Hak cipta bebas dan merdeka. Setiap makhluk dianjurkan dan dinasehatkan untuk
mengkopi, mencetak, menggandakan, menyebar isi serta materi-materi di
dalamnya, karena sejatinya ilmu pengetahuan bukan hanya milik satu golongan,
serta eskalasi pengetahuan niscaya akan mengalami penyakit dekadensi ketika ia
dipenjarakan oleh akuisisi kepemilikan.
1
Hand Out I
2
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
saat. Si Jenggot Kambing yang terbiasa mendengar dan melihat
junjungannya dipuja-puja dengan cara tersendiri, tentu
menginginkan orang lain melakukan hal yang sama. Ketika
keinginan si Cukong Berjidat Licin, Pejabat Berkantung tebal dan
Jenggot Kambing tersebut tidak terpenuhi, maka sewajarnya akan
sedih, kecewa, tertekan dan marahlah mereka semua.
3
suatu saat energi negatif yang telah mengendap dalam ruang alam
bawah sadar tersebut meledak menjadi perilaku yang destructive.
Mengapa hal itu terjadi? Karena mereka berupaya menganalisa
orang lain, bukan MENGANALISA DIRI!
4
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
juga hadirnya perasaan-perasaan positif seperti gembira, bahagia,
nyaman, dan lain sebagainya ketika kenyataan sesuai atau bahkan
melebihi keinginan. Sekali lagi, sebagai manusia, wajar jika anda
didera oleh perasaan-perasaan negatif tersebut. Namun sebagai
makhluk berakal budi, menjadi tidak wajar ketika perasaan-
perasaan negatif hadir berkepanjangan serta mulai merusak diri
dan lingkungan sekitar anda. Maka analisalah diri, dengan itu
anda akan semakin mengenal diri anda melalui perasaan-perasaan
yang timbul dan tenggelam.
5
Hand Out II
MATERI KE-PMII-AN
Hitoritas PMII
6
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
bertindak keras. sebab waktu itu, IPNU baru saja lahir pada 24
Februari 1954. Apa jadinya jika organisasi yang baru lahir saja
belum terurus sudah menangani yang lain? hal ini logis seakli.
Jadi keberatan NU bukan terletak pada prinsip berdirinya IMANU
( PMII ), tetapi lebih pada pertimbangan waktu, pembagian tugas
dan efektifitas organisasi.
Oleh karenanya, sampai pada konggres IPNU yang ke-2 (awal
1957 di pekalongan) dan ke-3 (akhir 1958 di Cirebon). NU belum
memandang perlu adanya wadah tersendiri bagi anak-anak
mahasiswa NU. Namun kecenderungan ini sudah mulai
diantisipasi dalam bentuk kelonggaran menambah Departemen
Baru dalam kestrukturan organisasi IPNU, yang kemudian
departemen ini dikenal dengan Departemen Perguruan Tinggi
IPNU.
Dan baru setelah konferensi Besar IPNU (14-16 Maret 1960
di kaliurang), disepakati untuk mendirikan wadah tersendiri bagi
mahsiswa NU, yang disambut dengan berkumpulnya tokoh-tokoh
mahasiswa NU yang tergabung dalam IPNU, dalam sebuah
musyawarah selama tiga hari(14-16 April 1960) di Taman
Pendidikan Putri Khadijah(Sekarang UNSURI) Surabaya. Dengan
semangat membara, mereka membahas nama dan bentuk
organisasi yang telah lama mereka idam idamkan.
Bertepatan dengan itu, Ketua Umum PBNU KH. Idam Kholid
memberikan lampu hijau. Bahkan memberi semangat pada
mahasiswa NU agar mampu menjadi kader partai, menjadi
mahasiswa yang mempunyai prinsip: Ilmu untuk diamalkan dan
bukan ilmu untuk ilmu maka, lahirlah organisasi Mahasiswa
dibawah naungan NU pada tanggal 17 April 1960. Kemudian
organisasi itu diberi nama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
( PMII ).
Disamping latar belakang lahirnya PMII seperti diatas,
sebenarnya pada waktu itu anak-anak NU yang ada di organisasi
7
lain seperti HMI merasa tidak puas atas pola gerak HMI. Menurut
mereka ( Mahasiswa NU ) , bahwa HMI sudah berpihak pada
salah satu golongan yang kemudian ditengarai bahwa HMI
adalah anderbownya partai Masyumi, sehinggga wajar kalau
mahasiswa NU di HMI juga mencari alternatif lain. Hal ini juga
diungkap oleh Deliar Nur ( 1987 ), beliau mengatakan bahwa
PMII merupakan cermin ketidakpuasan sebagian mahasiswa
muslim terhadap HMI, yang dianggap bahwa HMI dekat dengan
golongan modernis ( Muhammadiyah ) dan dalam urusan politik
lebih dekat dengan Masyumi.
Dari paparan diatas bisa ditarik kesimpulan atau pokok-
pokok pikiran dari makna dari kelahiran PMII:
♦ Bahwa PMII karena ketidakmampuan Departemen PT
IPNU dlm menampung aspirasi anak muda NU yang ada
di PT.
♦ PMII lahir dari rekayasa politik sekelompok mahasiswa
muslim ( NU ) untuk mengembangkan kelembagaan
politik menjadi underbow NU dalam upaya merealisasikan
aspirasi politiknya.
♦ PMII lahir dalam rangka mengembangkan paham
Ahlussunah Waljama‘ah dikalangan mahasiswa.
♦ Bahwa PMII lahir dari ketidakpuasan mahasiswa NU yang
saat itu berada di HMI, karena HMI tidak lagi
mempresentasikan paham mereka ( Mahasiswa NU ) dan
HMI ditengarai lebih dekat dengan partai MASYUMI.
♦ Bahwa lahirnya PMII merupakan wujud kebebasan
berpikir, artinya sebagai mahasiswa harus menyadari sikap
menentukan kehendak sendiri atas dasar pilihan sikap dan
idealisme yang dianutnya.
8
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
Dengan demikian ide dasar pendirian PMII adalah murni dari
anak anak muda NU sendiri Bahwa kemudian harus bernaung
dibawah panji NU itu bukan berarti sekedar pertimbangan praktis
semata, misalnya karena kondisi pada saat itu yang memang
nyaris menciptakan iklim dependensi sebagai suatu kemutlakan.
Tetapi, keterikatan PMII kepada NU memang sudah terbentuk
dan sengaja dibangun atas dasar kesamaan nilai, kultur, akidah,
cita cita dan bahkan pola berpikir, bertindak dan berperilaku.
Kemudian PMII harus mengakui dengan tetap berpegang
teguh pada sikap Dependensi timbul berbagai pertimbangan
menguntungkan atau tidak dalam bersikap dan berperilaku untuk
sebuah kebebasan menentukan nasib sendiri.
Oleh karena itu haruslah diakui, bahwa peristiwa besar dalam
sejarah PMII adalah ketika dipergunakannya istilah Independent
dalam deklarasi Murnajati tanggal 14 Juli 1972 di Malang dalam
MUBES III PMII, seolah telah terjadi pembelahan diri anak ragil
NU dari induknya.
Sejauh pertimbangan-pertimbangan yang terekam dalam
dokumen historis, sikap independensi itu tidak lebih dari dari
proses pendewasaan. PMII sebagai generasi muda bangsa yang
ingin lebih eksis dimata masyarakat bangsanya. Ini terlihat jelas
dari tiga butir pertimbangan yang melatar belakangi sikap
independensi PMII tersebut.
Pertama, PMII melihat pembangunan dan pembaharuan
mutlak memerlukan insan-insan Indonesia yang berbudi luhur,
taqwa kepada Allah SWT, berilmu dan cakap serta tanggung
jawab, bagi keberhasilan pembangunan yang dapat dinikmati
secara merata oleh seluruh rakyat. Kedua, PMII selaku generasi
muda indonesia sadar akan perannya untuk ikut serta
bertanggungjawab, bagi keberhasilan pembangunan yang dapat
dinikmati secar merata oleh seluruh rakyat. Ketiga, bahwa
perjuangan PMII yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai
9
moral dan idealisme sesuai deklarasi tawangmangu, menuntut
berkembangnya sifat-sifat kreatif, keterbukaan dalam sikap, dan
pembinaan rasa tanggungjawab.
Berdasarkan pertimbangan itulah, PMII menyatakan diri
sebagai organisasi Independent, tidak terikat baik sikap maupun
tindakan kepada siapapun, dan hanya komitmen terhadap
perjuangan organisasi dan cita-cita perjuangan nasional yang
berlandaskan Pancasila.
Apa itu identitas PMII, seperti empat huruf kata 'PMII', yaitu
Suatu wadah atau perkumpulan organisasi kemahasiswaan
dengan label 'Pergerakan' yang Islam dan Indonesia yang
mempunyai tujuan:
“Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa
kepada Allah swt, Berbudi luhur, Berilmu, Cakap dan
bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan
komitmen memperjuangkan cita-cita
kemerdekaan Indonesia. (Bab IV AD PMII)
Menuju capaian ideal sebagai mahluk Tuhan, sebagai ummat
yang sempurna, yang kamil, yaitu insan Ulul Albab.
10
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
Dengan ini bisa didefinisikan sebagai "lalu-lintas gerak', gerak
dalam pengertian fisika adalah perpindahan suatu titik dari
ordinat A ke ordinat B. Jadi 'Pergerakan' melampaui 'gerak' itu
sendiri, karena pergerakan berarti dinamis, gerak yang terus-
menerus. Ilustrasinya demikian, Misalnya seorang Alexandro
Nesta menendang bola, mengarahkannya kepada Zambrotta,
itu berarti suatu gerakan bola dari Nesta ke Zambrotta (hanya
itu). Bandingkan, Nesta menendang bola ke Zambrotta, lalu
mengoperkan bola itu kepada Vieri, dengan trik cantik Vieri
menendang bola persis di pojok atas kanan gawang dan Itu
yang namanya pergerakan bola. Kesimpulannya, pergerakan
meniscayakan dinamisasi, tidak boleh stagnan (berhenti
beraktivitas) dan beku, beku dalam pengertian kaku, tidak
kreatif-inovatif. Prasyarat kreatif-inovatif adalah kepekaan
dan kekritisan, dan kekritisan butuh kecerdasan.
Kenapa 'Pergerakan' bukan 'Perhimpunan'?, kalau
berhimpun terus kapan bergeraknya? Artinya bahwa,
'pergerakan' bukan hanya menerangkan atau menjelaskan
suatu perkumpulan/organisasi tetapi juga menerangkan sifat
dan karakter organisasi itu sendiri.
Pergeraka adalah dinamika dari hamba (mahluk) yang
senantiasa maju bergerak menuju tujuan idealnya, memberikan
rahmat bagi sekalian alam.
