Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ernauli Maharani Marbun

Nim : 200101165
Grup/Sem : E/III
Mata Kuliah : Sejarah Gereja
D. Pengampu : Rawatri Sitanggang, M.Pd

Summary Beberapa Perbedaan Gereja Barat dan Timur,


Gereja Abad Pertengahan, dan Reformasi Gereja
A. Gereja Barat dan Gereja Timur
Pada abad ke-5 dengan runtuhnya kekaiseraan Barat, kesatuan politik kedua wilaya buyar
sama sekali dan hubungan kedua gereja makin renggang disebabkan oleh perkembangan
yang semakin menjauhi satu dengan yang lainnya. Perubahan ini terjadi karena kaisar-kaisar
Timur tetap menaruh perhatian terhadap Roma dan dan para Paus masi ingin membangun
hubungan perastuan dengan Gereja Timur, yaitu dengan dunia beradab. Gereja Timur
menyebut dirinya Gereja Orthodoks atau Gereja Gerika Katolik yang mempertahan gereja
lama, yaitu semua uskup sama derajatnya. Kaidah untuk kebenaran Gereja Timur adalah
Alkitab dan tradisi, teristimewa keputusan dari ketujuh konsili besar yang penghabisannya di
Necea tahun 787. Kini Gereja Orthodoks terdapat di Rusia dan Balkan.
Perbedaan antara Gereja Barat dan gereja Timur
 Gereja Timur berpegang pada sistem episkopal .
Episkopal adalah sistem kepemimpinan keuskupan yang dikepalai oleh uskup . Gereja
Timur memandang bahwa status uskup hanyalah sebuah kehormatan. Namun Gereja
Barat menganggap bahwa kedudukan uskup kepala lebih dari uskup lainnya yang
berhak mengeluarkan putusan yang harus dipatuhi , biasa disebut Paus atau Sri Paus.
 Gereja Timur menganggap bahwa hanya Alkitablah sumber otoritas tertinggi dalam
gereja sedangkan Gereja Barat merasa punya hak untuk membuat ketetapan-ketetapan
diluar Kitab Suci.
 Gereja Timur lebih mengutamakan hubungan personal atau mistis dengan Tuhan
mellaui perenungan yang mendalam sedangkan gereja Barat lebih mengutamakan
hukum-hukum gereja
 Gereja Timur percaya bahwa kedudukan uskup dan masyarakat awam adalah sama
sedangkan Gereja Barat menganggap bahwa uskup berkedudukan lebih tinggi
dibanding jemaat sebagai orang suci yang mewakili Yesus.
Persamaan Gereja Timur dan Barat:
 Baik Gereja Timur dan Gereja Barat percaya kepada 7 sakramen
 Gereja Timur dan Gereja Barat sama-sama mengakui otoritas 7 konsili yaitu konsili
Nicea (325M), Konstantinopel I (381M), Efesus (431M), Chalcedon (451M),
Konstantinopel II (553M), Konstantinopel III (680M), dan Nikea II (787M)
 Gereja Timur dan gereja Barat sama-sama mengakui bahwa para uskup adalah
penerus para rasul
Proses reformasi gereja dipicu oleh faktor seperti berikut:
 Praktek jual beli indulgensi atau pengampunan dosa oleh Gereja Katolik Roma
Pada masa ini di Eropa, Gereja Katolik Roma menjual surat pengampunan yang
menjanjikan pemegangnya ampunan dari dosa mereka ketika di akhirat kelak.
 Praktek simoni atau jual beli jabatan di Gereja Katolik Roma
Pada masa ini, orang kaya atau bangsawan di Eropa dapat membeli jabatan di Gereja
Katolik Roma untuk diberikan kepada keluarganya seperti jabatan uskup, dan kepala
biara.
 Tuduhan korupsi dan nepotisme di Gereja Katolik Roma
Paus-paus di Roma dianggap korup karena mengangkat kerabatnya sebagai petinggi
gereja.
 Skisma barat antara Paus di Roma dan Avignon yang melemahkan wibawa Gereja
Katolik Roma
Pada abad ke 14 dan 15, beberapa Paus memilih tinggal di kota Avignon di Prancis,
dibawah lindungan raja Perancis, karena kota Roma seringkali dipenuhi perebutan
kekuasaan antara bangsawan.
