Anda di halaman 1dari 7

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN PERTAMA

PENUGASAN

MATA PELAJARAN :
KOMUNIKASI DAN KERJASAMA LINTAS SEKTORAL

DOSEN :
1. AKBP Dra. DINY SUPARDINI
2. AKP DEDI HERMAWAN, S.H

OLEH :

KELOMPOK 4 POKJAR V

1. DARYONO, SE ( 202008003016 )
2. HERU WINDIARTO, S.H ( 202008003030 )
3. SUTARJO, S.H, M.Si ( 202008003091 )
4. HEDERJETA H. YASSU ( 202008003027 )
5. MEYTA TOLIU, S.H ( 202008003054 )

PESERTA DIDIK SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN PERTAMA POLRI


ANGKATAN KE-64 T.A. 2020
1

NO KOMPONEN URAIAN
NAMA KEGIATAN Optimalisasi Kerjasama Satreskrim
1 KERJASAMA LINTAS Dengan Stake Holder Guna
SEKTORAL Menanggulangi Aksi Premanisme
1. Satreskrim
2. Pemda Setempat
2 PIHAK YANG 3. Tokoh Masyarakat
TERLIBAT 4. Lsm
5. Satpol PP
Polri sebagai alat negara pemelihara
kamtibmas, penegak hukum serta
pelindung, pengayom dan pelayan
masyarakat bertanggung jawab atas
terpeliharanya keamanan dalam negeri
(kamdagri) termasuk dari ancaman
kejahatan Narkoba. Sebagai garda
terdepan dalam sistem peradilan pidana
di Indonesia, Polri seringkali menjadi
institusi yang menjadi sasaran kritikan
masyarakat ketika kejahatan Narkoba
3 DESKRIPSI meningkat, padahal tugas dan tanggung
KEGIATAN jawab penanggulangan masalah Narkoba
bukan hanya tugas Polri semata tetapi
juga melibatkan stake holders lainnya.
Berdasarkan Grand Strategi Polri 2005 –
2025, prediksi ancaman terhadap situasi
kamdagri di masa depan tetap akan
didominasi oleh kejahatan transnasional
sebagai dampak negatif arus globalisasi
termasuk kejahatan Narkoba. Sebagai
wujud keseriusan Polri maka pada setiap
kepemimpinan Kapolri, upaya
2

penanggulangan bahaya Narkoba selalu


menjadi salah satu program prioritas.
Premanisme di Indonesia sudah ada
sejak jaman penjajahan kolonial Belanda.
Istilah preman sendiri berasal dari bahasa
Belanda yaitu vrijman yang berarti orang
bebas atau tidak memiliki ikatan
pekerjaan dengan pemerintah atau pihak
tertentu lainnya. Dalam ranah sipil,
freeman (orang bebas) di sini dalam artian
orang yang merasa tidak terikat dengan
sebuah struktur dan sistem sosial tertentu.
Pada ranah militer, freeman (orang
bebas) berarti orang yang baru saja
selesai melaksanakan tugas dinas
(kemiliteran) atau tidak sedang dalam
tugas (kemiliteran). Definisi lain
menyebutkan bahwa preman adalah
kelompok masyarakat kriminal, mereka
berada dan tumbuh di dalam masyarakat
karena rasa takut yang diciptakan dari
penampilan secara fisik juga dari
kebiasaan-kebiasaan mereka
menggantungkan kesehariannya pada
tindakan-tindakan negatif seperti
percaloan, pemerasan, pemaksaan dan
pencurian yang berlangsung secara cepat
dan spontan.
1. Kasatreskrim menjalin Kerjasama
HASIL dengan pihak pemda/pemkot guna
4
menanggulangi aksi premanisme
melalui pembuatan MoU, sehingga
3

dapat mendukung penanggulangan


aksi premanisme.
2. Kasatresnarkoba melakukan
Kerjasama dengan Satpol PP dalam
upaya patrol bersma dalam
menanggulangi aksi premanisme di
lokasi-lokasi yang sudah ditentukan.
3. Melakukan perencanaan dan
penyusunan Rencana Kegiatan dan
Anggaran (RKL-KL) yang dilakukan
oleh kelompok kerja (Pokja)
4. Mengusulkan penambahan anggaran
setiap tahun dalam penyusunan
anggaran penyelidikan dan penyidikan
tindak pidana narkoba.
5. Melakukan pengalokasian anggaran
pada masing-masing unit kerja
berdasarkan analisis beban kerja
secara proporsional dan profesional
dengan memperhatikan sumber daya
input (SDM, metode dan anggaran)
dikaitkan dengan tupoksi dan target
kinerja yang akan dicapai, terintegrasi
dan berkelanjutan sesuai prinsip
pendekatan penganggaran
6. Melaksanakan penyusunan RKA-
Satker dengan mengakomodir
kegiatan unit-unit kerja pada satker
sesuai Perkap, sehingga peran dari
unit-unit kegiatan sangat diperlukan
untuk menggali kebutuhan anggaran
secara bottom up
4

