4. Pengamalan sila ke-4 "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan"
Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
Selalu mengikuti pemilihan presiden dan wakil presiden, gubernur, dan walikota.
Tidak memaksakan kehendak orang lain.
Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh rasa kekeluargaan.
Dengan i'tikad yang baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil musyawarah.
Musyawarah dilaksanakan dengan akal sehat dan hati yang luhur.
Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Kesimpulan:
1. Sila kesatu, Ketuhanan Yang Maha Esa, mengajak kita untuk takwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa. Kita semua punya agama dan keyakinan. Kita tinggal menjalankan kewajiban
kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, sila ke 1 ini mengajak kita untuk menjalin
kerukunan dengan sikap saling hormat – menghormati dan bekerjasama antar pemeluk
agama. Walaupun berbeda agama, kita harus tetap menjaga kerukunan dan menjaga
kenyamanan beragama antara pemeluk agama satu dengan agama yang lainnya. Seperti
yang kita tahu, Indonesia sungguh kaya akan budaya.
2. Sila kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila kedua ini mengajak kita untuk
mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Kita harus saling membantu. Apabila ada saudara kita
yang menderita kesusahan, seperti terkena bencana alam, kita harus memberi bantuan
kepada mereka. Membantu meringankan beban mereka.
3. Sila Ketiga, persatuan Indonesia.Bagi saya, sila ketiga ini benar – benar menggambarkan
Pancasila. Bhinneka Tunggal Ika, walaupun berbeda – beda tapi tetap satu. Indonesia
dari Sabang sampai Merauke, bermacam – macam adat dan budaya, berjuta – juta
penduduk. Biar begitu, kita harus bersatu jika ada yang berniat menghancurkan
Indonesia. Kita harus berani membela mengorbankan untuk kepentingan negara apabila
diperlukan. Mungkin untuk jaman sekarang kita tidak perlu berperang menggunakan
senjata tajam, tapi dengan wawasan kita, kita bisa melawan Negara lain.
Mengharumkan nama bangsa Indonesia di dunia.
4. Sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan. Masih ada hubungannya dengan sila – sila diatas,
mengapa menyelesaikan suatu masalah harus dengan cara kekerasan? Bahkan untuk hal
yang tidak begitu penting. Semua masalah itu sebenarnya bisa kita selesaikan dengan
cara damai, bermusyawarah. Menanyakan pendapat yang satu dan yang lainnya,
dengan kepala dingin. Bermusyawarah mufakat dalam setiap pengambilan keputusan,
kita tidak boleh memaksakan kehendak kita kepada orang lain, menghormati dan
menghargai pendapat orang lain, berhati besar untuk menerima keputusan apapun
yang dihasilkan oleh musyawarah. Kita harus lebih mengesampingkan kepentingan
pribadi kita demi kebaikan bersama.
5. Sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan, suatu kata yang
sudah mulai langka di jaman sekarang ini. Yang salah dibela, yang benar ditinggalkan.
Yang punya salah besar dihukum sebentar, yang punya salah kecil dipenjara bertahun –
tahun. Banyak yang diinjak –injak hanya karena miskin atau tidak berpendidikan.
Biarpun sekarang sudah jaman emansipasi, namun masih banyak juga yang memandang
rendah terhadap kemampuan wanita. Kita harus belajar untuk menghargai orang lain.
Selain itu, untuk diri sendiri, kita juga harus bisa menyeimbangkan hak dan kewajiban
untuk diri kita.
Daftar Pustaka :
https://infindonesia.blogspot.com/2015/11/contoh-pengamalan-nilai-nilai-pancasila.html
https://www.kompasiana.com/adriow/55183924a33311af07b6642f/pengamalan-pancasila-di-
dalam-kehidupan