Anda di halaman 1dari 104

LAPORAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN KESEHATAN

MASYARAKAT DI DESA SUKABANGUN DALAM KECAMATAN DELTA


PAWAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKABANGUN

DISUSUN OLEH :

1. LUKAS DIONO 191510113


2. LILIK YUNIARSIH 192510120
3. SUBARDI 192510126
4. M. IDRIS 192510121
5. TRI EKO SUMARTO 191510116
6. ZAKARIA 192510130

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2020/2021
i

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaikan laporan Pengalaman Belajar Lapangan 1 (PBL-1)
yang dilaksanakan di Puskesmas Sukabangun.

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan kegiatan
Pengalaman Belajar Lapangan 1 (PBL-1) bagi mahasiswa Program Studi Kesehatan
Masyarakat Universitas Muhammadiyah Pontianak. Laporan ini dibuat berdasarkan
hasil kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan 1 (PBL-1) di Desa Sukabangun Dalam
Kecamatan Delta Pawan Kabupaten Ketapang wilayah kerja Puskesmas Sukabangun.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa tanpa bantuan


partisipasi dari berbagai pihak, laporan ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini kami mengucapakan terimakasih kepada :

1. Dr. Doddy Irawan, S.T., M.Eng, selaku Rektor Universitas


Muhammadiyah Pontianak.
2. Ismael Saleh, SKM, M.Sc Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pontianak
3. Abduh Ridha, SKM., MPH selaku Ketua Prodi Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Pontianak
4. Abrori, M.Kes selaku Ketua Panitia Pengalaman Belajar Lapangan
Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Pontianak
5. Iskandar Arfan, SKM., M.Kes (Epid) selaku Dosen Pembimbing
Fakultas
6. Bapak Lukas Diono selaku Kepala Puskesmas Sukabangun Kab.
Ketapang
7. Ibu Sumarmi, A.Md. Ling. selaku Staff Pembimbing Lapangan di
Puskesmas Sukabangun Kab. Ketapang
8. Ibu pemegang Program dan seluruh Staff Puskesmas yang telah
membantu dalam menyediakan data-data yang dibutuhkan
9. Bapak Harun selaku Kepala Desa Sukabangun Dalam dan ibu-ibu
kader yang sudah membantu kami.
10. Bapak RT sekeluarga dan warga sekitar posko yang telah banyak
membantu kami selama kegiatan kami disana
11. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya laporan
Pengalaman Belajar Lapangan 1 (PBL-1)

ii
Kami sadar bahwa dalam penyusunan laporan masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritikan dan saran,
agar dapat memperbaiki penulisan laporan ini dan menjadi bekal pengalaman bagi
kami untuk lebih baik dimasa yang akan datang.

Ketapang, Juli 2021

Tim penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
I.2 Tujuan Kegiatan ...................................................................... 5
I.2.1 Tujuan Umum ................................................................. 5
I.2.2 Tujuan Khusus ................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


II.1 Kajian Pustaka ....................................................................... 3

BAB III KERANGKA KONSEP


III.1 Desain Penelitian ................................................................... 6
III.2 Waktu dan Tempat Penelitian................................................ 8
III.3 Sasaran Kegiatan ................................................................... 8
III.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .......................... 10
III.5 Teknik Pengolahan dan Penyajian Data .............................. 12
III.6 Analisis Data ....................................................................... 13

BAB IV HASIL KEGIATAN


IV.1 Gambaran Lokasi Penelitian ............................................... 14

vi
IV.2 Wilayah Kerja Puskesmas ................................................... 14
IV.3 Analisis Situasi .................................................................... 16
IV.3.1 Data Primer .............................................................. 16
IV.3.2 Data Skunder............................................................ 31
IV.3.3 Data Kualitatif .......................................................... 44
IV.3.4 Justifikasi Masalah ................................................... 44
IV.3.5 Akar Masalah ........................................................... 46
IV.4 Hasil Lokakarya .................................................................. 46
IV.5 Lokasi Fokus ....................................................................... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


VI.1 Kesimpulan .......................................................................... 51
VI.2 SARAN ............................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Distribusi sampel di Desa Sukabangun Dalam

Tabel 3.1 Mata pencaharian penduduk Desa Sukabangun Dalam

Tabel 3.2 Tingkatan Pendidikan masyarakat di Desa Sukabangun Dalam

Tabel 3.3 Matriks Justifikasi Masalah Facility Base Diagnosis

Tabel 3.4 Matriks Justifikasi Masalah Kesehatan Community Base Diagnosis

Tabel 3.5 Matriks Hasil Indepth Interview

Tabel 4.1 Kode Masalah Kesehatan’

Tabel 4.2 MCUA

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Puskesmas Sukabangun

Gambar 3.2 Wilayah Desa Sukabangun Dalam

Gambar 3.3 Angka Kematian Bayi ( AKB) di wilayah kerja Puskesmas


Sukabangun

Gambar 3.4 Bayi <1 Tahun ditimbang di Desa Sukabangun Dalam

Gambar 3.5 Balita (1-4 tahun) ditimbang di Desa Sukabangun Dalam

Gambar 3.6 Anbal BGM di Desa Sukabangun Dalam

Gambar 3.7 Cakupan Vitamin A Balita

Gambar 3.8 Ibu hamil yang mendapat tablet FE di Desa Sukabangun Dalam

Gambar 3.9 Cakupan rumah sehat di Desa Sukabangun Dalam

Gambar 3.10 Cakupan jamban sehat di Desa Sukabangun Dalam

Gambar 3.11 Data akses jamban di Desa Sukabangun Dalam tahun 2020

Gambar 3.12 Angka bebas jentik di Desa Sukabangun Dalam

Gambar 3.13 Cakupan K1 dan K4 di Desa Sukabangun Dalam

Gambar 3.14 Persalinan ditolong tenaga Kesehatan di Desa Sukabangun Dalam

Gambar 3.15 Cakupan KN1-KN2 di Desa Sukabangun Dalam

Gambar 3.16 Cakupan imunisasi ibu hamil di Desa Sukabangun Dalam

Gambar 3.17 Cakupan ASI Eksklusif di Desa Sukabangun Dalam

Gambar 3.18 Peserta KB aktif di Desa Sukabangun Dalam

Gambar 3.19 Malaria dari hasil community base diagnosis

ix
Gambar 3.27 DBD dari hasil community base diagnosis

Gambar 3.28 Pneumonia dari hasil community base diagnosis

Gambar 3.29 Diare dari hasil community base diagnosis

Gambar 3.30 TBC dari hasil community base diagnosis

Gambar 3.31 BB Bayi dari hasil community base diagnosis

Gambar 3.32 BB Balita dari hasil community base diagnosis

Gambar 3.33 Jamban dari hasil community base diagnosis

Gambar 3.34 Jenis Kloset dari hasil community base diagnosis

Gambar 3.35 Saluran pembuangan tinja dari hasil community base diagnosis

Gambar 3.36 Pembuangan limbah rumah tangga dari hasil community base
diagnosis

Gambar 3.37 Pengolahan sampah dari hasil community base diagnosis

Gambar 3.38 Kebiasaan Merokok dari hasil community base diagnosis

Gambar 3.39 Cuci Tangan dari hasil community base diagnosis

Gambar 4.1 Fishbone

x
xi
1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 60 tahun 1999 Tentang


Pendidikan Tinggi, maka tujuan pendidikan dimaksud adalah menyiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik
atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau memperkaya
hasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian

Dalam rangka pelaksanaan pendidikan, proses pembelajaran yang terjadi


tidak terbatas di dalam kelas saja. Pengajaran yang berlangsung pada pendidikan
ini lebih ditekankan pada pengajaran yang menerobos di luar kelas, bahkan diluar
institusi pendidikan seperti kehidupan masyarakat. Dalam hal ini Pengalaman
Belajar Lapangan 1 (PBL-1) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
sistem program pengajaran serta merupakan wadah yang tepat untuk
mengaplikasikan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh selama
mengikuti Proses Belajar dan Mengajar (PBM).

