ALKOHOLISME
Disusun oleh :
Ya’lu M. Hubbik
(208200093)
Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
karuniaNya, sehingga makalah mata kuliah Pengantar Sosiologi ini dapat diselesaikan tepat
waktu tanpa adanya kendala-kendala yang berarti. Makalah ini berisi kajian tentang
penyimpangan sosial dalam masyarakat. Di dalamnya dibahas tentang pengertian, teori-
teori, ciri-ciri, jenis-jenis, bentuk-bentuk, faktor-faktor, dampak, serta contoh kasus
penyimpangan sosial yang terjadi di masyarakat.
Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh pihak yang telah sedikit banyak
membantu dalam proses pembuatan makalah ini, baik secara langsung ataupun tidak
langsung. Bantuan tersebut sangat membantu penyelesaian makalah ini. Semoga Tuhan yang
Maha Esa membalas segala kebaikan pihak-pihak tersebut dan meridhoi atas selesainya
makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini berguna dan bermanfaat serta dapat membantu
proses belajar bagi siapa saja yang menggunakannya dengan baik dan benar. Amin.
Penulis
2
Daftar Isi
Kata Pengantar.........................................................................................................................2
Daftar Isi...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
I. 1. Latar Belakang..........................................................................................................4
V. 3. Tujuan Penulisan......................................................................................................9
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................9
XIV. 1. Kesimpulan.......................................................................................................14
XV. 2. Saran.....................................................................................................................15
Daftar Pustaka........................................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang
Remaja merupakan suatu masa peralihan atau masa transisi dari masa kanak-kanak
menuju dewasa. Masa remaja bisa juga dibilang sebagai masa yang menyenangkan sekaligus
masa yang sulit. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional, 2008) disebutkan bahwa Remaja dapat berarti mulai dewasa, atau
sudah sampai umur untuk kawin, atau bisa juga disebut sebagai anak muda atau pemuda.
Masa remaja merupakan masa transisi perkembangan antara masa anak dan masa ke
dewasa, dimulai dari pubertas, yang ditandai dengan perubahan yang pesat dalam berbagai
aspek perkembangan, baik fisik maupun psikis. Masa remaja disebut juga sebagai
adolescene, yang dalam bahasa latin berasal dari kata adolescere, yang dalam bahasa inggris
disebut “to grow into adulthood”. Adolesen merupakan periode transisi dari masa anak
kemasa dewasa, dalam mana terjadi perubahan dalam aspek biologis, psikologis, dan sosial.
Dalam ilmu sosiologi, dikenal beberapa teori sosiologi yang menjelaskan mengapa
penyimpangan tersebut terjadi. Diantaranya ada Teori Differential association oleh Edwin H.
Sutherland dalam Kamanto Sunarto (2004: 178) yang menyatakan bahwa penyimpangan
terjadi karena proses alih budaya, dalam hal ini seseorang dapat menjadi penyimpang
(Deviant) karena proses belajar yang salah atau karena mempelajari suatu sub kebudayaan
yang menyimpang. Sebagai contoh, seorang remaja menjadi pemabuk karena pada awalnya
ia bergaul dengan seorang pemabuk yang sudah berpengalaman dan melihat caranya
meminum kemudian diikuti dengan percobaan memerankan peran menyimpang tersebut
atau ikut mencicipi alkohol hingga akhirnya menjadi seorang pemabuk.
4
Selain teori Differential association adapula teori Labelling yang dikemukakan oleh
Edwin M. Lemert. Menurut Lemert dalam Kamanto Sunarto (2004: 179) menyatakan bahwa
seseorang menjadi penyimpang karena proses labelling atau pemberian julukan, cap, etiket,
atau merek yang diberikan masyarakat kepadanya. Mula-mula seseorang melakukan suatu
penyimpangan yang disebutnya sebagai penyimpangan primer (Primary Deviation).
Masa atau fase remaja merupakan salah satu periode yang paling unik dan menarik
dalam rentang kehidupan individu sehingga banyak pakar yang meneliti kehidupan remaja,
terutama dalam masalah kenakalan remaja.
