Anda di halaman 1dari 4

Kearifan Lokal Tradisi Manugal

Masyarakat Dayak Meratus Kalimantan Selatan

Mata kuliah
Konservasi Sumber Daya Alam

Nama anggota kelompok :

- Nanda Fidia Safitri (nim 2010129220006)

- Irma Noviyanti Pasaribu (2010129120007)


A. Pendahuluan
Manugal merupakan sebuah tradisi menanam padi yang dilakukan oleh
masyarakat adat Dayak yang hingga saat ini masih sering dilakukan,
tidak terkecuali yang dilakukan oleh masyarakat adat dayak meratus.
Berkaitan dengan lingkungan, nilai luhur yang dapat dijadikan kajian dari
sebuah masyarakat adat adalah kearifan lokal (local wisdom) dalam
melakukan pengelolaan lingkungannya. Sebuah nilai penting yang dimiliki
masyarakat adat dalam aktivitas yang berhubungan dengan eksplorasi dan
eksploitasi alam.
Nilai budaya yang berupa kearifan manusia dalam mengelola alam
tersebutlah yang kemudian diyakini merupakan cara yang paling ampuh
dalam mengelola alam. Salah satu wujud kecerdasan lokal masyarakat adat
ditunjukkan dengan menjadikan hutan sebagai tempat yang dikeramatkan.
Hutan dijaga dengan berbagai tabu yang berfungsi sebagai pengendali
segala aktivitas manusia yang berhubungan dengan tempat tersebut.
Ketaatan pada tabu yang diwariskan secara turun temurun menjadikan
hutan tetap lestari.
B. Metode
Pada penelitian ini kami sebagai penulis menggunakan metode
kualitatif dengan melakukan studi pustaka berdasarkan permasalahan yang
dibahas yaitu tentang Kearifan Lokal Tradisi Manugal Masyarakat
Kalimantan Selatan.
C. Hasil dan Pembahasan
Kawasan hutan merupakan hulu bagi sebagian besar Daerah Aliran
Sungai sehingga menjadikan kawasan ini sangat penting. Karena otomatis
ia adalah kawasan resapan air yang disisi lainnya kondisi lerengnya cukup
terjal dan jenih tanah didaerah ini peka terhadap erosi yang membuatnya
rawan longsor. Maka karena alas an inilah yang membuat masyarakat
pegunungan meratus memutuskan agar Kawasan hutan meratus dijadikan
hutan lindung dan dijauhkan dari pengrusakan. Dan penduduk mayoritas
dikawasan ini adalah Dayak Kiyu yang mana mereka adalah masyarakat
yang meyoritas agamanya adalah kaharingan atau animisme. Mereka
percaya pada roh nenek moyang yang menjadi kepercayaan mereka secara
turun menurun dan mereka ini rutin melakukan ritual dan mereka percaya
bahwa roh nenek moyang dan keluarga mereka itu tinggal didalam pohon-
pohon besar dihutan itu. Kelembagaan masyarakat disana dipimpin oleh
kepala adat dan kepala balai. Hukum adat didaerah mereka ini awal
mulanya dari kebiasaa-kebiasaan hidup mereka. Namun, disisi lain mereka
juga tetap menggunakan hukum nasional.
Sebagian besar mata pencaharian masyarakat disana adalah
Bertani.yang setiap paginya mereka pergi keladang dan kemudian manugal
hingga sore hari. Lading mereka ini biasanya berjarak 3 hingga 5 km dari
pemukiman mereka. Lalu hasil pertanian mereka tidak mereka jual sama
sekali melainkan mereka konsumsi sendiri dan hasil panennya mereka
simpan ditempat yang bernama lumbung. Dan selain Bertani mereka juga
bercocok tanam tumbuhan lain yang hasilnya itu non kayu. Masyarakat
kiyu ini memiliki ritual upacara adat secara turun menurun dan puncak
dari tradisi ritual mereka adalah aruh ganal (aruh besar) untuk syukuran
atas berhasilnya mereka panen hasil padi sesuai dengan hajat mereka.
Manugal sendiri sebenarnya adala Bertani namun dilahan kering
atau semacam daerah pegunungan. Prosesnya dengan manugal yaitu
membuat lubang ditanah dengan bantuan kayu runcing untuk nantinya
dijadikan tempat menaruh benih padi. Dan varietas padi dikomunitas
petani Dayak meratus ini sangat tinggi. Mereka telah melestarikan padi
sejak lama secara turun temurun maka dari itu Kawasan mereka inipun
telah menjadi bank gen untuk varietas padi yang sangat penting karena
padi mereka ini juga nantinya diperlukan dalam pemuliaan padi yang lebih
unggul. Selain padi mereka juga menanam palawija dan tanaman tahunan
lainnya untuk kebutuhan hidup mereka. Nah dari sini telah dapat kita lihat
dan simpulkan bahwa masyarakat Dayak meratus ini mereka melestarikan
beberapa sumber daya alam hayati. Contoh sumber daya alam hayati yang
dilestarikan adalah yang pertama tentu saja hutan kemudian padi, palawija,
tanaman non kayu (misalnya, kemiri, madu, rotan, sarang semut dan getah
damar) dan tentu saja pohon. Dan hal yang mereka lestarikan juga adalah
kebudayaan turun temurun mereka seperti ritual-ritual yang mereka
lakukan.
D. Daftar Pustaka
Effendi M., Sahrul M., Salma S.(2020). Nilai Kearifan Lokal Manugal
Masyarakat Dayak Meratus Kalimantan Selatan Pada Materi
Geografi Bidang Lingkungan Hidup (Kajian Etnografi). Jurnal
Pendidikan Sosiologi Antropologi. 2(2), 260-270.

Anda mungkin juga menyukai