Anda di halaman 1dari 13

Universitas Pamulang S-1 Akuntansi

PERTEMUAN KE-10

PELAPORAN SEGMEN DAN PUSAT INVESTASI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN.

Setelah menyelesaikan materi pada pertemuan ke-10, mahasiswa mampu


menerapkan konsep pusat investasi, penilaian kinerja setiap anggota
perusahaan/organisasi,dan Metode penilaian kinerja pusat investasi.

B. URAIAN MATERI.

1. Pusat Investasi.

Pusat investasi merupakan pusat pertanggungjawaban yang bertugas untuk


mengatur investasi guna mencapai laba yang seoptimal mungkin. Kewenangan pusat
investasi adalah menyangkut pengelolaan laba (yang terdiri atas pendapatan dan
biaya) serta mengelola aset yang dipergunakan untuk memperoleh laba. Dengan
demikian, pusat investasi diukur prestasinya berdasarkan perbandingan antara laba
yang diperoleh dengan aset (investasi) yang dipergunakan.

Tujuan Penilaian Kinerja Pusat Investasi, antara lain :


 Menyediakan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan
mengenai investasi yang digunakan oleh manajer divisi dan memotivasi mereka
untuk melakukan keputusan yang tepat.
 Mengukur prestasi divisi sebagai kesatuan usaha yang berdiri sendiri.
 Menyediakan alat perbandingan prestasi antar divisi untuk penentuan alokasi
sumber ekonomi.

Metode Penilaian Kinerja Pusat Investasi ada dua, antara lain :

A. Penilaian Kinerja Pusat Investasi dengan metode biaya variabel & biaya penuh
(absorption costing).
Metode biaya variabel & biaya penuh (absorption costing) merupakan metode
perhitungan biaya yang berkaitan dengan cara menentukan biaya produk.

Akuntansi Manajemen
88
Universitas Pamulang S-1 Akuntansi

Perhitungan biaya variabel menekankan perbedaan antara biaya variabel dan tetap
pabrik. Perhitungan biaya variabel (variable costing) yang disebut juga perhitungan
biaya langsung (direct costing), hanya membebankan biaya variabel pabrik ke produk;
biaya ini meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead variabel.
Perhitungan biaya absorpsi (absorption costing) membebankan semua biaya
manufaktur pada produk. Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead
variabel, dan overhead tetap adalah hal-hal yang menentukan biaya produk. Menurut
perhitungan biaya absorpsi, overhead  tetap dipandang sebagai biaya produk, bukan
biaya periode.

Perbedaan antara Penilaian Kinerja Pusat Investasi Metode Biaya Penuh dengan
Penilaian Kinerja Pusat Investasi Biaya Variabel, antara lain :
 Biaya penuh.
Biaya produk terdiri atas : biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja
langsung, biaya overhead (tetap & variabel). Biaya periode terdiri atas : beban
penjualan, dan beban administrasi.
 Biaya variabel.
Biaya produk terdiri atas : biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja
langsung, biaya overhead variabel. Biaya periode terdiri atas : beban penjualan,
biaya overhead tetap, dan beban administrasi.

Laporan Laba Rugi dengan Menggunakan Biaya Variabel dan Absorpsi, antara
lain :
• Metode perhitungan biaya variabel dan absorpsi dapat mengakibatkan angka
laba bersih yang berbeda.
• Perbedaan tersebut terjadi karena jumlah overhead tetap yang diakui sebagai
beban kedua metode.
• Beban penjualan dan administrasi selalu dikeluarkan dari laporan laba-rugi dan
tidak pernah muncul di neraca.

Hubungan antara produksi, penjualan, dan laba, antara lain :


• Hubungan antara laba menurut perhitungan biaya variabel dan laba menurut
perhitungan biaya absorpsi berubah ketika hubungan antara produksi dan
penjualan berubah.

Akuntansi Manajemen
89
Universitas Pamulang S-1 Akuntansi

• Jika barang yang terjual lebih banyak dari yang diproduksi, maka laba menurut
perhitungan biaya variabel akan lebih tinggi dari laba menurut perhitungan
biaya absorpsi.
Jika produksi lebih kecil dari penjualan, maka persediaan berkurang. Jika produksi
sama dengan penjualan, maka persedian awal sama dengan persediaan akhir.