 Munculnya mesin cetak yang membuat Alkitab lebih tersedia bagi kalangan umum
Munculnya mesin cetak membuat banyak orang bisa membeli dengan mudah dan
membaca sendiri Alkitab. Ini membuat mereka mulai mempertanyakan interpretasi
ajaran Kristen oleh Gereja Katolik Roma.
B. Gereja Abad Pertengahan
Sifat Gereja Barat Menghadapi Dunia
Selama abad pertengahan, dalam hubungan gereja barat dengan dunia disekitarnya
dapat dilihat dua sikap yang tampaknya bertentangan disatu pihak, gereja ingin menguasai
dunia (hidup kenegaraan dan kemasyarakatan) dipihak lain banyak orang Kristen yang
menarik diri dari dunia. Tetapi hanya satu pemikiran teologis yang menghasilkan kedua sikap
itu Cita-cita gereja barat abad pertengahan yaitu untuk menguasai dunia, yakni dengan negara
dan masyarakat. Mula-mula gereja dikuasai negara (900-100) tetapi gereja melepasakan diri
dari ikatan itu (100-150). Tokoh-tokoh dari kedua belah pihak adalah paus gregorlus VII.
(1073-1085) dan kaisar Hendrik IV (1056-1106). Majelis kardinal adalah suatu majelis yang
mula mula beranggotakan 40-50 orang. Dikemudian hari jumlah itu diperluas dan pada
zaman sekarang sudah mencapai 150 orang. Setiap kali seorang paus meninggal dunia, maka
berkumpul di Roma, kurang dari satu Gedung, dan tidak boleh keluar sebelum memilih
seorang paus baru. Beberapa orang kardinal bertindak juga sebagai “mentri” sri paus.
Theologi dan Kepercayaan Abad Pertengahan
Dapat dikatakan bahwa Theologia dan kepercayaan abad pertengahan adalah hasil suatu
kompromi, yaitu suatu kompromi antara ajaran Alkitab dengan filsafat Yunani, suatu
kompromi antara kesalehan yang bersifat alkitabiah dengan agama kafir ( Yunani, Romawi,
Jerman) yang tersebar di eropa barat mulai memeperhatikan kembali karangan-karangan
filsafat Yunani. Karangan itu terutama yang dari pluto dan Aristoteles, mengandung
pemikiran yang berlainan dengan ajaran gereja. Makanya, yang menjadi cita-cita theologia
abad pertengahan ialah menyelaraskan ajaran gereja itu dengan filsafat Yunani. Aliran
theologia itu disebut theologia scholahstik. Tokoh termuka dalam sejarah theologiah
scholahstik ialah Thomas Aquino (1225-1274), seorang rahib anggota ordo.
C. Reformasi Gereja
Permulaan Pembaharuan Gereja (Reformasi)
Yang menyebabkan timbul pembendaharaan gereja adalah perbedaan anatara Theologia
serta praktek gereja dengan ajaran alkitab seperti ditemukan seperti Luther.Tetapi peristiwa
yang membuat reformasi itu mulai ialah penjualan surat surat penghapusan siksa di Jerman
oleh teetzl menentang ucapan ucapan teetzl,Luther ke 9S dalilnya.Dalil dalilnya Luther
merupakan hasil pengalaman nya sendrri,dari sebab itu tulisan tersebut.Dibaca oleh orang
banyak tetapi pemimpim pemimpin gereja di roma menuduh Luther sebagai penyesat.Tetapi
sebenarnya Luther merombak seluruh ajaran gereja abad pertengahan, bila ia reformasi makin
meluas Dan Luther sendiri makin sadar bahwa pengertiannya yang baru itu akan mempunyai
pengaruh atas seluruh pengajaran dan tata gereja,makin banyak ia tolak unsur dari Theologia
dan praktek gereja roma Pada tahun 1520 Luther menerbitkan 3 tulisan yang didalamnya ia
menguraikan pandangannya yang baru. Yang paling terkenal ialah “kebebasan orang
Kristen",yang merupakan buku etika protestan yang pertama Geraja roma dan negara jerman
mengutuk dan mengucilkan Luther. Tetapi raja friedrich yang bijaaksana tetap melindungi
kita sesudah satu tahun, Luther kembali lagi ke wittenberrg dan meneruskan pekerjaan
reformasi sekarang ia mulai membaharui tata gereja.
