Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN PENGELOLAAN LIMBAH

RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT UMUM PENYANGGA PERBATASAN (RSUPP) BETUN

KABUPATEN MALAKA

2018
PEMERINTAH KABUPATEN MALAKA
RUMAH SAKIT UMUM PENYANGGA PERBATASAN (RSUPP) BETUN
Jl. Sukabihanawa No.2, Desa Kamanasa, Kec, Malaka Tengah

BETUN Kode Pos 85762

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PENYANGGA PERBATASAN


(RSUPP) BETUN

TENTANG

PANDUAN PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT


NOMOR : RSUPP.445/R/ 00113 /VI/ 208

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PENYANGGA PERBATASAN BETUN

Menimbang : a. bahwa pengelolaan limbah Rumah Sakit merupakan salah satu upaya
kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi.

b. bahwa untuk mewujudkan rumah sakit yang aman, nyaman dan sehat
serta terhindar dari infeksi nosokomial perlu dilakukan pengelolaan
limbah yang baik dan benar serta memenuhi persyaratan.

c. bahwa untuk maksud tersebut diatas perlu ditetapkan dengan Peraturan


Direktur Rumah Sakit Umum Penyangga Perbatasan Betun tentang
Panduan Pengelolaan Limbah Rumah Sakit.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009. Tentang


Kesehatan;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang


Rumah Sakit (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5072);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2017
tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
nomor 857)

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PENYANGGA


PERBATASAN (RSUPP) BETUN TENTANG PANDUAN
PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT
Kesatu : Panduan Pengelolaan Limbah Rumah Sakit sebagaimana terlampir dalam
keputusan ini.
Kedua : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai ada ketetapan
selanjutnya

Ketiga : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini
maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Betun

Pada Tanggal : 12/ 06/ 2018


DAFTAR ISI

Halaman

BAB I. DEFINISI.......................................................................................................................1

BAB II. RUANG LINGKUP.....................................................................................................3

BAB III. TATA LAKSANA......................................................................................................5

BAB IV. DOKUMENTASI.......................................................................................................9


LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PENYANGGA
PERBATASAN (RSUPP) BETUN
TENTANG : PANDUAN PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT
NOMOR : RSUPP.445/R/ 00113 /VI/2018

BAB I

DEFINISI

A. PENGERTIAN
1. Pengelolaan limbah adalah semua kegiatan, baik administratif maupun
operasional (termasuk kegiatan transportasi), melibatkan penanganan, perawatan,
mengkondisikan, penimbunan, dan pembuangan limbah.
2. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit
dalam bentuk padat, cair dan gas.
3. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat
sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah padat medis dan non
medis.
4. Limbah padat medis adalah limbah padat yang terdiri dari : limbah infeksius, limbah
patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi,
limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan
logam berat yang tinggi.
5. Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di rumah
sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang
dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.
6. Limbah cair adalah semua buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah
sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan
radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
7. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan
pembakaran di rumah sakit seperti insenerotor, dapur, perlengkapan generator,
anestesi dan pembuatan obat citotoksik.
8. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh pasien,
organisme patogen yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut
dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia
rentan.

1
9. Limbah sangat infeksius adalah limbah berasal dari pembiakan dan stock bahan
sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan dan bahan lain yang telah
diinokulasi, terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius.

B. TUJUAN
1. Melindungi petugas pembuangan limbah dari perlukaan
2. Melindungi penyebaran infeksi terhadap para petugas kesehatan
3. Mencegah penularan infeksi pada masyarakat sekitarnya
4. Membuang bahan-bahan berbahaya (bahan toksik dan radioaktif ) dengan aman.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Limbah Infeksius
Limbah yang diduga mengandung patogen (bakteri, virus, parasit dan jamur) dalam
jumlah yang cukup untuk menyebabkan penyakit pada pejamu yang rentan meliputi :
Kultur dan stok agesn infeksius dari aktivitas laboratorium.
 Limbah hasil operasi atau otopsi dari pasien yang menderita penyakit menular.
 Limbah pasien yang menderita penyakit menular dari bagian isolasi.
 Alat atau materi lain yang tersentuh orang yang sakit.
B. Limbah Patologis
Limbah patologis adalah limbah yang berasal dari jaringan tubuh manusia meliputi :
Organ tubuh, Janin, Darah, Muntahan, urin dan cairan tubuh yang lain dan jaringan
tubuh yang tampak nyata (anggota badan dan plasenta yang tidak melalui
penguburan).
C. Limbah Benda Tajam
Limbah dengan materi padat yang dapat menyebabkan luka iris atau luka tusuk
meliput :
 Jarum suntik, jarum jahit luka, pisau bedah
 Kaca sediaan ( preparat glass )
 Jarum Infus set
 Ampul / vial obat, obat dengan kemasan kaca
 Pecahan kaca dan lain-lain
D. Limbah Farmasi
Yaitu limbah yang mengandung bahan-bahan farmasi meliputi :
 Produk farmasi, obat, vaksin, serum yang sudah kadaluarsa, tumpahan obat dan
lain-lain
 Obat-obat kadaluarsa, obat yang dikembalikan oleh pasien dan limbah
yang dihasilkan selama peraciakn / produksi obat.
 Termasuk sarung tangan, masker, botol / kotak yang berisi residu dan lain-lain
E. Limbah Kimiawi
Yaitu limbah yang mengandung zat kimia yang berasal dari aktifitas diagnostik,
pemeliharaan kebersihan dan pemberian desinfektan meliput :
 Zat kimia fotografis
 Reagensia
 Solven dan lain-lain

