Anda di halaman 1dari 11

Konsistensi Internal

Masithah, SKM, M.Kes


Estimasi Reliabilitas Hasil Pengukuran
1. Metode estimasi tes ulang (test-retest) 
menghasilkan koefisien stabilitas. Metode 1 form test
dengan 2 kali pengujian
2. Metode Estimasi bentuk paralel (Paralel-forms) 
menghasilkan koefisien ekivalensi. Metode 2 form
test dengan 2 kali pengujian, sifat test form ekivalen.
3. Metode estimasi penyajian tunggal (single trial
administration)  menghasilkan koefisien konsistensi
internal. Metode 1 kali tes dengan pembelahan form
test menjadi beberapa bagian. Diusahakan bentuk
belahannya paralel sehingga estimasi reliabilitas lebih
akurat.
untuk mengatasi kelemahan pada estimasi tes-
retes dan pendekatan bentuk paralel maka
estimasi reliabilitas menggunakan

Konsistensi Internal
Makna Konsistensi internal
• Konsistensi diantara aitem-aitem dalam tes
sebagai indikasi bahwa tes yg bersangkutan
memiliki fungsi pengukuran yg reliabel.
• Prosedur estimasi reliabilitas harus dilakukan
melalui analisis thd distribusi skor aitem atau
distribusi skor kelompok2 aitem, tidak
dilakukan melalui analisi thd skor tes.
• Jika estimasi reliabilitas pengukuran dilakukan
dengan cara melihat konsistensi diantara
kelompok2 aitem maka perlu dibuat beberapa
kelompok aitem yg disebut sebagai bagian
atau belahan tes. (cara random, gasal-genap,
dan Matched-Random Subsets).
Asumsi untuk melakukan pembelahan
2 bagian
1. μ1 = μ2
2. σ12 = σ22
3. Koefisien korelasi belahan 1 dan 2 tinggi
Beberapa pembelahan tes

• A. Formula Spearman-Brown  belah dua dg asumsi


belahan tes bersifat paralel
• B. Formula Alpha (α)  jika asumsi belahan paralel tdk
terpenuhi maka estimasi reliabilitas menggunakan
komputasi koefisien α (Cronbach, dalam Azwar, 2013). ,
syarat: belahan sama panjang /berisi aitem yg sama
banyak. Dan ada asumsi t –equivalent (setara varian kedua
belahan tes)
• C. Formula Rulon  estimasi reliabilitas skor pendekatan
belah dua tanpa perlu berasumsi kedua belahan t-
equivalent, sepanjang jml aitem kedua belahan sama (k1=k2)
lanjutan

• D. Formula2 Kuder-Richardson aitem2 yg diberi skor dikotomi


sedangkan jml aitem tdk begitu banyak
• E. Formula belah dua dengan panjang berbeda, jika belahan tes
tidak sama panjang dan jumlahnya besar maka formula Feld
digunakan dalam estimasi relibilitas
• F. Formula Kristof untuk belah tiga  tes yg jml aitemnya tidak
genap dan berisi aitem dalam jml yg cukup banyak. Ketiga bagian
tdk perlu sama panjang, dan tdk perlu aitem yg sama banyak,
asalkan isinya homogen
• G. Formula Hoyt  digunakan jika tes yg berisi aitem dalam jumlah
tdak banyak, atau tes yg tidak dapat dibelah menjadi dua atau tiga
dengan sama panjang.

Anda mungkin juga menyukai