Beberapa Latar Belakang Reformasi Gereja yaitu:
 Adanya penyimpangan ajaran Kristen, terutama karena adanya praktik penjualan surat
pengampunan dosa.
 Adanya keinginan dari negara Eropa untuk membebaskan diri dari kepemimpinan
Paus
 Sikap gereja lama yang cenderung otoriter.
Dampak Dari Reformasi Gereja yaitu
 Timbulnya pembaharuan tatanan sosial, ekonomi, politik, dan budaya pada awal abad
ke-16 Masehi.
 Runtuhnya pengaruh kekuasaan Paus di negara-negara besar Eropa.
 Munculnya gerakan misionaris untuk menyebarkan agama Kristen ke seluruh penjuru
dunia.
Summary Misi Katolik Roma & Sikap dan Pola
Misi Katolik Roma
1. Pengertian Misi
Pelakunya disebut misionaris, yaitu orang yang melakukan penyebaran warta Injil kepada
orang lain yang belum mengenal Kristus. Zending merupakan usaha penyebaran Injil yang
dilakukan oleh pemeluk agama Kristen Protestan. Misi merupakan usaha penyebaran Injil
yang dilakukan oleh pemeluk agama Kristen Katolik. Namun demikian, tidak jarang hanya
disebut misi Kristen.
Penyebutan secara sendirian berarti mencakup usaha pekabaran Injil yang dilakukan oleh
pemeluk Protestan maupun Katolik. Pekabaran Injil sendiri merupakan istilah lain dari
Kristenisasi. Dengan demikian, zending, misi, pekabaran Injil dan Kristenisasi mempunyai
makna yang sama.
2. Usaha Misi Katolik Roma(Abad ke-16 dan ke-17)
1. Pada abad ke-16 pekabaran Injil di Asia, yang telah macet itu mulai ramai kembali.
Hal itu merupakan akibat baik dari usaha-usaha bangsa-bangsa Eropa Selatan untuk
menemukan jalan laut ke Asia, maupun dari kegairahan baru yang dalam Gereja
Katolik Roma dibangkitkan oleh Kontra-Reformasi. Gereja Nestorian, yang dulu
begitu luas wilayahnya, sudah hampir hilang. Yang pertama-tama memberitakan Injil
di Asia ialah misionaris-misionaris Katolik. Sebaliknya, dalam Gereja Katolik Roma
timbullah kegiatan misioner yang hebat. Kontra-Reformasi dalam gereja itu telah
membangkitkan kegairahan yang luar biasa, yang bukan hanya terarah pada
perlawanan terhadap kaum Protestan, melainkan juga ke daerah-daerah di luar Eropa.
Kegiatannya di daerah-daerah tersebut dipermudah, oleh karena sebagian besar
daripadanya merupakan daerah jajahan Spanyol dan Portugal, dua negara di Eropa
Selatan yang tidak terpengaruh oleh Reformasi. Pada tahun 1492 Columbus, yang
bekerja untuk Raja Spanyol, dalam perjalanan ke Asia menemukan Amerika, yang
melintang di jalannya. Paus menganugerahkan kepada kedua bangsa itu hak untuk
menjajah wilayah yang mereka temukan di luar Eropa. Ada perbedaan besar antara
kesempatan-kesempatan dan hasil-hasil misi di daerah-daerah jajahan Spanyol dengan
yang terdapat di daerah-daerah Portugis. Tetapi mula-mula di mana-mana ada
hubungan yang sangat erat antara misi dengan kekuasaan bangsa kulit putih. Antara
penjajahan Spanyol dengan penjajahan Portugis ada dua perbedaan, yang menjadi
penting untuk hasil-hasil usaha pekabaran Injil di daerahnya masing-masing.