Lahan praktik sebagai sarana belajar dan mengajar untuk mewujudkan


profesional bagi mahasiswa, dan sebagai wadah yang telah mendapatkan
pelajaran teori di kelas atau pengalaman di lapangan. Disamping itu, diharapkan
PBL dijadikan sebagai laboratorium lapangan untuk lahan pengabdian kepada
masyarakat.

Kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan dilakukan di Puskesmas


Sukabangun dengan lokus di Desa Sukabangun Dalam. Kegiatan ini berlangsung
selama kurang lebih 20 hari. Adapun rangkaian kegiatan yang dilakukan adalah
facility base diagnosis, community base diagnosisi, indepth interview, dan
lokakarya mini.
2

Dalam kegiatan ini dilakukan penyusunan 5 prioritas masalah. Adapun 5


prioritas masalah tersebut adalah Rumah tidak memiliki tempat Pembuangan
akhir tinja (Septik Tang), Membuang air limbah rumah tangga Ke sungai/ parit/
empang/ kolam/ selokan, Cakupan Balita di timbang, Cakupan Vit. A dan
Jamban Sehat

Dari ke-5 prioritas yang sudah disusun bersama, maka Rumah tidak
memiliki tempat Pembuangan akhir tinja (Septik Tang). Proses penyusunan 5
prioritas masalah dan pengambilan prioritas masalah ini dilakukan dengan
Tehnik MCUA berkoordinasi dengan pihak puskesmas, Desa, Kader dan Toko
Masyarakat/Agama.

I.2. Tujuan Kegiatan


I.2.1. Tujuan Umum
Untuk memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada
mahasiswa dalam menyelesaikan masalah kesehatan di lingkungan masyarakat
yang ada di Desa Sukabangun Dalam Kecamatan Delta Pawan.
1.2.2.Tujuan Khusus
Melalui kegiatan PBL 1 ini mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan.
1. Menganalisis situasi masalah Kesehatan Masyarakat dengan
melakukan facility base diagnosis
2. Menganalisis situasi masalah Kesehatan Masyarakat dengan
melakukan community base diagnosis
3. Menganalisis situasi masalah Kesehatan Masyarakat dengan
melakukan in-depth interview
4. Menganalisa dan mengidentifikasi prioritas masalah Kesehatan
Masyarakat diwilayah kerja Puskesmas Sukabangun khusunya
masyarakat desa Sukabangun Dalam Kecamatan Delta Pawan
Kabupaten Ketapang.
3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Kajian Pustaka


II.1.1. Situasi Desa
Kegiatan PBL 1 dilaksanakan di Desa Sukabangun Dalam, Kecamatan Delta
Pawan Kabupaten Ketapang. Luas wilayah dengan batas wilayah sebagai
berikut :
Tabel 2.1. Luas Wilayah Desa Menurut Penggunaan

Luas Permukiman 1.400 Ha/m2


Luas Persawahan 500 Ha/m2
Luas Perkebunan 400 Ha/m2
Luas Kuburan 2 Ha/m2
Luas Perkantoran Ha/m2
Luas Prasarana Umum lainnya 8,50 Ha/m2
Total Luas 2.310,5 Ha/m2
TANAH SAWAH
Sawah Irigasi Teknis Ha/m2
Sawah Tadah Hujan Ha/m2
Sawah Pasang Surut 500 Ha/m2
..................................... Ha/m2
Total Luas 500 Ha/m2

TANAH KERING
Tegal/Ladang 150,310 Ha/m2
Pemukiman 1.400 Ha/m2
Pekarangan 79,010 Ha/m2
Total Luas 1.629,32 Ha/m2

TANAH BASAH
Tanah Rawa 260 Ha/m2
Tanah Surut Ha/m2
Danau 260 Ha/m2
Total Luas 520 Ha/m2

TANAH PERKEBUNAN
Tanah Perkebunan Rakyat 400 Ha/m2
Tanah Perkebuna Negara Ha/m2
Tanah Perkebunan Swasta Ha/m2
Tanah Perkebunan Perorangan Ha/m2
4

Total Luas 400 Ha/m2

TANAH FASILITAS UMUM


Tanah Kas Desa Ha/m2
a. Kebun Desa Ha/m2
b. Sawah Desa Ha/m2
Lapangan Olahraga 0,5 Ha/m2

Perkantoran Pemerintah Ha/m2


Tempat Pemakaman Desa/Umum 2 Ha/m2
Bangunan Sekolah/Perguruan Tinggi 3 Ha/m2
Pertokoan 0,5 Ha/m2
Fasilitas Pasar Ha/m2
Jalan 0,5 Ha/m2
Daerah Tangkapan Air 2,5 Ha/m2
Usaha Perikanan 10 Ha/m2
Total Luas 19 Ha/m2

TANAH HUTAN
Hutan Lindung Ha/m2
Hutan Adat
Hutan Asli 20 Ha/m2
Hutan Lindung Ha/m2
Hutan Buatan Ha/m2
Total Luas 20 Ha/m2

II.2.2. Jumlah Penduduk

Tabel 2.2. Jumlah Penduduk


Jumlah Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan L+P
Jumlah penduduk Tahun ini 2.015..orang 1.903..orang 3.918….orang
Jumlah penduduk Tahun lalu 1.945..orang 1.811..orang 3.756….orang
Persentase perkembangan …………..% …………..% …………..%

Berikut tabel di atas menjelaskan bahwa jumlah penduduk laki-laki sebanyak


2.015 orang lebih besar bilang bidingkan dengan jumlah penduduk perempuan
yaitu 1.945 orang.
5

II.2.2. Jumlah Keluarga

Tabel 2.3. Jumlah Keluarga


KK Perempuan
Jumlah KK Laki-laki Jumlah Total
Jumlah Kepala Keluarga Tahun ini 992 KK 168 KK 1.160 KK
Jumlah Kepala Keluarga Tahun lalu 924 KK 100 KK 1.024 KK
Persentase Perkembangan .......% .........% ...........%

Berdasarkan tabel di atas bahwa jumlah kepala keluarga laki-laki sebanyak


992 KK sedangkan perempuan 168 KK. Jumlah kelah KK laki-laki lebih
besar dari pada perempuan.
6

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

III.1. Desain Penelitian

Koordinasi ke puskesmas dan desa

Pengumpulan
Pengumpulan data data sekunder
sekunder (facibility (Community
diagnosis) base Diagnosis)

Indep interview
(wawancara
mendalam)

Lokmin (loka
Penarikan
karya mini)

Berikut ini adalah uraian dari masing-masing kegiatan diatas :


1. Sebelum memulai kegiatan PBL-1 kelompok melakukan koordinasi ke
pihak puskesmas dan desa yang dilaksanakan pada tanggal 2 Februari
2021. Adapun kegiatan ini dilakukan dengan membawa surat perijinan
dari kampus menuju ke puskesmas dan desa sebagai bukti bahwa
kegiatan PBL-1 akan dilaksanakan.
2. Selanjutnya kegiatan facility base situation diagnosis dilakukan pada
tanggal 10 Februari 2021. Dalam kegiatan ini kelompok
7

mengumpulkan data sekunder berupa profil puskesmas dan data


program puskesmas, dengan berkoordinasi dengan pihak puskesmas
melalui SPL dan juga staff desa melalui kepala Desa.
3. Kegiatan comunity base diagnosis dilaksanakan pada tanggal 19 - 20
Februari 2021. Pada kegiatan ini kelompok secara langsung bertemu
masyarakat untuk melakukan wawancara. Sebelum kelompok pada
akhirnya mewawancarai warga, kelompok meminta ijin dahulu kepada
ketua RT dari masing-masing wilayah agar tidak terjadi
kesalahpahaman saat kelompok meminta data warga.
4. In-depth interview dilaksanakan pada tanggal 27 Februari 2021.
Kelompok melakukan wawancara mendalam dengan Kepala
Puskesmas Sukabangun, Kepala Desa Sukabangun Dalam, Kader, dan
Tokoh masyarakat. Sebelum wawancara dilakukan beberapa hari
sebelumnya kelompok sudah membuat janji/kontrak waktu dengan
narasumber yang akan diwawancarai agar tidak tejadi bentrok waktu
dan lainnya.
5. Sebelum kegiatan lokakarya mini dilaksanakan, kelompok melakukan
koordinasi dengan SPL terkait pengolahan data lokmin dan persiapan
acara lokmin. Sebelum lokakarya mini dilakukan kelompok terlebih
dahulu membuat undangan untuk mengundang tamu seperti staff
puskesmas, para pemegang program, SPL, kepala puskesmas, kepala
Desa, kader dan tokoh masyarakat. Kemudian kelompok
mengantarkan undangan kepada masing-masing tamu undangan dan
menjelaskan terkait lokakarya mini yang akan dilakukan.
6. Lokakarya mini dilakukan pada tanggal 19 Maret 2021. Pada kegiatan
ini kelompok bersama dengan pihak puskesmas, desa dan kader serta
tokoh agama/Masyarakat melakukan diskusi guna menentukan
prioritas masalah dan lokus.
7. Evaluasi akhir dan penarikan dilakukan bersamaan dengan kegiatan
lokakarya mini. Pada kegiatan ini dilakukan serah terima antara pihak
8

