TENTANG
MEMUTUSKAN:
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasal
Pasal 2
Pasal 3
BAB
BAB II
*
Bagian Kesatu
Tanda Jasa
Pasal 4
Tanda Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diusulkan oleh
Kapolri kepada Dewan gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan Republik
Indonesia melalui Kementerian yang terkait bidang Jasanya.
Bagian Kedua
Tanda Kehormatan
Pasal 5
(1) Tanda Kehormatan Bintang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
huruf a terdiri dari:
a. Bintang sipil; dan
b. Bintang militer.
(2) Tanda Kehormatan Bintang sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
terdiri dari:
a. Bintang Republik Indonesia;
b. Bintang Mahaputera;
c. Bintang Jasa;
d. Bintang Kemanusiaan;
e. Bintang Penegak Demokrasi;
f. Bintang Budaya Parama Dharma; dan
g. Bintang Bhayangkara.
(3) Tanda Kehormatan Bintang miiiter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b terdiri dari:
a. Bintang Gerilya;
b. Bintang Sakti;
c. Bintang Dharma;
d. Bintang Yudha Dharma;
e. Bintang Kartika Eka Pakci;
f. Bintang Jalasena; dan
g. Bintang Swa Bhuwana Paksa.
Pasal 7
Pasal
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 14
Bentuk dan jenis Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan berupa Bintang dan
Satyalancana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari peraturan ini.
BAB....
BAB III
PERSYARATAN PENERIMA
TANDA JASA DAN TANDA KEHORMATAN
Bagian Kesatu
Persyaratan umum
Pasal 15
Persyaratan umum penerima Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan sebagai berikut;
a. WNI atau seseorang yang berjuang dan atau bertugas di wilayah yang
sekarang menjadi wilayah NKRI;
b. memiliki integritas moral dan keteladanan;
c. berjasa terhadap bangsa dan negara;
d. berkelakuan baik;
e. setia dan tidak mengkhianati bangsa dan negara; dan
f. tidak pernah dipidana penjara berdasarkan keputusan pengadilan yang
memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara paling singkat lima tahun.
Bagian Kedua
Persyaratan Khusus Penerima Tanda Jasa
Pasal 16
Syarat khusus penerima Medali Kejayaan yaitu berjasa dan berprestasi luar
biasa dalam mengharumkan nama bangsa dan negara di bidang pendidikan,
ilmu pengetahuan, teknologi, olahraga, seni, budaya, agama, dan/atau
bidang lain.
Syarat khusus penerima Medali Perdamaian yaitu berjasa dan berprestasi luar
biasa dalam mengembangkan dan memajukan perdamaian, diplomasi,
persahabatan, dan persaudaraan.
Bagian....
Bagian Ketiga
Persyaratan Khusus
Penerima Tanda Kehormatan Bintang
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
Pasal 20
Pasal 22
Pasal 23
Bagian Keempat
Persyaratan Khusus
Penerima Tanda Kehormatan Satyalancana
Pasal 24
Pasal
Pasal 25
'SPasal 26
Pasal 27
Syarat khusus penerima Satyalancana Ksatria Bhayangkara yaitu Anggota Polri yang
berjasa dalam melaksanakan tugas kepolisian di bidang operasional atau bidang
pembinaan dan memenuhi syarat-syarat profesionalisme serta etika profesi yang
berdampak terhadap kemajuan institusi Polri.
Pasal 28
Pasal
Pasal 29
Pasal 30
Syarat khusus penerima Satyalancana Bhakti Bhuana yaitu Anggota Polri yang telah
melaksanakan tugas kepolisian internasional di luar negeri dengan menunjukkan
disiplin dan tanggung jawab, dengan ketentuan:
a. paling singkat 2 (dua) bulan terus menerus atau 6 (enam) bulan secara tidak
terus menerus dalam penugasan misi perdamaian;
b. paling singkat 2 (dua) tahun bagi yang melaksanakan penugasan misi
kepolisian; atau
c. gugur/meninggal dunia dalam penugasan misi perdamaian dan misi kepolisian
di luar negeri bukan karena akibat tindakan sendiri.