2. Agama-agama yang terdapat di wilayah jajahan itu ialah “agama suku”, yang ternyata
tidak sanggup mempertahankan diri terhadap serangan rangkap dari pasukan tentara
bersenjatakan api dan pasukan misionaris bersenjatakan Injil. Kedua faktor itulah
yang membawa akibat bahwa wilayah jajahan Spanyol hampir seluruhnya berhasil
dimasehikan, sedangkan di wilayah Portugis hanya sedikit orang yang masuk Kristen,
walaupun semangat para misionaris sama besarnya. Di setiap kapal ada imam-imam,
yang memelihara kerohanian awak kapal dan yang setelah mendarat, berdoa kepada
Tuhan mohon berkat atas perdagangan maupun pekabaran Injil, dan kemudian mulai
mengabarkan Injil kepada penduduk setempat. Sekitar tahun 1550, semangat Kontra-
Reformasi mulai terasa juga dalam metode yang dipakai oleh misí. Sekarang yang
menjadi penggerak misi bukan hanya negara Spanyol/Portugis, melainkan juga ordo-
ordo, terutama Serikat Yesus. Umumnya mereka juga lebih bergairah daripada imam-
imam yang diangkat oleh negara. Salah seorang pekabar Injil yang paling giat pada
zaman itu ialah Fransiskus Xaverius . Fransiskus Xaverius adalah seorang mahasiswa
periang di Paris, yang kebetulan hidup sekamar dengan teman senegerinya Ignatius.
Fransiskus kalah, dan oleh latihan latihan itu sikapnya berubah, sehingga ia menjadi
salah seorang Yesuit yang pertama. Dari sebab itu ia memakai metode yang berikut.
Bila orang sudah berkumpul, ia mengajarkan kepada mereka apa yang dihafalkan nya,
dan sesudah doa dan pengakuan itu hafal pula oleh mereka, mereka dibaptis.
Barangkali pribadi Fransiskus, yang luar biasa ramahnya itu, lebih mempengaruhi
orang untuk bertobat daripada pengajarannya yang tak bisa tidak bersifat dangkal.
Tetapi, meskipun ia dan teman teman seordonya datang memperkuat barisan para
misionaris, na mun tenaga misi tidak cukup melayani wilayah yang begitu luas.
Karena mereka hanya tinggal di satu tempat selama waktu yang singkat, maka
pengajaran agama yang mereka berikan terpaksa dangkal saja. Tidaklah
mengherankan kalau agama Kristen belum berakar betul di dae rah-daerah yang
dimasehikan itu, dan kalau hasil pekabaran Injil agak dangkal. Meskipun demikian,
adalah mengagumkan melihat betapa banyaknya orang-orang Kristen baru yang, di
hadapan penghambatan, siap dibunuh daripada murtad. Hal ini menjadi nyata di
Jepang, di mana sekitar tahun 1600 pemerintah memus nahkan agama Kristen, yang
sudah tersebar luas di negeri itu. Semangat yang serupa dengan semangat Xaverius
menjiwai se orang Dominikan di Amerika Selatan, Las Casas . Orang-orang Spanyol
memperlakukan penduduk asli di wilayah itu, yaitu orang-orang Indian, dengan
sangat kejam. Dengan tak kenal lelah Las Casas menyatakan bahwa orang-orang
Indian pun adalah makhluk Allah dan ia membela hak-hak mereka sampai sampai
dalam suatu perdebatan di muka Raja Spanyol. Sebagai budak-budak, orang-orang
Indian itu diganti dengan orang-orang Negro dari Afrika. Hal itu menyebabkan
munculnya perdagangan budak, yang berlangsung selama tiga abad antara Afrika dan
Amerika.