2. Penilaian Kinerja.

Pengertian penilaian kinerja menurut para ahli, antara lain :


• Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson :
Penilaian kinerja adalah proses mengevaluasi seberapa baik karyawan
melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan seperangkat standar,
dan kemudian mengkomunikasikan informasi tersebut pada karyawan.
• Menurut Utomo & Tri Widodo W :
Penilaian kinerja adalah proses untuk mengukur prestasi kerja pegawai
berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan, dengan cara membandingkan
sasaran dengan persyaratan deskripsi pekerjaan, yaitu : standar pekerjaan
yang telah ditetapkan selama periode tertentu. Standar kerja tersebut dapat
dibuat baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
• Menurut Mondy & Noe :
Penilaian kinerja merupakan suatu sistem formal yang secara berkala
digunakan untuk mengevaluasi kinerja individu dalam menjalankan tugas-
tugasnya.
• Menurut Dessler :
Penilaian kinerja adalah kegiatan memperbandingkan kinerja actual bawahan
dengan standar-standar yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja dapat
didefinisikan sebagai prosedur yang meliputi :
 Penetapan standart kerja.
 Penilaian kinerja actual karyawan dalam hubungan dengan standar-standar
yang telah ditetapkan.
 Memberi umpan balik kepada karyawan dengan tujuan memotivasi orang
tersebut untuk menghilangkan penurunan kinerja atau terus berkinerja lebih
tinggi.

Akuntansi Manajemen
90
Universitas Pamulang S-1 Akuntansi

• Secara umum :
 Penilaian kinerja merupakan suatu sistem penilaian secara berkala terhadap
kinerja pegawai yang mendukung kesuksesan organisasi atau yang terkait
dengan pelaksanaan tugasnya.
 Proses penilaian dilakukan dengan membandingkan kinerja pegawai terhadap
standar yang telah ditetapkan atau memperbandingkan kinerja antar pegawai
yang memiliki kesamaan tugas.

Menurut Werther & Davis, tujuan & manfaat penilaian kinerja, antara lain :
• Performance Improvement. Yaitu memungkinkan pegawai dan manajer untuk
mengambil tindakan yang berhubungan dengan peningkatan kinerja.
• Compensation adjustment. Membantu para pengambil keputusan untuk
menentukan siapa saja yang berhak menerima kenaikan gaji atau sebaliknya.
• Placement decision. Menentukan promosi, transfer, dan demotion.
• Training and development needs. Mengevaluasi kebutuhan pelatihan dan
pengembangan bagi pegawai agar kinerja mereka lebih optimal.
• Carrer planning and development. Memandu untuk menentukan jenis karir dan
potensi karir yang dapat dicapai.
• Staffing process deficiencies. Mempengaruhi prosedur perekrutan pegawai.
• Informational inaccuracies and job-design errors. Membantu menjelaskan apa
saja kesalahan yang telah terjadi dalam manajemen sumber daya manusia
terutama di bidang informasi job-analysis, job-design, dan sistem informasi
manajemen sumber daya manusia.
• Equal employment opportunity. Menunjukkan bahwa placement decision tidak
diskriminatif.
• External challenges. Kadang-kadang kinerja pegawai dipengaruhi oleh faktor
eksternal seperti keluarga, keuangan pribadi, kesehatan, dan lain-lainnya.
Biasanya faktor ini tidak terlalu kelihatan, namun dengan melakukan penilaian
kinerja, faktor-faktor eksternal ini akan kelihatan sehingga membantu
departemen sumber daya manusia untuk memberikan bantuan bagi
peningkatan kinerja pegawai.
• Feedback. Memberikan umpan balik bagi urusan kepegawaian maupun bagi
pegawai itu sendiri.

Akuntansi Manajemen
91
Universitas Pamulang S-1 Akuntansi

Tahap penyusunan penilaian kinerja, antara lain :


• Validity adalah keabsahan standar tersebut sesuai dengan jenis pekerjaan
yang dinilai. Keabsahan yang dimaksud di sini adalah standar tersebut
memang benar-benar sesuai atau relevan dengan jenis pekerjaan yang akan
dinilai tersebut.
• Agreement berarti persetujuan, yaitu standar penilaian tersebut disetujui dan
diterima oleh semua pegawai yang akan mendapat penilaian. Ini berkaitan
dengan prinsip validity di atas.
• Realism berarti standar penilaian tersebut bersifat realistis, dapat dicapai oleh
para pegawai dan sesuai dengan kemampuan pegawai.
• Objectivity berarti standar tersebut bersifat obyektif, yaitu adil, mampu
mencerminkan keadaan yang sebenarnya tanpa menambah atau mengurangi
kenyataan dan sulit untuk dipengaruhi oleh bias -bias penilai
Metode penilaian kinerja, antara lain :
• Written Essays.

