ABSTRAK
ABSTRACT
kemandirian dan keberlanjutan usaha industry Salah satu upaya peningkatan daya
kreatif berbasis potensi desa.Persiapan saing usaha kelompok masyarakat dapat
kegiatan pemberdayaan kelompok masyarakat dilakukan melalui penerapan strategi bauran
perajin bambu yang dilakukan adalah dengan pemasaran atau marketting mix strategy.Hal
membuat perencanaan, pengorganisasian tersebut bertujuan membuka peluang pasar
sampai pada kegiatan monitoring dan evaluasi atau pemasaran antar daerah/wilayah.Dengan
kegiatan pendidikan dan pelatihan adanya kegiatan tersebut diharapkan dapat
diversifikasi produk kerajinan bambu menjadi meningkatkan kualitas dan kuantitas produk
produk piti dan tampah bambu.Kegiatan kerajinan piti bambu yang selama ini masih
pendidikan dan pelatihan tersebut berbasis tersekat-sekat wilayah pasarnya dan belum
pada kelompok masyarakat melalui penerapan menjangkau ke luar daerah.Secara umum
standart operational procedur (SOP) dan penerapan sistem kelembagaan pemasaran
pengawasan sistem mutu pada tahap produksi kelompok masyarakat perajinbambu di Desa
piti dan tampah bambu. Selain itu juga Sirkandi masih tergolong lemah. Lemahnya
dilakukan penerapan standart sanitation sistem kelembagaan pemasaran tersebut
operational procedure (SSOP) pada tahap dikarenakan kelembagaan pemasaran yang
proses produksi piti dan tampah bambu. terlibat belum efisien. Menurut Syahza (2007),
suatu sistem pemasaran yang efisien harus
Pengembangan usaha mikro kecil pada mampu dan memenuhi dua persyaratan yaitu:
kelompok masyarakat bisa menjadi salah satu (1) mengumpulkan hasil pertanian dari
jalan keluar untuk menumbuhkan daya saing produsen ke konsumen dengan biaya
di Indonesia menjadi lebih baik.Tentu saja serendah-rendahnya, (2) mampu
upaya tersebut dilakukan dengan terus mendistribusikan sistem pembagian balas jasa
meningkatkan dan melakukan pendampingan yang adil dari keseluruhan harga konsumen
terhadap kinerja usaha agar tetap mampu akhir kepada semua pihak yang terlibat mulai
bersaing pada era perdagangan bebas.Upaya dari kegiatan produksi hingga pemasaran.
tersebut salah satunya dengan meningkatkan Kelembagaan pemasaran seringkali memiliki
kualitas atau mutu produk yang dihasilkan perbedaan terutama menyangkut komoditas
oleh usaha mikro kecil sesuai dengan latar dan daerah. Namun secara umum
belakang usaha yang digelutinya (Ardiansyah, kelembagaan yang terlibat dalam pemasaran
2011). Mengingat daya saing usaha mikro adalah pedagang pengumpul, para
kecil pada kelompok masyarakatdi Indonesia penyalur/pedagang antar pulau, pedagang
masih sangat rendah sekitar 3,5 dari skor 1-10 besar yang beroperasi di pusat-pusat besar, dan
dibandingkan negara-negara ASEAN. akhirnya para pengecer di daerah konsumsi itu
Lemahnya daya saing tersebut merupakan sendiri yang berhadapan langsung dengan para
salah satu permasalahan yang harus segera konsumen.
dipecahkan demi kemajuan dan kesejahteraan
Indonesia (Bappenas, 2011). Kemampuan Pada pemasaran kerajinan bambu
usaha mikro kecil pada kelompok masih sering dijumpai menempatkannya
masyarakatdi Indonesia untuk melakukan pedagang pengumpul desa sebagai tujuan
proses pengembanganjuga kurang berjalan. Ini utama dalam pemasaran hasil. Hanya sebagian
merupakan cerminan bahwa wirausahawan di kecil perajin yang langsung menjual hasil
Indonesia masih kurang inovatif.Mengingat produksinya ke pedagang besar. Menurut
rendahnya daya saing tersebut maka harus Agustian (2005) dalam hal tujuan pemasaran
dicarikan jalan keluar sehingga daya saing ini, tampaknya orientasi dalam penjualan hasil
usaha di Indonesia menjadi lebih baik. lebih mengarah pada kelembagaan pemasaran
yang paling dekat dan mudah dijangkau
311
JPPM ISSN: 2549 – 8347 (Online)
ISSN: 2579 – 9126 (Print)
Vol. 2 No. 2 September 2018
Sarno
Pemberdayaan Kelompok Masyarakat Perajin Bambu Di Desa Sirkandi Purwareja Klampok Banjarnegara
313
JPPM ISSN: 2549 – 8347 (Online)
ISSN: 2579 – 9126 (Print)
Vol. 2 No. 2 September 2018
Sarno
Pemberdayaan Kelompok Masyarakat Perajin Bambu Di Desa Sirkandi Purwareja Klampok Banjarnegara
315
JPPM ISSN: 2549 – 8347 (Online)
ISSN: 2579 – 9126 (Print)
Vol. 2 No. 2 September 2018
Sarno
Pemberdayaan Kelompok Masyarakat Perajin Bambu Di Desa Sirkandi Purwareja Klampok Banjarnegara
Melihat nilai historis dan budaya lokal pemasaran dianggap sebagai salah satuunsur
kerajinan bambu yang sangat berharga, maka strategi yang paling potensial di dalam
dinilai perlu melakukan langkah-langkah memasarkan produk.