Pasal 31
Syarat khusus penerima Satyalancana Bhakti Nusa yaitu Anggota Polri yang
melaksanakan tugas pokok di perbatasan dan/atau daerah terpencil wilayah negara
kesatuan Republik Indonesia dengan ketentuan:
a. paling singkat 1 (satu) tahun secara terus menerus dengan menunjukan etika
profesi; atau
b. 2 (dua) tahun secara tidak terus menerus dengan menunjukan etika profesi.
Pasal 32
Syarat khusus penerima Satyalancana Bhakti Purna yaitu Anggota Polri yang telah
mendarmabaktikan diri, dengan ketentuan:
a. telah memiliki Tanda Kehormatan Satyalancana Pengabdian 32 (tiga puluh
dua) tahun; atau
b. telah melaksanakan tugas secara terus menerus paling singkat 32 (tiga puluh
dua) tahun dengan menunjukkan etika profesi.
Pasal
Pasal 33
Syarat khusus penerima Satyalancana Dharma Nusa yaitu Anggota Polri dan PNS
Polri yang berjasa di dalam melaksanakan tugas operasi pemulihan keamanan, serta
WNI lainnya yang telah berjasa dalam membantu operasi pem ulih^ keamanan
di daerah gejolak dalam wilayah negara kesatuan Republik Indonesia dengan
ketentuan:
a. paling singkat 90 (sembilan puluh) hari terus menerus;
b. paling singkat 120 (seratus dua puluh) hari secara tidak terus menerus; dan
c. gugur/tewas akibat penugasannya.
Pasal 34
Syarat khusus penerima Satyalancana Karya Satya yaitu PNS Polri yang telah
bekerja dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, negara dan pemerintah, serta dengan penuh
pengabdian, kejujuran, kecakapan, dan disiplin secara terus menerus paling singkat
10 (sepuluh) tahun, 20 (dua puluh) tahun, atau 30 (tiga puluh) tahun dengan
ketentuan:
a. dalam masa bekerja terus menerus, PNS Polri yang bersangkutan tidak
pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat berdasarkan
peraturan perundang-undangan atau tidak pernah cuti di luar tanggungan
negara;
b. perhitungan masa kerja bagi PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin
sedang atau berat dimulai sejak diterbitkannya surat keputusan telah
menjalankan hukuman disiplin atau kembali bekerja di instansi; dan
c. perhitungan masa kerja dihitung sejak Calon PNS Polri diangkat menjadi PNS
Polri.
Bagian Keempat
Persyaratan Khusus Penerima Tanda Kehormatan Samkaryanugraha
Pasal 35
Bagian Kelima
Persyaratan Administrasi Pengajuan Tanda Kehormatan
Pasal 36
Syarat administrasi pengajuan Bintang Bhayangkara sebagai berikut:
a. surat usulan dari Kasatker/Kasatwil;
b. daftar riwayat hidup;
c. fotokopi Kep/Skep pengangkatan pertama;
d. fotokopi Kep/Skep jabatan terakhir;
e. fotokopi.....
e. fotokopi Kep/Skep Pangkat terakhir;
f. Surat Keterangan Hasil Penelitian (SKHP) dari;
1. Divpropam Polri bagi yang berpangkat:
a) Perwira Menengah (Pamen) Polri ke atas; dan
b) Perwira Pertama (Pama) Polri, Brigadir Polri di lingkungan Satker
Mabes Polri;
2. Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda bagi yang
berpangkat Pama Polri, dan Brigadir Polri di kewilayahan;
g. fc^okopi Keputusan Presiden Satyalancana Pengabdian 24 (dua puluh empat)
tahun atau Keputusan Kapolri Satyalancana Kesetiaan 24 (dua puluh empat)
tahun.
Pasal 37
Bagian Kesatu
Susunan Dewan
Pasal 39
Susunan Dewan Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan tingkat Mabes Polri terdiri dari:
a. Ketua . ; As SDM Kapolri;
b. Wakil ketua : Kepala Biro Perawatan Personel (Karowatpers)’SSDM Polri;
c. Sekretaris : Kepala Bagian Pelayanan Hak Biro Perawatan Personel
(Kabagyanhak Rowatpers) SSDM Polri; dan
d. Anggota : 1. 3 (tiga) orang Pamen SSDM Polri;
2. 1 (satu) orang Pamen Itwasum Polri;
3. 1 (satu) orang Pamen Lemdikpol;
4. 1 (satu) orang Pamen Sops Polri;
5. 1 (satu) orang Pamen Divkum Polri;
6. 1 (satu) orang Pamen Divpropam Polri; dan
7. 1 (satu) orang Pamen Satker Pengusul.