Perwujudannya :
♦ Membina dan Mengembangkan potensi Ilahiah
♦ Membina dan mengembangkan potensi kemanusiaan
♦ Tanggungjawab memberi rahmat pada
lingkungannya ♦ gerak menuju tujuan sebagai
Kahalifah Fil Ardl
2. Mahasiswa adalah sebutan orang-orang yang sedang
melakukan studi di perguruan tinggi, dengan predikat
sebutan yang melekat, mahasiswa sebagai 'wakil' rakyat,
11
agen perubahan, komunitas penekan terhadap kebijaakan
penguasa dll.
Mahasiswa adalah generasi muda yang menuntut ilmu di
perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri :
♦ sebagai insan religius
♦ sebagai insan akademik
♦ sebagai insan social & mandiri
Perwujudannya :
♦ tanggungjwab keagamaan
♦ tanggungjawab intelektual
♦ tanggungjawab sosial kemasyarakatan
♦ tanggungjawab individual sebagai hamba Tuhan
maupun sebagai warga negara.
12
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
4. Indonesia. Kenapa founding fathers PMII memasukkan
kata 'Indonesia' pada organisasi ini, tidak lain untuk
menunjukkan sekaligus mengidealkan PMII
sebagai organisasi kebangsaan, organisasi
mahasiswa yang berpandangan nasionalis, punya
tanggung jawab kebangsaan, kerakyatan dan
kemanusiaan. Juga tidak tepat jika PMII hanya dipahami
sebagai organisasi keagamaan semata. Jadi keislaman
dan keindonesiaan sebagai landasan PMII adalah
seimbang. Masyrakat bangsa dan negara indonesia yang
mempunyai falsafah dan idiologi bangsa(pancasila) dan
UUD 1945 dengan landasan kesatuan dan keutuhan
bangsa dan negara yang terbentang dari sabang sampai
merauke, serta diikat dengan kesadaran wawasan
Nusantara.
Secara totalitas, PMII bertujuan melahirkan kader
bangsa yangmempunyai integritas diri sebagai hamba
yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu,
cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmu
pengetahuannya.dan Atas Dasar Ketaqwaannya, berkiprah
mewujudkan peran ketuhanan dalam rangka membangun
masyrakat bangsa dan negara indonesia menuju suatu
tatanan yang adil dan makmur dalam ampunan dan ridho
Allah SWT.
Pada paruh kedua abad kemarin dan gaungnya hingga hari ini
(digarahi oleh kelompok intelektual 'kiri' Eropa yang mendasari
new-left movement yang terkenal itu, sebut saja; kelompok
madhab frankfurt, TW Adorno, Jurgen Habermas bahwa
perdebatan mengenai ideologi masih mempunyai ruang, terlebih
ideologi menuai kritik dan evaluasi terhadapnya. Kritik itu
seputar perannya sebagai 'wadah' atau 'tempat' kebenaraan atau
bahkan sebagai 'sumber' kebenaran itu sendiri, yang disatu sisi
dinilai sebagai pencerah ummat tetapi disisi lain sebagai alat
hegemoni ummat.
Ideologi memang dianggaab sebaagaai laandasan kebenaaran
yang paling fundaamental (mendasar) makanya tidak terlalu salah
bila ddisebut sumber kebenaran sebagai ruh dari operasi praksis
kehidupan. Tetapi dalam prosesnya kemudiaan ideologi ada tidak
bebas dari kepentingan prinsip pengadaan, sesuatu materi
diciptakan/diadakan pasti punya maksud dan tujuan, ironisnya
kepentingan kepentingan yang pada awalnya adalah untuk
kebaikan kebaikan antar sesama mahluk dengan tanpa ada
pengistemewaan/pengklasifikasian kemudian berubah menjadi
milik segolongan tertentu. Hasilnya ideologi menjadi tameng
14
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
kebenaraan ummat tertentu, digunakan untuk tujuan-tujuan yang
tidak selayaknya, tujuaan 'hanya kekuasaan' misalnya. Maka
dalam konteks ini ideologi mendapat serangan habis-habisan.
Tanpa bermaksud memutus perdebatan sosiologi pengetahuan
seperti diatas, Ideologi akan tetap memiliki ummat, ideologi
masih memiliki pengikut tatkala ia masih rasional masih
kontekstual tidak pilih kasih (diskriminatif) tidak menindas
sehingga layak dijadikan sumber kebenaran, ketika peran itu
masih melekat niscaya ideologi masih diperlukan.
Dibawa dalam ranah PMII, ideologi PMII digali dari
sumbernya yang pada pembicaraan sebelumnya disebut sebagai
identitas PMII yaitu keislaman dan keindonesiaan. Sublimasi atau
perpaduan antara dua unsur diatas menjadi rumusan materi yang
terkandung dalam Nilai Dasar Pergerakan PMII, semacam qonun
azasi di PMII atau itu tadi yang disebut Ideologi. NDP berisi
rumusan ketauhidan, pengyakinan kita terhadap Tuhan. Bentuk
pengyakinan itu terletak dari pola relasi/hubungan antar
komponen di alam ini, pola hubungan antara mikrokosmos dan
makrokosmos, antara Tuhan dan manusia, antar manusia dan
antara manusia dengan sekelilingnya.
Jadi kesimpulan yang bisa diambil adalah:
(1) Ideologi masih relevan dijadikan sebagai rujukan kebenaran
(2) Ideologi PMII terangkum (terwujud) dalam rumusan Nilai
Dasar Pergerakan (NDP) yang merupakan sublimasi
keislaman dan keindonesiaan
15
Sublimasi ke-Islaman berpijak dari kerangka paradikmatik
bahwa Islam memiliki kerangka besar yang universal,
transendental, trans-historis dan bahkan trans-personal.
Universalisme atau variasi-variasi identitas Islam lainnya yang
dimaksud bermuara pada satu gagasan besar, bagaimana
membangun masyarakat yang berkeadilan.
Namun, harus disadari bahwa sungguhpun Islam memiliki
universalitas atau yang lainnya, ia juga menampakkan diri sebagai
entitas dengan identitas sangat kultural, antropologis, historis,
sosiologis dan bahkan politis.
Dua gambaran tentang Islam yang paradox atau minimal
kontra produktif dan bahkan saling berbinary opposition
menghadapkan believer pada tingkat minimal untuk melakukan
human exercise bagaimana Islam dalam identitas yang ganda itu
mampu disandingkan, dan bahkan dileburkan menjadi satu
identitas besar, rahmatan lil alamin.
Dari sini, mengharuskan PMII untuk mengambil inisiatif
dengan menempatkan Islam sebagai salah satu sublimasi identitas
kelembagaan. Ini berarti, PMII menempatkan Islam sebagai
landasan teologis untuk dengan tetap meyakini universalitas,
transhistoris dan bahkan transpersonalnya. Lebih dari itu,
Keyakinan teologis tersebut tidak semata-mata ditempatkan
sebagai landasan normatifnya, melainkan disertai upaya
bagaimana Islam teologis itu mampu menunjukkan dirinya dalam
dunia riel. Ini berarti, PMII akan selalu menempatkan Islam
sebagai landasan normatif yang akan selalu hadir dalam setiap
gerakan-gerakan sosial dan keagaamaan yang dimilikinya.
Selain itu, PMII sebagai konstruksi besar juga begitu
menyadari bahwa ia tidaklah hadir dalam ruang hampa, kosong,
berada diawang-awang dan jauh dari latar sosial dan bahkan
politik. Tetapi, ia justru hadir dan berdiam diri dalam satu ruang
16
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
identitas besar, Indonesia dengan berbagai kemajemukan watak
kulturalnya, sosiologis dan hingga antropologisnya.
Oleh karena, identitas diri yang tak terpisahkan dengan
identitas besar Indonesia mengharuskan PMII untuk selalu
menempatkan identitas besar itu menjadi salah satu sublimasi
selain ke-Islaman.
Penempataan itu berarti menempatkan PMII sebagai institusi
besar yang harus selalu melakukan pembacaan terhadap
lingkungan besarnya, "Indonesia". Hal ini dalam rangka
membangun aksi-aksi sosial, kemasyarakatan, dan kebangsaan
yang selalu relevant, realistik, dan transformatik.
Dua penjelasan kaitannya dengan landasan sublimatif PMII
diatas, dapat ditarik kedalam satu konstruksi besar bahwa PMII
dalam setiap bangunan gerakan dan institusionalnya tetap
menghadirkan identitas teologisnya, identitas Islam. Tetapi, lebih
dari itu, landasan teologis Islam justru dihadirkan bukan hanya
sebatas dalam bentuk pengaminan secara verbal dan normatif,
melainkan bagaimana landasan teologis ini menjadi transformable
dalam setiap gerakan dan aksi-aksi institusionalnya. Dengan
begitu, mau tidak mau PMII harus mempertimbangkan tempat
dimana ia lahir, berkembang, dan melakukan eksistensi diri,
tepatnya ruang ke-Indonesiaan. Yang berarti, secara kelembagaan
PMII harus selalu mempertimbangkan gambaran utuh konstruksi
besar Indonesia di dalam membangun setiap aksi-aksi
kelembagaanya.
Endingnya, proses yang runut transformasi landasan teologis
Islam dan konstruksi besar ke-Indonesia-an sebagai medium
pembacaan objektifnya, maka akan muncul citra diri kader atau
citra diri institusi yang ulil albab. Citra diri yang tidak hanya
semata-mata menampilkan diri secara personal sebagai manusia
beriman yang normatif dan verbalis, melainkan juga sebagai
believer kreatif dan membumi-kontekstual. Citra diri personal ini
17
secara langsung akan mengujudkan PMII secara kelembagaan
sebagai entitas besar yang juga ulil albab.
Kesimpulan:
1. Landasan teologis PMII adalah Islam-Keindonesiaan.
2. Identitas filosofis PMII adalah citra diri yang dibangun
melalui Islam sebagai teologi transformatif dan Ruang ke-
Indonesia-an sebagai media pembacaan objektif.
3. Tranformasi dua hal, landasan teologis dan identitas filosofis
akan berakhir dengan tampilnya identitas personal dan
kelembagaan yang ulil albab.
Produk Hukum PMII
18
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
dalam forum tertinggi PMII yaitu Konggres PMII yang
dilaksanakan dua tahun sekali.
Adapun isi dari AD/ART itu antara lain :
♦ aturan organisasi tingkat PB sampai Rayon
♦ sistem kaderisasi formal PMII (MAPABA,PKD,PKL)
♦ PPTA(Pedoman penyelenggaraan tertib administrasi), dsb.
19
1.2. Warna:
a. Biru, sebagaimana tulisan PMII, berarti kedalaman ilmu
pengetahuan yang harus dimiliki dan harus digali oleh
warga pergerakan, biru juga menggambarkan lautan
Indonesia dan merupakan kesatuan Wawasan Nusantara
b. Biru muda, sebagaimana dasar perisai sebelah bawah
berarti ketinggian ilmu pengetahuan, budi pekerti dan
taqwa.
c. Kuning, sebagaimana perisai sebelah atas berarti identitas
mahasiswa yang menjadi sifat dasar pergerakan, lambang
kebesaran dan semangat yang selalu menyala serta penuh
harapan menyongsong masa depan
1.3. Penggunaan:
a. Lambang PMII digunakan pada papan nama, bendera, kop
surat, stempel, badge, jaket, kartu anggota, dan benda atau
tempat lain yang tujuannya untuk menunjukkan identitas
organisasi.
b. Ukuran lambang PMII disesuaikan dengan wadah
penggunaanya.
