Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN

DISUSUN OLEH

NAMA : MARDIYANTI

NIM : G1A021030

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS MATARAM

2021
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui perbedaan asam dan basa berdasarkan pH larutan.
b. Menentukan konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi.
2. Waktu Praktikum
Rabu, 23 September 2021
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI
Senyawa organik yang dapat digunakan sebagai indikator titrasi
asam-basa adalah senyawa organik yang dapat berubah warna sering
dijumpai sebagai indikator titik akhir titrasi. Dua indikator yang khas yaitu
metil orange dan fenolftalein. Metil orange berwarna merah dalam larutan
asam dengan pH kurang dari 3,1 dan dalam larutan basa berwarna kuning
dengan pH di atas 4,4. Metil orange dalam larutan asam terdapat sebagai
hibrida resonansi dari azo terprotonkan. Hibrida resonansi ini berwarna
merah. Nitrogen azo tidak bersifat basa kuat dan gugus azo terprotonkan
melepaskan ion hidrogen pada sekitar pH 4,4. (Rahmawati, dkk, 2016)
Untuk titrasi asam-basa, indikator yang dipilih sedemikian rupa
sehingga pH indikator semacam itu lebih dekat ke titik kesetaraan pada pH
7. Selain itu, titrasi asam lemah dan basa kuat memiliki titik kesetaraan
lebih rendah dari pH 7 dan ekstrak juga dapat sesuai dengan titrasi
tersebut. Ekstrak metanol Allamanda ketika dititrasi terhadap asam kuat
memiliki nilai titre yang sama dengan fenollphthalein dan metil merah dan
karena itu dapat berfungsi sebagai alternatif untuk indikator ini. Ini mirip
dengan laporan Eze dan Ogbuefi dan penyelidik lain yang melakukan
pekerjaan terkait pada indikator, tetapi ada sedikit perbedaan dalam
hasilnya dibandingkan dengan Singh et al. ( Okoduwa, dkk, 2015)
Hubungan dari konsentrasi larutan dengan waktu larutan
mencapai kenaikan suhu 50o C dalam penelitian ini mempunyai hubungan
yang signifikan. Untuk waktu larutan mencapai kenaikan suhu 50o C
besarnya to = 1,587, sedangkan ttabel = 0,727. Dengan nilai tersebut maka
to = 1,587 > ttabel = 0,727 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, maka ada
hubungan yang signifikan antara konsentrasi larutan dengan waktu larutan
mencapai kenaikan suhu 50o C. Secara teoritis semakin besar nilai
konsentrasi larutan maka energi yang digunakan larutan untuk mencapai
kenaikan suhu yang ditentukan juga akan semakin kecil sehingga waktu
yang diperlukan larutan untuk mencapai suhu tertentu akan semakin kecil.
(Putri, 2017)
Untuk membandingkan metode baru untuk iodometri state-of-
art-method ada beberapa masalah lebih lanjut yang perlu dipertimbangkan.
Pertama, terutama SO2 terlarut dalam air tidak dalam kesetimbangan dan
konsentrasi dapat bervariasi dari waktu ke waktu. Selain itu, S (IV)
memiliki kecenderungan terlalu terganggu oleh waktu dan untuk analisis
akurat dari spesies S (IV), waktu adalah variabel penting. Seperti yang
diamati dalam Gambar 2 dengan tidak ada metode yang disiapkan mutlak
S (IV) jumlah diamati karena oksidasi cepat dan hilangnya komponen gas.
Jadi, untuk analisis cepat yang berulang dan akurat adalah keuntungan
mutlak. Iodometri mencakup dua langkah titrasi terpisah, yang keduanya
membutuhkan waktu. (Aarnio, 2017)
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat-alat praktikum
a. Batang Pengaduk
b. Buret 25 mL
c. Buret 50 mL
d. Erlenmeyer 100 mL
e. Gelas arloji
f. Gelas kimia 30 mL
g. Gelas kimia 25 mL
h. Labu ukur 25 mL
i. Mortar dan alu
j. Pipet tetes
k. Pipet ukur 10 mL
l. Rubber bulb
m. Timbangan analitik
2. Bahan-bahan praktikum
a. Asam klorida (HCl(aq)) 1 M
b. Aquades (H2O(l))
c. Kalium hidroksida (KOH(s))
d. Kalium hidroksida (KOH(aq)) 1 M
e. Indikator phenolftalain (C20H12O4(aq))
D. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Pembuatan Larutan dari Padatan
 Ditimbang padatan KOH menggunakan timbangan analitik
sebanyak 1,4 gram; 0,7 gram; dan 0,35 gram.
 Dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 mL.
 Dilarutkan dengan aquades secukupnya.
 Dimasukkan kedalam labu ukur 25 mL.
 Ditambahkan aquades sampai tanda batas labu ukur.
 Dikocok atau dihomogenkan.
Hasil
b. Pengenceran Larutan
 Diambil larutan HCl sebesar 12,5 mL; 2,5 mL dan 1,25 mL.
 Dimasukkan kedalam labu ukur 25 mL.
 Ditambahkan aquades sampai tanda batas labu ukur.
 Dikocok atau dihomogenkan.
Hasil
c. Titrasi
a) Larutan basa
 Standarisasi buret dengan HCl 1 M.
 Pindahkan masing-masing larutan yang telah dibuat sebanyak
15 mL ke dalam Erlenmeyer 100 mL.
 Dimasukkan 2 tetes indikator Phenolftalein (PP).
 Masing-masing larutan kemudian dititrasi.
 Dicatat volume titrasi yang digunakan
Hasil
b) Larutan asam
 Standarisasi buret dengan KOH 1 M.
 Pindahkan masing-masing larutan yang telah dibuat sebanyak
15 mL ke dalam Erlenmeyer 100 mL.
 Dimasukkan 2 tetes indikator Phenolftalein (PP).
 Masing-masing larutan kemudian dititrasi.
 Dicatat volume titrasi yang digunakan
Hasil