puskesmas dengan kampus yang menandakan bahwa kegiatan PBL-1


sudah selesai dilaksanakan.
III.2. Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan Pembelajaran Berbasis Lapangan 1 (PBL-1) ini dilaksanakan
pada 12 Februari 2021 – 21 Maret 2021. Tempat kegiatan Pembelajaran
Berbasis Lapangan 1 (PBL-1) di Puskesmas Sukabangun khususnya Desa
Sukabangun Dalam, Kecamatan Delta Pawan, Kabupaten Ketapang.
Adapun masing-masing kegiatan dilaksanakan sesuai jadwal sebagai
berikut :
1. Koordinasi ke puskesmas dan desa pada tanggal 2 Februari 2021
2. Persiapan posko pada tanggal 3 Februari 2021
3. Serah terima di Dinas Kesehatan pada tanggal 7 Februari 2021
4. Pengambilan data primer desa pada tanggal 10 Februari 2021
5. Community Base Diagnosis pada tanggal 19 - 20 Februari 2021
6. Facility Base Diagnosis pada tanggal 26 Februari 2021
7. Indepth Interview pada tanggal 27 Februari 2021
8. Lokakarya mini dan penarikan pada tanggal 9 Maret 2021
III.3. Sasaran Kegiatan
III.3.1. Populasi
Menurut Hartono (2011: 46), populasi dengan karakteristik tertentu
ada yang jumlahnya terhingga dan ada yang tidak terhingga. Penelitian hanya
dapat dilakukan pada populasi yang jumlahnya terhingga saja.
Populasi dalam penelitian ini adalah warga yang berada di Desa
Sukabangun Dalam sebanyak 1.160 Kepala Keluarga. Desa Sukabangun
Dalam terbagi menjadi 4 Rukun Warga dan 16 Rukun Tetangga.
III.3.2. Sampel
Sugiyono (2008: 118) menjelaskan bahwasanya Sampel memiliki arti
suatu bagian dari keseluruhan serta karakteristik yang dimiliki oleh sebuah
Populasi.
9

Jumlah sampel yang diambil adalah 100 Kepala Keluarga dari


keseluruhan jumlah populasi di Desa Sukabangun Dalam. Adapun
pengambilan sampel menggunakan rumus berikut :

Dalam perhitungan sampel peneliti menghitung sampel berdasarkan jumlah


KK per RT agar hasil yang didapatkan lebih detail. Hasil perhitungan sampel
dari 16 RT adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Distribusi sampel di Desa Sukabangun Dalam

RW RT (sampel) Total sampel per RT

RW 01 RT 001 6

RW 01 RT 002 7

RW 01 RT 003 12

RW 01 RT 004 6

RW 02 RT 005 7

RW 02 RT 006 6

RW 02 RT 007 6

RW 02 RT 008 4

RW 03 RT 009 9

RW 03 RT 010 7

RW 03 RT 011 6

RW 03 RT 012 5
10

RW RT (sampel) Total sampel per RT

RW 04 RT 013 5

RW 04 RT 014 5

RW 04 RT 015 4

III.3.3. Sasaran Masing-Masing Kegiatan


Adapun sasaran dari masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut :
a) Facility Base Diagnosis
Sasaran pada kegiatan ini adalah pihak Puskesmas Sukabangun dan
desa Sukabangun Dalam dimana didapatkan keluaran berupa profil
Puskesmas dan profil desa.
b) Community Base Diagnosis
Sasaran pada kegiatan ini adalah masyarakat dari Desa Sukabangun
Dalam dimana didapatkan keluaran berupa kuesioner yang diisi oleh
masyarakat terkait kesehatan keluarga.
c) Indepth Interview
Sasaran pada kegiatan ini adalah kepala Puskesmas, Pemegang
Program, kepala Desa, tokoh masyarakat dan kader posyandu dimana
didapatkan keluaran berupa video/rekaman suara terkait interview
mengenai kondisi kesehatan masyarakat di wilayah tersebut.
d) Lokakarya Mini
Sasaran pada kegiatan ini adalah kepala puskesmas, kepala Desa,
kader posyandu, tokoh masyarakat, staff puskesmas dan masyarakat
sekitar dimana keluaran yang didapatkan adalah penentuan prioritas
masalah di wilayah Desa Sukabangun Dalam.
III.4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
II.4.1 Teknik Pengumpulan Data
1. Data Primer (Community Base Diagnosis)
11

Menurut Suharsimi Arikunto (2013:172) pengertian data


primer adalah data yang dikumpulkan melalui pihak pertama, biasanya
dapat melalui wawancara, jejak dan lain-lain.
Data primer dalam laporan ini dikumpulkan oleh peneliti
langsung dari responden dengan melakukan wawancara
langsung,observasi dan dokumentasi.
2. Data Sekunder (Facility Base Diagnosis)
Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data (Sugiono : 2008 : 402). Data
sekunder ini merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan data
primer seperti buku-buku, literatur dan bacaan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pengawasan kredit pada suatu bank.
Data sekunder dalam laporan ini diperoleh dari Puskesmas
Sukabangun, Data Pemegang Program Puskesmas dan Kantor Lurah
Desa Sukabangun Dalam.
3. In-depth Interview
Wawancara mendalam (In-depth Interview) adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden
atau orang yang diwawncarai, dengan atau tanpa menggunakan
pedoman (guide) wawancara dimana pewawancara dan informan
terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Sutopo 2006: 72).
In-depth interview dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti
langsung kepada responden dengan melakukan wawancara langsung
dan dokumentasi.
II.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Menurut Notoatmodjo (2010) definisi instrumen penelitian adalah
alat-alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan data, instrumen
penelitian ini dapat berupa kuesioner, formulir observasi, formulir-formulir
lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya.
12

Adapun instrumen pengumpulan data yang digunakan pada kegiatan


Pengalaman Belajar Lapangan 1 (PBL-1) di Desa Sukabangun Dalam
Kecamatan Delta Pawan, yaitu kuesioner (Aplikasi Kobo ToolBox),
wawancara, dokumentasi dan observasi.
III.5. Teknik Pengolahan dan Penyajian Data
Data yang telah terkumpul kemudian diolah menggunakan Kobo
Toolbox. Pengolahan data dengan menggunakan Kobo Toolbox dilakukan
dengan cara mengisi kuesioner kesehatan masyarakat yang diperoleh saat
community base diagnosis. Kuesioner yang sudah terisi kemudian di submit
agar tersimpan di Kobo Toolbox. Dari data yang telah tersimpan kemudian
dapat diperoleh grafik dari masing-masing pertanyaan.
Tahap pengolahan dan penyajian data ini melalui beberapa tahapan,
yaitu :
a. Editing Data
Dilakukan dengan cara mengoreksi data yang telah diperoleh dari
responden, dengan cara menganalisis apakah data yang di berikan
benar-benar valid atau tidak.
b. Koding Data
Pemberian kode yang bertujuan untuk mempermudah dalam
pengelompokkan dan pengolahan data.
c. Tabulasi Data
Data yang telah diberikan skor, kemudian di jumlahkan, disusun dan
di masukkan ke dalam bentuk tabel.
d. Entry Data
Memasukkan data kedalam computer dengan menggunakan program
aplikasi SPSS.
13

