Anda di halaman 1dari 4

NASKAH JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL

TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Nama : Indra Abdurrouf Mata Kuliah : Pendidikan Prakarya


Semester :3 Dosen : Ika Candra Destiyanti, M.
Program Studi : PGPAUD Pd.I
Fakultas : FKIP

1. Bagaimana langkah-lngkah pembuatan boneka jari dengan menggunakan kain


pannel dan apa saja manfaat APE Boneka jari untuk AUD?
- Siapkan Pensil, Kain Flannel minimal 3 warna, Benang Kasur atau benang
biasa dan Jarum untuk menjahit, Gunting dan Lem Tembak/lilin
- Gambar pola yang di inginkan dengan pensil diatas kain Flannel
- Gunting Pola yang sudah digambar
- Kemudian lakukan hal yang sama untuk membentuk bagian lainnya
- Setelah semua bagian tergunting, langkah berikutnya adalah menjahit
- Siapkan Jarum dan benang yang sudah siap untuk menjahit
- Mulailah menjahit bagian yang telah di gunting, namun sisakan sedikit bagian
untuk tidak dijahit
- Di bagian tersebut bisa digunakan untuk mengisi 2 lapisan kain dengan
Busa/Kapas sepenuh mungkin atau secukupnya sampai terisi penuh
- Kemudian setelah terisi penuh oleh kapas, jahitan kain flannel bisa di
selesaikan sampai menutup seluruh lapisan dan harus rapat, agar kapas tidak
keluar.
- Kalau bentuk dasar sudah selesai, maka tinggal menghias
- Tempelkan hiasan-hiasan yang sudah disiapkan (misal Hiasan Mata, rambut,
mulut/hidung) menggunakan Lem tembak
- Rapihkan benang-benang yang berantakan
- Selesai

