Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nova Thresia Hutahaean, Amd.

T
Angkatan : II (dua)
Kelompok : 1 (satu)

RANGKUMAN MATERI MODUL PEMBELAJARAN AGENDA I


“WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA”

A. WAWASAN KEBANGSAAN
Wawasan kebangsaan  dijelaskan sebagai cara pandang dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan wilayah. Ada 4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara, yaitu:

1. Pancasila
Pancasila secara sistematik disampaikan pertama kali oleh Ir. Soekarno di
depan sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945. Oleh Bung Karno dinyatakan
bahwa Pancasila merupakan philosofische grondslag, suatu fundamen, filsafaat,
pikiran yang sedalam-dalamnya, merupaan landasan atau dasar bagi negara
merdeka yang akan didirikan. Selain berfungsi sebagai landasan bagi kokoh
tegaknya negara dan bangsa. Pancasila juga berfungsi sebagai bintang pemandu
atau Leitstar, sebagai ideologi nasional, sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai
perekat atau pemersatu bangsa dan sebagai wawasan pokok bangsa Indonesia
dalam mencapai cita-cita nasional.

2. Undang-Undang Dasar 1945


Sejarah kemerdekaan Indonesia yang terlepas dari penjajahan asing
membuktikan bahwa sejak semula salah satu gagasan dasar dalam membangun
sokoguru Negara Indonesia adalah konstitusionalisme dan paham Negara hukum.
Undang-undang dasar memiliki fungsi yang khas, yaitu membatasi kekuasaan
pemerintah sedemikian rupa, sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat
sewenang-wenang. Dengan demikian diharapkan hak-hak warga Negara
terlindungi. Gagasan ini dinamakan konstitusionalisme.

3. Bhineka Tunggal Ika


Makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat diuraikan Bhinna- Ika
Tunggal-Ia berarti berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu. Sebab meskipun
secara keseluruhannya memiliki perbedaan tetapi pada hakekatnya satu, satu
bangsa dan negara Republik Indonesia.

4. Negara Kesatuan Republik Indonesia


Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lahir pada tanggal 17 Agustus 1945.
PPKI dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 melengkapi persyaratan
berdirinya negara yaitu berupa pemerintah yang berdaulat dengan mengangkat
Presiden dan Wakil Presiden, sehingga PPKI disebut sebagai pembentuk negara.
Disamping itu PPKI juga telah menetapkan UUD 1945, dasar negara dan
tujuannya.

B. NILAI-NILAI BELA NEGARA

Sejarah perjuangan Bangsa Indonesia untuk merebut dan mempertahankan


kemerdekaan Indonesia merupakan hasil perjuangan segenap komponen bangsa yang
dilandasi oleh semangat untuk membela Negara dari penjajahan. Perjuangan tersebut
tidak selalu dengan mengangkat senjata, tetapi dengan kemampuan yang dimiliki sesuai
dengan kemampuan masing-masing. Nilai dasar Bela Negara kemudian diwariskan
kepada para generasi penerus guna menjaga eksistensi RI.
Sebagai aparatur Negara, ASN memiliki kewajiban untuk mengimplementasikan
dalam pengabdian sehari hari. Bela Negara dilaksanakan atas dasar kesadaran warga
Negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri yang ditumbuhkembangkan melalui
usaha Bela Negara. Usaha Bela Negara diselenggarakan melalui Pendidikan
kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, pengabdian sebagai prajurit
Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara wajib, dan pengabdian sesuai
dengan profesi. Usaha Bela Negara bertujuan untuk memelihara jiwa nasionalisme
Warga Negara dalam upaya pemenuhan hak dan kewajibannya terhadap Bela Negara
yang diwujudkan dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara demi tercapainya tujuan
dan kepentingan nasional.
RANGKUMAN MATERI MODUL PEMBELAJARAN AGENDA I
“ANALISIS ISU KONTEMPORER”

Pengertian
Isu kontemporer adalah isu yang terjadi pada saat ini, isu yang akan berkembang, isu yg
mungkin akan muncul di kemudian hari.

Ragam Bentuk Isu Strategis Kontemporer


Saat ini konsep negara, bangsa dan nasionalisme dalam konteks Indonesia sedang
berhadapan dengan dilema antara globalisasi dan etnik nasionalisme yang harus disadari
sebagai perubahan lingkungan strategis. Termasuk di dalamnya terjadi pergeseran pengertian
tentang nasionalisme yang berorientasi kepada pasar atau ekonomi global. Hal ini lah yang
memunculkan isu-isu strategis kontemporer diantaranya; korupsi, narkoba, paham
radikalisme/ terorisme, money laundry, proxy war, dan kejahatan komunikasi masal seperti
cyber crime, Hate Speech, dan Hoax, dan lain sebagainya.

Tahapan Penyelesaian Isu


1. Pra analisis
Sebelum mendalami isu, mengawali dengan pra analisis. Mengidentifikasi dan
menganalisis isu dengan berpikir kritis.
2. Memilah
Menyaring/mana isu yang paling penting
3. Mendalami/analisis isu
Apa penyebab masalah/isu tersebut.
4. Alternatif penyelesaian
Menentukan penyelesaian untuk isu tersebut.

