STATISTIK PENDIDIKAN
(KATEGORISASI DATA)
Disusun Oleh
-3 -2 -1 0 1 2 3
Gambar 6.1: Panjang R dalam satuan SD
-3 -2 -1 0 1 2 3
Gambar 6.2 : Distribusi Normal dibagi menjadi Tiga kategori
Tiga klasifikasi tersebut misalnya tinggi (T), sedang (S), dan rendah
(R), seperti pada gambar 6.2 di atas, maka yang termasuk klasifikasi rendah
(R) adalah nilai di bawah M – 1 SD, yang termasuk klasifikasi sedang (S)
adalah nilai yang terletak antara M – 1 SD sampai M + 1 SD, dan yang
termasuk klsaifikasi tinggi (T) adalah nilai yang berada di atas M + 1 SD.
Klasifikasi Interval
Tinggi X > M + 1 SD
Sedang M – 1 SD ≤ x ≤ M + 1 SD
Rendah X < M – 1 SD
M – 1 SD = 50 – 10 = 40.
M + 1 SD = 50 + 10 = 60
Sehingga menjadi:
Klasifikasi Interval
Tinggi di atas 60
Sedang 40 – 60
Rendah Di bawah 40
R S T
40 50 60
Gambar 6.3 : Letak Skor Batas Klasifikasi
SR ST
R S T
-3 -1,8 -0,6 0,6 1,8 3
Gambar 6.4 : Distribusi Normal dibagi menjadi Tiga kategori
Tiga klasifikasi :
Klasifikasi Interval
Tinggi di atas 110 (dari 150 – 40)
Sedang 70 – 110
Rendah Di bawah 70 ( dari 30 + 40)
R S T
70 90 110
Gambar 6.6 : Letak Skor Batas Klasifikasi
6 SD
dibagi jumlah kategori =
Jumlah kategori
Misalnya dibuat tiga kategori atau lima kategori, maka lebar interval dan
batas masing-masing kategori adalah seperti telah dijelaskan di atas.
Contoh :
Hasil ujian stastistika 40 mahasiswa tersaji seperti tabel 6.1.
Jika data tersebut akan diklasifikasikan menjadi tiga klasifikasi yaitu tinggi
(T), sedang (S), dan rendah (R), maka interval masing-masing klasifikasinya
adalah = 6 SD : 3 = 2 SD. Sehingga batas-batas klasifikasinya adalah :
Tabel 6.1 : Nilai Ujian Statistika 40 Mahasiswa
Nilai f
40 – 46 3
33 – 39 5
26 – 32 12
19 – 25 13
12 – 18 5
5 – 11 2
Σ 40
1. Membuat tabel kerja seperti tabel 6.2 untuk menentukan M dan SD.
Tabel 6.2 : Tabel Kerja untuk menghitung M dan SD dari tabel 6.1
Nilai X f fX fX2
40 – 46 43 3 129 5547
33 – 39 36 5 180 6480
26 – 32 29 12 348 10092
19 – 25 22 13 286 6292
12 – 18 15 5 75 1125
5 – 11 8 2 16 128
Σ 40 1034 29664
3. Menentukan SD
2 2
SD=
√ ∑ fX
n
− ( ∑ fX
n ) =
√ 29664 1034 2
40
−
40 ( )
=8,566
R S T
-1 SD M +1 SD
17,284 25,85 34,416
17,284−11,5 100
¿ {( 7 ) }
5+2
40
=15,329
X−Bbny 100
JP X 2= {( i )
f +fk b }
n
34,416−32,5 100
¿ {( 7 )
12+32
40 }
=88,211
Rendah
M – 1,5SD < X < M – 0,5SD
Keterangan:
M = Mean
SD = standar deviasi
Contoh :
Xmin = 12
Xmaks = 60
= 60-12 = 48
= (12+60) / 2 = 36
SD = Range / 6
= 48/6 = 8
Karena kita sudah mendapatkan nilai mean dan SD, maka kita bisa
membuat kriteria kategorisasi berdasarkan pedoman yang sudah ada.
Jika kita memiliki data yang sedikit, misal di bawah 30, kita masih
bisa dengan mudah mengkategorikan dengan manual satu per satu. Namun
jika subjek kita ratusan, alangkah lebih mudah kalau kita memanfaatkan
software seperti Excel atau SPSS.
Untuk mengubah label kode, kita bisa klik tab variable view di kiri
bawah, lalu kita klik pada variabel kat_asertivitas, klik kotak pada
kolom values, lalu kita beri values labels. Value 1 label rendah, lalu klik
add. Value 2 label sedang, lalu klik add. Value 3 label tinggi, lalu klik
add. Jika sudah klik OK.
Sekarang kita sudah selesai mengkategorikan subjek ke dalam
kelompok rendah, sedang, atau tinggi asertivitasnya sesuai dengan skor
skala yang diperoleh.