E. HASIL PENGAMATAN
(Terlampir).

F. ANALISIS DATA
1. Persamaan Reaksi :
KOH(s) K+(s) + -OH(aq)
HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
KOH(aq) + HCl(aq) KCl(aq) + H2O(aq)
2. Perhitungan
a. Penentuan konsentrasi larutan KOH
 Diketahui : M HCl =1M
V. larutan = 25 mL
V. titrasi = 10 mL
Ditanyakan: M larutan KOH…….?
Penyelesaian :
N1 . V1 = N2 . V2
(valensi . M) . V1 = (valensi . M) . V2
M1 . V1 = M2 . V2
1 M . 10 mL = M2 . 25 mL
M2 = 1 M . 10 mL/25 mL
M2 = 0,4 M
 Diketahui : M HCl =1M
V. larutan = 25 mL
V. titrasi = 4,6 mL
Ditanyakan: M larutan KOH…….?
Penyelesaian :
M1 . V1 = M2 . V2
1 M. 4,6 mL = M2 . 25 mL
M2 = 1 M . 4,6 mL/25 mL
M2 = 0,184 M
 Diketahui : M HCl =1M
V. larutan = 25 mL
V. titrasi = 5,6 mL
Ditanyakan: M larutan KOH…….?
Penyelesaian :
M1 . V1 = M2 . V2
1 M . 5,6 mL = M2 . 25 mL
M2 = 1 M . 5,6 mL/25 mL
M2 = 0,224 M

b. Penentuan konsentrasi larutan HCl


Diketahui : M KOH =1M
V. larutan = 25 mL
V. titrasi = 5,5 mL
Ditanyakan: M larutan HCl…….?
Penyelesaian :
N1 . V1 = N2 . V2
(valensi . M) . V1 = (valensi . M) . V2
1 M . 5,5 mL = M2 . 25 mL
M2 = 1 M . 5,5 mL/25 mL
M2 = 0,22 M