Teknik penilaian kinerja yaitu evaluator menulis deskripsi mengenai kekuatan


pekerja, kelemahannya, kinerjanya pada masa lalu, potensinya dan memberikan
saran-saran untuk pengembangan pekerja tersebut.
• Critical Incidents.
Teknik penilaian kinerja yaitu evaluator mencatat mengenai apa saja
perilaku/pencapaian terbaik dan terburuk (extremely good or bad behaviour)
pegawai.
• Graphic Rating Scales.
Teknik penilaian kinerja yaitu evaluator menilai kinerja pegawai dengan
menggunakan skala dalam mengukur faktor-faktor kinerja (performance
factor ).
• Behaviourally Anchored Rating Scales (BARS).
Teknik penilaian kinerja yaitu evaluator menilai pegawai berdasarkan beberapa
jenis perilaku kerja yang mencerminkan dimensi kinerja dan membuat
skalanya.
• Multiperson Comparison.
Teknik penilaian kinerja yaitu seorang pegawai dibandingkan dengan rekan
kerjanya. Biasanya dilakukan oleh supervisor. Ini sangat berguna untuk

Akuntansi Manajemen
92
Universitas Pamulang S-1 Akuntansi

menentukan kenaikan gaji (merit system), promosi, dan penghargaan


perusahaan.

• Management By Objectives.
Metode ini juga merupakan penilaian kinerja, yaitu pegawai dinilai berdasarkan
pencapaiannya atas tujuan-tujuan spesifik yang telah ditentukan sebelumnya.

Proses Penyusunan Penilaian Kinerja, antara lain :


• Menggali terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi dengan
adanya sistem penilaian kinerja yang akan disusun. Hal ini menjadi penting
karena dengan mengetahui tujuan yang ingin dicapai akan lebih memudahkan
dalam menentukan desain penilaian kinerja.
• Menetapkan standar yang diharapkan dari suatu jabatan, sehingga akan
diketahui dimensi-dimensi apa saja yang akan diukur dalam penilaian kinerja.
Dimensi-dimensi tersebut tentunya harus sangat terkait dengan pelaksanaan
tugas pada jabatan itu.
• Langkah berikutnya adalah melakukan penilaian kinerja terhadap pegawai yang
menduduki suatu jabatan. Penilaian kinerja ini dapat dilakukan oleh atasan
saja, atau dengan sistem 360o. Penilaian dengan sistem 360o maksudnya
adalah penilaian satu pegawai dilakukan oleh atasan, rekan kerja yang
sejajar/setingkat, dan bawahannya.
• Hasil dari penilaian kinerja, selanjutnya dianalisa dan dikomunikasikan kembali
kepada pegawai yang dinilai agar mereka mengetahui kinerjanya selama ini
serta mengetahui kinerja yang diharapkan oleh organisasi.

Form penilaian kinerja karyawan sebaiknya ditujukan untuk mengukur dua


elemen penilaian, yakni : elemen perilaku atau kecakapan dan elemen hasil kerja.
Elemen penilaian perilaku atau kompetensi merujuk pada evaluasi atas terhadap
perilaku kerja bawahannya selama bekerja. Aspek perilaku atau kompetensi yang
dinilai biasanya didasarkan pada beberapa jenis kompetensi manajerial (soft
competency). Aspek kompetensi manajerial yang biasanya dinilai antara lain adalah
aspek leadership (jika sudah punya bawahan), aspek inisiatif kerja, aspek komunikasi
dan kerjasama team, aspek pemecahan masalah dan aspek perencanaan kerja. Aspek
kompetensi manajerial yang dinilai sebaiknya tidak lebih dari 10 buah. Sebab sejumlah
riset menunjukkan banyak aspek kompetensi manajerial yang saling berkaitan