III.6. Analisis Data


Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Analisis Univariat. Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap
masing-masing variabel dari hasil penelitian dan dianalisis untuk mengetahui
distribusi dan persentase dari tiap variabel. Analisis univariat dilakukan untuk
melihat distribusi frekuensi dan persentase dari masing-masing variabel. Dari
hasil penelitian dideskripsikan dalam tabel dan narasi. Analisis univariat
bertujuan untuk melihat apakah data sudah layak untuk dilakukan analisis,
melihat gambaran data yang dikumpulkan dan untuk analisis lebih lanjut.
14

BAB IV

HASIL KEGIATAN

IV.1. Gambaran Lokasi Kegiatan


IV.1.1. Geografis Puskesmas

Gambar 3.1 Puskesmas Sukabangun Kab. Ketapang

Puskesmas Sukabangun terletak di Jalan Gajah Mada No. 374 Desa


Sukabangun Dalam Kecamatan Delta Pawan Kabupaten Ketapang. Luas
wilayah kerja yang menjadi binaan Puskesmas Sukabangun secara
keseluruhan adalah 74,2 km^2. Wilayah kerja puskesmas terluas adalah Desa
Kalinilam dengan luas 34,00 km^2, sedangkan yang terkecil adalah Desa
Sukabangun Dalam dengan luas 21,15 km^2.
IV.2. Wilayah Kerja Puskesmas
Wilayah kerja Puskesmas Sukabangun terdiri atas 3 (tiga) Desa yaitu :
Desa Kalinilan, Desa Sukabangun dan Desa Sukabangun Dalam. Adapun
batasan wilayah kerja Puskesmas dengan tempat lain adalah sebagai berikut :

 Sebelah Timur : Berbatasan dengan Puskemas Sei Awan


 Sebelah Utara : Berbatasan dengan laut Jawa
 Sebelah Barat : Berbatasan dengan Puskesmas Mulia Baru
15

 Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Puskesmas Kedondong

Secara umum, wilayah kerja Puskesmas Sukabangun berdataran


rendah. Namun, perjalanan dapat ditembuh dengan baik melalui jalan darat
baik di musim hujan ataupun di musim kemarau.

IV.2.1.Gambaran Geografis

Gambar 3.2 Wilayah Desa Sukabangun Dalam

Desa Sukabangun Dalam merupakan salah satu Desa yang ada di


Kecamatan Delta Pawan Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat.
Secara geografis, Desa Sukabangun Dalam memiliki luas wilayah 2.310,5
ha/m^2 dengan topografi berupa dataran rendah seluas 10 ha/m^2 dan aliran
sungai seluas 8 ha/m^2. Ketinggian wilayah dari permukaan laut adalah 2-5
mdl. Desa Sukabangun Dalam memiliki curah hujan 3091.7 Mm dan suhu
rata-rata harian 25-35° C.
16

Jarak Desa Sukabangun Dalam ke ibukota provinsi mencapai 355,4


Km. Sedangkan dari Desa Sukabangun Dalam ke ibuota kabupaten/kota
berjarak 6 Km. Adapun batas wilayah Desa Sukabangun Dalam adalah :

Utara : Laut Karimata


Selatan : Desa Sukabangun
Timur : Sungai Pawan I
Barat : Sungai Pawan II
IV.3. Analisis Situasi
IV.3.1. Data Primer
1. KIA

Gambar IV.3.1. KIA dari hasil community base diagnosis


Menurut data yang didapatkan dari Community Base Diagnosis yang
dilakukan pada 100 responden, terdapat 62 0rang menggunakan kontrasepsi,
dan 38 responden tidak menggunakan kontrasepsi di Desa Sukabangun Dalam
tahun 2020.
17

2. Angka Kehamilan

Gambar IV.3.2. Angka Kehamilan dari hasil community base diagnosis


Menurut data yang didapatkan dari Community Base
Diagnosis yang dilakukan pada 100 responden, saat pendataan terdapat 2
0rang yang sedang hamil.
3. Status Imunisasi Ibu Hamil
18

Gambar IV.3.3. Status Imunisasi Ibu Hamil dari hasil community base
diagnosis

Menurut Community Base Diagnosis yang dilakukan pada 100


responden di Desa Sukabangun Dalam dari 2 ibu hamil yang di temukan,
terdapat 1 bumil dengan status imunisasi 2 kali, 1 bumil tidak di
imunisasi.
4. Tempat Periksa Kehamilan

Gambar IV.3.4. Tempat Periksa Kehamilan dari hasil community base


diagnosis
Berdasarkan data yang didapatkan dari Community Base
Diagnosis yang dilakukan pada 100 responden ditemukan 2 orang bumil,
dari 2 orang bumil tersebut terdapat 1 orang bumil memeriksaakan
kehamilannya di Bidan Praktek Swasta dan 1 orang bumil memeriksakan
kehamilannya di Puskesmas.
19

5. Penggunaan Kontrasepsi

Gambar IV.3.5. Tempat Periksa Kehamilan dari hasil community base


diagnosis
Berdasarkan data yang didapatkan dari Community Base Diagnosis
yang dilakukan pada 100 responden ditemukan sebanyak 62 orang merupakan
pasangan usia subur. Dari 62 0rang pasangan usia subur tersebut terdapat 22
orang menggunakan kontrasepsi suntik, 19 orang tidak menggunakan, 17
orang menggunakan pil, 2 orang menggunakan implan/susuk, 1 orang steril
dan satu orang dengan kalender.
20

6. Kesehatan Lingkungan
a. Penggunaan Jamban

Gambar IV.3.6. Jamban dari hasil community base diagnosis


Menurut data yang didapatkan dari Community Base
Diagnosis yang dilakukan pada 100 responden di Desa Sukabangun
Dalam pada tahun 2020, terdapat 96 keluarga yang menggunakan
jamban pribadi, 2 keluarga menggunakan Jamban keluarga, 2 keluarga
menggunakan WC Umum.
21

b. Jenis Kloset Yang Digunakan

Gambar IV.3.7. Jenis kloset dari hasil community base diagnosis


Menurut data yang didapatkan dari Community Base
Diagnosis yang dilakukan pada 100 responden di Desa Sukabangun
Dalam tahun 2020, di dapati bahwa seluruh rumah tangga
menggunakan kloset jenis leher angsa.

c. Pembuanagan Akhir Tinja


22

Gambar IV.3.7. Saluran pembuangan tinja dari hasil community base


diagnosis
Berdasarkan data yang diperoleh dari Community Base
Diagnosis yang dilakukan pada 100 responden, terdapat 92 Rumah
tangga yang memiliki saluran buangan akhir tinja dengan jenis septik
tank, terdapat 7 rumah tanggayang membuang langsung ke
parit/selokan, serta terdapat 1 rumah tangga dengan cubluk.

d. Sumber Air Utama

Gambar IV.3.8. Sumber Air Utama dari hasil community base


diagnosis
Berdasarkan data yang diperoleh dari Community Base
Diagnosis yang dilakukan pada 100 responden, terdapat 74 keluarga
yang menggunakan air sumur gali, terdapat 47 rumah tangga yang Air
isi ulang, terdapat 8 keluarga yang memnggunakan air sumur bor,
terdapat 8 keluarga yang menggunakan Air kemasan, serta terdapat 2
keluarga yang menggunakan PDAM.
23

e. Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga

Gambar IV.3.9. Pembuangan limbah rumah tangga dari hasil


community base diagnosis
Menurut Community Base Diagnosis yang dilakukan pada 100
responden di Desa Sukabangun Dalam tahun 2020, terdapat 52 rumah
tangga yang membuang air limbah rumah tangga ke
sungai/parit/empang/selokan, terdapat 38 rumah tangga yang
membuang air limbah rumah tangga ke jalan/halaman /perkarangan,
serta 10 rumah tangga yang membuang air limbah rumah tangga ke
saluran khusus.
24

f. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Gambar IV.3.10. Pengolahan sampah dari hasil community base


diagnosis
Menurut data yang didapatkan dari Community Base
Diagnosis yang dilakukan pada 100 responden di Desa Sukabangun
Dalam tahun 2020, terdapat sebanyak 95 keluarga yang mengelola
sampah rumah tangga dengan cara dibakar , terdapat sebanyak 4
Keluarga yang mengelola sampah Rumah Tangga dengan cara
dibuang kesungai/parit/laut, serta terdapat 7 Keluarga yang mengelola
sampah Rumah Tangga dengan cara dibuang ke dalam lubang dan di
timbun.
25