Bendera PMII
a. Pencipta Bendera PMII : Shaimory
b. Ukuran Bendera PMII : Panjang dan lebar (4 : 3)
c. Wrana dasar bendera PMII : Kuning
d. Isi bendera PMII :
♦ Lambang PMII terletak di bagian tengah
♦ Tulisan PMII terletak di sebelah kiri lambang
membujur ke bawah.
e. Penggunaan bendera PMII
♦ Digunakan pada upacara-upacara resmi
organisasi baik intern maupun ekstern dan
upacara nasional.
20
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
♦ Penempatan bendera PMII diletakkan didepan
tempat upacara dan disebelah kiri bendera
kebangsaan Indonesia.
21
PERGERAKAN MAHSISWA ISLAM INDONESIA
22
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
Sejarah PMII
PMII didirikan di Surabaya pada tanggal 17 April 1960
bertepatan 21 Syawal 1379 (AD PMII I.1.2) dengan ketua Umum
pertama Mahbub Junaedi. Salah satu hal yang melatarbelakangi
berdirinya PMII adalah ―ketidakpuasan‖ pemuda NU yang pada
saat itu berada di HMI, dalam konteks kurang diakomodir. Di
samping itu PMII merupakan ―perkembangbiakan‖ dari IMANU
yang lahir pada Desember 1960
Momentum PMII
Dari tahun sejak berdirinya PMII berusaha untuk melepaskan diri
dari ―jeratan‖ ikatan NU pada 14 Juli 1972 dengan
dicetuskannya deklarasi Munarjati di Malang yang menyatakan
independensi PMII (lepasnya ikatan PMII dengan NU) demi
menjaga sterilnya gerakan dari intervensi luar. Pada 27
Oktober 1991, PMII menyatakan interdependensi-nya
dengan NU. Artinya posisi PMII secara organisasi tidak ada
kaitan apapun akan tetapi secara moral, karena kebanyakan
anggota PMII berlatar belakang NU, maka PMII mempunyai
ikatan emosi dengan NU.
PMII dan Gerakan Mahasiswa
24
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
transformasi (perpindahan/perubahan formasi; dalam hal ini
sistem dan struktur).
Ber-Islam ala PMII
Sampai sekarang PMII masih mengakui (Aswaja) Ahlus Sunnah
Wal Jama‟ah yang merujuk pada Abu Hasan Al-Asy‘ari dan Abu
Mansur Al-Maturidzi, dan menganut salah satu dari empat
madzhab. Nilai-nilai dari Aswaja yang sering dipakai oleh PMII
adalah tawassuth, tasamuh, tawazun, dan I‟tidal yang menengahi,
moderat, dan adil, yang secara aplikatif tertuang dalam qoidah
fiqh ―Al- Muhaafadhatu „ala al-qodiimi al-shaalih wa al-
akhdzu bi a- jadiidi al-ashlaah” (mengambil nilai-nilai yang baru
yang lebih baik dengan tidak meninggalkan nilai-nilai lama yang
baik). Disamping itu konsep ini merupakan terjemahan dari
konsep Antroposentrisme Transendental yang berarti manusia
adalah pusat yang menentukan segala kegiatan dengan tanpa
meninggalkan transendensinya (keterkaitannya) dengan Allah
SWT, dengan demikian fleksibilitas pengambilan dasar hukum
selalu dikembalikan pada Wahyu Ilahi sebagaimanapun
perubahan yang dialami manusia.
Tujuan PMII
Sebagaimana tertuang dalam AD PMII Bab IV,
1)
yaitu ―Terbentuknya pribadi Muslim Indonesia yang bertaqwa
2) 3)
pada Allah SWT, berilmu, cakap 4)dan bertanggungjawab
pada ilmunya‖. Sehingga output yang diharapkan oleh PMII
adalah anggota yang mempunyai pesona rahmatan lil
alamiin dan sebagai mahluk yang ulil albab.
CITRA DIRI MAHLUK ULIL ALBAB
25
Tri Khidmat : TAQWA, INTELELEKTUALITAS, dan
PROFESIONALITAS
Tri Komitmen : KEBENARAN, KEJUJURAN, dan
KEADILAN
26
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
oleh PMII dalam rangka pembelaan pada kaum tertindas
(mustadz‟afiin). Semangat heroic harus selalu dipegang, persatuan
kaum tertindas harus selalu dikumandangkan, kritisisme
perjuangan harus selalu dialirkan, dan Allah SWT tidak boleh
dilupakan.
27
Hand out IV
FUNGSI
♦ Landasan Berpijak:
Bahwa NDP menjadi landasan setiap gerak langkah dan
kebijaksanaan yang harus dilakukan.
♦ Landasan Berpikir:
Bahwa NDP menjadi landasan pendapat yang dikemukakan
terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi.
♦ Sumber Motivasi:
Bahwa NDP menjadi pendorong kepada anggota untuk
berbuat dan bergerak sesuai dengan nilai yang terkandung
didalamnya.
28
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
KEDUDUKAN
♦ Rumusan nilai-nilai yang seharusnya dimuat dan menjadi
aspek ideal dalam berbagai aturan dan kegiatan PMII.
♦ Landasan dan Dasar pembenar dalam berfikir, bersikap dan
berprilaku.
TAUHID
Meng-Esakan Allah SWT, merupakan nilai paling asasi
yang dalam sejarah agama samawi telah dikandung sejak awal
keberadaan manusia. Allah adalah Esa dalam segala totalitas,
dzat, sifat-sifat dan perbuatan-perbuatannya. Allah adalah dzat
yang fungsional. Allah menciptakan, memberi petunjuk,
memerintah dan memelihara alam semesta ini. Allah juga
menanamkan pengetahuan, membimbing dan menolong manusia.
Allah Maha mengetahui, Maha menolong, Maha bijaksana,
Hakim maha Adil dan Maha tunggal. Allah Maha mendahului dan
Maha Menerima segala bentuk pujaan dan penghambaan.
Keyakinan seperti ini merupakan keyakinan terhadap sesuatu
yang lebih tinggi dari pada alam semesta, serta merupakan
kesadaran dan keyakinan kepada yang ghaib. Oleh karena itu,
tauhid merupakan titik puncak, melandasi, memadu dan
menjadi sasaran keimanan yang mencakup keyakinan dalam
hati, penegasan lewat lisan dan perwujudan dalam perbuatan.
Maka konsekuensinya, pergerakan harus mampu melarutkan
nilai-nilai tauhid dalam berbagai kehidupan serta
terkomunikasikan dan merambah ke sekelilingnya. Dalam
memahami dan mewujudkan itu, pergerakan telah memilih
Ahlussunnah wal jama‟ah sebagai metode pemahaman dan
penghayatan keyakinan itu.
29
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALLAH
Allah adalah pencipta segala sesuatu. Dia menciptakan
manusia dalam bentuk sebaik-baik kejadian dan
menganugerahkan kedudukan terhormat kepada manusia
di hadapan ciptaan-Nya yang lain.
Kedudukan seperti itu ditandai dengan pemberian daya
fikir, kemampuan berkreasi dan kesadaran moral. Potensi itulah
yang memungkinkan manusia memerankan fungsi
sebagai khalifah dan hamba Allah. Dalam kehidupan sebagai
khalifah, manusia memberanikan diri untuk mengemban amanat
berat yang oleh Allah ditawarkan kepada makhluk-Nya.
Sebagai hamba Allah, manusia harus melaksanakan
ketentuan-ketentuan-Nya. Untuk itu, manusia dilengkapi
dengan kesadaran moral yang selalu harus dirawat, jika
manusia tidak ingin terjatuh ke dalam kedudukan yang rendah.
Dengan demikian, dalam kedudukan manusia sebagai
ciptaan Allah, terdapat dua pola hubungan manusia dengan Allah,
yaitu pola yang didasarkan pada kedudukan manusia sebagai
khalifah Allah fil Adhi (wakil di bumi)dan sebagai hamba Allah
(Abdulloh). Kedua pola ini dijalani secara seimbang, lurus dan
teguh, dengan tidak menjalani yang satu sambil mengabaikan
yang lain. Sebab memilih salah satu pola saja akan membawa
manusia kepada kedudukan dan fungsi kemanusiaan yang tidak
sempurna. sebagai akibatnya tidak akan dapat mengejawantahkan
prinsip tauhid secara maksimal.
30
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
sesamanya. Kesadaran moral dan keberaniannya untuk
memikul amanat berat dari Allah, tetapi penilaian tersebut
disertai dengan mawas diri bahwa manusia dapat pula bersifat
bodoh, ceroboh, tergesa-gesa, mementingkan diri sendiri,
dholim dan ingkar dari tuntutan Ilahiyah, karena itu manusia
harus berjuang untuk menunjukkan peran yang dicita-
citakan dan kedudukan yang mulia.
Memahami ketinggian eksistensi dan potensi
yang dimiliki oleh manusia, anak manusia mempunyai kedudukan
yang sama antara satu dengan yang lainnya. Sebagai warga
dunia manusia adalah satu dan sebagai warga negara manusia
adalah sebangsa, sebagai mukmin adalah bersaudara.
Tidak ada kelebihan antara yang satu dengan yang lain,
kecuali karena ketaqwaannya. Setiap manusia
memiliki kekurangan dan kelebihan, ada yang menonjol pada
diri seorang tentang potensi kebaikannya, tetapi ada pula
yang terlalu menonjol potensi kelemahannya, agar antara satu
dengan lainnya saling mengenal, selalu memadu kelebihan
masing-masing untuk saling kait-mengkait atau setidaknya
manusia harus berlomba dalam mencari dan mencapai
kebaikan. Oleh karena itu manusia dituntut untuk saling
menghormati, kerjasama, tolong menolong, menasehati dan
saling mengajak kepada kebenaran demi kebaikan bersama.
Sedangkan hubungan antara muslim dan non muslim
dilakukan guna membina kehidupan manusia dengan tanpa
mengorbankan keyakinan terhadap universalitas dan kebenaran
Islam sebagai ajaran kehidupan paripurna. Dengan
tetap berpegang pada keyakinan ini, dibina hubungan dan
kerjasama secara damai dalam mencapai cita-cita kehidupan
bersama umat manusia.
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam hubungan antar
manusia tercakup dalam persaudaraan antar insan pergerakan,
31
persaudaraan sesama Islam, persaudaraan sesama warga bangsa
dan persaudaraan sesama umat manusia. Perilaku persaudaraan
ini, harus menempatkan insan pergerakan pada posisi yang dapat
memberikan manfaatan untuk diri dan lingkungan persaudaraan.
32
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
Semua hal tersebut dilaksanakan sepanjang hayat, seiring
perjalanan hidup manusia dan keluasan iptek. Sehingga,
berbarengan dengan keteguhan Iman-Tauhid, manusia
dapat menempatkan diri pada derajat yang lebih tinggi dari
pada makhluk yang lainnya.