Pasal 40
Susunan Dewan Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan tingkat Polda sebagai berikut:
a. Ketua : Wakapolda;
b. Wakil : Irwasda;
c. Sekretaris : Karo SDM; dan
d. Anggota : 1. 2 (dua) orang Pamen Biro SDM Polda;
2. 1 (satu) orang Pamen Itwasda Polda;
3. 1 (satu) orang Pamen Roops Polda;
4. 1 (satu) orang Pamen Bidpropam Polda;
5. 1 (satu) orang Pamen Bidkum Polda; dan
6. 1 (satu) orang Pamen Satker Pengusul.
Pasal 41
Pasai 42
Tugas dan kewajiban Dewan Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan tingkat Mabes
Polri; . ..
a. meneliti, membahas, dan memverifikasi usulan Tanda Jasa dan Tanda
Kehormatan;
b. melaksanakan sidang pengusulan pemberian dan pengusulan pencabutan
Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan;
c. menentukan dapat atau tidaknya seseorang/kesatuan untuk diusulkan
mendapatkan Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan; dan
d. memberikan rekomendasi hasil pel^sanaan sidang kepada Kapolri.
Pasal 43
Tugas dan kewajiban Dewan Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan tingkat Polda:
a. meneliti, membahas, dan merriverifikasi usulan Tanda Jasa dan Tanda
Kehormatan;
b. melaksanakan sidang pengusulan pemberian dan pengusulan pencabutan
Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan;
c. menentukan dapat atau tidaknya seseorang/kesatuan untuk diusulkan
mendapatkan Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan; dan
d. memberikan rekomendasi hasil pelaksanaan sidang kepada Kapolda.
Pasai 44
Biaya pelaksanaan tugas Dewan Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan dibebankan
kepada Daftar Isian Program Anggaran (DIPA) Polri.
BABV
Pasal 45
Tata cara pengajuan Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan tingkat Mabes Polri:
a. Kasatker di lingkungan Mabes Polri mengusulkan Tanda Jasa dan Tanda
Kehormatan kepada As SDM Kapolri selaku Ketua Dewan Tanda Jasa dan
Tanda Kehormatan, 6 (enam) bulan sebelum tanggal 1 Juli Tahun Anggaran
Berjalan (TAB);
b. As SDM Kapolri melaksanakan verifikasi dan penelitian kelengkapan
administrasi berkas pengajuan dari Satker;
c. As S D M .....
c. As SDM Kapolri mengajukan daftar personel yang memenuhi syarat kepada
Kadivpropam Polri untuk dimintakan penelitian sebagai bahan rapat/sidang
Dewan Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan Polri;
d. Dewan Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan Polri menyelenggarakan sidang:
e. Dewan Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan Polri membuat berita acara hasil
sidang dan membuat rekomendasi kepada Kapolri;
f. Kapolri mengajukan surat usulan pemberian Tanda Jasa dan Tanda
Kehormatan kepada Presiden melalui Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda
Kehormatan, 6 (enam) bulan sebelum tanggal 1 Juli TAB; dan
g. Kapolri mengajukan surat usulan pemberian Satyalancana Karya Satya bagi
PNS Polri kepada Presiden melalui Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda
Kehormatan, 6 (enam) bulan sebelum tanggal 29 November TAB.
Pasal 46
Tata cara pengajuan usul Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan pada tingkat Polda:
a. Kasatker/Kasatwil mengusulkan Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan kepada
Karo SDM Polda;
b. Karo SDM Polda melaksanakan penelitian kelengkapan berkas administrasi
dari Satker/Satwil pengusul;
c. Karo SDM Polda mengajukan daftar personel yang memenuhi syarat kepada
Kabidpropam Polda untuk dimintakan penelitian personel sebagai bahan
rapat/sidang Dewan Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan Polda;
d. Dewan Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan Polda menyelenggarakan sidang;
e. Dewan Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan Polda membuat berita acara hasil
sidang dan membuat rekomendasi kepada Kapolda;
f. Kapolda mengajukan surat usulan pemberian Tanda Jasa dan Tanda
Kehormatan kepada Kapolri melalui As SDM Kapolri selaku ketua Dewan
Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan Polri, 6 (enam) bulan sebelum tanggal
1 Juli TAB; dan
g- Kapolda mengajukan surat usulan pemberian Satyalancana Karya Satya bagi
PNS Polri kepada Kapolri melalui As SDM Kapolri selaku ketua Dewan Gelar,
Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan, 6 (enam) bulan sebelum tanggal