Pada masa remaja, terkadang sifat seseorang menjadi labil, masa remaja merupakan
masa dimana seorang individu sedang mencari jati dirinya. Masa remaja merupakan masa
yang mudah goyah dan mudah mengikuti pergaulan tanpa melihat sebab dari apa yang akan
dilakukannya. Dalam menemukan jati dirinya, terkadang seorang remaja melakukan hal-hal
yang tidak seharusnya seperti melakukan tindakan yang menyimpang.
Sesuatu dianggap menyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-
norma sosial yang berlaku dalam masyarakat atau dengan kata lain penyimpangan
(deviation) adalah segala macam pola perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri
terhadap kehendak masyarakat. Perilaku menyimpang terjadi pada masyarakat di
kalangan atas maupun di kalangan bawah contohnya saja di Kelurahan Bandar Kidul. Telah
banyak terjadi kasus pergaulan bebas di kalangan remaja dan telah mencapai titik
kekhawatiran yang cukup parah, terutama mengomsumsi minuman keras, kedua anak yang
merokok di bawah usia 18 tahun, dan mengkomsumsi Narkoba. Semakin mudah dan
cepatnya arus komunikasi saat ini dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan mendorong
remaja untuk mencoba sesuatu yang baru dan dapat menjadikan semua itu sebagai
pengalaman yang berarti baik yang sifatnya positif maupun negatif. Disebut positif karena
5
dengan adanya arus komunikasi dan informasi yang mudah dan cepat diharapkan para
remaja dapat berkarya dan berprestasi lebih. Namun juga bisa menjadi negatif yaitu
mendorong remaja untuk berperilaku yang tidak sesuaidengan norma-norma yang ada di
dalam masyarakat.
Masalah penyimpangan sosial bukanlah masalah yang baru muncul. Masalah ini
telah lama lahir dan hadir dalam masyarakat. Namun demikian, masalah-masalah
penyimpangan sosial ini tetap saja ada dan melekat dalam kehidupan masyarakat seolah
tidak ada tindakan yang menanganinya. Ada banyak jenis dan perilaku-perilaku
menyimpang yang dilakukan oleh masyarakat dan telah banyak pula aturan-aturan yang
mengatur tentang penyimpangan tersebut. Pada kenyataannya, hingga saat ini penyimpangan
sosial masih terus terjadi meskipun aturan atau bahkan hukuman diberlakukan bagi para
pelaku. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat akan buruknya
perilaku-perilaku menyimpang, atau mungkin kurangnya sosialisasi tentang penyimpangan
sosial.
Ironisnya, ada banyak masyarakat yang merasa bangga ketika melakukan suatu
perilaku menyimpang, seperti minum minuman yang mengandung alkohol, padahal perilaku
menyimpang jelas bukanlah hal yang patut untuk dibanggakan. Keadaan seperti inilah yang
akan memicu dan memperluas lingkup terjadinya penyimpangan sosial. Selain itu,
6
penyimpangan sosial akan selalu berpengaruh terhadap masyarakat lain. Para pelaku
penyimpangan sosial akan berinteraksi dengan masyarakat lain dan secara tidak langsung ia
akan memberikan sugesti-sugesti untuk mengikuti perilakunya. Jika masyarakat tidak
memiliki kesadaran yang kuat dan pengetahuan yang lemah akan perilaku menyimpang,
maka dengan mudah mereka akan terpengaruh dan terbawa dalam kondisi menyimpang.
Sebagian masyarakat awam mungkin menganggap perilaku menyimpang sebagai perilaku
yang normal dan wajar untuk dilakukan, hal itu disebabkan karena masyarakat terlalu sering
melakukan atau sekedar mengamati perilaku-perilaku menyimpang tersebut dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga hal tersebut menjadi biasa
Dengan keadaan masyarakat seperti uraian di atas, penulis berharap makalah ini
dapat sedikit membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengetahuan
tentang perilaku menyimpang atau penyimpagan-penyimpangan sosial. Serta memberikan
informasi-informasi tentang apa yang dapat menjadi pemicu terjadinya penyimpangan
sosial. Sehingga, ke depannya dapat dibentuk masyarakat yang bermoral dan menghindari
perilaku-perilaku menyimpang. Karena hal tersebut juga akan mempengaruhi kualitas
bangsa di mata dunia internasional.