7. Perilaku dan Pencarian Pelayanan Kesehatan

Gambar IV.3.11. Pencarian Pelayanan Kesehatan dari hasil community


base diagnosis

Menurut data yang didapatkan dari Community Base


Diagnosis yang dilakukan pada 100 responden di Desa Sukabangun
Dalam tahun 2020, terdapat sebanyak 77 keluarga yang menggunakan
fasilitas kesehatan jika ada anggota keluarga yang sakit, terdapat 12
Keluarga yang apabila ada keluarga yang saki tidak diobati, terdapat
10 Keluarga yang menggunakan dokter jika ada anggota keluarga yang
sakit. Serta terdapat 10 keluarga yang menggunakan mantri/perawat
jika ada anggota keluarga yang sakit.
26

8. Kepemilikan Jaminan Kesehatan

Gambar IV.3.12. Kepemilikan Jaminan Kesehatan dari hasil


community base diagnosis
Menurut data yang didapatkan dari Community Base
Diagnosis yang dilakukan pada 100 responden di Desa Sukabangun
Dalam tahun 2020, terdapat sebanyak 39 keluarga yang memiliki
BPJS Mandiri, terdapat sebanyak 20 Keluarga yang memiliki BPJS
Miskin, terdapat 20 Keluarga yang tidak memiliki jaminan kesehatan,
terdapat 19 keluarga yang memiliki BPJS tenaga kerja/ ASN, serta
terdapat 2 keluarga yang memiliki Asuransi lainnya.
27

9. Kebiasaan Merokok

Gambar IV.3.13. Kebiasaan merokok dari hasil community base


diagnosis
Menurut data yang diperoleh dari Community Base Diagnosis
yang dilakukan pada 100 responden di Desa Sukabangun Dalam tahun
2020, terdapat 60 Keluarga dimana ada 1 anggota keluarga yang
merokok, terdapat 29 keluarga yang tiadak ada perokok, terdapat 9
keluarga dinana ada 2 anggota keluarga yang merokok, serta terdapat 2
keluarga dimana ada lebih dari 2 orang anggota keluarga yang
meokok.
28

10. Kebiasaan Merokok Dalam Rumah

Gambar IV.3.14. Kebiasaan merokok dalam rumah dari hasil


community base diagnosis
Menurut data yang diperoleh dari Community Base Diagnosis
yang dilakukan pada 100 responden di Desa Sukabangun Dalam tahun
2020, dimana ditemukan ada 71 Keluarga yang memiliki 1atau lebih
anggota keluarga yang merokok, dari 71 keluarga tersebut, yang mana
57 keluarga memiliki kebiasaan merokok saat bersama anggota
keluarga lain, terdapat 10 keluarga yang memiliki anggota perokok
yang tidak merokok didalam rumah, serta terdapat 4 keluarga yang
memiliki kebiasaan merokok saat tidak bersama anggota keluarga lain.
29

11. Kebiasaan Mencuci Tangan dengan Sabun

Gambar IV.3.15. Cuci tangan dari hasil community base diagnosis


Menurut data yang didapatkan dari Community Base
Diagnosis yang dilakukan pada 100 responden di Desa Sukabangun
Dalam tahun 2020, terdapat sebanyak 100 sampel yang memiliki
kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, terdapat 74
sampel yang memiliki kebiasaan mencuci tangan dengan sabun setelah
dari jamban, terdapat 60 sampel yang memiliki kebiasaan mencuci
tangan pakai sabun pada saat sebelum menyiapkan makan keluarga,
terdapat 33 sampel yang memiliki kebiasaan mencuci tangan pakai
sabun pada saat setelah memegang hewan/ dari sawah, serta terdapat
26 sampel yang memiliki kebiasaan mencuci tangan pakai sabun pada
saat sebelum menyuapi anak.
30

12. Ketersediaan Tanaman Obat Keluarga

Gambar IV.3.16. Ketersediaan Tanaman Obat Keluarga dari hasil


community base diagnosis

Menurut data yang didapatkan dari Community Base


Diagnosis yang dilakukan pada 100 responden di Desa Sukabangun
Dalam tahun 2020, terdapat 70 rumah yang tidak memiliki ketersediaan
tanaman obat keluarga, dan 30 rumah yang memiliki tanaman obat
keluarga.
31

IV.3.2. Data Skunder


1. Mortalitas (AKB,AKI,AKABA)
A. AKB
1.2

0.8

0.6

0.4

0.2

0
2018 2019 2020

Gambar IV.3.17. Angka Kematian Bayi (AKB) di wilayah kerja


Puskesmas Sukabangun
Kasus kematian bayi (AKB) yang ditemukan atau dilaporkan
tahun 2018 dan tahun 2019 tidak ditemukan kasus kematian bayi,
pada tahun 2020 ditemukan kasus 1 (satu) kasus kematian bayi di
desa Sukabangun Dalam.
Kasus Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Balita
(AKABA) pada tahun 2018 hingga 2020 tidak ditemukan kasus
kematian ibu maupun kematian balita.
32

2. Morbiditas (10 penyakit terbesar)


Adapun dari jenis beberapa jenis kunjungan yang datang juga
kami tampilkan beberapa kasus yang sering timbul atau sering terjadi
di puskesmas adalah sebagai berikut :

10 MACAM PENYAKIT TERBANYAK


PUSKESMAS SUKABANGUN TAHUN 2019
Infeksi pernapasan atas
akut dan tak terinfeksi

Pengawasan Kehamilan
45.00% 11.78% Normal
8.32%
Hypertensi Esensial
8.28%

Gastritis tidak
terapeksipiksi
2.59%
6.57%
3.76% 4.32% 4.52% 4.88% Kelainan Metabolisme
Stingolipid dan kelainan
lain
Diabetis Militus

Gambar IV.3.18. Grafik 10 (Sepuluh) Penyakit terbesar di wilayah


kerja Puskesmas Sukabangun

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa kasus angka kesakitan


Infeksi pernafasan akut dan tak terinfeksi merupakan penyakit yang
sering terjadi di wilayah kerja puskesmas dengan persentasi mencapai
45%. maka dari pada itu pada tahun ini kami banyak berkosentrasi
pada penanganan kasus common cold/ nasopharingitis acut ( Ispa )
dengan mengadakan penyuluhan – penyuluhan tentang penyakit
menular serta mengadakan kegiatan di sekolah dan posyandu yaitu
gerakan cuci tangan pakai sabun di wilayah kerja Puskesmas. Menurut
penelitian dengan gerakan cucitangan pakai sabun dapat menurunkan
angka kesakitan.
33

3. Gizi
a. Bayi <1 tahun ditimbang

80 73
70 64
59 59
60
50
38 38 Jumlah Bayi
40
30 Jumlah Ditimbang
20
10
0
2018 2019 2020

Gambar IV.3.18. Bayi <1 tahun ditimbang di Desa Sukabangun


Dalam
Dari data diatas diketahui Pada tahun 2018 tercatat sebanyak
64 (88%) bayi <1 tahun yang ditimbang, Pada tahun 2019 tercatat
sebanyak 38 (100%) bayi <1 tahun yang ditimbang dan pada tahun
2020 tercatat sebanyak 59 (100%) bayi <1 tahun di daerah Desa
Sukabangun Dalam yang ditimbang.