Akuntansi Manajemen
93
Universitas Pamulang S-1 Akuntansi

(overlap). Misal aspek kompetensi leadership biasanya merujuk juga pada kompetensi
delegation skills dan pengembangan bawahan. Maka jika sudah ada kompetensi
leadership, sebaiknya tidak perlu lagi dinilai aspek delegation skills. Nanti terjadi
pengulangan. Selain itu, penilaian atas jenis kompetensi yang terlalu banyak kadang
justru memunculkan kebingungan. Akhirnya pengisian nilai hanya sekedar untuk
formalitas, dan terlalu subyektif.
Salah satu meningkatkan obyektivitas penilaian kinerja karyawan, sebaiknya
atasan memiliki semacam diary mengenai perilaku yang ditunjukkan bawahannya
selama bekerja. Diary ini tidak perlu terlalu rinci, cukup berisikan kejadian-kejadian
yang dianggap khusus, dan mampu mendemonstrasikan kecakapan bawahan dalam
bekerja. Di sisi lain, diary kinerja itu juga bisa berisikan insiden dimana bawahan tidak
menujukkan kinerja yang baik, misal terlambat menyelesaikan laporan atau melakukan
kesalahan dalam bekerja (salah menulis laporan, salah melakukan analisa, atau salah
melakukan order, dll). Berdasar diary penilaian kinerja itu, maka atasan bisa
melakukan penilaian aspek kompetensi dengan lebih optimal, dan berdasar fakta yang
ada. Tidak hanya berdasar feeling semata. Selain aspek kompetensi, maka elemen
kedua penilaian kinerja karyawan sebaiknya melihat aspek hasil kerja. Dalam hal ini
sebaiknya disusun semacam indikator kinerja atau key performance indicators dari
setiap posisi yang ada dalam perusahaan.
Jika Anda ingin mendapatkan update artikel-artikel inspiring tentang HR
Management dan Personal Development langsung melalui BBM, silakan invite
pin BBM saya di 5808 4D 68. Thanks. Yodhia Antariksa, MSc in HR Management.

Key performance indicators atau KPI merupakan parameter untuk mengukur


hasil kerja karyawan. Misal KPI untuk bagian sales adalah volume penjualan, jumlah
kunjungan ke pelanggan, ataupun jumlah agen yang melakukan repeat order. KPI
untuk bagian HRD misalnya adalah employee turn over, jumlah biaya pegawai,
persentase jumlah karyawan baru yang lulus masa percobaan, dll. KPI untuk bagian
IT misalnya adalah jumlah downtime komputer dan skor kepuasan atas layanan IT.
Setiap KPI yang disusun kemudian disertai dengan angka target yang jelas dan
terukur. Misal target penjualan adalah 1000 unit per bulan. Target employee turn over
misal 5% per tahun, dst. Setiap akhir tahun, KPI dan angka target itu dilihat
pencapaiannya apakah sudah sesuai dengan target yang ditetapkan atau meleset.

Penilaian aspek kompetensi dan aspek hasil kerja (KPI) kemudian digabung
untuk mendapatkan skor penilaian kinerja karyawan secara total. Penilaian kinerja

Akuntansi Manajemen
94
Universitas Pamulang S-1 Akuntansi

karyawan yang optimal hanya bisa dilakukan jika mencakup dua elemen tadi, yakni
elemen kompetensi dan elemen hasil kerja. Selanjutnya akan lebih bagus lagi, jika
secara reguler, misal setiap bulan, dilakukan review atas hasil kinerja karyawan.
Dengan demikian proses penilaian kinerja karyawan akan menjadi lebih efektif.

3. Metode Penilaian Kinerja.

Investasi pusat dengan salah satunya menggunakan metode ROI.

Pengertian ROI (Return On Investment) menurut para ahli, antara lain :


• Menurut Munawir :
ROI (Return On Investment) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas
yang dimaksudkan dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk
operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
• Menurut Abdullah Faisal :
ROI dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan menggunakan keseluruhan aktiva yang
dimilikinya.

Kelebihan ROI, antara lain :


• Selain ROI berguna sebagai alat control juga berguna untuk keperluan
perencanaan. ROI dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
apabila perusahaan akan melakukan ekspansi.
• ROI dipergunakan sebagai alat ukur profitabilitas dari masing-masing produk
yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menerapkan sistem biaya produksi
yang baik, maka modal dan biaya dapat dialokasikan ke dalam produk yang
dihasilkan oleh perusahaan, sehingga dapat dihitung masing-masing.
• Kegunaan ROI yang paling prinsip adalah berkaitan dengan efisiensi
penggunaan modal, efisiensi produk dan efisiensi penjualan. Hal ini dapat
dicapai apabila perusahaan telah melaksanakan praktik akutansi secara benar
dalam artian mematuhi sistem dan prinsip-prinsip akutansi yang ada.