7
baik teknik pengumpulan data, maka peniliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi
standar data yang ditetapkan. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah
sebagai berikut:
a. Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan para ilmuan hanya dapat bekerja
berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
Masalah dalam menyatakan sesuatu melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan
makna dari perilaku tersebut.
b. Wawancara adalah merupakan penemuan dua orang atau pertukaran informasi dan ide
melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu. Jadi
dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang
partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di dalam hal ini
tidak bisa ditemukan melalui obserfasi.
(1). Reduksi Data (data reduction). Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti pada alur reduksi
data adalah melakukan pemilihan, membuat ringkasan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di
lapangan;
(2), Penyajian Data (data display). Selanjutnya yang dilakukan peneliti pada alur penyajian
data adalah peneliti melakukan kegiatan mengumpulkan informasi yang telah tersusun dari
hasil reduksi data. Menyajikan data dalam bentuk teks yang bersifat naratif, gambar dan
table;
8
IV. 2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah
yang akan di bahas adalah :
V. 3. Tujuan Penulisan
Dengan rumusan masalah yang telah diutarakan di atas, tujuan penulis dalam
pembuatan makalah tentang penyimpangan sosial ini adalah agar pembaca dapat :
BAB II
PEMBAHASAN
9
bahwa banyak hal-hal menyimpang yang menjadi biasa di kalangan masyarakat. Masyarakat
menganggap sebuah perilaku menyimpang yang resesif atau tidak terlalu melewati batas
sebagai perilaku normal yang wajar untuk dilakukan. Tidak sedikit masyarakat yang justru
bangga melakukan sebuah penyimpangan sosial. Penyimpangan sosial dianggap sebagai
prestasi tersendiri bagi sebagian masyarakat, khususnya masyarakat yang belum terlalu
memahami tentang hal-hal yang termasuk dalam penyimpangan sosial.
”Saya Azhar, umur 21 tahun. Saya meminum alkohol karena tempat pergaulan saya
juga melakukan hal yang sama. Teman-teman saya juga mengonsumsi alkohol, entah itu
muda atau tua, sehingga saya merasa tidak mampu bergaul dengan mereka jika saya tidak
ikut meminum alkohol. Saya juga merasa berani mengonsumsi alkohol karena kakak sepupu
saya juga sering mengonsumsi alkohol. Saya melakukannya tanpa sepengetahuan orang tua
saya. Ibu saya tidak mengetahui hal ini, hanya kakak-kakak saya yang mengetahuinya.
Saya mengonsumsi alkohol pada saat saya merasa bosan, suntuk, dan banyak pikiran.
Saya merasa dengan meminum alkohol pikiran saya menjadi lebih tenang dan enjoy.
Namun, jujur kadang saya merasa malu jika ada yang membahas tentang seorang pemabuk.
10
Di sisi lain saya merasa ini adalah hal yang biasa, namun sisi lain saya mengajak untuk
berhenti melakukannya.
Sampai saat ini, saya belum merasakan dampak pasti dari kebiasaan saya
mengonsumsi alkohol. Tapi saya tahu bahwa mengonsumsi alkohol memiliki banyak
dampak negatif, seperti menyebabkan gagal ginjal dan penyakit-penyakit berbahaya lainnya.
saya juga menyadari bahwa mengonsumsi alkohol sangat tidak disukai oleh banyak orang.
Saya mengonsumsi alkohol juga tahu tempat, jika memang teman-teman saya yang lain
tidak ada yang mengonsumsi alkohol, saya tidak akan memaksa mereka untuk meminum
alkohol sehingga teman-teman saya tidak merasa terganggu atau dipaksa .”