b. Balita (1-4 tahun) ditimbang

400 374 374


350
302
300
250
200 Jumlah Balita
149 162
150 Jumlah Ditimbang

100 62
50
0
2018 2019 2020
34

Gambar IV.3.19. Balita (1-4 tahun) ditimbang di Desa Sukabangun


Dalam
Pada tahun 2018 tercatat ada 374 balita dan 149 balita (39,8%)
ditimbang, pada tahun 2019 tercatat sebanyak 162 balita atau
43,3% dari 374 ditimbang, dan pada tahun 2020 dari 302 balita
sebanyak 62 balita (20,5%) ditimbang. Berdasarkan uraian data
tersebut dapat dilihat terus terjadi penurunan angka penimbangan
balita di Desa Sukabangun Dalam. Berdasarkan data yang
diperoleh maka penimbangan balita usia 1-4 tahun menjadi
masalah karena tidak mencapai target nasional yaitu 80%.

c. ANBAL BGM

18
16
16
14
12
10
8 Series 1
6
4 3
2
2
0
2018 2019 2020

Gambar IV.3.20 Anbal BGM di Desa Sukabangun Dalam


Berdasarkan gambar 3.13 diatas dapat dilihat bahwa jumlah
balita BGM di Desa Sukabangun Dalam pada tahun 2018 terdapat
16 anak balita BGM, pada tahun 2019 terdapat 2 anak Balita BGM
dan tahun 2020 terdapat 3 anak balita BGM. Berdasarkan data
tersebut maka anak balita BGM tidak menjadi masalah karena
sesuai dengan target nasional yaitu kasus dibawah 5%. Sedangkan,
35

untuk kasus bayi BGM tidak ditemukan di Desa Sukabangun


Dalam.

d. Vitamin A

400 371
333 340 335
350
300 266
250
205
200 Jumlah Balita
150 Jumlah Mendapat Vit. A
100
50
0
2018 2019 2020

Gambar IV.3.21. Cakupan Vitamin A Balita


Cakupan Vitamin A balita di Desa Sukabangun Dalam pada
tahun 2018 tercatat sebanyak 205 balita atau 61,6% dari 333 balita
yang ada. Pada tahun 2019 dari 340 balita tercatat sebanyak 335
balita (98,5%) mendapat vitamin A dan pada tahun 2020 tercatat
sebanyak 226 balita atau 71,7% dari 371 balita yang mendapat
vitamin A. Berdasarkan data yang diperoleh, maka pemberian
vitamin A belum mencapai target nasional yaitu 80%. Hal ini
bekaitan dengan kondisi pandemi covid dimana keguatan
posyandu untuk sementara di hentikan.
36

e. Tablet FE Bumil

90 84
80
80
70 66 67

60
50
FE 1
40
FE 2
30 23 21
20
10
0
2018 2019 2020

Gambar IV.3.22. Ibu hamil yang mendapat tablet FE di Desa


Sukabangun Dalam
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat jumlah ibu hamil yang
mendapatkan tablet FE di Desa Sukabangun Dalam. Pada tahun
2018 tercatat ada 84 ibu hamil, sebanyak 23 ibu (27,4%) mendapat
FE 1 dan 21 ibu (25%) mendapat FE 3. Jumlah ibu hamil pada
tahun 2019 sebanyak 86 orang, sebanyak 66 ibu hamil (76,7%)
mendapat FE 1 dan 67 ibu (77,9%) mendapat FE 3, Sedangkan,
pada tahun 2020 terdapat 85 ibu hamil, sebanyak 85 ibu (98,8%)
mendapat FE1 dan 80 ibu (94,1%) mendapat FE3. Berdasarkan
data yang diperoleh, maka pemberian tablet FE pada ibu hamil
tidak menjadi masalah karena mencapai target nasional yaitu 90%.
37

f. Lingkungan

a. Rumah Sehat
1200
968 988 970
1000

800

600 Jmlh. Diperiksa


400 Rumah Sehat
400 350 325

200

0
2018 2019 2020

Gambar IV.3.23. Cakupan rumah sehat di Desa Sukabangun


Dalam
Angka cakupan rumah sehat pada tahun 2018 dari jumlah
rumah yang diperiksa 968 rumah, yang dapat dinyatakan sehat
sebanyak 350 rumah atau (36%), Pada tahun 2019 sebanyak 988
rumah yang diperiksa dan yang dapat dinyatakan sehat sebanyak
400 rumah (40%). Sedangkan pada tahun 2020 dari 970 rumah
yang diperiksa dan yang dinyatakan sehat sebanyak 325 rumah
atau (34%). Berdasarkan data diatas maka cakupan rumah sehat di
Desa Sukabangun Dalam belum mencapai target nasional yaitu
80% di tahun 2020.
38

b. Jamban Sehat

1200
988 977
1000
852 852 859
804
800

600 Jmlh. Diperiksa


Jamban Sehat
400

200

0
2018 2019 2020

Gambar IV.3.24. Cakupan jamban sehat di Desa Sukabangun


Dalam
Angka cakupan jamban sehat pada tahun 2018 dari jumlah rumah
yang diperiksa 852 jamban, yang dapat dinyatakan sehat sebanyak
852 jamban atau (100%), Pada tahun 2019 sebanyak 988 jamban
yang diperiksa dan yang dapat dinyatakan sehat sebanyak 977
jamban (98,9%). Sedangkan pada tahun 2020 dari 859 jamban
yang diperiksa dan yang dinyatakan sehat sebanyak 804 jamban
atau (93,6%). Berdasarkan data diatas maka cakupan jamban sehat
di Desa Sukabangun Dalam sudah mencapai target nasional yaitu
80% di tahun 2020.
39

c. Angka Bebas Jentik

663
700
600
500 396
400 Jmlh Diperiksa
267 267
300 Bebas Jentik
172 172
200
100
0
2018 2019 2020

Gambar IV.3.25. Angka Bebas Jentik di Desa Sukabangun Dalam


Angka cakupan ABJ pada tahun 2018, dari jumlah rumah
sebanyak 267 rumah yang diperiksa ada 172 rumah (64,4%) yang
dinyatakan bebas jentik. Pada tahun 2019 dari 267 rumah yang di
periksa terdapat 172 (64,4%) yang dinyatakan bebas jentik
sedangkan Pada tahun 2020 dari 663 rumah yang diperiksa,
sebanyak 396 rumah (59,7%) dinyatakan bebas jentik.

g. KIA dan KB
1. Cakupan K1&K4

250
200 59
34 K4
150 84
57 66 K1
100 4
Jumlah Bumil
50 84 84 85

0
2018 2019 2020

Gambar IV.3.26. Cakupan K1 dan K4 di Desa Sukabangun Dalam


40

Pada tahun 2018 terdapat 84 ibu hamil, 4 ibu ( 4,8%)


diantaranya melakukan kunjungan K1 dan 57 ibu (67,9%)
melakukan kunjungan K4. Pada tahun 2019 tercatat ada 84 ibu
hamil, 66 ibu (78,6%) diantaranya melakukan kunjungan K1 dan
34 ibu (40,5%) melakukan kunjungan K4. Sedangkan pada tahun
2020, dari 85 ibu hamil, 84 ibu (98,8%) diantaranya melakukan
kunjungan K1 dan 59 ibu (69,4%) melakukan kunjungan K4.
Berdasarkan data yang diperoleh terdapat masalah pada cakupan
K4 di Desa Sukabangun Dalam. Dimana angka cakupan tidak
sudah mencapai target nasional yaitu 90%.

2. Persalinan Ditolong Nakes

80 79
80
70
57
60 53 53
50
37 Jmlh. Persalinan
40
Ditolong Nakes
30
20
10
0
2018 2019 2020

Gambar IV.3.27. Persalinan ditolong tenaga kesehatan di Desa


Sukabangun Dalam
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Desa pada
tahun 2018 sebanyak 53 persalinan atau (100%) dari 53 persalinan.
Pada tahun 2019 dari 80 persalinan, 37 persalinan (46,3%)
diantaranya ditolong oleh tenaga kesehatan. Sedangkan pada tahun
2020, dari 79 persalinan, 57 persalinan atau (72,2%) diantaranya
ditolong oleh tenaga kesehatan. Berdasarkan data diatas maka
41

persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan masih menjadi


masalah karena tidak mencapai target nasional yaitu 100%.