3. Beberapa orang Yesuit lainnya merasa bahwa tidak cukup hanya menaruh simpati
kepada orang-orang pribumi itu, tetapi bahwa kebudayaan dan agama mereka juga
harus dihormati. Tetapi Ricci dan De Nobili beranggapan bahwa upacara-upacara dan
kepercayaan-kepercaya agama-agama lain, seperti Hindu atau Buddha, tidak usah
dipandang sebagai “kafir” belaka oleh orang-orang yang pindah dari agama itu
kepada agama Kristen. De Nobili, seorang misionaris di India Selatan, melihat bahwa
orang-orang Hindu yang bertobat hanyalah orang-orang dari kasta rendah. Orang
orang Brahman segan masuk Kristen karena tidak mau bercam pur-gaul dengan
orang-orang Kristen yang rendah itu. Ia menghindari pergaulan dengan orang-orang
seiman nya dari kasta rendah. Rahib-rahib Kristen dari ordo-ordo lain memprotes
metode Ricci dan De Nobili, dan sesudah perselisihan yang lama, cara itu dilarang
oleh paus . Tetapi sebenarnya persoalan yang sama muncul sewaktu-waktu di setiap
gereja, di mana saja. Indonesia pada abad ke-16 termasuk wilayah pengaruh Por tugis
Pekabaran Injil mula-mula memperlihatkan di sini corak umum, sama seperti yang
dipaparkan di atas ini .
4. Kesetiaan kepada agama Kristen yang sering mengagumkan. Pada tahun 1512 orang-
orang Portugis sudah sampai ke Maluku, dan tahun 1522 mereka menetap di Ternate.
Akan tetapi untuk melindungi kepentingan saudagar-saudagarnya maka mereka
mendirikan benteng-benteng, dan benteng-benteng itulah yang menjadi pusat misi
pula. Penguasa Islam yang terkuat ialah sultan Ternate. Orang-orang yang beragama
suku dan juga raja-raja Islam lainnya merasa terancam oleh sultan itu dan oleh karena
itu mereka meminta pertolongan kepa da orang-orang Portugis. Karena bagi orang-
orang yang Kristen maupun yang bukan Kristen pada zaman itu agama dan negara
bersatu maka permintaan bantuan militer sering disertai oleh per mintaan baptisan.
Misionaris-misionaris yang pertama menginjakkan kakinya di pulau-pulau Maluku
ialah beberapa rahib, yang mendarat di Ternate pada tahun 1522. Tetapi, oleh rupa-
rupa perselisihan di antara orang Portugis sendiri maka terpaksalah mereka segera
berangkat pulang. Lalu mereka mulai bekerja di Halmahera pada tahun 1534, tetapi
disebabkan kebengisan pegawai-pegawai Portugis, rakyat bersepakat untuk mengusir
semua orang kulit putih dan memaksa orang yang telah masuk Kristen itu murtad lagi.
Perlawanan ini ditindas dan kemudian Misi berusaha lagi untuk menanamkan bibit
agama Katolik Roma di Halmahera. Di Ambon juga sebagian rakyat dibaptis, karena
mereka ingin mendapat pertolongan Portugis terhadap orang Islam. Agaknya
penyebaran agama Kristen terpengaruh oleh pembagian tradisional penduduk daerah
itu atas dua golongan .
5. Xaverius tidak menganggap sama urusannya dengan urusan negara Portugal, dan
dalam hal-hal fain juga ia memakai metode yang lebih baik. Ada cerita lain yang
mengatakan bahwa sebuah negeri kafir di Saparua menderita kekurangan air.
“Memang, selama lima belas bulan di Maluku, Xaverius membaptis beribu-ribu orang
sampai tangannya penat”. Begitu juga halnya seorang imam lainnya, yang pada tahun
1563 pergi ke Sulawesi Utara.
6. Dan sesudah baptisan, pengajaran agama sedapat mungkin diteruskan dan diperdalam.
Banyak di antara mereka yang bekerja dengan rajin. Ada yang diracun, ada yang mati
karena sik saan, ada yang meninggal karena iklim yang buruk dan makanan yang
tidak cukup. Sisa isanya kemudian dihancurkan oleh orang-orang Belanda Protestan.
Pada tahun 1570 pusat misi, yakni Maluku, ditimpa bencana yang hebat. Sultan
Hairun dari Ternate dibunuh dalam benteng Portugis dengan pengkhianatan yang keji.
Di mana-mana serangan Islam terhadap jemaat-jemaat Kristen semakin kuat, sehingga
puluhan ribu orang menjadi murtad

Anda mungkin juga menyukai