Teknik-Teknik Analisis Isu


1. Teknik Tapisan Isu
Merupakan proses penetapan isu yang berkualitas atau dengan kata lain isu yang
bersifat aktual, sebaiknya Anda menggunakan kemampuan berpikir kiritis yang
ditandai dengan penggunaan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Alat bantu
penetapan kriteria isu yang berkualitas banyak jenisnya, misalnya menggunakan
Teknik tapisan dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) pada kriteria; Aktual,
Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan.

2. Teknik Analisis Isu


Dari sejumlah isu yang telah dianalisis dengan teknik tapisan, selanjutnya dilakukan
analisis secara mendalam isu yang telah memenuhi kriteria AKPK atau USG atau
teknik tapisan lainnya dengan menggunakan alat bantu dengan teknik berpikir kritis,
misalnya menggunakan system berpikir mind mapping, fishbone, SWOT, tabel
frekuensi, analisis kesenjangan, atau sekurangnya-kurangnya menerapkan
kemampuan berpikir hubungan sebab-akibat untuk menggambarkan akar dari isu atau
permasalahan, aktor dan peran aktor, dan alternatif pemecahan isu yang akan
diusulkan. Beberapa alat bantu menganalisis isu disajikan sebagai berikut:

A. Mind Mapping
Dalam melakukan teknik mind mapping, terdapat 7 langkah pemetaan sebagai
berikut:
1. Mulai dari Bagian Tengah. Mulai dari bagian tengah kertas kosong yang
sisinya panjang dan diletakkan mendatar. Memulai dari tengah memberi
kebebasan kepada otak Anda untuk menyebarkan kreativitas ke segala arah
dengan lebih bebas dan alami.
2. Menggunakan Gambar atau Foto untuk Ide Sentral Gambar bermakna seribu
kata dan membantu Anda menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral
akan lebih menarik, membuat Anda tetap terfokus, membantu berkonsentrasi,
dan mengaktifkan otak.
3. Menggunakan Warna Bagi otak, warna sama menariknya dengan gambar.
Warna membuat peta pikiran lebih hidup, menambah energi pemikiran kreatif,
dan menyenangkan.
4. Menghubungkan Cabang-cabang Utama ke Gambar Pusat Hubungkan cabang-
cabang utama ke gambar pusat kemudian hubungkan cabang-cabang tingkat
dua dan tiga ke tingkat satu dan dua dan seterusnya. Karena otak bekerja
menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua (atau tiga, atau empat) hal
sekaligus. Jika kita menghubungkan cabang-cabang, kita akan lebih mudah
mengerti dan mengingat.
5. Membuat Garis Hubung yang Melengkung, Bukan Garis Lurus Garis lurus
akan membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan organis,
seperti cabang-cabang pohon, jauh lebih menarik bagi mata.
6. Menggunakan Satu Kata Kunci untuk Setiap Garis Kata kunci tunggal
memberi lebih banyak daya dan flesibilitas kepada peta pikiran. Setiap kata
tunggal atau gambar adalah seperti pengganda, menghasilkan sederet asosiasi
dan hubungannya sendiri.
7. Menggunakan Gambar Seperti gambar sentral, setiap gambar bermakna seribu
kata. Jika anda hanya mempunyai 10 gambar di dalam peta pikiran, maka peta
pikiran siswa sudah setara dengan 10.000 kata catatan (Buzan, 2008:15-16).

B. Fishbone Diagram
Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek
atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming.
Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup
manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, dan sebagainya. Setiap kategori
mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming.
C. Analisis SWOT
Analisis SWOT bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan suatu strategi. Sebagai sebuah konsep dalam
manajemen strategik, teknik ini menekankan mengenai perlunya penilaian
lingkungan eksternal dan internal, serta kecenderungan perkembangan/perubahan
dimasa depan sebelum menetapkan sebuah strategi. Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang
(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(Weaknesses) dan ancaman (Threats).

RANGKUMAN MATERI MODUL PEMBELAJARAN AGENDA I


“KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA”

PENGERTIAN
Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh
seseorang baik secara fisik , mental , maupun sosial dalam menghadapi situasi
kerja
yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas
dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh
kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan
Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk menjaga , merawat , dan menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Rumusan 5 Nilai Bela Negara :
1. Rasa Cinta Tanah Air;
2. Sadar Berbangsa dan Bernegara ;
3. Setia kepada Pancasila Sebagai Ideologi Negara;
4. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara;
5. Mempunyai Kemampuan Awal Bela Negara

RENCANA AKSI BELA NEGARA


Tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.

AKSI NASIONAL BELA NEGARA


Adalah sinergi setiap warga negara guna mengatasi segala macam ancaman ,
gangguan , hambatan , dan tantangan dengan berlandaskan pada nilai nilai luhur
bangsa untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil, dan Makmur.

NILAI-NILAI BELA NEGARA


1. Cinta Tanah Air
2. Sadar Berbangsa Dan Negara
3. Setia Pada Pancasila Sebagai Ideologi Negara
4. Rela Berkorban Utk Bangsa Dan Negara
5. Kemampuan Awal Bela Negara

Anda mungkin juga menyukai