2. Tema apa saja yang sebaiknya diberikan AUD usia 4-5 tahun untuk melatih mereka
berpikir menyelesaikan kesulitan nya tanpa bantuan orangtua?
Tema yang sebaiknya digunakan untuk melatih kemandirian adalah Tema
lingkunganku, dimana Anak dapat bekerja dengan mandiri sesuai dengan
keinginan dan hobi nya. Misal Anak dapat bermain Pasir sesuai dengan
kemauan nya ingin membentuk apa.
3. Bagaimana cara melatih Kemandirian pada anak ?
Melatih kemandirian pada anak bukanlah pekerjaan sekali jadi. Orang tua harus
bersabar karena mesti melalui proses bertahap dan berkelanjutan atau konsisten.
Berikut ini beberapa cara yang perlu dilakukan orang tua dalam melatih
kemandirian anak :
 Percaya
Mulailah dengan memberikan kepercayaan kepada anak untuk beraktivitas.
Lalu berikan pujian yang tidak berlebihan jika mereka berhasil
melaksanakannya. Misalnya, ketika anak berhasil memakai baju sendiri, alih-
alih bilang “kenapa kamu nggak pakai baju yang ini?”, lebih baik bilang,
“Hebat! Kamu bisa pakai baju sendiri, ya!"
 Mempermudah tugas
Jika anak ingin menyiapkan sarapan sendiri, bantu ia dengan menu yang
mudah. Misalnya orang tua menyiapkan mangkuk, segelas susu, dan satu
boks sereal.Biarkan anak yang menuang susu dan serealnya ke dalam
mangkuk.
 Beri semangat dan batas waktu
Jika anak kesulitan merapikan kamarnya, Anda bisa memberikannya
semangat dengan mengatakan, “bayangkan kalau semuanya jadi lebih rapi.
Pasti kamu bakal senang. Bereskan dulu, nanti aku akan datang 15 menit lagi.
Aku percaya kamu pasti bisa.”
 Memuji secara tidak langsung 
Memuji anak kalau dia sudah berhasil mengerjakan pekerjaan rumahnya,
sangat baik. Ketika Anda sedang berbincang dengan orang lain, sebisa
mungkin puji anak dengan pencapaiannya yang relevan.
 Biarkan anak membantu
Anak dapat merapikan meja, menyapu, membersihkan rumah dan lain
sebagainya. Biarkan mereka merasa bertanggung jawab atas tugas-tugas itu.
Jangan tolak bantuan mereka hanya karena tidak bisa melakukan pekerjaan
sesempurna Anda.
 Buat anak rajin membaca
Ketika anak mengatakan “aku bosan”, itu bukan berarti Anda langsung
mengajaknya ke mal. Pastikan anak dikelilingi buku-buku seru yang tidak ada
hubungannya dengan buku sekolah. Buku diari juga baik untuk mereka.
Arahkan untuk menggunakannya sebagai tempat mencatat ide atau inspirasi
dari mana saja, khususnya dari buku-buku yang mereka baca.
 Beri petunjuk, bukan solusi
Ketika anak meminta Anda mengambilkan sesuatu untuk mereka, alih-alih
langsung mengambilkannya, lebih baik Anda memberi petunjuk di mana letak
barang itu. Meski sebenarnya, Anda sendiri benar-benar punya keleluasaan
untuk mengambil barang itu.
4. Bermain dramatis meningkatkan perkembangan anak di empat bidang utama salah
satunya adalah melatih perkembangan sosial emosional. Bagaimana melatih AUD
untuk menghilangkan tindakan mudah marah dan emosi ?
 Ajak anak bicara
Cobalah gunakan waktu santai atau beberapa menit sebelum tidur untuk
ngobrol dengan anak. Bicarakan tentang aktivitasnya, perasaannya pada hari
itu atau apa saja yang sudah dan belum si kecil lakukan, atau membacakan
cerita yang penuh pesan moral.
Biasakan pula untuk selalu mendengar pendapat si Kecil terkait dengan
aktivitas dan keperluan pribadinya. Misalkan baju mana yang hendak dia pakai,
jam berapa mandi, mainan mana yang ia pilih, dan lain sebagainya.
Selain mengajarinya untuk lebih mandiri dan disiplin, anak juga akan merasa
lebih dihargai. Anak yang merasa dihargai akan lebih mudah mengembangkan
emosi yang positif.
 Bantu anak memahami emosinya
Ketika si kecil mulai mengungkapkan emosi berlebih, maka biarkan sejenak ia
meluapkan seluruh peasaannya. Setelah itu cobalah ajak bicara dengan lembut
apa yang membuat ia merasa tidak nyaman, atau apa yang ia rasakan.
Sebaiknya tahan diri untuk tidak memenuhi apa yang dia inginkan. Namun,
giring anak untuk memahami emosinya.
Misalkan alih-alih menahan teman si Kecil pulang hanya agar si Kecil
menghentikan tantrumnya, maka sebaiknya kita katakan “Ibu tahu kamu sedih
temanmu pulang. Tidak perlu berguling begitu, besok kan masih bisa main
lagi.”
 Jelaskan bahwa perilakunya salah
Ketika sudah tenang, atau di waktu santai, koreksilah perilaku anak.
Sampaikan baik-baik bahwa cara tersebut malah membuat ayah dan ibunya
(atau orang lain di sekitarnya) tidak mengerti apa yang ia inginkan.
 Tahan diri untuk marah dan melabeli anak
Tidak semua anak mudah untuk ditenangkan. Seperti putri kecil saya yang jika
sudah ngambek, tangisnya pun akan sangat lama.
Dulu saat belum memahami bagaimana seharusnya menenangkannya,
biasanya kami, orang tuanya malah ikut-ikutan marah dan memaksanya untuk
segera diam. Dan karena perilaku emosi anak yang berlebihan ini sering
terjadi, maka kami melabelinya si Tukang Tantrum.
Kini ketika kami telah banyak belajar dan memperbaiki diri, kini kami mengerti
bahwa cara terbaik adalah membiarkan ia sejenak meluapkan emosinya dan
baru mengajaknya bicara.
5. Manfaat melukis adalah sebagai media mencurahkan perasaan. Jika anda Guru Aud
bagaimana merangsang anak mencurahkan perasaannya melalui menggambar
sehingga anak tersebut bisa mengapresiasikan perasaannya melalui menggambar?
 Sediakan bahan-bahan untuk si kecil menggambar, seperti kertas atau buku
gambar khusus, atau buku mewarnai. Untuk alat-alat pewarnaan, carilah yang
nontoxic dan aman untuk anak-anak.
 Jadilah teladan. Dalam hal ini, bukan berarti Anda memberikan contoh gambar
(mendikte) apa yang harus ia ikuti, tapi dengan menjadi teladan. Artinya,
tunjukkan pada si kecil bahwa Anda menyenangi dan menyukai kegiatan
menggambar dan mewarnai.
 Dukung upayanya untuk menggambar dan mewarnai lewat ungkap cantiknya
warna-warna yang bisa ia gunakan, garis gambar, dan bentuk yang bisa dicoba
dilakukan oleh si anak. "Misal, cantik, ya, warna ungu bunga Adik."
 Ketimbang bertanya, "Kamu menggambar apa itu?", sebaiknya tanyakan,
"Ceritakan ke Mama segala yang ada di gambar kamu itu, dong." Mengapa?
Karena ketika Anda bertanya seperti pertanyaan yang pertama, si anak akan
menangkapnya dengan pertanyaan "Itu gambar apa, sih? Mama enggak ngerti."
Pertanyaan itu membuatnya merasa telah melakukan kesalahan dan tak
tertutup kemungkinan ia akan malu untuk menggambar lagi karena ia merasa
telah gagal menggambar.
 Jangan lupa untuk mengapresiasikan hasil karyanya. Misal, dengan
menempelkan hasil gambarnya di pintu lemari pendingin, atau dibingkai dan
dipajang di ruang yang bisa dilihat banyak orang. Tunjukkan pada sanak
saudara, tetangga, atau relatif yang datang, sesekali pujilah karyanya tersebut.
Hal ini akan mendorong kepercayaan diri si anak.
 Berikan kesempatan untuk si kecil memilih subyek yang ingin ia gambar dan
lembar mewarnai yang ia inginkan. Beberapa orang menganggap bahwa lembar
mewarnai akan mengungkung kreativitas anak. Namun, kegiatan ini juga
memainkan peran vital dalam mengembangkan kemampuan motorik halus
anak. Bahkan kegiatan mewarnai pun bisa mendorong anak yang merasa
sungkan untuk mulai menggambar dan mewarnai untuk mau mengambil krayon
dan mulai mencoba mewarnai karakter kesukaannya. Misal, anak yang tadinya
sungkan untuk mau mulai menggambar dan mewarnai akan lebih mudah untuk
memulai kegiatan ini dengan diminta mewarnai tokoh kartun kesukaannya.
Anda bisa mengunduh lembar-lembar mewarnai di situs-situs kartun
kesukaannya. Jangan lupa untuk selalu menemani anak saat mereka
menggambar dan mewarnai, karena anak yang masih terlalu kecil bisa tersedak
jika ia mencoba memakan krayon atau alat mewarnai lainnya.

6. Tujuan Finger Paint mengenal konsep warna primer(kuning, merah dan biru ) dan
pencampuran warna. Apa saja pencampuran warna untuk warna ungu, hijau,
orange, tosca, dan kelabu?
- Ungu : Merah dan Biru
- Hijau : Biru dan Kuning
- Orange : Merah dan Kuning
- Tosca : Hijau dan Biru
- Kelabu : Hitam dan putih

Anda mungkin juga menyukai