3
F. Limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi
Limbah medis yang mengandung logam berat dalam konsentrasi tinggi termasuk
dalam sub kategori limbah berbahaya dan biasanya sangat toksik meliputi :
1) Limbah logam merkuri yang berasal dari bocoran peralatan
kedokteran (termometer dan stetoskop)
2) Tambal gigi
G. Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit
diluar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat
dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.
H. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah
sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan
radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
I. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari
kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti incenerator, dapur, perlengkapan generator.
J. Minimalisasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumah sakit untuk mengurangi jumlah
limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi bahan, menggunakan kembali
limbah (reuse) dan daur ulang limbah (recycle).
K. Incenerasi adalah proses dengan suhu tinggi untuk mengurangi isi dan berat
limbah. Proses ini biasanya dipilih untuk menangani limbah yang tidak dapat didaur
ulang, dipakai lagi, atau dibuang ke tempat pembuangan limbah atau tempat kebersihan
perataan tanah.

4
BAB III
TATA LAKSANA

A. Pengelolaaan limbah
Pengelolaan Limbah dapat dilakukan mulai dari sebagai berikut :
1. Identifikasi Limbah
a. Padat
b. Cair
c. Tajam
d. Infeksius
e. Non infeksius
2. Pemisahan
a. Pemisahan dimulai dari awal penghasil limbah
b. Pisahkan limbah sesuai dengan jenis limbah
c. Tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya
d. Limbah cair segera dibuang ke wastafel
3. Labeling
a. Limbah padat infeksius: Plastik kantong kuning, kantong warna lain tapi diikat
tali warna kuning
b. Limbah padat non infeksius: Plastik kantong warna hitam
c. Limbah benda tajam: Wadah tahan tusuk dan air
4. Packing
a. Tempatkan dalam wadah limbah tertutup
b. Tutup mudah dibuka, sebaiknya bisa dengan menggunakan kaki - Kontainer
dalam keadaan bersih
c. Kontainer terbuat dari bahan yang kuat, ringan dan tidak berkarat - Tempatkan
setiap kontainer limbah pada jarak 10 – 20 meter
d. Ikat limbah jika sudah terisi 3/4 penuh
e. Kontainer limbah harus dicuci setiap hari.
5. Penyimpanan
a. Simpan limbah di tempat penampungan sementara khusus
b. Tempatkan limbah dalam kantong plastik dan ikat dengan kuat - Beri label pada
kantong plastik limbah
c. Setiap hari limbah diangkat dari tempat penampungan sementara
d. Mengangkut limbah harus menggunakan kereta dorong khusus

5
e. Kereta dorong harus kuat, mudah dibersihkan, tertutup
f. Tidak boleh ada yang tercecer
g. Gunakan alat pelindung diri ketika menangani limbah
h. Tempat penampungan sementara harus di area terbuka, terjangkau (oleh
kendaraan), aman dan selalu dijaga kebersihannya dan kondisi kering.
6. Pengangkutan
a. Mengangkut limbah harus menggunakan kereta dorong khusus
b. Kereta dorong harus kuat, mudah dibersihkan, tertutup
c. Tidak boleh ada yang tercecer
d. Sebaiknya lift pengangkut limbah berbeda dengan lift pasien
e. Gunakan alat pelindung diri ketika menangani limbah.
7. Treatment
a. Limbah infeksius di masukkan dalam incinerator
b. Limbah non infeksius dibawa ke tempat pembuangan limbah umum
c. Limbah benda tajam dimasukkan dalam incinerator
d. Limbah cair dalam wastafel di ruang spoelhok
e. Limbah feces, urine dibuang kedalam WC.
B. Penanganan Limbah Benda Tajam
1. Jangan menekuk atau mematahkan benda tajam
2. Jangan meletakkan limbah benda tajam sembarang tempat
3. Segera buang limbah benda tajam ke Safety box,
4. Selalu buang sendiri oleh si pemakai
5. Tidak menyarungkan kembali jarum suntik habis pakai
6. Safety box benda tajam diletakkan dekat lokasi tindakan.
C. Membuang Benda-Benda Tajam
Benda-benda tajam sekali pakai (jarum suntik, jarum jahit, silet, pisau skalpel)
memerlukan penanganan khusus karena benda-benda ini dapat melukai petugas
kesehatan dan pengangkut sampah.
D. Penanganan Limbah Pecahan Kaca
1. Gunakan sarung tangan rumah tangga
2. Gunakan kertas koran untuk mengumpulkan pecahan benda tajam tersebut, kemudian
bungkus dengan kertas
3. Masukkan dalam kontainer tahan tusukan beri label.