strategis guna tetap melestarikan Desa
Merujuk pada hasil kegiatan yang
Sirkandi sebagai daerah sentra kerajinan
telah dilakukan maka diperlukan langkah
bambu dengan tetap memperhatikan aspek
rencana tindak lanjut. Rencana tindak lanjut
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
yang diperlukan antara lain adalah kegiatan
permintaan pasar akan kerajinan bambu.
pendampingan secara berkelanjutan kepada
Langkah yang dinilai tepat guna mengatasi
para perajin bambu dalam upaya pemasaran
kondisi tersebut adalah dengan meningkatkan
produk, penguatan kelembagaan yang terlibat
kuantitas dan kualitas produk kerajinan bambu
dalam pemasaran produk, pengembangan
di Desa Sirkandi. Peningkatan kuantitas, baik
sinergitas kelompok perajin bambu dengan
dalam hal jumlah produksi maupun
pihak pemerintah atau pun perusahaan swasta.
keberagaman produk yang dihasilkan akan
Pendampingan para perajin bambu dalam
semakin memperbesar peluang pasar dan
mengembangkan industri kreatif berbasis
menjamin tersedianya produk dalam jumlah
potensi lokal desa
tertentu secara kontinyu sebagaimana
permintaan pasar. Sementara itu peningkatan
kualitas, melalui adanya standarisasi produk
SIMPULAN
sesuai regulasi dan permintaan pasar,
diharapkan akan memberikan jaminan Berdasarkan pada hasil kegiatan yang
kepuasan konsumen terhadap produk kerajinan telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bambu yang diproduksi. bahwa kegiatan pemberdayaan kelompok
masyarakat UMKM perajin bambu di Desa
Kegiatan Pelatihan Penerapan Strategi Sirkandi memberikan manfaat berupa
Bauran Pemasaran Produk peningkatan pengetahuan dan kapasitas,
Kegiatan pelatihan penerapan strategi semakin termotivasi serta para perajin bambu
bauran pemasaran produk secara sederhana paham tentang pemanfaatan potensi bambu
yang dilakukan pada para perajin bambu sebagai bahan kerajinan dalam mendukung
membawa manfaat terhadap adanya kemandirian dan keberlanjutan usaha menuju
peningkatan pengetahuan dan kemampuan pengembangan industri kreatif berbasis
para perajin merumuskan dan membuat potensi desa. Selain itu memberikan manfaat
strategi pemasaran untuk produk piti dan adanya peningkatan keterampilan usaha
tampah bambu yang mereka produksi. melalui penerapan strategi diversifikasi dan
Menurut Selang (2013) menyatakan bahwa pemasaran produk kerajinan bambu.
bauran pemasaran merupakan salah satu
strategi pemasaran untuk menyampaikan
DAFTAR PUSTAKA
informasi secara luas, memperkenalkan suatu
produk barang dan jasa, merangsang Agustian, A, (2005). Analisis Berbagai Bentuk
konsumen untuk memberi bahkan Kelembagaan Pemasaran dan
menciptakanpreferensi pribadi terhadap image Dampaknya Terhadap Peningkatan
suatu produk. Oleh karena itu bauran
316
JPPM ISSN: 2549 – 8347 (Online)
ISSN: 2579 – 9126 (Print)
Vol. 2 No. 2 September 2018
Sarno
Pemberdayaan Kelompok Masyarakat Perajin Bambu Di Desa Sirkandi Purwareja Klampok Banjarnegara
317
JPPM ISSN: 2549 – 8347 (Online)
ISSN: 2579 – 9126 (Print)
Vol. 2 No. 2 September 2018