Semoga Bermanfaat !!!
Akhirnya, Ahlan wa Sahlan, Wilkommen, Welcome, Sugeng
Rawuh, Selamat Datang;dan Selamat Berjuang.
Tangan terkepal dan maju ke muka; sekali bendera
dikibarkan hentikan segala ratapan dan tangisan, karena
mundur satu langkah adalah pengkhianatan.
33
Hand Out V
MATERI KE-ISLAM-AN
35
1. Pesisir Utara pulau Sumatera, yaitu di peureulak Aceh
Timur, kemudian meluas sampai bisa mendirikan kerajaan
islam pertama di Samudera Pasai, Aceh Utara.
2. Pesisir Utara pulau Jawa kemudian meluas ke Maluku
yang selama beberapa abad menjadi pusat kerajaan Hindu
yaitu kerajaan Majapahit.
Pada permulaan abad ke XVII dengan masuk islamnya
penguasa kerajaan Mataram, yaitu: Sultan Agung maka
kemenangan agama islam hampir meliputi sebagai besar wilayah
Indonesia.
Sejak pertengahan abad ke XIX, agama islam di Indonesia
secara bertahap mulai meninggalkan sifat-sifatnya yang
Singkretik (mistik). Setelah banyak orang Indonesia
yang mengadakan hubungan dengan Mekkah dengan cara
menunaikan ibadah haji, dan sebagiannya ada yang bermukim
bertahun-tahun lamanya.
Ada dua tahapan ―masa‖ yang dilalui atau pergerakan
sebelum kemerdekaan, yakni :
a. Pada Masa Kesultanan
Daerah yang sedikit sekali disentuh oleh kebudayaan
Hindu-Budha adalah daerah Aceh, Minangkabau di
Sumatera Barat dan Banten di Jawa. Agama islam secara
mendalam mempengaruhi kehidupan agama, social dan
politik penganut-penganutnya sehingga di daerah-daerah
tersebut agama islam itu telah menunjukkan dalam bentuk
yang lebih murni. Dikerajaan tersebut agama islam
tertanam kuat sampai Indonesia merdeka. Salah satu
buktinya yaitu banyaknya nama-nama islam dan
peninggalan-peninggalan yang bernilai keIslaman.
Dikerjaan Banjar dengan masuk islamnya raja banjar
perkembangan islam selanjutnya tidak begitu sulit, raja
36
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
menunjukkan fasilitas dan kemudahan lainnya yang
hasilnya membawa kepada kehidupan masyarakat Banjar
yang benar-benar bersendikan islam. Secara konkrit
kehidupan keagamaan di kerajaan Banjar ini diwujudkan
dengan adanya Mufti dan Qadhi atas jasa Muhammad
Arsyad Al-Banjari yang ahli dalam bidang Fiqih dan
Tasawuf.
Islam di Jawa, pada masa pertumbuhannya diwarnai
kebudayaan jawa, ia banyak memberikan kelonggaran
pada sistem kepercayaan yang dianut agama Hindu-
Budha. Hal ini memberikan kemudahan dalam islamisasi
atau paling tidak mengurangi kesulitan-kesulitan. Para
wali terutama Wali Songo sangatlah berjasa dalam
pengembangan agama islam di pulau Jawa.
Menurut buku Babad Diponegoro yang dikutip Ruslan
Abdulgani dikabarkan bahwa Prabu Kertawijaya penguasa
terakhir kerajaan Mojopahit, setelah mendengar
penjelasan Sunan Ampel dan sunan Giri, maksud agam
islam dan agama Budha itu sama, hanya cara
beribadahnya yang berbeda. Oleh karena itu ia tidak
melarang rakyatnya untuk memeluk agama baru itu
(agama islam), asalkan dilakukan dengan kesadaran,
keyakinan, dan tanpa paksaan atau pun kekerasan.
b. Pada Masa Penjajahan
Dengan datangnya pedagang-pedagang barat ke Indonesia
yang berbeda watak dengan pedagang-pedagang Arab,
Persia, dan India yang beragama islam, kaum pedagang
barat yang beragama Kristen melakukan misinya dengan
kekerasan terutama dagang teknologi persenjataan mereka
yang lebih ungggul daripada persenjataan Indonesia.
Tujuan mereka adalah untuk menaklukkan kerajaan-
kerajaan islam di sepanjang pesisir kepulauan nusantara.
37
Pada mulanya mereka datang ke Indonesia untuk menjalin
hubungan dagang, karena Indonesia kaya dengan rempah-
rempah, kemudian mereka ingin memonopoli
perdagangan tersebut.
Waktu itu kolonial belum berani mencampuri masalah
islam, karena mereka belum mengetahui ajaran islam dan
bahasa Arab, juga belum mengetahui sistem social islam.
Pada tahun 1808 pemerintah Belanda mengeluarkan
instruksi kepada para bupati agar urusan agama tidak
diganggu, dan pemuka-pemuka agama dibiarkan untuk
memutuskan perkara-perkara dibidang perkawinan dan
kewarisan.
Tahun 1820 dibuatlah Statsblaad untuk mempertegaskan
instruksi ini. Dan pada tahun 1867 campur tangan mereka
lebih tampak lagi, dengan adanya instruksi kepada bupati
dan wedana, untuk mengawasi ulama-ulama agar tidak
melakukan apapun yang bertentangan dengan peraturan
Gubernur Jendral. Lalu pada tahun 1882, mereka
mengatur lembaga peradilan agama yang dibatasi hanya
menangani perkara-perkara perkawinan, kewarisan,
perwalian, dan perwakafan.
Apalagi setelah kedatangan Snouck Hurgronye yang
ditugasi menjadi penasehat urusan Pribumi dan Arab,
pemerintahan Belanda lebih berani membuat
kebijaksanaan mengenai masalah islam di Indonesia,
karena Snouck mempunyai pengalaman dalam penelitian
lapangan di negeri Arab, Jawa, dan Aceh. Lalu ia
mengemukakan gagasannya yang dikenal dengan politik
islamnya. Dengan politik itu, ia membagi masalah islam
dalam tiga kategori :
a. Bidang agama murni atau ibadah
38
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
Pemerintahan kolonial memberikan kemerdekaan
kepada umat islam untuk melaksanakan agamanya
sepanjang tidak mengganggu kekuasaan pemerintah
Belanda.
b. Bidang sosial kemasyarakatan
Hukum islam baru bisa diberlakukan apabila tidak
bertentangan dengan adat kebiasaan.
c. Bidang politik
Orang islam dilarang membahas hukum islam, baik
Al-Quran maupun Sunnah yang menerangkan tentang
politik kenegaraan dan ketata negaraan.
2. Pada Masa Kemerdekaan
Terdapat asumsi yang senantiasa melekat dalam setiap
penelitian sejarah bahwa masa kini sebagian dibentuk oleh masa
lalu dan sebagian masa depan dibentuk hari ini. Demikian pula
halnya dengan kenyataan umat islam Indonesia pada masa kini,
tentu sangat dipengaruhi masa lalunya.
Islam di Indonesia telah diakui sebagai kekuatan cultural,
tetapi islam dicegah untuk merumuskan bangsa Indonesia
menurut versi islam. Akan tetapi Indonesia dibentuk atas nama
Allah SWT, dibuktikan dengan kemerdekaannya pada hari jum‘at
dan juga dalam muqaddimah UUD 1945 bahwa atas berkat
rahmat Allah telah sampailah Indonesia kepada gerbang
kemerdekaan.
Seperti halnya pada masa penjajahan Belanda, sesuai
dengan pendapat Snouck Hurgronye, islam sebagai kekuatan
ibadah (sholat) atau soal haji perlu diberi kebebasan, namun
sebagai kekuatan politik perlu dibatasi. Perkembangan
selanjutnya pada masa Orde Lama, islam telah diberi tempat
tertentu dalam konfigurasi (bentuk/wujud) yang paradoks,
terutama dalam dunia politik. Sedangkan pada masa Orde Baru,
39
tampaknya islam diakui hanya sebatas sebagai landasan moral
bagi pembangunan bangsa dan negara.
B. Realitas Kelompok-Keompok Islam di Indonesia Saat Ini
Indonesia merupakan negara Muslim terbesar di seluruh
dunia. Meskipun 88% penduduknya beragama Islam, Indonesia
bukanlah negara Islam. Di Indonesia, seperti halnya di negara-
negara lain, Islam terbagi dalam dua arus utama yaitu Sunni dan
Syiah. Kelompok Sunni adalah kelompok ummat Islam yang
mengikuti sunnah dan berjamaah, sehingga disebut ahlussunnah
wal jama‟ah. Ahlussunnah adalah mereka yang senantiasa tegak
di atas Islam berdasarkan Al Qur‘an dan hadits yang shahih
dengan pemahaman para sahabat, tabi‟in, dan tabi‟ut-tabi‟in.
Sekitar 90% umat Muslim sedunia merupakan kaum Sunni.
Sementara Syi‘ah adalah kelompok umat Islam yang beraliran
radikal yang menganggap Ali bin Abi Thalib as setingkat atau
bahkan lebih tinggi dari Nabi Muhammad SAW. Kelompok-
kelompok Islam ini seperti yang diuraikan oleh Abdul Kadir
Ahmad sebagai berikut: ―Islam, pada dasarnya ada dua mazhab
atau aliran utama yaitu Sunni dan Syiah, dua aliran ini ada di
Indonesia. Pengikut Syiah di Indonesia tidak sebanyak Sunni, tapi
sepertinya mulai berkembang ya Syiah ini, ada websitenya kalau
tidak salah.‖
―Kalau soal jumlah pastinya saya tidak tahu‖. ―......kalau
90% lebih lah pengikut Sunni di Indonesia‖. ―NU dan
Muhammadiyah itu Sunni, cuman bedanya, NU itu bisa dibilang
tradisional lah, kalau Muhammadiyah itu modern, meskipun dua
organisasi ini resminya berdiri tidak terpaut jauh, tetapi
pemikirannya.‖ (dalam wawancara Rocky Sistarwanto, FISIP UI,
2011)
Sunni dan Syi‘ah berkembang keseluruh dunia termasuk
di Indonesia. Indonesia adalah negera dimana penganut Sunni
40
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
sangat dominan dan Syiah hanya dianut oleh sebagian kecil
masyarakat. Sunni di Indonesia terbagi dalam dua kelompok
besar: Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Nahdlatul
Ulama mewakili sebagian terbesar ummat Islam Sunni yang
berkarakter tradisional dengan figur ulama ortodoksnya (kiyai).
Sementara Muhammadiyah mewakili ummat Islam Sunni yang
modern, anti bid‟ah, tahyul, dan khurafat. Kalau NU memiliki
sekolah tradisional berupa pesantren sebagai alat kaderisasi dan
sosialisasi ajaran-ajarannya, maka Muhammadiyah memiliki
sekolah modern seperti madrasah atau sekolah Islam modern
dalam bentuknya yang lain.
