A. Pendahuluan Manugal merupakan sebuah tradisi menanam padi yang dilakukan oleh masyarakat adat Dayak yang hingga saat ini masih sering dilakukan, tidak terkecuali yang dilakukan oleh masyarakat adat dayak meratus. Berkaitan dengan lingkungan, nilai luhur yang dapat dijadikan kajian dari sebuah masyarakat adat adalah kearifan lokal (local wisdom) dalam melakukan pengelolaan lingkungannya. Sebuah nilai penting yang dimiliki masyarakat adat dalam aktivitas yang berhubungan dengan eksplorasi dan eksploitasi alam. Nilai budaya yang berupa kearifan manusia dalam mengelola alam tersebutlah yang kemudian diyakini merupakan cara yang paling ampuh dalam mengelola alam. Salah satu wujud kecerdasan lokal masyarakat adat ditunjukkan dengan menjadikan hutan sebagai tempat yang dikeramatkan. Hutan dijaga dengan berbagai tabu yang berfungsi sebagai pengendali segala aktivitas manusia yang berhubungan dengan tempat tersebut. Ketaatan pada tabu yang diwariskan secara turun temurun menjadikan hutan tetap lestari. B. Metode Pada penelitian ini kami sebagai penulis menggunakan metode kualitatif dengan melakukan studi pustaka berdasarkan permasalahan yang dibahas yaitu tentang Kearifan Lokal Tradisi Manugal Masyarakat Kalimantan Selatan. C. Hasil dan Pembahasan Kawasan hutan merupakan hulu bagi sebagian besar Daerah Aliran Sungai sehingga menjadikan kawasan ini sangat penting. Karena otomatis ia adalah kawasan resapan air yang disisi lainnya kondisi lerengnya cukup terjal dan jenih tanah didaerah ini peka terhadap erosi yang membuatnya rawan longsor. Maka karena alas an inilah yang membuat masyarakat pegunungan meratus memutuskan agar Kawasan hutan meratus dijadikan hutan lindung dan dijauhkan dari pengrusakan. Dan penduduk mayoritas dikawasan ini adalah Dayak Kiyu yang mana mereka adalah masyarakat yang meyoritas agamanya adalah kaharingan atau animisme. Mereka percaya pada roh nenek moyang yang menjadi kepercayaan mereka secara turun menurun dan mereka ini rutin melakukan ritual dan mereka percaya bahwa roh nenek moyang dan keluarga mereka itu tinggal didalam pohon- pohon besar dihutan itu. Kelembagaan masyarakat disana dipimpin oleh kepala adat dan kepala balai. Hukum adat didaerah mereka ini awal mulanya dari kebiasaa-kebiasaan hidup mereka. Namun, disisi lain mereka juga tetap menggunakan hukum nasional. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat disana adalah Bertani.yang setiap paginya mereka pergi keladang dan kemudian manugal hingga sore hari. Lading mereka ini biasanya berjarak 3 hingga 5 km dari pemukiman mereka. Lalu hasil pertanian mereka tidak mereka jual sama sekali melainkan mereka konsumsi sendiri dan hasil panennya mereka simpan ditempat yang bernama lumbung. Dan selain Bertani mereka juga bercocok tanam tumbuhan lain yang hasilnya itu non kayu. Masyarakat kiyu ini memiliki ritual upacara adat secara turun menurun dan puncak dari tradisi ritual mereka adalah aruh ganal (aruh besar) untuk syukuran atas berhasilnya mereka panen hasil padi sesuai dengan hajat mereka. Manugal sendiri sebenarnya adala Bertani namun dilahan kering atau semacam daerah pegunungan. Prosesnya dengan manugal yaitu membuat lubang ditanah dengan bantuan kayu runcing untuk nantinya dijadikan tempat menaruh benih padi. Dan varietas padi dikomunitas petani Dayak meratus ini sangat tinggi. Mereka telah melestarikan padi sejak lama secara turun temurun maka dari itu Kawasan mereka inipun telah menjadi bank gen untuk varietas padi yang sangat penting karena padi mereka ini juga nantinya diperlukan dalam pemuliaan padi yang lebih unggul. Selain padi mereka juga menanam palawija dan tanaman tahunan lainnya untuk kebutuhan hidup mereka. Nah dari sini telah dapat kita lihat dan simpulkan bahwa masyarakat Dayak meratus ini mereka melestarikan beberapa sumber daya alam hayati. Contoh sumber daya alam hayati yang dilestarikan adalah yang pertama tentu saja hutan kemudian padi, palawija, tanaman non kayu (misalnya, kemiri, madu, rotan, sarang semut dan getah damar) dan tentu saja pohon. Dan hal yang mereka lestarikan juga adalah kebudayaan turun temurun mereka seperti ritual-ritual yang mereka lakukan. D. Daftar Pustaka Effendi M., Sahrul M., Salma S.(2020). Nilai Kearifan Lokal Manugal Masyarakat Dayak Meratus Kalimantan Selatan Pada Materi Geografi Bidang Lingkungan Hidup (Kajian Etnografi). Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi. 2(2), 260-270.