29 November TAB.
Pasal 47
(1) Bagi Anggota Polri yang ditugaskan di luar struktur organisasi Polri, pengajuan
Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan diusulkan oleh pimpinan kementerian/
lembaga'badan kepada Kapolri.
Usulan pengajuan Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan yang diterima Kapolri
diteruskan kepada As SDM Kapolri selaku ketua Dewan Tanda Jasa dan
Tanda Kehormatan untuk dilaksanakan verifikasi, penelitian, dan sidang.
BAB....
BAB VI
SUSUNAN PEMAKAIAN
TANDA KEHORMATAN BINTANG DAN SATYALANCANA
Pasal 48
Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan berupa Bintang dan Satyalancana dipakai pada:
a. Pakaian Dinas Upacara (PDU) saat upacara hari besar nasional atau upacara
besar lainnya; dan
b. Pakaian Dinas Harian (PDH).
Pasal 49
Tanda Jasa Medali dipakai dengan cara dikalungkan sejajar dengan Bintang Gerilya,
Bintang Sakti, dan Bintang Dharma di bawah Bintang Republik Indonesia dan
Bintang Maha Putera.
Pasal 50
Pasal 51
(1) Susunan pemakaian Tanda Kehormatan cari kanan ke kiri, sebagai berikut:
a. Bintang Republik Indonesia;
b. Bintang Maha Putera;
c. Bintang Jasa;
d. Bintang Kemanusiaan;
e. Bintang Penegak Demokrasi;
f. Bintang Budaya Parama Dharma;
g. Bintang Bhayangkara Utama;
h. Bintang.....
h. Bintang Kartika Eka Paksi Utama, Jala Sana Utama dan Swa Bhuwana
Paksa Utama;
i. Bintang Bhayangkara Pratama;
j. Bintang Bhayangkara Nararya;
k. Satyalancana Pengabdian 8, 16, 24, dan 32 Tahun;
l. Satyalancana Bhakti Pendidikan;
m. Satyalancana Jana Utama;
n. Satyalancana Ksatria Bhayangkara;
o. Satyalancana Karya Bhakti;
p. Satyalancana Operasi Kepolisian;
q. Satyalancana Bhakti Buana;
r. Satyalancana Bhakti Nusa;
s. Satyalancana Bhakti Purna; dan
t. Satyalancana Dharma Nusa.
BAB VII
PENGUSULAN PENCABUTAN
Pasal 52
Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan dapat diusulkan untuk dicabut dengan
ketentuan:
a. penerima Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan tidak lagi memenuhi
persyaratan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. ada usul pencabutan dari perseorangan, kementerian/lembaga, pemerintah
daerah, dan/atau kelompok masyarakat; dan
c. telah dibahas, diverifikasi, dan diteliti oleh Dewan Tanda Jasa dan Tanda
Kehormatan Polri, dengan mempertimbangkan keterangan dari penerln-ia
Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan.
Pasal 53
(1) Kapolri berhak mengusulkan pencabutan Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan
kepada Presiden melalui Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan
disertai alasan pencabutan dan bukti yang menguatkan.
(2) Usul pencabutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah
memperhatikan dan mempertimbangkan rekomendasi Dewan Tanda Jasa dan
Tanda Kehormatan Polri.
BAB....
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 54
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 1 F e b ru a ri 2012
. r : ' , ; : - , , .
.« ■ -.v >
s.;. '/. i-
■> ■
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 9 F e b ru a ri 2012
AMIR SYAMSUDIN
TENTANG
p ia g a m
(CoiUra H e lio m ia ta n
$r«itien SaeiniliUk inlion«i<
i&engairogeratiluui:
(Eaniia llefionnatan
Plintang iftcimliUk InkonrtM ffitanu
llepa&s
Hau
Vnigkit
9dita : f ;- . i.