6
E. Pembuangan Limbah Terkontaminasi
Pembuangan limbah terkontaminasi yang benar meliputi :
1. Insenerasi (pembakaran) untuk menghancurkan bahan-bahan sekaligus
mikroorganismenya. Ini merupakan metode terbaik untuk pembuangan limbah
terkontaminasi. Pembakaran juga akan mengurangi volume limbah dan memastikan
bahwa bahan-bahan tersebut tidak akan dijarah dan dipakai ulang. Bagaimanapun juga
pembakaran akan dapat mengeluarkan kimia beracun ke udara.
2. Mengubur limbah terkontaminasi agar tidak disentuh lagi.
F. Penanganan Limbah Terkontaminasi
1. Untuk limbah terkontaminasi, pakailah wadah kantong-kantong plastik yang berwarna
digunakan untuk membedakan limbah umum (yang tidak terkontaminasi dengan yang
terkontaminasi)
2. Gunakan wadah (safety box) tahan tusukan untuk pembuangan semua benda-benda
tajam. (Benda-benda tajam yang tidak akan digunakan kembali)
3. Tempatkan wadah limbah dekat dengan lokasi terjadinya limbah itu dan mudah
dicapai oleh pemakai (mengangkat-angkat limbah kemana-mana meningkatkan risiko
infeksi pada pembawanya). Terutama penting sekali terhadap benda tajam yang
membawa risiko besar kecelakaan perlukaan pada petugas kesehatan dan staf.
4. Peralatan yang dipakai untuk mengumpulkan dan mengangkut limbah tidak boleh
dipakai untuk keperluan lain
5. Cuci semua wadah limbah dengan larutan pembersih disinfektan (larutan klorin 0,5%
+ sabun) dan bilas teratur dengan air.
6. Gunakan Alat Perlindungan Diri (APD) ketika menangani limbah (misalnya sarung
tangan utilitas dan sepatu pelindung tertutup).
7. Cuci tangan antiseptik berbahan dasar alkohol tanpa air setelah melepaskan sarung
tangan apabila menangani limbah.
G. Membuang Limbah Berbahaya
Bahan kimia termasuk sisa bahan-bahan sewaktu pengepakan, bahan kadaluwarsa atau
kimia dekomposisi, atau bahan kimia tidak dipakai lagi. Bahan kimia yang tidak terlalu
banyak dapat dikumpulkan dalam wadah dengan limbah terinfeksi, dan kemudian
diinsenerasi, enkapsulasi atau dikubur. Pada jumlah yang banyak, tidak boleh
dikumpulkan dengan limbah terinfeksi. Karena tidak ada metode yang aman dan murah,
maka pilihan penanganannya adalah sebagai berikut, Insenerasi pada suhu tinggi
merupakan opsi terbaik untuk pembuangan limbah kimia.

7
H. Limbah Farmasi
Dalam jumlah yang sedikit limbah farmasi (obat dan bahan obat-obatan), dapat
dikumpulkan dalam wadah dengan limbah terinfeksi dan dibuang dengan cara yang sama
insenerasi. Perlu dicatat bahwa suhu yang dicapai dalam insenerasi kamar tunggal seperti
tong atau insinerator dari bata adalah tidak cukup untuk menghancurkan total limbah
farmasi ini, sehingga tetap berbahaya.
Jika jumlahnya banyak, limbah farmasi dapat dibuang secara metode berikut: antibiotik
dapat diinsenerasi, sisanya dikubur di tempat pemerataan tanah (gunakan insinerator
seperti untuk membuat semen yang mampu mencapai suhu pembakaran hingga 800 ºC).

8
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Pencatatan dan pelaporan dilakukan oleh Tim PPI RSUPP Betun. (Form Monitoring
pengelolaan limbah).
2. Pencatatan limbah padat infeksius yang akan dibakar dilakukan oleh petugas sanitasi.
3. Hasil monitoring limbah dilaporkan kepada Unit Terkait.

Ditetapkan di : Betun

Pada Tanggal : 12/ 06/ 2018


DIREKTUR RSUPP BETUN

dr. OKTELIN KURNIAWATI KASWADIE


PENATA
NIP. 19811016201412 2 002

Anda mungkin juga menyukai