Sementara itu, ada kelompok-kelompok Islam lainnya di
luar kelompok-kelompok tersebut yang tidak terpaku pada ajaran
tradisional maupun modern, termasuk aliran Syiah yang mana
salah satu keyakinannya adalah mereka hanya menerima hadist-
hadist yang ada pada kitab Al-Kafi, karangan ulama Syiah yang
bernama Al-kulini dan menolak hadist-hadist yang diriwayatkan
oleh Abu Bakar, Umar, dan Utsman, apalagi hadist-hadist yang
diriwayatkan oleh sahabat-sahabat Nabi dari suku Bani Umayyah.
Kitab Al-Kulini ini oleh merka dianggap sebagai kitab yang
kedua sesudah Al-Quran, diperbolehkannya nikah mutah dll.
Adapun kelompok-kelompok islam saat ini, setidaknya
penulis dapat dibagi menjadi dua:
a. Kelompok Islam Arus Utama
Ø Nahdlatul Ulama (NU)
Nahdlatul Ulama (NU) menganut paham Ahlussunah Wal
Jama'ah, sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah
antara ekstrim aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrim naqli
(skripturalis). Karena itu sumber pemikiran bagi NU tidak
hanya Al-Qur'an, Sunnah, tetapi juga menggunakan
kemampuan akal ditambah dengan realitas empirik. Cara
berpikir semacam itu dirujuk dari pemikir terdahulu,
41
seperti Abu Hasan Al-Asy'ari dan Abu Mansur Al-
Maturidi dalam bidang teologi. Kemudian dalam bidang
fikih mengikuti empat madzhab; Hanafi, Maliki, Syafi'i,
dan Hanbali. Sementara dalam bidang
tasawuf, mengembangkan metode Al-Ghazali dan
Junaid Al-Baghdadi, yang mengintegrasikan antara
tasawuf dengan syariat.
Ø Muhammadiyah
Berbeda dengan NU, Muhammadiyah tidak pernah
menyatakan secara eksplisist keterikatannya
dengan doktrin teologis maupun fiqih AN al-Sunnah
wa al-Jama'ah, kecuali dalam Keputusan Tarjih yang
disebutkan terdahulu. Dalam pandangan Muhammadiyah
akidah yang benar itu adalah akidah yang dianut oleh
umat Islam pada generasi Nabi SAW dan sahabat-
sahabatnya, seperti yang diisyaratkan oleh al-Qur'an
alam surat al-Taubah ayat
100 yang artinya “Orang-orang yang terdahulu lagi
pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang
muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti
mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan
merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan
bagi mereka syurga-syurga yang mengalir sungai-sungai
di bawahnya; mereka kekal di dalamnya selama-
lamanya. Itulah kemenangan yang besar”. dan dengan
pertimbangan dua buah hadis yang diriwayatkan oleh
ImamTurmudzi dengan derajat hadis Hasan Sahih.
b. Kelompok Islam Lainnya
Ø Islam Moderat
Mengutip Charles Kurzman, M. Alfan Alfian menyatakan
bahwa tema-tema yang diajukan kalangan Islam Liberal
diantaranya adalah menentang teokrasi, mendukung
42
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
demokrasi, menghormati hak-hak perempuan,
menghormati hak-hak non-muslim, kebebasan berpikir,
dan gagasan tentang kemajuan perlu dikedepankan.
Ø Islam Radikal
Kelompok Islam Radikal, adalah kelompok-kelompok
yang ingin mengembalikan pemahaman Islam pada
akarnya. Kelompok Islam Radikal bisa dikatakan sebagai
kelompok reformis atau pembaharu dalam Islam.
Kelompok Islam Radikal juga tidak menolak
untuk membahas demokrasi, pluralisme,
toleransi beragama,penciptaan perdamaian, kebebasan
individu atau pemisahan antara agama dan negara,
bahkan kelompok Islam Radikal menganggap semua
pembahasan tersebut sebagai perwujudan dari nilai-nilai
keagamaan Islam.
o Syi'ah (Ikatan Jama'ah
Ahlul Bait Indonesia)
Sebagian kaum Sunni menyebut kaum Syi'ah
dengan nama Rafidhah, yang menurut etimologi
bahasa Arabbermakna meninggalkan. Dalam
terminologi syariat Sunni, Rafidhah bermakna
"mereka yang menolak imamah (kepemimpinan)
Abu Bakar dan Umar bin Khattab, berlepas diri
dari keduanya, dan sebagian sahabat yang
mengikuti keduanya". Namun terdapat pula
kaum Syi'ah yang tidak membenarkan anggapan
Sunni tersebut. Golongan Zaidiyyah misalnya,
tetap menghormati sahabat Nabi yang menjadi
khalifah sebelum Ali bin Abi Thalib.
o Islam Fundamental
Fundamentalisme sebagai sebuah pemahaman
memiliki beberapa karakteristik sikap
yang ditunjukkan oleh para penganutnya, yaitu;
Sikap
43
tidak toleran, Sikap fanatik, Sikap eksklusif, Sikap
revolusioner, Sikap memahami teks
ajarannya secara tekstual dan parsial dan Sikap
mengabaikan norma-norma dan nilai-nilai
universal
• Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)
• Forum Komunikasi Ahlu Sunnah Wal-
Jama'ah (FKAWJ) dan Laskar Jihad
• Front Pembela Islam (FPI)
o Islam Teroris
Dari rangkaian aksi teror yang terjadi selama ini,
telah dapat diungkap bahwa terorisme yang
merebak merupakan aksi kekerasan bermotifkan
ideologi radikal dan fundamental yang mengatas-
namakan agama atau membajak agama sebagai
alasan pembenar.
• Darul Islam (DI/TII)
• Jamaah Islamiyah (JI)
45
Keseimbangan (ta‟adul) dan toleran (tasamuh)
terefleksikan dalam kehidupan sosial, cara bergaul dalam kondisi
sosial budaya mereka. Keseimbangan dan toleransi mengacu pada
cara bergaul PMII sebagai Muslim dengan golongan Muslim atau
pemeluk agama yang lain. Realitas masyarakat Indonesia yang
plural, dalam budaya, etnis, ideologi politik dan agama, PMII
memandang bukan semata-mata realitas sosiologis, melainkan
juga realitas teologis. Artinya bahwa Allah SWT memang dengan
sengaja menciptakan manusia berbeda-beda dalam berbagai
sisinya. Oleh sebab itu, tidak ada pilihan sikap yang lebih tepat
kecuali ta‟adul dan tasamuh.
ASWAJA
46
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
**Imam Abu Hamid Al-Tusi Al-Ghazali menjelaskan ―Tasawuf
adalah menyucikan hati dari apa saja selain Allah… Aku
simpulkan bahwa kaum sufi adalah para pencari di Jalan Allah,
dan perilaku mereka adalah perilaku yang terbaik, jalan mereka
adalah jalan yang terbaik, dan pola hidup mereka adalah pola
hidup yang paling tersucikan. Mereka telah membersihkan hati
mereka dari berbagai hal selain Allah dan menjadikannya sebagai
saluran tempat mengalirnya sungai-sungai yang membawa ilmu-
ilmu dari Allah.‖
Penutup
Jikalau kita amati sejarah munculnya islam di Indonesia
menunjukkan bahwa ulama‘ dahulu tidak melakukan islamisasi
dengan cara pengeboman, pembunuhan, dan kekerasan-
kekerasan lainnya yang dilakukan beberapa kelopok Islam saat
ini, akan tetapi islam hadir dengan perdamaian, kelembutan dan
toleran. Sehingga kehadiran islam pada waktu itu diterima dengan
baik oleh masyarakat. Sebagai mana firman Allah SWT yang
artinya Kalau mereka cenderung kepada perdamaian, maka
sambutlah kecenderungan itu dan berserah dirilah kepada Allah.
Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui. (Al-Anfal (8): 61)
Berawal dari sejarah tersebut patut untuk kita sadari
bahwa munculnya kelompol-kelompok islam pada masa sekarang
ini menuntut kita sebagai umat untuk tetap terus belajar tentang
islam secara menyeluruh agar tidak terjebak pada pola berfikir
kelompok tertentu yang meng-atas-namakan islam sebagai atribut
gerakannya. Padahal dibalik topeng mereka terdapat kesesatan-
kesesatan yang mengakibatkan perpecahan antar umat agama dan
kesatuan negara tercinta ini.
PMII yang berpegang pada prinsip-prinsip tawasuth
(moderat), tawazun (netral), ta‟adul (keseimbangan), dan
47
tasamuh (toleran) mengajak kepada kita semua untuk tetap
bersandar kepada Al Quran dan Hadist dalam menentukan
hukum-hukum syari‘at, dan selama tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip agama, maka kita tetap diwajibkan
mengedepankan sikap perilaku yang baik kepada orang lain, baik
sesama muslim maupun non muslim.
Untuk akhir dari catatan ini penulis berharap tulisan ini
dapat menjadikan khazanah atmosfir intelektual dan perilaku kita
semua dalam menjalankan aktifitas sehari-hari dan semoga kita
tetap dalam lindungan dan rahmat Allah SWT. Amin Ya Robbal
‗Alami..
48
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
Referensi
Shihab, M. Quraish, 2004, Wawasan Al-Qur‟an, Bandung: PT.
Mizan Pustaka
Hamim dkk, Thoha, 2007, Resolusi Konflik Islam Indonesia,
Yogyakarta: PT. LKIS Pelangi Aksara
Tjandrasasmita, H. Uka, Sejarah Perkembangan di Indonesia,
makalah yang disampaikan pada kegiatan yang
diselenggarakan Hizbut Tahrir Indonesia DPD II
Kabupaten Bogor, Dinas Pendidikan Pemerintah
Kabupaten Bogor, dan Kantor Departemen Agama
Kabupaten Bogor pada tanggal 18 September 2007 di
Gedung Serba Guna I. Pemda Kabupaten Bogor
Sistarwanto Rocky, Tesis , 2010, Potensi Ideologisasi Jihad Yang
Mengarah Pada Aksi Terorisme Oleh Kelompok-
Kelompok Islam Radikal Di Indonesia, Universitas
Indonesia Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Program
Magister Sosiologi Depok
Sula, Muhammad Syakir, 2008, Amanah Bagi Bangsa – Konsep
Sistem Ekonomi Syariah”, Jakarta: MES dan MUI
PMII Komisariat Hasyim Asy'arie UNY:
http://hasyimasyarie.wordpress.com/manhajul-fikr-aswaja/
49
Hand Out VI
SEJARAH BANGSA INDONESIA
50
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
memperoleh nama "Kepulauan Hindia" (Indische Archipel,
Indian Archipelago, l'Archipel Indien) atau "Hindia Timur"
(Oost Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang juga
dipakai adalah "Kepulauan Melayu" (Maleische Archipel, Malay
Archipelago, l'Archipel Malais).
Pada jaman penjajahan Belanda, nama resmi yang
digunakan adalah Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda),
sedangkan pemerintah pendudukan Jepang1942-1945 memakai
istilah To-Indo (Hindia Timur).
Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan
nama samaran Multatuli, pernah mengusulkan nama yang spesifik
untuk menyebutkan kepulauan tanah air kita, yaitu Insulinde,
yang artinya juga "Kepulauan Hindia" (bahasa Latininsula berarti
pulau). Nama Insulinde ini kurang populer.
NUSANTARA
Pada tahun 1920-an, Ernest Francois Eugene Douwes
Dekker (1879-1950), yang dikenal sebagai Dr. Setiabudi (cucu
dari adik Multatuli), memperkenalkan suatu nama untuk tanah air
kita yang tidak mengandung unsur kata "India". Nama itu tiada
lain adalah Nusantara, suatu istilah yang telah tenggelam
berabad-abad lamanya. Setiabudi mengambil nama itu dari
Pararaton, naskah kuno zaman Majapahit yang ditemukan di Bali
pada akhir abad ke-19 lalu diterjemahkan oleh J.L.A. Brandes dan
diterbitkan oleh Nicholaas Johannes Krom pada tahun 1920.
Pengertian Nusantara yang diusulkan Setiabudi jauh
berbeda dengan pengertian nusantara zaman Majapahit. Pada
masa Majapahit, Nusantara digunakan untuk menyebutkan pulau-
pulau di luar Jawa (antara dalam bahasa Sansekerta artinya luar,
seberang) sebagai lawan dari Jawadwipa (Pulau Jawa). Sumpah
Palapa dari Gajah Mada tertulis "Lamun huwus kalah nusantara,
51
isun amukti palapa" (Jika telah kalah pulau-pulau seberang,
barulah saya menikmati istirahat).
Oleh Dr. Setiabudi kata nusantara zaman Majapahit yang
berkonotasi jahiliyah itu diberi pengertian yang nasionalistis.
Dengan mengambil kata Melayu asli antara, maka Nusantara kini
memiliki arti yang baru yaitu "nusa di antara dua benua dan dua
samudra", sehingga Jawa pun termasuk dalam definisi nusantara
yang modern. Istilah nusantara dari Setiabudi ini dengan cepat
menjadi populer penggunaannya sebagai alternatif dari nama
Hindia Belanda.
Sampai hari ini istilah nusantara tetap dipakai untuk
menyebutkan wilayah tanah air dari Sabang sampai Merauke.
NAMA INDONESIA
Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah
tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia
(JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-
1869), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari
Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli
etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-
1865), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.
Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl
menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan,
Australian and Malay-Polynesian Nations. Dalam artikelnya itu
Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk
Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama
khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan
sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan
dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (nesos dalam
52
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
bahasa Yunani berarti pulau). Pada halaman 71 artikelnya itu
tertulis:
"... the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan
Archipelago would become respectively Indunesians or
Malayunesians".
Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia
(Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia),
sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan
Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (Srilanka) dan
Maldives (Maladewa). Earl berpendapat juga bahwa bahasa
Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu
Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak
memakai istilah Indunesia.
Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James
Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian
Archipelago. Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan
perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah
"Indian Archipelago" terlalu panjang dan membingungkan.
Logan memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u
digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka
lahirlah istilah Indonesia.
Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia
dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan:
"Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but
rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely
geographical term Indonesia, which is merely a shorter synonym
for the Indian Islands or the Indian Archipelago".
Ketika mengusulkan nama "Indonesia" agaknya Logan
tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi
nama resmi. Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan
53
nama "Indonesia" dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat
laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan
bidang etnologi dan geografi.
Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin
yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku
Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel sebanyak
lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika
mengembara ke tanah air pada tahun 1864 sampai 1880. Buku
Bastian inilah yang memopulerkan istilah "Indonesia" di kalangan
sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah
"Indonesia" itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu,
antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-
Indie tahun 1918. Padahal Bastian mengambil istilah "Indonesia"
itu dari tulisan-tulisan Logan.
Pribumi yang mula-mula menggunakan istilah "Indonesia"
adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika
dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah
biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.
Nama indonesisch (Indonesia) juga diperkenalkan sebagai
pengganti indisch (Hindia) oleh Prof Cornelis van Vollenhoven
(1917). Sejalan dengan itu, inlander (pribumi) diganti dengan
indonesiër (orang Indonesia).
Politik
Pada dasawarsa 1920-an, nama "Indonesia" yang
merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil
alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan tanah air kita,
sehingga nama "Indonesia" akhirnya memiliki makna politis,
yaitu identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan.
Akibatnya pemerintah Belanda mulai curiga dan waspada
terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu.
54
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang
mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di
Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri
Belanda (yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische
Vereeniging) berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging
atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra,
berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.
Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya,:
"Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de
toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut "Hindia
Belanda". Juga tidak "Hindia" saja, sebab dapat menimbulkan
kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia
menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena
melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa
depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia
(Indonesier) akan berusaha dengan segala tenaga dan
kemampuannya."
Di tanah air Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie
Club pada tahun 1924. Tahun itu juga Perserikatan Komunis
Hindia berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).
Pada tahun 1925Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan
Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga
organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama
"Indonesia". Akhirnya nama "Indonesia" dinobatkan sebagai
nama tanah air, bangsa dan bahasa pada Kerapatan Pemoeda-
Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober1928, yang kini dikenal
dengan sebutan Sumpah Pemuda.
Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad
(Dewan Rakyat; parlemen Hindia Belanda), Muhammad Husni
Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo, dan Sutardjo
Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Hindia
55
Belanda agar nama "Indonesia" diresmikan sebagai pengganti
nama "Nederlandsch-Indie". Tetapi Belanda menolak mosi ini.
Dengan jatuhnya tanah air ke tangan Jepang pada tanggal 8
Maret1942, lenyaplah nama "Hindia Belanda". Lalu pada tanggal
17 Agustus1945, lahirlah Republik Indonesia.
SEJARAH INDONESIA
Sejarah Indonesia meliputi suatu rentang waktu yang
sangat panjang yang dimulai sejak zaman prasejarah oleh
"Manusia Jawa" pada masa sekitar 500.000 tahun yang lalu.
Periode dalam sejarahIndonesia dapat dibagi menjadi lima era:
era pra kolonial, munculnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha
serta Islam di Jawa dan Sumatera yang terutama mengandalkan
perdagangan; era kolonial, masuknya orang-orang Eropa
(terutama Belanda) yang menginginkan rempah-rempah
mengakibatkan penjajahan oleh Belanda selama sekitar 3,5 abad
antara awal abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-20; era
kemerdekaan, pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945)
sampai jatuhnya Soekarno (1966); era Orde Baru, 32 tahun masa
pemerintahan Soeharto (1966–1998); serta era reformasi yang
berlangsung sampai sekarang.
PRASEJARAH
Secara geologi, wilayah Indonesia modern muncul kira-kira
sekitar masa Pleistocene ketika masih terhubung dengan Asia
Daratan. Pemukim pertama wilayah tersebut yang diketahui
adalah manusia Jawa pada masa sekitar 500.000 tahun lalu.
Kepulauan Indonesia seperti yang ada saat ini terbentuk pada saat
melelehnya es setelah berakhirnya Zaman Es.
56
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
Era pra colonial
SEJARAH AWAL
Para cendekiawan India telah menulis tentang Dwipantara
atau kerajaan HinduJawa Dwipa di pulau Jawa dan Sumatra
sekitar 200 SM. Kerajaan Taruma menguasai Jawa Barat sekitar
tahun 400. Pada tahun 425 agama Buddha telah mencapai wilayah
tersebut.
Pada masa RenaisansEropa, Jawa dan Sumatra telah
mempunyai warisan peradaban berusia ribuan tahun dan
sepanjang dua kerajaan besar.
KERAJAAN HINDU-BUDDHA
Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha
Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I
Ching mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670.
Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh
Jawa Barat dan Semenanjung Melayu. Abad ke-14 juga menjadi
saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur,
Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah
Mada berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini
sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh
Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk
kodifikasi hukum dan dalam kebudayaan Jawa, seperti yang
terlihat dalam wiracaritaRamayana.
KERAJAAN ISLAM
Islam tiba di Indonesia sekitar abad ke-12, dan melalui
pembauran, menggantikan Hindu sebagai kepercayaan utama
pada akhir abad ke-16 di Jawa dan Sumatra. Hanya Bali yang
tetap mempertahankan mayoritas Hindu. Di kepulauan-kepulauan
di timur, rohaniawan-rohaniawan Kristen dan Islam diketahui
57
sudah aktif pada abad ke-16 dan 17, dan saat ini ada mayoritas
yang besar dari kedua agama di kepulauan-kepulauan tersebut.
Penyebaran Islam didorong hubungan perdagangan di luar
Nusantara; umumnya pedagang dan ahli kerajaan lah yang
pertama mengadopsi agama baru tersebut. Kerajaan penting
termasuk Mataram di Jawa Tengah, dan Kesultanan Ternate dan
Kesultanan Tidore di Maluku di timur.
Era kolonial
Kolonisasi VOC
Mulai tahun 1602Belanda secara perlahan-lahan menjadi
penguasa wilayah yang kini adalah Indonesia, dengan
memanfaatkan perpecahan di antara kerajaan-kerajaan kecil yang
telah menggantikan Majapahit. Satu-satunya yang tidak
terpengaruh adalah Timor Portugis, yang tetap dikuasai Portugal
hingga 1975 ketika berintegrasi menjadi provinsi Indonesia
bernama Timor Timur. Belanda menguasai Indonesia selama
hampir 350 tahun, kecuali untuk suatu masa pendek di mana
sebagian kecil dari Indonesia dikuasai Britania setelah Perang
Jawa Britania-Belanda dan masa penjajahan Jepang pada masa
Perang Dunia II. Sewaktu menjajah Indonesia, Belanda
mengembangkan Hindia-Belanda menjadi salah satu kekuasaan
kolonial terkaya di dunia. 350 tahun penjajahan Belanda bagi
sebagian orang adalah mitos belaka karena wilayah Aceh baru
ditaklukkan kemudian setelah Belanda mendekati
kebangkrutannya.
58
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC). VOC
telah diberikan hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas
kolonial di wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahun
1602. Markasnya berada di Batavia, yang kini bernama Jakarta.
Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya
terhadap perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Hal ini
dilakukan melalui penggunaan dan ancaman kekerasan terhadap
penduduk di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan
terhadap orang-orang non-Belanda yang mencoba berdagang
dengan para penduduk tersebut. Contohnya, ketika penduduk
Kepulauan Banda terus menjual biji pala kepada pedagang
Inggris, pasukan Belanda membunuh atau mendeportasi hampir
seluruh populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau
tersebut dengan pembantu-pembantu atau budak-budak yang
bekerja di perkebunan pala.
VOC menjadi terlibat dalam politik internal Jawa pada
masa ini, dan bertempur dalam beberapa peperangan yang
melibatkan pemimpin Mataram dan Banten.
59
para pelaksananya - baik yang Belanda maupun yang Indonesia.
Sistem tanam paksa ini adalah monopoli pemerintah dan
dihapuskan pada masa yang lebih bebas setelah 1870.
Pada 1901 pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka
sebut Kebijakan Beretika (bahasa Belanda: Ethische Politiek),
yang termasuk investasi yang lebih besar dalam pendidikan bagi
orang-orang pribumi, dan sedikit perubahan politik. Di bawah
gubernur-jendral J.B. van Heutsz pemerintah Hindia-Belanda
memperpanjang kekuasaan kolonial secara langsung di sepanjang
Hindia-Belanda, dan dengan itu mendirikan fondasi bagi negara
Indonesia saat ini.
GERAKAN NASIONALISME
Pada 1905 gerakan nasionalis yang pertama, [Serikat
Dagang Islam] dibentuk dan kemudian diikuti pada tahun 1908
oleh gerakan nasionalis berikutnya, [Budi Utomo]. Belanda
merespon hal tersebut setelah Perang Dunia I dengan langkah-
langkah penindasan. Para pemimpin nasionalis berasal dari
kelompok kecil yang terdiri dari profesional muda dan pelajar,
yang beberapa di antaranya telah dididik di Belanda. Banyak dari
mereka yang dipenjara karena kegiatan politis, termasuk Presiden
Indonesia yang pertama, Soekarno.
PERANG DUNIA II
Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda diduduki
oleh NaziJerman. Hindia-Belanda mengumumkan keadaan siaga
dan di Juli mengalihkan ekspor untuk Jepang ke AS dan Britania.
Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan untuk mengamankan
persediaan bahan bakar pesawat gagal di Juni 1941, dan Jepang
memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu.
Di bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang
60
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda.
Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret
1942.
PENDUDUKAN JEPANG
Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk
mengadakan kampanye publik dan membentuk pemerintahan
yang juga dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer
Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para Kyai didekorasi
oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943. Tetapi, pengalaman dari
penguasaan Jepang di Indonesia sangat bervariasi, tergantung di
mana seseorang hidup dan status sosial orang tersebut. Bagi yang
tinggal di daerah yang dianggap penting dalam peperangan,
mereka mengalami siksaan, terlibat perbudakan seks, penahanan
sembarang dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya.
Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda merupakan
target sasaran dalam penguasaan Jepang.
Pada Maret 1945 Jepang membentuk Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada
pertemuan pertamanya di bulan Mei, Soepomo membicarakan
integrasi nasional dan melawan individualisme perorangan;
sementara itu Muhammad Yamin mengusulkan bahwa negara
baru tersebut juga sekaligus mengklaim Sarawak, Sabah, Malaya,
Portugis Timur, dan seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum
perang.
Pada 9 Agustus1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman
Widjodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal
Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang
menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan
Indonesia pada 24 Agustus.
61
ERA KEMERDEKAAN
Proklamasi kemerdekaan
Mendengar kabar bahwa Jepang tidak lagi mempunyai
kekuatan untuk membuat keputusan seperti itu pada 16 Agustus,
Soekarno membacakan "Proklamasi" pada hari berikutnya. Kabar
mengenai proklamasi menyebar melalui radio dan selebaran
sementara pasukan militer Indonesia pada masa perang, Pasukan
Pembela Tanah Air (PETA), para pemuda, dan lainnya langsung
berangkat mempertahankan kediaman Soekarno.
Pada 29 Agustus1945 kelompok tersebut melantik Soekarno
sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden
dengan menggunakan konstitusi yang dirancang beberapa hari
sebelumnya. Kemudian dibentuk Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP) sebagai parlemen sementara hingga pemilu dapat
dilaksanakan. Kelompok ini mendeklarasikan pemerintahan baru
pada 31 Agustus dan menghendaki Republik Indonesia yang
terdiri dari 8 provinsi: Sumatra, Kalimantan (termasuk wilayah
Sabah, Sarawak dan Brunei), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Sulawesi, Maluku (termasuk Maluku Utara) dan Sunda
Kecil.
PERANG KEMERDEKAAN
Dari 1945 hingga 1949, persatuan kelautan Australia yang
bersimpati dengan usaha kemerdekaan, melarang segala
pelayaran Belanda sepanjang konflik ini agar Belanda tidak
mempunyai dukungan logistik maupun suplai yang diperlukan
untuk membentuk kembali kekuasaan kolonial.
Usaha Belanda untuk kembali berkuasa dihadapi
perlawanan yang kuat. Setelah kembali ke Jawa, pasukan Belanda
segera merebut kembali ibukota kolonial Batavia, akibatnya para
nasionalis menjadikan Yogyakarta sebagai ibukota mereka. Pada
62
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
27 Desember1949 (lihat artikel tentang 27 Desember 1949),
setelah 4 tahun peperangan dan negosiasi, Ratu Juliana dari
Belanda memindahkan kedaulatan kepada pemerintah Federal
Indonesia. Pada 1950, Indonesia menjadi anggota ke-60 PBB.
Lihat pula The National Revolution, 1945-50 untuk
keterangan lebih lanjut (dalam bahasa Inggris).
DEMOKRASI PARLEMENTER
Tidak lama setelah itu, Indonesia mengadopsi undang-
undang baru yang terdiri dari sistem parlemen di mana dewan
eksekutifnya dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada
parlemen atau MPR. MPR terbagi kepada partai-partai politik
sebelum dan sesudah pemilu pertama pada tahun 1955, sehingga
koalisi pemerintah yang stabil susah dicapai.
Peran Islam di Indonesia menjadi hal yang rumit. Soekarno
lebih memilih negara sekuler yang berdasarkan Pancasila
sementara beberapa kelompok Muslim lebih menginginkan
negara Islam atau undang-undang yang berisi sebuah bagian yang
menyaratkan umat Islam takluk kepada hukum Islam.
DEMOKRASI TERPIMPIN
Pemberontakan yang gagal di Sumatera, Sulawesi, Jawa
Barat dan pulau-pulau lainnya yang dimulai sejak 1958, ditambah
kegagalan MPR untuk mengembangkan konstitusi baru,
melemahkan sistem parlemen Indonesia. Akibatnya pada 1959
ketika Presiden Soekarno secara unilateral membangkitkan
kembali konstitusi 1945 yang bersifat sementara, yang
memberikan kekuatan presidensil yang besar, dia tidak menemui
banyak hambatan.
63
Dari 1959 hingga 1965, Presiden Soekarno berkuasa dalam
rezim yang otoriter di bawah label "Demokrasi Terpimpin". Dia
juga menggeser kebijakan luar negeri Indonesia menuju non-blok,
kebijakan yang didukung para pemimpin penting negara-negara
bekas jajahan yang menolak aliansi resmi dengan Blok Barat
maupun Blok Uni Soviet. Para pemimpin tersebut berkumpul di
Bandung, Jawa Barat pada tahun 1955 dalam KTT Asia-Afrika
untuk mendirikan fondasi yang kelak menjadi Gerakan Non-Blok.
Pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, Soekarno bergerak
lebih dekat kepada negara-negara komunis Asia dan kepada Partai
Komunis Indonesia (PKI) di dalam negeri. Meski PKI merupakan
partai komunis terbesar di dunia di luar Uni Soviet dan China,
dukungan massanya tak pernah menunjukkan penurutan ideologis
kepada partai komunis seperti di negara-negara lainnya.
KONFRONTASI INDONESIA-MALAYSIA
Soekarno menentang pembentukan Federasi Malaysia —
dia mengatakan bahwa hal tersebut adalah sebuah "rencana neo-
kolonial" untuk mempermudah rencana komersial inggris di
wilayah tersebut. Ini kemudian mengakibatkan pertempuran
antara pasukan Indonesia dan Malaysia dan Inggris. selain itu
dengan pembentukan federasi Malaysia, hal ini dianggap akan
memperluas pengaruh Imperialisme di kawasan Asia, yang
nantinya dapat berakibat kepada kesengsaraan. pembentukan
federasi Malaysia dianggap hanya memberikan celah kepada
negara Inggris dan Australia untuk memberikan pengaruh
besarnya di negara Asia. yang maksud dan tujuan utamanya telah
diketahui adalah untuk merebut segenap kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya.
64
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
NASIB IRIAN BARAT
Pada saat kemerdekaan, pemerintah Belanda
mempertahankan kekuasaan terhadap belahan barat pulau Nugini
(Irian), dan mengizinkan langkah-langkah menuju pemerintahan-
sendiri dan pendeklarasian kemerdekaan pada 1 Desember1961.
Negosiasi dengan Belanda mengenai penggabungan
wilayah tersebut dengan Indonesia gagal, dan pasukan penerjun
payung Indonesia mendarat di Irian pada 18 Desember sebelum
kemudian terjadi pertempuran antara pasukan Indonesia dan
Belanda pada 1961 dan 1962. Pada 1962 Amerika Serikat
menekan Belanda agar setuju melakukan perbincangan rahasia
dengan Indonesia yang menghasilkan Perjanjian New York pada
Agustus 1962, dan Indonesia mengambil alih kekuasaan
terhadapa Irian Jaya pada 1 Mei1963.
GERAKAN 30 SEPTEMBER
Hingga 1965, PKI telah menguasai banyak dari organisasi
massa yang dibentuk Soekarno untuk memperkuat dukungan
untuk rezimnya dan, dengan persetujuan dari Soekarno, memulai
kampanye untuk membentuk "Angkatan Kelima" dengan
mempersenjatai pendukungnya. Para petinggi militer menentang
hal ini.
Pada 30 September1965, enam jendral senior dan beberapa
orang lainnya dibunuh dalam upaya kudeta yang disalahkan
kepada para pengawal istana yang loyal kepada PKI. Panglima
Komando Strategi Angkatan Darat saat itu, Mayjen Soeharto,
menumpas kudeta tersebut dan berbalik melawan PKI. Soeharto
lalu menggunakan situasi ini untuk mengambil alih kekuasaan.
Lebih dari puluhan ribu orang-orang yang dituduh komunis
kemudian dibunuh. Jumlah korban jiwa pada 1966 mencapai
setidaknya 500.000; yang paling parah terjadi di Jawa dan Bali.
65
ERA ORDE BARU
Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk
masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik
kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988,
1993, dan 1998.
Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia
politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar
negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada
akhir masa jabatannya. Orde Baru memilih perbaikan dan
perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh
kebijakannya melalui struktur administratif yang didominasi
militer namun dengan nasehat dari ahli ekonomi didikan Barat.
Selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan
pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-besaran
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak
merata di Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang kelaparan
dikurangi dengan besar pada tahun 1970-an dan 1980-an. Dia
juga memperkaya dirinya, keluarganya, dan rekan-rekat dekat
melalui korupsi yang merajalela.
IRIAN JAYA
Setelah menolak supervisi dari PBB, pemerintah Indonesia
melaksanakan "Act of Free Choice" (Aksi Pilihan Bebas) di Irian
Jaya pada 1969 di mana 1.025 wakil kepala-kepala daerah Irian
dipilih dan kemudian diberikan latihan dalam bahasa Indonesia.