Diketahui : M KOH =1M


V. larutan = 25 mL
V. titrasi = 1,7 mL
Ditanyakan: M larutan HCl…….?
Penyelesaian :
M1 . V1 = M2 . V2
1 M . 1,7 mL = M2 . 25 mL
M2 = 1 M . 1,7 mL/25 mL
M2 = 0,068 M

Diketahui : M KOH =1M


V. larutan = 25 mL
V. titrasi = 1,1 mL
Ditanyakan: M laruta n HCl…….?
Penyelesaian :
M1 . V1 = M2 . V2
1 M . 1,1 mL = M2 . 25 mL
M2 = 1 M . 1,1 mL/25 mL
M2 = 0,044 M
c. Tabel perbandingan
Konsentrasi
No. Larutan yang diuji
Teoritis Percobaan
1. Larutan KOH 1,4 g 1M 0,4 M
2. Larutan KOH 0,7 g 0,5 M 0,184 M
3. Larutan KOH 0,35 g 0,25 M 0,224 M
4. Larutan HCl 12,5 mL 13,68 M 0, 22 M
5. Larutan HCl 2,5 mL 1,36 M 0,068 M
6. Larutan HCl 1,25 mL 2,8 M 0,044 M
3. Penentuan pH Larutan
a. Untuk larutan KOH 0,4 M
POH = -log [OH-]
= -log 4 x 10-1
= 1 – log 4
pH = pKw – pOH
= 14 – (1 – log 4)
= 13 + log 4
= 13 + 0,6
= 13,6
b. Untuk larutan KOH 0,184 M
-
POH = -log [OH ]
= -log 1,84 x 10-1
= 1 – log 1,84

Ph= pKw – pOH

= 14 – (1 – log 1,84)

= 13 + log 1,84

= 13 + 0,26

= 13,26

c. Untuk larutan KOH 0,224 M


-
POH = -log [OH ]
= -log 2,24 x 10-1
= 1 – log 2,24

pH = pKw – pOH

= 14 – (1 – log 2,24)

= 13 + log 2,24

= 13 + 0,35= 13,35
d. Untuk larutan HCl 0,22 M
+
pH = - log [H ]
= - log 2,2 x 10-1
= 1 – log 2,2