Kelemahan ROI, antara lain :

Akuntansi Manajemen
95
Universitas Pamulang S-1 Akuntansi

• Mengingat praktek akutansi dalam perusahaan seringkali berbeda maka


kelemahan prinsip yang dihadapi adalah kesulitan dalam membandingkan rate
of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain.
• Dengan menggunakan analisa rate of return atau return on investment saja
tidak dapat dipakai untuk membandingkan dua perusahaan atau lebih dengan
memperoleh hasil yang memuaskan.

Rumus ROI, antara lain :


ROI = Laba operasi / Aktiva operasi rata-rata

ATAU

ROI = Margin x perputaran = (Laba operasi/Penjualan) x (Penjualan /Aktiva


operasi rata-rata)

Keterangan :
- Laba Operasi (operating income) : laba yang dihasilkan sebelum bunga dan
pajak.

- Aktiva operasi (operating assets) : seluruh aktiva yang digunakan untuk


menghasilkanlaba operasi.

- Margin adalah rasio dari operasi terhadap penjualan.

- Perputaran (turnover) : suatu ukuran lain yang dihitung dengan membagi


pendapatan penjualan
dengan aktiva operasi rata-rata.

Cara Mudah Menghitung ROI, yakni :


• Hal pertama yang harus Anda lakukan ialah memperoleh informasi dasar yang
diperlukan, yaitu laba atas investasi.
• Selanjutnya ialah Anda harus mengetahui apa saja yang menjadi investasi
awal. Investasi awal diasumsikan meliputi uang yang dibelanjakan dan waktu
yang dihabiskan karyawan.
• Kini Anda dapat memulai untuk membuat persamaan.

Akuntansi Manajemen
96
Universitas Pamulang S-1 Akuntansi

• Setelah memastikan persamaan tersebut terisi dengan benar, Anda dapat


menghitung ROI.

Contoh Kasus ROI :


1. Perusahaan A berinvestasi sebesar Rp 500 juta dalam sebuah usaha
peluncuran produk baru. Setelah peluncuran produk itu, perusahaan A
menerima jumlah penjualan sebesar 900 buah. Jumlah dana dari penjualan
baru yang mencapai angka Rp 600 juta.

Jawaban
Langkah pertama yaitu menemukan jumlah laba atas investasi yang sebesar
Rp 100 juta. Langkah kedua ialah dengan mengetahui jumlah investasi awal Rp
500 juta. Langkah ketiga yaitu menyusun persamaannya ROI.
ROI = (laba bersih setelah pajak/total aktiva) x 100%
laba atas investasi = ((Rp 600 juta - Rp 500 juta)/ Rp 500 juta) x 100 = 20%

2. Ada sebuah usaha nasi goreng dengan rincian sebagai berikut:


 Harga Jual = Rp15.000
 Harga Produksi = Rp5.000
 Investasi Dana = Rp50.000.000
 Sewa Tempat = Rp10.000.000/tahun
 Gaji Pegawai  = Rp1.500.000/bulan
 Biaya lain-lain = Rp500.000/bulan
 Target minimal penjualan sebanyak 30 Piring setiap harinya.

Ditanya :
Berapa BEP,PBP, dan  ROI nya?

Jawab :
Jumlah Pengeluaran per Hari :
 Sewa Tempat  = Rp10 .000.000/366 hari = Rp28.000.
 Gaji Pegawai  = Rp1.500.000/30 hari = Rp50.000.
 Biaya lain-lain = Rp500.00030 hari  = Rp17.000.
 Total investasi = Rp50.000.000/365 hari = Rp137.000.