Mereka secara konsensus akhirnya memilih bergabung dengan
Indonesia. Sebuah resolusi Sidang Umum PBB kemudian
memastikan perpindahan kekuasaan kepada Indonesia. Penolakan
terhadap pemerintahan Indonesia menimbulkan aktivitas-aktivitas
66
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
gerilya berskala kecil pada tahun-tahun berikutnya setelah
perpindahan kekuasaan tersebut. Dalam atmosfer yang lebih
terbuka setelah 1998, pernyataan-pernyataan yang lebih eksplisit
yang menginginkan kemerdekaan dari Indonesia telah muncul.
TIMOR TIMUR
Dari 1596 hingga 1975, Timor Timur adalah sebuah jajahan
Portugis di pulau Timor yang dikenal sebagai Timor Portugis dan
dipisahkan dari pesisir utara Australia oleh Laut Timor. Akibat
kejadian politis di Portugal, pejabat Portugal secara mendadak
mundur dari Timor Timur pada 1975. Dalam pemilu lokal pada
tahun 1975, Fretilin, sebuah partai yang dipimpin sebagian oleh
orang-orang yang membawa paham Marxisme, dan UDT,
menjadi partai-partai terbesar, setelah sebelumnya membentuk
aliansi untuk mengkampanyekan kemerdekaan dari Portugal.
Pada 7 Desember1975, pasukan Indonesia masuk ke Timor
Timur. Indonesia, yang mempunyai dukungan material dan
diplomatik, dibantu peralatan persenjataan yang disediakan
Amerika Serikat dan Australia, berharap dengan memiliki Timor
Timur mereka akan memperoleh tambahan cadangan minyak dan
gas alam, serta lokasi yang strategis.
Pada masa-masa awal, pihak militer Indonesia (ABRI)
membunuh hampir 200.000 warga Timor Timur — melalui
pembunuhan, pemaksaan kelaparan dan lain-lain. Banyak
pelanggaran HAM yang terjadi saat Timor Timur berada dalam
wilayah Indonesia.
Pada 30 Agustus1999, rakyat Timor Timur memilih untuk
memisahkan diri dari Indonesia dalam sebuah pemungutan suara
yang diadakan PBB. Sekitar 99% penduduk yang berhak memilih
turut serta; 3/4-nya memilih untuk merdeka. Segera setelah
hasilnya diumumkan, dikabarkan bahwa pihak militer Indonesia
67
melanjutkan pengrusakan di Timor Timur, seperti merusak
infrastruktur di daerah tersebut.
Pada Oktober 1999, MPR membatalkan dekrit 1976 yang
menintegrasikan Timor Timur ke wilayah Indonesia, dan Otorita
Transisi PBB (UNTAET) mengambil alih tanggung jawab untuk
memerintah Timor Timur sehingga kemerdekaan penuh dicapai
pada Mei 2002.
KRISIS EKONOMI
Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya didampingi
B.J. Habibie.
Pada pertengahan 1997, Indonesia diserang krisis keuangan
dan ekonomi Asia (untuk lebih jelas lihat: Krisis finansial Asia),
disertai kemarau terburuk dalam 50 tahun terakhir dan harga
minyak, gas dan komoditas ekspor lainnya yang semakin jatuh.
Rupiah jatuh, inflasi meningkat tajam, dan perpindahan modal
dipercepat. Para demonstran, yang awalnya dipimpin para
mahasiswa, meminta pengunduran diri Soeharto. Di tengah
gejolak kemarahan massa yang meluas, serta ribuan mahasiswa
yang menduduki gedung DPR/MPR, Soeharto mengundurkan diri
pada 21 Mei1998, tiga bulan setelah MPR melantiknya untuk
masa bakti ketujuh. Soeharto kemudian memilih sang Wakil
Presiden, B. J. Habibie, untuk menjadi presiden ketiga Indonesia.
ERA REFORMASI
PEMERINTAHAN HABIBIE
Presiden Habibie segera membentuk sebuah kabinet. Salah
satu tugas pentingnya adalah kembali mendaptkan dukungan dari
Dana Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor
untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga membebaskan para
68
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan
berpendapat dan kegiatan organisasi.
tentang Sandhyakala ning Majapahit, meramu sejarah dan
geologi. Sebelumnya juga sudah didiskusikan didalam comment
bahwa arti dari sengkalan ini mungkin juga tidak hanya soal
angka, tetapi juga punya makna
69
Hand Out VII
MATERI GENDER
A. Pengantar
Istilah ―gender‖
Dikemukakan oleh para ilmuwan sosial dengan
maksud untuk menjelaskan perbedaan perempuan dan
laki-laki yang mempunyai sifat bawaan (ciptaanTuhan)
danbentukan budaya (konstruk sisosial). Seringkali orang
mencampuradukkan ciri-ciri manusia yang bersifat kodrati
(tidak berubah) dengan yang bersifat non-kodrati (gender)
yang bisaberubah dan diubah.Perbedaan peran gender ini
juga menjadikan orang berpikir kembali tentang
pembagian peran yang dianggap telah melekat, baik pada
perempuan maupun laki-laki.
B. Apasih yang di maksud GENDER?
Gender adalah perbedaan peran, fungsi, dan
tanggung jawab antara lakilaki dan perempua yang
merupakan hasil konstruk sisosial dan dapat berubah
sesuai dengan perkembangan jaman.
Konsep gender merupakan sifat dan perilaku yang
melekat pada kaum laki- laki dan perempuan yang
dikonstruksi secara sosial maupun kultural, atau sebagai
bagian peran dan tanggungjawab antara laki-laki dan
perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat maupun
budaya yang disosialisasikan melalui proses sejarah yang
panjang. Karena dibentuk oleh budaya, maka gender
bukan KODRAT atau ketentuan Tuhan ,oleh karena bukan
ketentuan Tuhan, maka gender tidak bersifat tetap. Contoh
:‖ketika mengetahui jenis kelamin anak yang akan
dilahirkannya, orang tuacenderung menyiapkan segala
70
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
perlengkapan bayi sesuai jenis kelamin anak, misalnya
pink untuk anak perempuan, biru untuk anak aki-laki‖.
Sejaklahir / usia dini budaya sudah dilekatkan, bahwa biru
adalah warna anak laki-laki, dan merah muda/ pink adalah
warna anak perempuan.
71
ramah dianggap genit; kaum laki-laki ramah dianggap
perayu.
2. Subordinasi/Penomorduaan, yaitu adanya anggapan
bahwa salah satu jenis kelamin dianggap lebih rendah
atau dinomor duakan posisinya dibandingkan dengan
jenis kelamin lainnya. Contoh: Sejakdulu, perempuan
mengurus pekerjaan domestic sehingga perempuan
dianggap sebagai ―orang rumah‖ atau ―teman yang ada
di belakang‖.
3. Marginalisasi/Peminggiran, adalah kondisiatau proses
peminggiran terhadap salah satu jenis kelamin dariarus/
pekerjaan utama yang berakibat kemiskinan. Misalnya,
perkembangan teknologi menyebabkan apa yang
semula dikerjakan secara manual oleh perempuan
diambil alih oleh mesin yang pada umumnya
dikerjakan oleh laki-laki.
4. BebanGanda/ Double Burden, adalah adanya
perlakuan terhadap salah satu jenis kelamin dimana
yang bersangkutan bekerja jauh lebih banyak
dibandingkan dengan jenis kelamin lainnya. Berbagai
observasi menunjukkan bahwa perempuan
mengerjakan hampir 90 persen dari pekerjaan dalam
rumah tangga. Karena itu, bagi perempuan yang
bekerja di luarrumah, selain bekerja di wilayah publik,
mereka juga masih harus mengerjakan pekerjaan
domestik.
5. Kekerasan/Violence, yaitu suatu serangan terhadap
fisik maupun psikologis seseorang, sehingga kekerasan
tersebut tidak hanya menyangkut fisik (perkosaan,
pemukulan), tetapi juga non fisik (pelecehan seksual,
72
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
ancaman, paksaan, yang bisa terjadi di rumah tangga,
tempat kerja, tempat-tempat umum.
73
F. Bagaimanakitamengaplikasikan GENDER di
lingkungankitasaatini?
Kita harus benar-benar memahami konsep gender,
dan merubah perilaku pribadi, kelompok dan bahkan
masyarakat sesuai dengan kesetaraan gender, tanpa ada
diskriminasi. Dalam upaya mengubah perilaku seseorang
terhadap pemahaman gender, ada beberapa istilah yang
perlu diketahui:
1. Buta Gender (gender blind), yaitu kondisi/ keadaan
seseorang yang tidak memahami tentang pengertian/
konsep gender karena ada perbedaan kepentingan laki-
laki dan perempuan.
2. Sadar Gender (gender awareness), yaitu kondisi/
keadaan seseorang yang sudah menyadari kesamaan
hak dan kewajiban antara perempuan dan laki-laki.
3. Peka/ Sensitif Gender (gender sensitive), yaitu
kemampuan dan kepekaan seseorang dalam melihat
dan menilai hasil pembangunan dan aspek kehidupan
lainnya dari perspektif gender (disesuaikan kepentingan
yang berbeda antara laki-laki dan perempuan).
4. Mawas Gender (gender perspective), yaitu
kemampuan seseorang memandang suatu keadaan
berdasarkan perspektif gender.
5. Peduli/ Responsif Gender (gender concern/
responcive), yaitu kebijakan/ program/ kegiatan atau
kondisi yang sudah dilakukan dengan
memperhitungkan kepentingan kedua jenis kelamin.
74
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
Catatan
75
Catatan
76
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
Catatan
77
Catatan
78
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh
79
Pembebasan Revolusi Sampai Menang
Bergerak dan bersatu
Buruh, tani, mahasiswa Menuju Indonesia baru
Rakyat miskin kota Singkirkanlah benalu
Bersatu padu rebut demokrasi Singkirkan semua musuh-musuh
Gegap gempita dalam satu suara Rakyat pasti menang
Demi tugas suci dan mulia Melawan penindasan
Hari-hari esok adalah milik kita Rakyat kita pasti akan menang
Terciptanya masyarakat sejahtra Rakyat kita pasti menang
Terbentuknya tatanan masyarakat Merebut kedaulatan
Indonesia baru tanpa orba Rakyat kita pasti akan menang
Reff-
Marilah kawan, Mari kita kabarkan
Di tangan kita, tergenggam arah Darah Juang
bangsa Disini negeri kami
Marilah kawan , Mari kita Tempat padi terhampar
nyanyikan sebuah lagu... Samudranya kaya raya
Tentang pembebasan Tanah kami subur Tuhan
Dinegeri permai ini
Dibawah kuasa tirani Berjuta rakyat bersimbah luka
Kususuri garis jalan ini Anak buruh tak sekolah
Berjuta kali turun aksi Pemuda desa tak kerja
Bagiku satu langkah pasti Mereka dirampas haknya
Berjuta kali turun aksi Tergusur dan lapar
Bagiku satu langkah pasti Bunda relakan darah juang kami
(kembali ke Reff ) Tuk membebaskan rakyat
Mereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Padamu kami berbakti,
Padamu kami berjanji
80