.. . ■>»#" p.
s M ia l d n g n P »lal 28 Ayat ()) U M « « 4 M i H N tx n o r * W | » 0 0 9 , s e t > ^
yang sangat k i i r biasa serta p e n g tfM iia d m jM n g o r b a n i^ a b e tb S ^ b K ^
bagi keutiiian. tni»tgsuf)gan, serta
'
KEPPRES R.I. NOt . /TK/TAHUN
/ "
lidinliUk SnbonMta
2. BINTANG
2. BINTANG MAHAPUTERA
piagam
(E^onba Hej^rmaton
$re«Uien jKcpnbUk InkotiMia
^totgamBnafikaii:
tEanlM llebormoUn
Ptntang iHakapiitera Staina
Aou :
9a(lut
Jakarta.
3. BINTANG
3. BINTANG JASA
H t.
piagam
OPaitba Helionnatan
$re<i)ten SKcpoIiIik InlionHiia
^Hragajrogeralkaii:
tCanba llefiarmatati
Stanu
Jttm :
Jtatat5ii ;
h h h h h ^
4. BINTANG
BINTANG KEMANUSIAAN
^ 0 .
$t8gam
tlPaiilta He^ionnatoi
$re<ilini BepnliUk itdiaiiHiis
iHengamtsenmua:
(E<nka iLeliartnatan
Pintang lUmaniuitaati
3<latai ,4 :
sesuai 28 Ayat W'UMM(HUr
Indonesia J lit^,J !009 Nomor 94, T Jnttta L
sebagai p e n g M iif » atas jasanya yang besar s
asasi manusia, w w | | ^ p ^ a n a n publik, serta k<
kemanusiaan dan t i l M ^ | ^ % | | i i a d a n n e g a ^
- • .. -
'i- ' '
5. BINTANG
5. BINTANG PENEGAK DEMOKRASI UTAMA
■w
$iasom
(Esnlra Hetiorniatan
$re<ilien i&etraliUk Inkontfu
iBcngainigeratkan:
O^nlu Htfiarmotan
iiintang l^enegA fiemofcrMi Stanu
iU m
■fma* f:
9 a ta tn
K E m V S R.I. NO.
J a k a r ta ,
9 t M Q t a f tc p id U k I n to n M to
6. BINTANG
8
X
piagam
HE^aniia ilel^nnatan
$re<tben %epitIiUk IitbonMia
^lengam igeralikiii:
Sanlta lleliartnatan
Piutang P n ii^ P a ra m a fiiianna
iia n i :
$ o a U t :
g a ta tn i :
-.A V » '• ■ * p-
% '" - 'V - ■
7. BINTANG
7. BINTANG BHAYANGKARA UTAMA
T piagam
OCaaiba ilel^miatan
$re<iben %<p<AUk indonoria
^bngainigera6lum:
tCanliaJu^niutaii
Pintatig M@ |^skara tHtanu
iU m : - - t A S s l'
'' ’S
Jfalw tni- , ! : f
I %
sesuai dengan Pasal 28 No 20 Tahun 2009 (L.e<nbaran Negara Republik Indonesia Tal#T2l
Tambahan Lembaran Negara tapiM feidDMMNornor 502^. sebagai cengh^an gaa jasanya yan| besar t
' '
Kepolisian maupun le rtia ^ tugas .kcpoW
. . i dwigin
. . Nm|M . l ^ f lM i K ^ ^ l i p A a n . dan keubahv luar b«sa n
panggilan kewajban. tanpa merugikan lugas pokok yang <lsumbangkag|intuk
' ' ki ~ " i pengembangan kepdeian
ftcpabUk iniionefla
8. BINTANG
8. BINTANG KARTIKA EKA PAKCI UTAMA
piagam
tEanlia Hel^onnatait
^rmilten %c|mbUk 3ntiotu<ia
IHnigam ignslikaii:
(Eanlis Hclianiutan
Piintanit Cka tttaiiB
» n t lt t : ' ■■ - V ’
^ a b iU u i : ___ ■ ' . - .