3. Cakupan KN1-KN2

70 61
59
60
46 48
50
37 36
40 KN 1

30 KN2

20
10

0
2018 2019 2020

Gambar IV.3.28. Cakupan KN1-KN2 di Desa Sukabangun Dalam


Pada tahun 2018, terdapat 46 kunjungan KN1 dan 48
Kunjungan KN2 pada tahun 2019. terdapat 37 kunjungan KN1 dan
36 Kunjungan KN2 Sedangkan, pada tahun 2020 jumlah
kunjungan KN1 sebanyak 59 dan kunjungan KN2 sebanyak 61.
42

4. Imunisasi Bumil

40
40
35
28
30 26 TT 1
25 22 22 TT 2
20 17 TT 3
13 14
15 12 12 TT 4
8 TT 5
10
5 2
0 0 0
0
2018 2019 2020

Gambar IV.3.29. Cakupan imunisasi ibu hamil di Desa


Sukabangun Dalam
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat cakupan imunisasi ibu
hamil di Desa Sukabangun Dalam pada tahun 2018 adalah 2 ibu
melakukan imunisasi TT1, 8 ibu melakukan imunisasi TT2, 26 ibu
melakukan imunisasi TT3, 17 ibu melakukan imunisasi TT4 dan 2
ibu melakukan imunisasi TT5. Pada tahun 2019 tidak ada ibu yang
melakukan imunisasi TT1, namun 22 ibu melakukan imunisasi
TT2, 40 ibu melakukan imunisasi TT3, 28 ibu melakukan
imunisasi TT4 dan 13 ibu melakukan imunisasi TT5. Sedangkan
pada tahun 2020 tidak ditemukan ibu yang melakukan imunisasi
TT1 dan TT2, Untuk Imunisasi TT3 sebanyak 14 ibu melakukan,
untuk imunisasi TT4 sebanyak 12 ibu dan Imunisasi TT5 sebanyak
22 ibu.
43

5. ASI Ekslusif

ASI Ekslusif
140
150

100
58

50 29

0
2018 2019 2020

Gambar IV.3.30. Cakupan ASI Eksklusif di Desa Sukabangun


Dalam
Cakupan ASI Eksklusif di Desa Sukabangun Dalam pada tahun
2018 adalah sebanyak 58 bayi diberi ASI Eksklusif. Pada tahun
2019 terdapat 140 bayi yang diberi ASI Eksklusif, sedangkan pada
tahun 2020 terdapat 29 bayi yang diberi ASI Eksklusif. Dalam hal
ini jika dipresentasekan maka cakupan ASI eksklusif tidak
mencapai target nasional yaitu 90%.

6. Peserta KB Aktif

1189
1200
1000 850
701
800
531 Jmlh. PUS
600
KB Aktif
400
169 111
200
0
2018 2019 2020

Gambar IV.3.31. Peserta KB aktif di Desa Sukabangun Dalam


44

Pada tahun 2018 terdapat 169 pasangan usia subur (PUS), dari
jumlah tersebut 111 PUS (65,7%) merupakan peserta KB aktif.
Pada tahun 2019, dari 701 PUS, terdapat 531 PUS (75,7%) peserta
KB aktif. Sedangkan, dari 1189 PUS di tahun 2020, terdapat 850
PUS (71,5%) merupakan peserta KB aktif. Berdasarkan data yang
diperoleh maka peserta KB aktif di Desa Sukabangun Dalam
sudah mencapai target nasional yaitu 70%.

IV.3.3. Data Kualitatif


1. Hasil In-depth Interview
Tabel IV.3.32. Matriks hasil indepth interview

NO NARASUMBER PERNYATAAN
1 Kepala Puskesmas • Jamban Sehat (Septiktang)
Sukabangun • PTM
• Pengolahan Sampah
• Pembuangan Limbah Cair
2 Kepala Desa • Kesadaran membuang sampah
Sukabangun • Air Bersih/minum
Dalam • Septik Tang
• Aktifitas Fisik
3 Kader Posyandu Kesadaran Masyarakat untuk datang ke
Posyandu hanya pada saat imunisasi saja
4 Tokoh Masyarakat • Peran karang Taruna (-) aktif
• Penangan TPS tdk ada
penjemputan sampah.
• Aktifitas Fisik tidak teratur

IV.3.4. Justifikasi Masalah Kesehatan


Tabel IV.3.33. Matrik Justifikasi Masalah Kesehatan Community Base
Diagnosis

NO MASALAH KETERANGAN
1 Diare Terdapat 7 kasus diare dalam dalam 1 bulan
(Februari) terahkir
2 Diabetes Terdapat 6 kasus Diabetes dalam 1 bulan
(Februari) terahkir
45

NO MASALAH KETERANGAN
3 Jantung Terdapat 4 kasus Jantung dalam 1 bulan
(Februari) terahkir
4 Hipertensi Terdapat 21 kasus hipertensi dalam 1 bulan
(Februari) terahkir
5 Tipoid Terdapat 2 kasus dalam 1 bulan (Februari)
terahkir
6 Kontrasepsi Terdapat 19 Ibu PUS tidak menggunakan alat
Kontrasepsi dalam 1 bulan (Februari) terahkir
7 Pembuangan akhir Terdapat 8 Rumah tidak memiliki tempat
Tinja Pembuangan akhir tinja
8 Pembuangan Terdapat 52 Rumah yang membuang air limbah
limbah cair rumah rumah tangga Ke sungai/ parit/ empang/ kolam/
tangga selokan
9 Pengolahan Terdapat 95 Rumah yang pengolahan sampah
sampah rumah rumah tangga dengan cara membakar
tangga
10 Jaminan Kesehatan Terdapat 20 Keluarga yang tidak memiliki
jaminan kesehatan
11 Kebiasaan Terdapat 71 Keluarga yang melakukan kegiatan
merokok merokok
12 Cuci tangan Kesadaran cuci tangan yang masih rendah
46

IV.3.5. Akar Masalah

Gambar 4.1 Diagram Fishbone

IV.4. Hasil Lokakarya


1. Prioritas Masalah
Tabel 4.1 Kode masalah kesehatan

KODE MASALAH KESEHATAN


MS-1 Rumah tidak memiliki tempat Pembuangan akhir tinja
(Septik Tang)
MS-2 Membuang air limbah rumah tangga Ke sungai/ parit/
empang/ kolam/ selokan
MS-3 Cakupan Balita di timbang
MS-4 Cakupan Vit. A
MS-5 Jamban Sehat
47

Tabel 4.2 MCUA

BOBOT
NO PARAMETER MS-
MS-1 MS-2 MS-3 MS-4
5
1 EMERGENCY 9 9 8 8 8
2 GREETS MEMBER 9 8 9 9 8
3 EXPANDING SCOPE 8 8 8 8 8
4 FEASIBILITY 9 8 7 7 8
5 POLICY 9 7 5 4 2
JUMLAH SKOR 132 124 119 118 114
RANKING 1 2 3 4 5