Akuntansi Manajemen
97
Universitas Pamulang S-1 Akuntansi

 Total Pengeluaran = 232.000/Hari

Maka untuk BEP nya :


Laba per piring = Harga Jual -  Harga Produksi = 15.000-5.000 = 10.000
Dengan Laba sejumlah tersebut, BEP = 232 ribu : 10 ribu =23 Piring
Jadi, jumlah produk (nasi goreng) yang harus terjual setiap harinya untuk
memenuhi penutupan modal adalah sebanyak 23 Piring Nasi Goreng

·  PBP :
Dengan soal yang menyatakan bahwa setiap harinya, usaha tersebut memiliki
target untuk menjual setidaknya 30 piring setiap harinya, maka laba/bulannya
adalah
10ribu x 30 piring x 30 hari = 9 Juta
Jadi, PBP = 50 Juta : 9 Juta = 5,5 Bulan
·          ROI =  (9 Juta / 50 Juta) x 100% = 18%
Wih, mantep kan ROI nya J untuk contoh studi kasus diatas.

3. Katakanlah Anda memiliki produk yang biaya produksinya Rp1.000.000, dan


menjualnya sebesar Rp2.000.000 Anda berhasil menjual 6 produk tersebut
melalui iklan di AdWords, sehingga biaya total Anda adalah Rp6.000.000 dan
penjualan total Anda adalah Rp12.000.000. Misalnya, biaya Ad Words Anda
adalah Rp2.000.000, dengan biaya total sebesar Rp8.000.000. ROI Anda
adalah:

Ditanya :

Berapakah ROI ?

Jawab :    

(Rp12.000.000 - Rp8.000.000) / Rp8.000.000

     = Rp4.000.000 / Rp8.000.000

     = 50%

Dalam contoh ini, Anda mendapatkan laba atas investasi sebesar 50%. Untuk
setiap Rp10.000 yang Anda belanjakan, Anda mendapatkan Rp15.000.

Akuntansi Manajemen
98
Universitas Pamulang S-1 Akuntansi

4. Sebuah perusahaan bernama ABC menanamkan uang sebesar Rp. 1 juta


untuk mempromosikan produk mereka dengan iklan. Dari kegiatan promosi ini,
perusahaan ini memperoleh feedback yaitu 150 telepon. Dari 150 telepon
tersebut, 50 diantaranya tertarik untuk membeli produk dari perusahaan ABC
yang dipromosikan.
Perusahaan ABC memperoleh total penjualan dari proses promosi tersebut
sebesar Rp. 5 juta.

Ditanya :

Berapakah nilai ROI ?

Jawab :

ROI = (Return On Investment – Initial Investment)/investment x (100)


Anda dapat memasukkan data sebagai berikut:
1. Anda perlu memasukkan besar Return on Investment, yaitu sama dengan total
penjualan perusahaan sebesar Rp. 5 juta.
2. Cari besar Initial Investment. Perusahaan ABC menggunakan dana Rp. 1 juta
untuk promosi. Inilah besar Initial Investment.
3. Masukkan semua data pada rumus diatas, yang akan menjadi:
ROI = (5.000.000 – 1.000.000) : 1.000.000 x 100
ROI =  4.000.000 : 1.000.000 x 100
ROI = 4 x 100 = 400
Hasil perhitungan ROI sebesar 400 diatas menandakan bahwa perusahaan
tersebut memiliki ROI sebesar 400%. Cukup mudah bukan? Sekarang, Anda
akan dapat berinvestasi dengan lebih baik lagi.

C. LATIHAN SOAL/TUGAS.

1. Apa yang dimaksud dengan penilaian kinerja menurut para ahli (minimal 3
orang) ?
2. Sebutkan, dan jelaskan tujuan dari penilaian kinerja karyawan !
3. Faktor apa saja yang membuat kinerja karyawan meningkat ?
4. Ada sebuah usaha nasi goreng dengan rincian sebagai berikut:
 Harga Jual = Rp15.000.
 Harga Produksi = Rp5.000.

Akuntansi Manajemen
99
Universitas Pamulang S-1 Akuntansi

 Investasi Dana            = Rp50.000.000


 Sewa Tempat = Rp10.000.000/tahun
 Gaji Pegawai  = Rp1.500.000/bulan
 Biaya lain-lain            = Rp500.000/bulan
Target minimal penjualan sebanyak 30 Piring setiap harinya, maka
Berapa BEP,PBP, dan  ROI nya ?

D. DAFTAR PUSTAKA.

Hansen dan Mowen. 2012. Management Accounting. Jakarta : Salemba Empat.

Akuntansi Manajemen
100

Anda mungkin juga menyukai