Sesua deogan Pas^ 28 Ayat (12) U n d an g-U nd aig^tino r 2009 ( L e n t ^ N egaa Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5023), sebagai
penghargaan bagi anggota TNI Angkatan Darat dan WNI btitan anggota TNI Angkatan Darat d bidang tugas-
tugas kemiliterannya yang telah menunjukkan kemampuan dan kebijaksanaan serta jasa-jasanya yang luar
biasa melebihi panggUan kewa^)an tanpa merugikan tugas pokok yang disumbangkan khusus untuk kemajuan
dan pembangunanTNI Angkatan Darat.
SlepnliUk Snkotufia
P
9. BINTANG
9. BINTANG JALASENA UTAMA
^tagotn
tCsnlia ilel^rtnatan
$re<iben SlcptitUk 3nliane<ia
i B c n g a m i B e r a j i k in :
Santvi^IlU^niMtan
Ptnmttllklafeiu fHtanu..
vii-a? r «
.A w
Ita n g lM t
j 'e
J a b a ta n
Ib r r tita i &epnIiUk In to n e lU
10. BINTANG
10. BINTANG SWA BHUWANA PAKSA UTAMA
$iasam
tCantra He^iormatoti
$re<i]ieti j&epnliUk iiAoiiMia
Sanba iKIionnatan
iBintans iktaw ^ k < a Otama
Jabstin i, ’ ->
Sesua dengan Pasal 2 8 ^ y a ( - ( l4 lU n d ta n g 4 ja tt M i^ ^ ^ (L e m b ar^ Negara
Indonesia T ^ n 2009 Nomor 94, T 'i r F ih ilT i n in h iip r Indonesia Nomor 5023),
sebagai penghargaan bagi anggota TNI AngkatanI Udara d a atiW^ i\ b bukan
u kai an
anggota TNI Angkatan Udara,
baik di bidang tugas-tugas kemikteran maupun teihadap tugas-tugas kemiliterannya yang telah
menunjukkan kemampuan dan kebijaksanaan serta jasa-jasanya yang luar biasa m e l^ h i panggilan
kewajiban tanpa merugikan tugas pokok yang cfsumbangk»i khusus untuk kemajuan dan
pembangunanTNI A n g k ^ udara.
&epnbUI Jnbaiuf ia
,v •
i '
11. BINTANG
BINTANG BHAYANGKARA PRATAMA
« 0.
tEanlta He^iortnaton
$re<ilien 3&etratUk InbonMia
^SensamiBerajikaii:
tSanlta He^rmotan
Pintang Plapangiwra $ntama
' jknuti
iUmt
Titdai ■iir
‘Bt: :S ' * “ &■
sesuai dengan PaMi 3 Ayat (7) Undang-Undang Mo 20 Tahun 8P09^tMtt>eran Negara Republik Indonesia T<
94. Tambahan L w te yn Negara Repiiilik Indonesia Nomor 502^. s e b ^ penghargaan atas [asanya y:—
ht
tugas Kepolisian m o | ^ tH ****^ Ugaa l^nksian dengan menunjukan keberanian, kebijaksanaan,
melampam panggilan kein|b«D. IvvamRigian tugas pokok yang <ksumbang|w uQk* kemajuan d«t pengembangan kc
■ ■" '
KEPPRES R.I. NO. /TK7TAHU
AcpobUk intenefU
'1^
12. BINTANG
12. BINTANG BHAYANGKARA NARARYA
^ ta s m
tlPonba Hetwmnatan
$re<iben 3&cpniiUk itibonesiui
^Bragaimgeratiluni:
tEanba iLckormatan
Pintang PiH^gluirB Hanrpa
iUm
JalHttSK
ai dengan
, Pasal 3 / .^. .(7)
. Undtn^Uadang
. _ No 20 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republili Indonesia
Tambahan Lembaran N e j^ A iM H k i^ m n i t Nomor 5023). sebagai p en^g a^tJlas jasanya yang besar, ba* ck
Kepolisian maupun terhadap tugas kupofaian dHigan m pufikan kd M M iw r^)|||fln 8a n. dan ketabahan luai
panggilan kew^fcan. tanpa merugikan tugas pokok yang i^umbangkan untuk l ^ i | A n dan pengembangan kepolisu
IdrMtteii SntoiiMli
B. TANDA
B. TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA
1. SATYALANCANA PENGABDIAN
<2^
2. SATYALANCANA
2. SATYALANCANA JANA UTAMA
3. SATYALANCANA
3. SATYALANCANA KSATRIA BHAYANGKARA
$tagam
(CaiUia Heliormatan
$rt<ilien 3&«pnIiUk lidianMiB
iHcBBanaseradluDi:
tContoiUlwniMUn
Aatpalmoni S f atria Pliapangikara
iUsu - - r7 ,-rT ^ , g
Draslurt ' i
Jabitni
s«suai dengar Pasal 30 Peraturan Pemenniah Nomor 35 Tahur 2010 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 43 Tambahan Lembaran Negara RepubMi Indonesia Nomor 5115). sebagai
penghargaan yang dbenkan kepada anggota Poin yang ber)asa dalam metaksanakan tugas Kepolisian baik
bdang operasionai maipun n bidang pemboaan
pembmaan dan m ei
memenuhi syarat-syarat profesionalisme dar etika
profesi yang berdampak terhadap kem^uar Poin
K
EPMS
R 6
I.N
O.
i&cpaW
kIniMnrMi
' •■
■- ‘ -‘U
4. SATYALANCANA
4. SATYALANCANA KARYA BHAKTI
piagam
tlPsniia llel[limnatan
9re<ilien j&etmbUk ItibonMia
JSnigairaseialikaii:
t[anbs iUkonnatan
■ . 'if .
Ika^alman» iiliakti
»»p«w
,.iUm
^tantat
jabatan ' '^1.
s
sesuai deogan Pasal 31 Peraluran Pemerintah Nomor ^'Tiihun iig^ifl^nbaran Negara Republik iratonesia
Tahun 2010 Nomor 43. Tambahan Lembaran Negara Repi£Ui Indonesia Nomor 5115). sel sebagai penghargaan
yang dbenkan kepada anggota Poin yang aktif tunji serta dalam keg«tan4iegiatan yt jhasilkan kaya
nyata dan patul dikenang yang berdampak pada kemajuan dan pe ~
tang aktif lunjt
dan WNA yang Imut serta dalam membanlu tugas
tugas-tugas
. Kepolisian
, d segala bidang yang
menghasilkan karya nyata dan patut dkenang untuk kemajuan dan pembangunan Poin
mm
5. SATYALANCANA
5. SATYALANCANA BHAKTI PENDIDIKAN
y
A t.
^tasom
dDanba fUlb^rmaton
$re<Uien JEleimliUk InIione<ia
^Kcngamigersliiuni:
tCanba llefiomutati
Aatpalaiuatw Pliakti $enbi)iiluin
A o n
Jalida
____ i dengan F ^ - 2 8 .B a n iu ir e n 2010 {Lembaran f
Republik Indonesia Tahun 2010 Norhor 4$, i|n iia i) a n Negara Republik Indonesia
Nomor 5115), sebagai penghargaan yang dbw 'kan d ln m a n kepada anggota Polh maupun
WNI W N A bukan anggota Polri yang menjad tenaga pe nd dk dan tenaga kependdkan d dalam
maupun d luar Lembaga Penddkan Kep^sian.
K
EP
MtE
SR.l.N
O.
