan, saya punya contoh skala asertivitas model skala likert dengan skala
1-5. Jumlah item dalam skala tersebut adalah 12. Saya ingin menkategorikan
subjek ke dalam 3 kelompok, yakni rendah, sedang, dan tinggi. Dengan
demikian, jika subjek menjawab nilai paling rendah semua, yakni 1, maka skor
yang mungkin didapatkan adalah 1x12 = 12 (Xmin). Sedangkan jika subjek
menjawab nilai paling tinggi semua, yakni 5, maka skor yang mungkin
didapatkan adalah 5x12 = 60 (Xmaks). Dengan demikian Range dari data tersebut
adalah 60-12 = 48. Karena kita tahu bahwa kurve normal terdiri atas 6 standar
deviasi, maka tiap standar deviasi nilainya adalah 48/6=8. Kita juga tahu bahwa
dalam kurve normal, nilai mean selalu berada di tengah, dengan demikian
mean = (12+60) / 2 = 36.
Xmin = 12
Xmaks = 60
Range = Xmaks – Xmin
= 60-12 = 48
Mean = (Xmaks + Xmin) / 2
= (12+60) / 2 = 36
SD = Range / 6
= 48/6 = 8
Karena kita sudah mendapatkan nilai mean dan SD, maka kita bisa membuat
kriteria kategorisasi berdasarkan pedoman yang sudah ada.
Rendah X < M – 1SD
X < 36 – 8
X < 28
Sedang M – 1SD < X < M + 1SD
36 – 8 < X < 36 + 8
28 < X < 44
Tinggi M + 1SD < X
36 + 8 < X
44 < X
Jika kita kembali ke data kita, kita akan menjumpai variabel baru
bernama kat_asertivitas. Variabel itu tak lain adalah kategori skor subjek pada
variabel asertivitas. angka 1 menunjukkan rendah, 2 menunjukkan sedang, dan
3 menunjukkan tinggi.
Untuk mengubah label kode, kita bisa klik tab variable view di kiri bawah, lalu
kita klik pada variabel kat_asertivitas, klik kotak pada kolom values, lalu kita
beri values labels. Value 1 label rendah, lalu klik add. Value 2 label sedang, lalu
klik add. Value 3 label tinggi, lalu klik add. Jika sudah klik OK.
Sekarang kita sudah selesai mengkategorikan subjek ke dalam kelompok
rendah, sedang, atau tinggi asertivitasnya sesuai dengan skor skala yang
diperoleh.
Sampai disini kita sudah bisa mengetahui bahwa sebagian besar subjek
memiliki asertivitas yang tinggi (59,3%), dan hanya sedikit sekali yang memiliki
asertivitas rendah (2,8%).
Prosedur di atas adalah cara mengkategorisasikan data berdasarkan
pada statistik hipotetik. Prosedur ini dijelaskan Prof. Azwar dalam bukunya
Azwar (2012) dan di jurnal Azwar (1993). Penggunaan statistika hipotetik
menggunakan alat ukur sebagai acuan. Penggunaan prosedur ini
mensyaratkan alat ukur yang digunakan adalah alat ukur yang sudah
divalidasi. Selain penggunaan statistik hipotetik, beberapa peneliti juga
menggunakan statistik empirik. Perbedaan keduanya akan dibahas pada
artikel lain.
REFERENSI
Azwar, S. (1993). "Kelompok subjek ini memiliki harga diri yang rendah"; kok,
tahu...? Buletin Psikologi, I(2), 13-17.