7. Senantiasa berkoordinasi dengan


pengawas fungsional untuk
berkonsultasi mengenai hambatan dan
kendala dalam penyusunan rencana
anggaran.
8. Menyusun rencana kebutuhan
anggaran dengan mempertimbangkan
masukan dari bawah sehingga dalam
pelaksanaan dalam menjalin
kerjasama dengan Stake Holder
mendapatkan alokasi dukungan
anggaran yang memadai.
9. Memberikan bimbingan dan arahan
kepada anggota dalam penyusunan
rencana kebutuhan anggaran
Khususnya dalam dukungan anggaran
dalam menjalin kerjasama dengan
Stake Holder.
10. Melakukan telaahan terhadap
kebutuhan anggaran operasional dan
DIPA yang telah dialokasikan untuk
kegiatan, untuk dilakukan pengkajian
mengenai jumlah anggaran yang
diperlukan dan anggaran yang dimiliki
agar dapat ditentukan pemenuhannya
terhadap setiap kegiatan dengan
berpedoman pada skala prioritas.
1. Kurangnya komunikasi antara
Satreskrim dengan Pemda Jayapura
5 MASALAH-MASALAH Kota, sehingga tidak ada
YANG DIHADAPI kesepahaman antara Satreskrim
dengan Pemda Kabupaten Jayapura
5

Kota dalam melakukan


penanggulangan aksi premanisme.
2. Kurangnya komunikasi antara
Satreskrim dengan Pemda Setempat,
sehingga timbul perbedaan persepsi
antara Satrekrim dengan pihak Pemda
terkait adanya aksi prmanisme di
wilayah hukum Polrestabes
Semarang, sehingga belum mampu
ditanggulangi secara optimal.
3. Kurangnya Koordinasi antara penyidik
Satreskrim dengan Pemda Jayapura
Kota, selama ini belum berjalan
dengan maksimal dalam
penanggulangan aksi premanisme.
4. Kurangnya dilaksanakan kegatan rutin
antara pemda setempat dengan
personel Satreskrim dala upaya
penanggualngan aksi premanisme
diwilayah hukum Polrestabes
Semarang.
5. Belum adanya kesepakatan bersama
antara penyidik Satrekrim dengan
Pemda Jaypura Kota terkait aksi
premanisme yang semakin meningkat.
6. Dalam melakukan Analisa dan
evaluasi antara Satreskrim
Polrestabes Semarang dengan Pemda
masih jarang dilakukan sehingga unsur
pimpinan kurang memberikan
masukan kepada Satreskrim terhadap
penanggulangan aksi premanisme.
6

TULISKAN GAGASAN DAN HARAPAN BAPAK/IBU ITU TERKAIT


DENGAN KERJASAMA LINTAS SEKTORAL YANG PERLU DILAKUKAN
POLRI AGAR KERJASMA TERSEBUT DAPAT EFEKTIF MENUNJANG
TUGAS-TUGAS POLRI DALAM MEWUJUDKAN KAMTIBMAS?
1. Optimalkan peran jajaran personel untuk melakukan deteksi dini, dan
bersinergi dengan unsur Kominda.
2. Optimalkan peran Bhabinkamtibmas, diantaranya dengan
menempatkan 1 Bhabinkamtibmas atau lebih di setiap kelurahan/desa
yang memiliki bobot potensi konflik tinggi.
3. Optimalkan peran patroli Sabhara, diantaranya melalui patroli dialogis
4. untuk memperoleh informasi tentang perkembangan situasi wilayah.
5. Optimalkan peran Polsek sebagai basis deteksi. Bangun komunikasi
yang intensif dengan media massa dan jejaring sosial dalam
memperluas jaringan informasi.
6. Mewajibkan anggota Polri yang bertugas di daerah potensi gangguan
Kamtibmas untuk membuat laporan informasi tentang berbagai
permasalahan yang ditemukan.
7. Mewajibkan anggota Polri memasukkan data potensi gangguan
Kamtibmas ke dalam sistem informasi yang terintegrasi sampai dengan
Mabes Polri.

TULISKAN GAGASAN DAN STRATEGI YANG AKAN BAPAK/IBU


LAKUKAN JIKA NANTI DITUGASKAN SEBAGAI PEMIMPIN TINGKAT
PERTAMA POLRI DALAM MENGEMBANGKAN KERJASAMA LINTAS
SEKTORAL?
1. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
2. Melaksanakan manajemen Pengetahuan yang Terdiri Eksplisit
Knowledge dan Tacid Knowledge.
3. Pengawasan dan Pengendalian
4. Sistem Informasi dan Manajemen

--------- Terimakasih -------

Anda mungkin juga menyukai