^rMtbntficgnUtkinkoiMia
6. SATYALANCANA
6. SATYALANCANA BHAKTI BUANA
$taS8tn
Hetiimnatan
SKciraliUkInkoiukU
^totgimigeraliluu:
(Canba Sefianiutan
ikatpabmnuIRlwUf Unana
Hum* : ,‘
k<>|kat :
J it a t n f :
, tij
sesua dengen Pasal 33 Peraturan n Pwiien iUH*M iw 35 Tahgr4||10 (Lembaran Negara Reptbkk
Indonesa Tahun 2010 Nomor 43 Tar
pen^orgaan yang dberikan dbenkan kepeda anggota
Inierrtasionai 4 luar negen penugasan mei perdamaur atau gugur/menmggal di
tindakan serxyi dengan menunjukkan dsfikn dan tanggung jawab dalam kurun waktu tertentu
r
rK/T
AHU
N
7. SATYALANCANA
7. SATYALANCANA BHAKTI NUSA
8. SATYALANCANA
8. SATYALANCANA DHARMA NUSA
Siagaan
Caotlia lle(i0nnatan
$re<iben iKetraiUfc inbonntu
^Hengsinigeralilupi:
tCanba lu^rmatan
Ikatpalauaiis IBlianiM HvM
. - b v a ti
iU n i
■- ■■ ^ /
-
V -
ngW>‘ PaW 41 Peraturan Pemenniah Nomor 35 t M n 291^(l.embaran Negara Republik Irtdgteia T<
nor itS.'TanMin U n t i m Nagm Republik Indonesia Nomor 5115j. sebagai peoghaigaan dber
kepada prafurH-TMTaiiggp Polri, dai),PN$..y«^ beqs^jA^^lap ra^tanakan lugas cperasi pemukhatc
r seria WNI lamnya yang le l^ berias8'iMin1a^nbfrt!u Q p ^ a |M ^ keamanan di daerah berg^otak
dalam wilayah Negara Kesatuan Repi^ik Indonesia, denganihatentuaa^^iS singkal 90 (sembilan puluh) han secara
terus-menerus, paling singkat 120 (seratus dua puluh) han secara terputus-putus, atau gugur/lewas akbat
penugasannya
K
EP
I>
RE
SR.I.N
O.
9. SATYALANCANA
9. SATYALANCANA BHAKTI PURNA
piagam
(Canlia Ee(lonnatan
$re<i)ien EepnliUk InbonMia
iBengairagmIlIura:
SantM Heliormotan
iftatpalanana PliaUi $nma
*«“ • V. -
■' •’ •'« ijf' %_
3>mt ■: : ^ ^
- . 'v . a
sesuai dengw P itit 36 P i l r t B fainerintah Ncnwr 35 Tahun 2010 (Lentoan Negara RepubllnrM
Tahun 2010 Nomor'43, Twt l t a iL ailtaiBftNegOTReouaklndonaai 5115), aCba^ pen^
yang dbehkan dbenkan kepeda anggota fo *i dri, dengan ketantuai
manaHki Tanda Kehonnatan ben^ia Satyalencana puhih dua) tahun; atau telah
melaksanakan tugas secara terus menenjs pating s m ^ t 32 (iga puUt dua) tahun dengan menunjukkan
etika profesi
K
EPe
aes
a.i.n
o.
10. SATYALANCANA
10. SATYALANCANA OPERASI KEPOLISIAN
C. SUSUNAN
c. SUSUNAN PEMAKAIAN TANDA KEHORMATAN
1. KAPOLRI
2. PENERIMA
2. PENERIMA TANDA KEHORMATAN BINTANG BHAYANGKARA
PRATAMA
m
□ l
rw
Baris I;
1. Bintang Bhayangkara Pratama.
2. Bintang Bhayangkara Nararya.
3. Satyalancana Pengabdian 8 Tahun, 16 Tahun, 24 Tahun, atau
32 Tahun.
4. Satyalancana Jana Utama.
Baris II;
1. Satyalancana Ksatria Bhayangkara.
2. Satyalancana Karya Bhakti.
3. Satyalancana Bhakti Pendidikan.
4. Satyalancana Bhakti Buana.
Baris III;
1. Satyalancana Bhakti Nusa.
2. Satyalancana Dharma Nusa.
3. Satyalancana Bhakti Purna.
4. Satyalancana Operai Kepolisian.
3. PENERIMA
3. PENERIMA TANDA KEHORMATAN BINTANG BHAYANGKARA
NARARYA
nn | 2 I T J
□ l
M iT
n v
Baris I;
4. PENERIMA
4. PENERIMA TANDA KEHORMATAN BINTANG BHAYANGKARA
NARARYA DAN SATYALANCANA PENGABDIAN
Contoh 1:
n n m
Baris I:
Baris II;
Contoh
Contoh 2:
m 1 2 L j .
□ l
D ite ta p i^ dr^akarta
pada^fctrliggkl-■' i .1 % b r u a r i 2012
\
y
r'■f i'
■
"rr -
-
i'flAMiti PRADOPO
y ,x ^ IN D E R A L POLISI