Anda di halaman 1dari 3

Cara Membuat

Kategorisasi Data
Penelitian
Dalam laporan karya ilmiah, peneliti tidak hanya melaporkan hasil dari uji hipotesisinya
dengan statistik inferensial saja, tetapi juga memberikan deskripsi dari data yang
diperoleh. Hal ini dilakukan untuk memberikan informasi bagi pembaca awam serta
kedalaman dalam pembahasan. Pada umumnya bagian deskriptif subjek
memuat gambaran mengenai jumlah subjek yang dianalisis berdasarkan karakteristik
mereka yang relevan (seperti jenis kelamin, usia, pendidikan, dll). Deskripsi subjek
kemudian diikuti oleh deskripsi data penelitian yang memuat statistik deskriptif pada
masing-masing variabel yang dianalisis, seperti banyaknya subjek (n), mean (M), deviasi
standar (s), varians (s2), skor minimum (Xmin), dan skor maksimum (Xmaks). Dari informasi
deskriptif yang diperoleh tadi, kita dapat mengetahui keadaan subjek pada aspek alau
variabel yang diteliti.

Salah satu manfaat kita mengetahui itu adalah untuk mengkategorikan subjek kita
memiliki skor skala yang tinggi, sedang, atau rendah. Oleh karena itu, tulisan kali ini akan
memaparkan bagaimana cara membuat kategorisasi skor subjek dari hasil pengukuran
skala dengan SPSS.

Membuat kriteria kategorisasi


Langkah pertama untuk kita membuat kategorisasi adalah dengan menetapkan
kriterianya terlebih dahulu. Ini juga tidak terlepas dari berapa jumlah kategori yang akan
kita buat, misalkan 3 kategori (rendah, sedang, tinggi), atau 5 kategori (sangat rendah,
rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi). Penentuan kategori ini dadasari atas asumsi bahwa
skor populasi subjek terdistribusi secara normal. Distribusi normal terbagi atas enam
bagian atau enam satuan deviasi standar, seperti pada gambar di bawah.
Untuk mengkategorikan hasil pengukuran menjadi tiga kategori, pedoman yang bisa
digunakan adalah:

Rendah X < M – 1SD


Sedang M – 1SD < X < M + 1SD
Tinggi M + 1SD < X

Sedangkan jika ingin membuat lima kategori, pedoman yang bisa digunakan adalah:

Sangat Rendah X < M – 1,5SD


Rendah M – 1,5SD < X < M – 0,5SD
Sedang M – 0,5SD < X < M + 0,5SD
Tinggi M + 0,5SD < X < M + 1,5SD
Sangat tinggi M + 1,5SD < X
Keterangan:
M = Mean
SD = standar deviasi

Sebenarnya tidak ada pedoman khusus tentang berapa jumlah kategori yang ingin kita
buat dan berapa batasan skor pada masing-masing kategori. Pedoman di atas hanyalah
pedoman yang dibuat oleh salah satu ahli dalam bidang pengukuran. Meskipun demikian,
peneliti bisa memodifikasi kreteria yang dibuat sesuai dengan kebutuhannya, asalkan
tetap logis dan proporsional.

Misalkan, saya punya contoh skala asertivitas model skala likert dengan skala 1-5. Jumlah
item dalam skala tersebut adalah 12. Saya ingin menkategorikan subjek ke dalam 3
kelompok, yakni rendah, sedang, dan tinggi. Dengan demikian, jika subjek menjawab nilai
paling rendah semua, yakni 1, maka skor yang mungkin didapatkan adalah 1x12 = 12
(Xmin). Sedangkan jika subjek menjawab nilai paling tinggi semua, yakni 5, maka skor yang
mungkin didapatkan adalah 5x12 = 60 (Xmaks). Dengan demikian Range dari data tersebut
adalah 60-12 = 48. Karena kita tahu bahwa kurve normal terdiri atas 6 standar deviasi,
maka tiap standar deviasi nilainya adalah 48/6=8. Kita juga tahu bahwa dalam kurve
normal, nilai mean selalu berada di tengah, dengan demikian mean = (12+60) / 2 = 36.

Xmin = 12
Xmaks = 60
Range = Xmaks – Xmin
= 60-12 = 48
Mean = (Xmaks + Xmin) / 2
= (12+60) / 2 = 36
SD = Range / 6
= 48/6 = 8

Karena kita sudah mendapatkan nilai mean dan SD, maka kita bisa membuat kriteria
kategorisasi berdasarkan pedoman yang sudah ada.

Rendah X < M – 1SD


X < 36 – 8
X < 28
Sedang M – 1SD < X < M + 1SD
36 – 8 < X < 36 + 8
28 < X < 44
Tinggi M + 1SD < X
36 + 8 < X
44 < X

Kita sudah mendapatkan kriteria penentuan kategorisasi, selanjutnya kita tinggal


mencocokkan dengan data kita. Jadi misalkan si A mendapat skor 30, maka dia memiliki
asertivitas yang sedang.

Sumber: Azwar, Saifuddin. (2012). Metode Penelitian. Jogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai