Anda di halaman 1dari 7

KEMAMPUAN ASAP CAIR TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

(TKKS) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI


Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli

E-JURNAL

MIFTAKHUL JANNAH LIA T.S


NIM. 11010029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2015
KEMAMPUAN ASAP CAIR TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT
(TKKS) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI
Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli
Miftakhul jannah lia T.S1, Erismar Amri2, Yosmed Hidayat2
Program studi pendidikan biologi STKIP (PGRI) Sumatera Barat
e-mail: miftakhuljannah.mifta@yahoo.co.id

ABSTRAK

Liquid smoke from oil palm empty fruit bunch contains chemical substance that can be used as
antibacteria such as phenol, acetic acid and etc. The liquid smoke from oil palm empty fruit bunch
was gotten by using pyrolysis. This research aims to know about the liquid smoke from oil palm
empty fruit bunch ability in inhibiting the growth of bacteria such as S. aureus and E. coli and to
know the best concentration of the liquid smoke oil palm empty fruit bunch in inhibiting the
growth of the bacteria. Agar media used was NA (Nutrient Agar) and concentration of liquid
smoke was 1, 3, 5, and 7%. This research using paper disc method. The research finding showed
the liquid smoke oil palm empty fruit bunch can inhibiting the growth of S. aureus and E. coli
with the best concentration of the liquid smoke oil palm empty fruit bunch found in 7%.

Keywords: Liquid Smoke oil palm empty fruit bunch, antibacterial.

PENDAHULUAN dalam asap merupakan bahan yang bersifat


bakteriostatik dan bakteriosidal. Asap cair akan
Proses industri kelapa sawit di indonesia menurunkan pH sehingga dapat memperlambat
selain menghasilkan minyak dari buah kelapa pertumbuhan mikroorganisme. Pada pH 4,0
sawit juga dihasilkan limbah atau produk asap cair mampu menghambat semua bakteri
sampingan (Haji, 2013). Limbah padat yang pembusuk dan patogen.
dihasilkan dari proses industri minyak kelapa Beberapa bakteri yang sering
sawit ini salah satunya Tandan Kosong Kelapa menimbulkan infeksi pada tubuh, pencemaran
Sawit (TKKS). Adapun jumlah limbah TKKS pada makanan dan minuman yaitu bakteri
yang dihasilkan dari proses industri tersebut Escherichia coli dan Staphyloccocus aureus.
berkisar ± 23% dari tandan buah segar.Limbah Bakteri patogen seperti E. coli dapat
TKKS tersebut menyebabkan terjadinya menyebabkan diare dan infeksi pada saluran
penumpukan dan terkadang dilakukan kencing. Selain itu bakteri seperti S. aureus
pembakaran sehingga berakibat pada dapat menyebabkan makanan menjadi cepat
pencemaran lingkungan. Oleh sebab itu busuk dan menimbulkan penyakit seperti
pengolahan secara tepat perlu dilakukan seperti meningitis pada bayi yang baru dilahirkan
menjadikannya beberapa olahan seperti arang (Etjang, 2001).
aktif dan asap cair (Raharjo, 2012). Penelitian Oramahi dkk (2010),
Asap cair merupakan hasil kondensasi menyatakan asap cair TKKS dapat berperan
asap pada proses pembakaran kayu atau bahan sebagai antijamur pada Jamur Aspergillus
yang mengandung karbon serta senyawa- Niger dengan kosentrasi 3% dengan indeks
senyawa lain seperti selulosa, hemiselulosa dan fungisidal tertinggi (100%). Selanjutnya
lignin dengan menggunakan alat pirolisis. Annisa (2011), mengemukakan bahwa asap
Pirolisis merupakan suatu proses penguraian cair dari tempurung kelapa dengan kosentrasi
material berserat pada suhu tinggi tanpa kontak 2% mampu menghambat pertumbuhan bakteri
langsung dengan udara untuk menghasilkan Salmonella sp., dengan diameter15 mm dan
arang dan larutan pirognate seperti asap cair jamur Rhizhopus sp., dengan diameter zona
(Fachraniah dkk, 2009). beningnya 17 mm. Namun sejauh ini belum
Kandungan kimia dalam asap cair ada laporan penelitian tentang penggunaan
seperti fenol dan asam asetat dapat asap cair dari Tandan Kosong Kelapa Sawit
menghambat pertumbuhan mikroorganisme. (TKKS) yang dimanfaatkan sebagai bahan
Menurut Darmaji dan Ijimmoto dalam antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus
Ayudiarti dan Rodiah (2010), zat-zat yang ada aureus dan Escherichia coli. Oleh sebab itu
untuk mengetahui lebih jelas tentang negative, dan kontrol positif tersebut kemudian
kemampuan asap cair TKKS maka peneliti ambil dengan pinset lalu diamkan selama 5
tertarik untuk melihat kemampuan asap cair detik agar zat antimikroba tidak menetes lagi
Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dalam dan diletakkan di atas cawan petri yang telah
menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus berisi media NA (Nutrient Agar) dan suspensi
dan E. coli. bakteri E. coli.Hal yang samadilakukan
terhadap bakteri S. aureus. Selanjutnya cawan
METODE PENELITIAN petri ditutup dan dililit dengan plastic wrap
disekeliling cawan petri agar udara tidak keluar
Penelitian ini merupakan penelitian masuk. Kemudian beri label nama dan tanggal
eksperimen yang dilakukan pada bulan agustus pembuatan lalu cawan petri tersebut diinkubasi
tahun 2015. Sampel Tandan Kosong Kelapa selama 48 jam pada suhu 370C dalam
Sawit (TKKS) diperoleh dari PT. Bina Pratama inkubator. Selanjutnya tahap pengamatan,
Sakatojaya, Sungai Tenang, Kiliran Jao, Kota Pengamatan dilakukan dengan melihat ada atau
Sijunjung, Kabupaten Sijunjung, Sumatera tidak zona bebas bakteri (zona bening) yang
Barat. Pembuatan Asap Cair TKKS dilakukan terbentuk di sekitar cakram.Pada masing-
di laboratorium Teaching Factory jurusan masing perlakuan dilakukan pengukuran
Teknik Industri Agro di Akademi Teknologi diameter zona bening yang terbentuk di sekitar
Industri (ATI) Tabing, Padang. Pengujian daya kertas cakram dengan menggunakan jangka
hambat asap cair TKKS dilakukan di sorong.Pengukuran zona bening dilakukan
Laboratorium Biologi Kopertis Wilayah X sebanyak 3 kali pada daerah yang
Sumatera Barat, Padang. Penelitian ini terdiri berbeda.Kemudian hasil pengukuran dirata-
atas 6 perlakuan yaitu : A = Kontrol positif ratakan untuk mendapatkan diameter zona
antibiotik Fenol 1%, B = Kontrol negative bebas bakteri.Sampel yang terdapat zona
Aquades steril, C = Asap cair TKKS dengan bening dinyatakan positif dapat menghambat
konsentrasi 1%, D = Asap cair TKKS dengan pertumbuhan S. aureus dan E. coli.
konsentrasi 3%, E = Asap cair TKKS dengan Data yang telah didapat dengan metode
konsentrasi 5%, F = Asap cair TKKS dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) kemudian
konsentrasi 7% dan masing-masing dilakukan diolah secara statistik menggunakan uji
4 ulangan. ANOVA dan dilanjutkan dengan uji BNJ
Prosedur penelitian pada penelitian ini (Beda Nyata Jujur) pada taraf α 5%.
terdiri atas tahap persiapan yakni: Sterilisasi
alat dan bahan, Pembuatan kertas cakram, HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyediaan asap cair tandan kosong kelapa
sawit, Pengukuran pH asap cair, Pembuatan Berdasarkan penelitian yang telah
konsentrasi larutan asap cair, Pembuatan dilakukandidapatkan jumlah asap cair TKKS
medium Nutrient Agar (NA), Persiapan isolat setelah dipirolisis dengan suhu 3000C dan
bakteri uji (Peremajaan bakteri E. coli dan S. dibakar selama 5 jam yakni sebanyak 4990 ml.
aureus dan Pembuatan suspensi bakteri uji), Selain itu juga didapatkan tiga bentuk sisa
Pembuatan kontrol positif (fenol 1 %) dan bahan TKKS hasil pembakaran dengan
negative (aquades steril). menggunakan alat pirolisis yakni arang atau
Tahap pelaksanaan penelitian, Medium karbon sebanyak 3,10 kg, bentuk sempurna
NA yang sudah disiapkan diinokulasikan sebanyak 3,00 kg dan bentuk tidak sempurna
bakteri uji E. colidan S.aureus sebanyak 0,5 ml sebanyak 2,80 kg.
ke dalam cawan petri yang telah berisi 15 ml Hasil pengukuran pH dari masing–
media NA yang sudah padat dengan metoda masing perlakuan yang diujikan terhadap
spread plate, lalu ratakan dengan drill glass. bakteri uji yakni bakteri S. aureus dan E. coli
Lakukan hal yang sama terhadap bakteri S. dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini:
aureus. Kemudian Asap cair yang telah
diencerkan pada masing-masing kosentrasi Tabel 3. Hasil Pengukuran pH Pada Masing-
dicelupkan kertas cakram selama 10 menit Masing Perlakuan
begitu juga dengan kontrol negative dan Perlakuan pH
kontrol positifnya. Setelah masing-masing Asap cair 1% 4,75
kertas cakram terkena atau basah oleh masing- Asap cair 3% 4,62
masing konsentrasi dari asap cair, kontrol Asap cair 5% 4,60
Asap cair 7% 4,58 antibakteri, 3 = Koloni bakteri, A=
Kontrol positif (Fenol 1%) 6,01 perlakuan fenol 1%, B = Perlakuan
Kontrol negatif (Aquades steril 7,00 aquades steril, C = perlakuan asap
1%) cair 1%, D = perlakuan asap cair
3%, E = perlakuan asap cair 5%, F =
Berdasarkan hasil penelitian yang perlakuan asap cair 7%.
diperoleh dari pengamatan atau pengukuran
diameter daya hambat bakteri S. aureus dan E. Kandungan kimia dalam asap cair yang
coli didapatkan rata-rata diameter daya hambat diketahui dapat menghambat pertumbuhan
pertumbuhan bakteri yang berbeda-beda pada mikroorganisme diantaranya fenol dan asam
masing-masing perlakuan. Perbandingan rata- asetat (Fachraniah dkk, 2009). Fenol (asam
rata diameter daya hambat pertumbuhan karboksilat) digunakan secara luas sebagai
bakteri S. aureus dan E. coli pada masing- desinfektan dan antiseptik. Menurut Rahayu
masing perlakuan dapat dilihat pada tabel 4 (2015) dalam Fitri (2015) fenol dapat
dibawah ini : digunakan sebagai antiseptik pada kosentrasi
yang rendah (0,5 – 2%). Dalam menghambat
Tabel 4. Rata-rata Diameter Daya Hambat aktivitas bakteri, fenol bekerja dengan cara
Pertumbuhan Bakteri Pada Setiap mendenaturasi protein sel dan merusak
Perlakuan membran sel.Berdasarkan hal tersebut maka
Rata-rata diameter pada penelitian ini peneliti menggunakan fenol
Perlakuan daya hambat bakteri sebagai kontrol positif. Selain itu diketahui
(mm) dan notasi bahwa pada pH 4,0 asap cair mampu
S. aureus E. coli menghambat semua bakteri pembusuk dan
F (Asap cair 7%) 9,37 a 9,11 a patogen, sedangkan pada pH tinggi sekitar 6,0
E (Asap cair 5%) 8,96 ab 8,61 ab penghambatan asap cair terhadap pertumbuhan
bakteri mulai berkurang (Ayudiarti dan Rodiah,
D (Asap cair 3%) 8,83 b 8,22 bc 2010).
A (kontrol positif / 8,37 b 8,35 b Berdasarkan hasil pengukuran pH
fenol 1%) diketahui bahwa kosentrasi aquades steril
C (Asap cair 1%) 8,33 b 7,91 c memiliki pH tinggi diantara masing-masing
B (kontrol negatif/ 0 c 0 d perlakuan yakni 7 (netral) sehingga bakteri
aquades steril 1%) dapat tumbuh dan tidak dapat menghambat
Keterangan : Rata-rata diameter daya pertumbuhan bakteri uji S. aureus dan E. coli
hambatbakteri yang diikuti huruf sedangkan pH terendah diketahui terdapat pada
kecil yang sama tidak berbeda perlakuan F (asap cair 7%) yakni sebesar 4,58
nyata pada taraf α 5% yang mampu menghambat pertumbuhan
bakteri S. aureus dan E. coli.
Zona hambat yang terbentuk akibat Pada tabel 4 dapat diketahui bahwa asap
pemberian asap cair dengan kosentrasi 1%, 3%, cair dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)
5%, 7% dan kontrol positif (fenol 1%) pada berpengaruh sangat nyata dalam menghambat
pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli pertumbuhan koloni bakteri S. aureus dan E.
dapat dilihat pada gambar 1. coli. Perlakuan A, B, C, D, E berbeda nyata
dengan perlakuan F. Pada perlakuan A (fenol
A A 1%) sudah mampu menghambat pertumbuhan
F B F S. aureus dengan daya hambat sebesar 8,37
1 B
mm. Sedangkan pada bakteri E. coli perlakuan
C E A (fenol 1%) mampu menghambat
E C
2 pertumbuhan dengan daya hambat sebesar 8,35
mm. Adapun daya hambat terbesar terdapat
3 D D pada perlakuan F (asap cair 7%) dengan
a b diameter zona hambat sebesar 9,37 mm pada
Gambar 1. Zona hambat bakteri pada bakteri S. aureus dan diameter zona hambat
masing-masingperlakuan. sebesar 9,11 mm pada bakteri E. coli.
Keterangan: a bakteri S. aureus, b =
bakteri E. coli, 1 = Zona Hambat, 2
= Cakram yang mengandung
Pertimbangan penggunaan kedua DAFTAR PUSTAKA
bakteri tersebut bertujuan untuk mengetahui
spektrum dari senyawa antibakteri yang Anisah, K. 2014. Analisa komponen kimia dan
terdapat pada asap cair, dimana suatu zat dapat uji antibakteri asap cair tempurung
dikatakan berspektrum luas apabila dapat kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq)
menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif pada bakteri Staphylococcus aureus
dan positif, sedangkan suatu zat dapat dan Pseudomonas aeruginosa.
dikatakan sempit apabila hanya menghambat Skripsi. Fakultas kedokteran dan
dari salah satu bakteri, misalkan bakteri gram ilmu kesehatan : Jakarta.
negatif atau gram positif saja (Pelczar dan
Chan, 1988). Annisa. 2011. Uji Aktivitas Antioksidan Dan
Menurut Davis dan Stout (1971) dalam Antimikroba Serta Kharakterisasi
Anisah (2014) menyatakan bahwa apabila zona Asap Cair Dari Tempurung Kelapa
hambat yang terbentuk pada uji difusi agar (Coconut nucifera Linn). Skripsi.
berukuran kurang dari 5 mm, maka aktivitas Jurusan Kimia. Universitas Andalas
penghambatannya dikategorikan lemah, apabila : Padang.
zona hambat berukuran 5-10 mm dikategorikan
sedang, 10-19 mm dikategorikan kuat dan 20 Ayudiarti, D. L dan Rodiah N.S. 2010.Asap
mm atau lebih dikategorikan sangat kuat. Cair Dan Aplikasinya Pada Produk
Berdasarkan hasil pengukuran daya hambat Perikanan. Jurnal Squalen. Vol.5
pada kedua bakteri uji tersebut terhadap No.3.Balai Besar Riset Pengolahan
perlakuan A (fenol 1%), C (asap cair 1%), D Produk dan Bioteknologi Kelautan
(asap cair 3%), E (asap cair 5%), dan F (asap dan Perikanan.Diakses pada tanggal
cair 7%) yang dapat dilihat pada tabel 4, maka 12 April 2015.
dapat disimpulkan bahwa potensi
antibakterinya tergolong sedang, dan senyawa Entjang, I. 2001. Mikrobiologi Dan
atau zat yang terkandung di dalam asap cair Parasitologi. PT. Citra Bakti :
dari TKKS juga dapat digolongkan pada Bandung.
antibakteri yang berspektrum luas karena dapat
menghambat pertumbuhan bakteri gram positif Fachraniah, Fona. Z dan Rahmi. Z.
S. aureus dan bakteri gram negatif E. coli. 2009.Peningkatan Kualitas Asap
Cair Dengan Distilasi. Jurnal
KESIMPULAN DAN SARAN Reaksi (Journal of Science and
Technology).Vol 7 No.14.
Asap cair Tandan Kosong Kelapa Sawit
(TKKS) memiliki kemampuan daya hambat Fitri, L. 2015. Kemampuan Daya Hambat
bakteri yang tergolong berspektrum luas karena Beberapa Macam Sabun Antiseptik
mampu menghambat pertumbuhan bakteri S. Terhadap Pertumbuhan
aureus dan E. coli dengan aktivitas daya Staphylococcus aureus dan
hambat pertumbuhan bakteri yang tergolong Escherichia coli.
sedang. Asap cair Tandan Kosong Kelapa (Online:https://portalgaruda.org/artic
Sawit (TKKS) terbukti memiliki kosentrasi le.110727.val 3229.com). Diakses
terbaik pada kosentrasi asap cair 7% pada pada tanggal 8 Oktober 2015.
perlakuan F dengan daya hambat sebesar 9,37
mm pada bakteri S. aureus dan 9,11 mm pada Oramahi, H. A, Farah. D dan Wahdina. 2010.
bakteri E. coli. Efikasi Asap Cair Dari Tandan
Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)
mengisolasi zat aktif yang terdapat pada asap Dalam Penekanan Perkembangan
cair Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Jamur Aspergillus Niger.Jurnal
sehingga mendapatkan diameter daya hambat HPT Tropika.Vol 10No 2: 146 –
yang jauh lebih efektif dan dapat menggantikan 153.
fenol sebagai bahan antibakteri.
Pelczar dan Chan. 1988.Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Universitas Indonesia
: Jakarta.
Raharjo, S. 2012. Analisis Thermogravimetry
Limbah Padat Kelapa Sawit Dan
Potensi Konversinya Menjadi Gas
Bakar.Jurnal Teknik Lingkungan.
Vol 9 No 2 : 115-120. Universitas
Andalas : Padang.

Anda mungkin juga menyukai