Berikut ini adalah uraian dari masing-masing nilai yang


diberikan pada tabel MCUA (nilai yang diberikan berdasarkan
pertimbangan dari hasil facility base diagnosis, community base
diagnosis, indepth interview dan lokakarya mini) :
1. Rumah tidak memiliki tempat Pembuangan akhir tinja (Septik
Tang)
a. Emergency, yaitu skor 9 yang artinya sedang dimana masalah
ini tidak terlalu gawat dikarenakan masalah ini tidak
menimbulkan kematian
b. Greets member, yaitu skor 9 yang artinya sedang karena terjadi
penurunan kasus di tahun 2020
c. Expanding scope, yaitu skor 8 yang artinya kurang meluas
karna masalah ini tidak begitu banyak berdampak pada
masalah lain diluar sektor kesehatan
d. Feasibility, yaitu skor 9 yang artinya sulit karna masih ada
masyarakat yang tidak memiliki jamban
48

e. Policy, yaitu skor 9 yang artinya tidak ada perhatian namun


sudah ada kebijakan dimana hal ini juga disebabkan oleh
kurangnya kepemilikan jamban
2. Membuang air limbah rumah tangga Ke sungai/ parit/ empang/
kolam/ selokan
a. Emergency yaitu skor 9 yang berarti gawat, karena bayi yang
tidak diberi ASI eksklusif dapat menyebabkan terjadinya
stunting.
b. Greets member yaitu skor 8 yang artinya gawat, karena
berdasarkan data puskesmas menunjukkan bahwa terjadi
penurunan pemberian ASI eksklusif dari tahun ke tahun
c. Expanding scope yaitu skor 8 yang artinya tidak meluas,
masalah tersebut tidak berpengaruh terhadap masalah lain
diluar sektor kesehatan
d. Feasibility yaitu skor 8 yang artinya sulit, dimana masalah
tersebut cukup sulit untuk di selesai kan karna daerah Desa
Sukabangun Dalam merupakan daerah perkotaan sehingga
sebagian besar ibu bekerja
e. Policy yaitu skor 7 yang artinya sudah ada perhatian dan ada
program kebijakan yang sudah diberlakukan untuk
permasalahan ini
3. Cakupan Balita di timbang
a. Emergency yaitu skor 8 yang artinya pada masalah tersebut
tergolong sedang karena angka bebas jentik tidak terlalu fatal
bagi masyarakat karena tidak menimbulkan kematian.
b. Greets member yaitu skor 9 yang artinya dari 84 % rumah
yang di periksa,terdapat sekitar 64 % rumah yang bebas
jentik. Yang artinya tidak begitu banyak masyarakat yang di
rumahnya ada jentik.
49

c. Expanding scope yaitu skor 8 yang artinya masalah ini tidak


berpengaruh besar terhadap masalah lain diluar sektor
kesehatan.
d. Feasbility yaitu skor 7 yang artinya dapat dilakukan karena ini
tergantung dari bagaimana seorang tenaga kesehatan
memberikan edukasi dan mampu membuat masyarakat sadar.
e. Policy yaitu skor 5 yang artinya sangat diperhatikan dan ada
program dimana pemerintah membuat program yang bekerja
sama dgn puskesmas untuk mendata pningkatan maupun
penurunan abj.
4. Cakupan Vit. A
a. Emergency yaitu skor 8 yang artinya tidak gawat karena
belum terlihat dampak buruk akan pembuangan air limbah
yang sembarangan.
b. Greets member yaitu skor 9 yang artinya tidak gawat dimana
pada data primer diketahui bahwa tidak begitu banyak
masyarakat yang membuang limah rumah tangga
sembarangan.
c. Expanding scope yaitu skor 8 yang artinya artinya masalah ini
tidak berpengaruh besar terhadap masalah lain diluar sektor
kesehatan.
d. Feasbility yaitu skor 7 yang artinya dapat dilakukan karena ini
trgantung dari bagaimana seorang tenaga kesehatan
memberikan edukasi dan mampu membuat masyarakat sadar.
e. Policy yaitu skor 4 yang artinya tidak ada perhatian tpi ada
kebijakan, dimana berdasarkan data primer dapat dilihat
bahwa masih ada masyarakat yang membuang air limbah
tidak pada tempatnya.
50

5. Jamban Sehat
a. Emergency yaitu skor 8 yang artinya gawat, dimana akibat dari
jamban yang tidak sehat dapat menimbulkan berbagai macam
penyakit dan berdampak pada banyak orang akibat tinja yang
langsung jatuh kesungai
b. Greets member yaitu skor 8 yang artinya gawat karena pada
masyarakat tepi sungai masih menggunakan wc cemplung
tanpa septik tank
f. Expanding scope yaitu skor 8 yang artinya masalah ini tidak
berpengaruh besar terhadap masalah lain diluar sektor
kesehatan.
c. Feasbility yaitu skor 8 yang artinya sangat sulit karena sulit
untuk membuat masyarakat sadar pentingnya jamban sehat
serta pembuatan septiktank yang mahal untuk DAS.
d. Policy yaitu skor 2 yang artinya tidak ada perhatian tapi ada
kebijakan dimana kurangnya perhatian dari masyarakat
mengenai pentingnya jamban sehat dan juga keterbatasan dana,
namun untuk masalah ini sudah ada kebijakan dari pemerintah
setempat
- Prioritas masalah

Dari hasil MCUA 5 prioritas masalah dan berdasarkan diskusi bersama


dengan pihak puskesmas, desa, kader dan seluruh peserta lokakarya mini,
maka prioritas masalah yang diambil adalah Rumah tidak memiliki tempat
Pembuangan akhir tinja (Septik Tang)
IV.5. Lokasi Fokus
Berdasarkan hasil facility base dan community base maka diambil
lokasi kasus Desa Sukabangun Dalam. Lokasi kasus dari prioritas masalah
adalah Desa Sukabangun Dalam khususnya masyarakat yang tinggal di
pinggiran sungai.
51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan
Dari penjabaran hasil perolehan data baik dari data sekunder (Facility
Based), data primer (Community Based) , dan wawancara mendalam (Indepht
Interview), dapat dbuat kesimpulan bahwa dari keseluruhan masalah
kesehatan masyarakat yang diperoleh, masalah tersebut dikelompokkan
menjadi 5 prioritas masalah yakni rendahnya ABJ, rendahnya cakupan ASI
ekslusif, pengelolaan limbah rumah tangga, Diare dan kurangnya akses
jamban sehat. 5 prioritas masalah kesehatan masyarakat tersebut kemudian di
musyawarahkan bersama kepala puskesmas dan staf serta kepala lurah
Terusan melalui kegiatan lokakarya mini, sehingga didapatkan fokus prioritas
masalahnya ialah akses jamban sehat.
V.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang sudah
dijelaskan, berikut ini beberapa saran yang dapat diberikan kepada pihak yang
berhubungan dengan penelitian ini :
1. Bagi Puskesmas
Puskesmas diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat
tentang pentingnya akses jamban sehat. Hal ini dapat dilakukan dengan
penyuluhan kepada masyarakat ataupun melalui media promosi kesehatan
seperti brosur.
2. Bagi Desa
Pihak desa diharapkan dapat membantu puskesmas dalam mendata
masyarakat yang tidak memiliki akses jamban sehat. Selain itu, pihak desa
juga dapat membantu memberi penyuluhan kepada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Puskesmas Sukabangun, 2018, Profil Puskesmas Sukabangun Tahun 2018,


Sukabangun

Puskesmas Sukabangun, 2019, Profil Puskesmas Sukabangun Tahun 2019,


Sukabangun

Puskesmas Sukabangun, 2020, Profil Puskesmas Sukabangun Tahun 2020,


Sukabangun

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan, 2020, Buku Panduan
PBL Kesehatan Masyarakat 1 Tahun 2020, Pontianak
Lampiran I

Surat Menyurat
Lampiran II

Dokumen Pendukung
Lampiran III

Notulensi dan daftar hadir


Lampiran IV

Logbook
Lampiran V

Dokumentasi
Lampiran VI

Kuesioner
No Sumber Masalah Upaya yg dilakukan

1. Kades • Kesadaran membuang • Meningkatkan peran aktif


sampah Kader
• Air Bersih/minum • Pranserta aparat Desa
• Septik Tang • Olah Raga / Senam lansia
• Aktifitas Fisik • Bina Keluarga Balita
• Senam Ibu Hamil
• Senam Zumba

2. Puskesmas • Jamban Sehat • Kerjasama dengan


(Septiktang) Sanimas (Jamban)
• PTM • Pembuatan IPAL
• Pengolahan Sampah Kumonal
• Pembuangan Limbah Cair • Senam Prolanis / Lansia
• Koordinasi dengan LH
tentang IPAL
• Kemitraan dgn CSR
PLTU (DAMIU)

3. Toga/Toma • Peran karang Taruna (-) • Senam, Posyandu, Lansia,


aktif PTM
• Penangan TPS tdk ada
penjemputan sampah.
• Aktifitas Fisik tidak
teratur

4. Kader • Kesadaran Masyarakat • Memberikan pengarahan


untuk datang ke Posyandu keada Masyarakat untuk
hanya pada saat imunisasi mengikuti senam dan
saja PTM

Anda mungkin juga menyukai