= 1 – 0,34

= 0,66

e. Untuk larutan HCl 0,068 M


+
pH = - log [H ]
= -log 6,8 x 10-2
= 2 – log 6,8

= 2 – 0,83

= 1,17

f. Untuk larutan HCl 0,044 M


+
pH = -log [H ]
= -log 4,4 x 10-2
= 2 – log 4,4

= 2 – 0,64

= 1,36

g. Tabel perbandingan
pH
No. Larutan yang diuji
Teoritis Percobaan
1. Larutan KOH 1,4 g 14 13,6
2. Larutan KOH 0,7 g 13,7 13,26
3. Larutan KOH 0,35 g 13,4 13,35
4. Larutan HCl 12,5 mL 0,3 0,66
5. Larutan HCl 2,5 mL 1 1,17
6. Larutan HCl 1,25 mL 1,3 1,36
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum yang telah dilaksanakan dapat mengetahui
perbedaan asam dan basa berdasarkan pH larutan dan dapat menentukan
konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi. Asam adalah senyawa
kimia yang dalam air melepas ion H+, dan basa adalah senyawa kimia
yang melepaskan ion OH- dalam air. Dalam praktikum ini melakukan
perhitungan massa dan volume zat yang dibutuhkan untuk membuat
larutan dengan konsentrasi tertentu yang terbuat dari bahan dasar kimia.
Hal- hal yang mesti diperhatikan dalam pembuatan larutan dengan
konsentrasi tertentu yaitu konsentrasi tujuan, massa padatan, volume
pelarut yang diperlukan dan persamaan yang digunakan dalam pembuatan
larutan. Dalam menentukan konsentrasi larutan hal hal yang perlu
diperhatikan yaitu konsentrasi awal larutan, massa larutan, dan massa
pelarut yang digunakan.
Titrasi adalah metode analisis konsentrasi suatu larutan secara
kuantitatif. Salah satu metode titrasi yaitu titrasi asam-basa yang
menggunakan asam untuk menentukan konsentrasi dari larutan asam
dengan cara ditetesi sedikit demi sedikit ke larutan sampai mencapai titik
ekivalen. Dalam titrasi, titran merupakan larutan yang digunakan untuk
mentitrasi. Sedangkan titrat merupakan larutan yang ditirasi untuk mencari
konsentrasi komponen tertentu.
Pada percobaan kali ini pembuatan larutan dari padatan
dilakukan menggunakan padatan KOH dan HCL dengan aquades sebagai
pelarutnya. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan hasilnya bahwa
larutan KOH maupun larutan HCL menghasilkan nilai pH yang berbeda.
Pada saat titrasi KOH terdapat data yang gagal, gagal dalam artian yang
semula warnanya setelah ditetesi indikator PP yakni ungu lalu
ditambahkan tetes demi tetes larutan percobaan tersebut tetap berwarna
ungu. Sebagaimana hasilnya ialah pada larutan KOH dengan 1,4 g setelah
di teteskan indikator PP berwarna ungu setelah dititrasi dengan volume
10 mL tetap menghasilkaan warna ungu, dan memliki pH 13,6. Untuk
KOH dengan 0,7 g memiliki pH 13,26, dan KOH dengan 0,35 g memiliki
pH 13,35. Untuk HCl dengan 12,5 mL memiliki pH 0,66, HCl dengan 2,5
ml memiliki pH 1,17, dan HCl dengan 1,25 mL me miliki pH 1,36.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum kali ini, dapat disimpulkan bahwa:
1. Perbedaan larutan asam dan basa dapat dibedakan menggunakan
indikator asam basa, dapat dilihat dari nilai pH nya. Larutan basa
memiliki pH yang berkisar antara 7 ke atas sampai dengan 14 dan
larutan asam memiliki pH yang lebih kecil daripada 7. Larutan yang
netral memiliki nilai pH sama dengan 7.
2. Dalam menentukan konsentrasi titrasi hal yang perlu kita perhatikan
adalah volume larutan asam dan basanya. Misalnya, semakin banyak
larutan asam yang digunakan maka semakin banyak volume titrasi
yang diperlukan. Titrasi adalah metode penentuan kadar suatu larutan
dan titrasi harus dilakukan sampai mencapai titik ekivalen yang
ditandai dengan perubahan warna. Perubahan warna ungu
mendandakan larutan tersebut bersifat basa, warna bening menandakan
larutan bersifat asam.
DAFTAR PUSTAKA

Rahmawati. Siti, N., Ratman. (2016). Indikator Asam-Basa dari Bunga Dadap
Merah. Jurnal Akademika Kimia. 5(1), 34-35.
Okuduwa, S. I. R., dkk. (2015). Comparative Analysis of the Properties of Acid-
Base Indicator of Rose (Rosa setigera), Allamanda (Allamanda
cathartica), and Hibiscus (Hibiscus rosa-sinensis) Flowers. Biochemistry
Research Internasional. 4(2), 3-4.
Putri, L.M.A., Trapsilo, P., Bambang, S. (2012). Pengaruh Konsentrasi Larutan
Terhadap Laju Kenaikkan Suhu Larutan. Jurnal Pembelajaran Fisika.
6(2), 151.
Aarnio, A. S., Istvan, G., Jorma, V., Michael, M. G. (2017). New Analytical
Methodology for Analysing S(IV) Species at Low pH Solutions by One
Stage Titration Method (Bichmatometry) with a Clear Colour Change.
Could Potentially Rep;ace the State-of-Art-Method Iodametry at Low pH
Analysis Due Higher Accuracy. Plos One. 6(2), 8-9.

Anda mungkin juga menyukai