Selain itu, keadaan pada individu juga sangat berpengaruh. Jika ia merasa keadaan
sangat buruk, bosan, dan suntuk. Keluarga juga sangat memicu terjadinya sebuah
penyimpangan sosial. Keluarga yang mempunyai kebiasaan mengonsumsi alkohol akan
11
membuat anggotanya mengikuti kebiasaan tersebut. Dapat dipastikan anggota lain merasa
harus melakukannya juga.
Dampak negatif yang ditimbulkan oleh para pengonsumsi alkohol lebih banyak
daripada dampak positif yang telah disebutkan di atas. Dampak tersebut dapat dipisahkan
sebagai dampak terhadap diri sendiri dan dampak bagi lingkungan sekitar .
12
Menjadi contoh buruk bagi anak-anak usia di bawah umur.
b. Merusak tatanan nilai, norma, dan berbagai pranata sosial yang berlaku di masyarakat.
d. Merusak unsur-unsur budaya dan unsur-unsur lain yang mengatur perilaku individu dalam
kehidupan masyarakat.
Dampak yang ditimbulkan sebagai akibat perilaku penyimpangan sosial, baik terhadap
pelaku maupun terhadap orang lain pada umumnya adalah bersifat negatif.
Setiap individu seharusnya belajar unuk konform dan tidak melakukan perilaku
menyimpang atau kriminal (Hirschi). Hal inilah yang sulit dilakukan oleh remaja tersebut.
Kemudian kontrol internal lebih berpengaruh dari pada kontrol eksternal (Hirschi).
kesadaran diri lebih memegang peranan penting dalam membentuk individu remaja tersebut.
13
jelas-jelas bahwa mengkonsumsi minuman keras (alkohol), berkelahi dan saweran telah
dilarang dan sudah ada kerja sama pihak berwajib dengan tokoh masyarakat tentang
larangan mengkonsumsi minuman keras, berkelahi dan saweran, tetapi remaja tetap saja
melakukannya. Mereka tidak terlalu menghiraukan adanya aturan yang dilarang melakukan
perilaku menyimpang (minum-minuman beralkohol) pada hiburan malam (organ tunggal)
yang diadakan pemuda.
Ada banyak upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah perilaku menyimpang.
Upaya-upaya pencegahan bisa dilakukan oleh semua orang yang bersangkutan, baik oleh
pemerintah, keluarga, teman, dan lingkungan sekitar. Upaya yang dapat dilakukan oleh
pemerintah adalah dengan memperluas sosialisasi tentang penyimpangan-penyimpangan
sosial. Pihak keluarga dapat melakukan kontrol sosial. Dan teman-teman lingkungan sekitar
dapat menghimbau untuk tidak melakukan penyimpangan sosial. Kontrol sosial dan
sosialisasi yang cukup akan membantu mencegah penyimpangan-penyimpangan sosial yang
terjadi di masyarakat. Keharmonisasian keluarga juga sangat mempengaruhi terjadinya
penimpangan sosial, sehingga perlu diciptakan keluarga yang harmonis.
BAB III
PENUTUP
XIV. 1. Kesimpulan
Alkoholisme merupakan salah satu perilaku menyimbang. Alkoholisme memiliki
banyak alasan yang mendorongnya untuk melakukan hal tersebut. Ada faktor keluarga,
faktor lingkungan, teman, dan diri sendiri. alkoholisme juga memberikan banyak dampak.
Dampak positif yaitu membantu para pekerja pabrik miras. Dampak negatif yang
ditimbulkan lebih banyak, bisa berupa dampak terhadap kesehatan, lingkungan, dan fisik.
Upaya pencegahannya dapat dilakukan oleh siapa saja. Dapat dilakukan dengan memberikan
kontrol sosial dan sosialisasi yang cukup. Upaya mengatasi perilaku menyimpang remaja
membutuhkan penangan terpadu dari semua pihak. Dalam penanganan masalah ini ada
beberapa upaya yang dilakukan sebagai berikut:
14
1. Usaha Preventif
a. Pemberian Nasehat dari Orang Tua Terhadap Anak Orang tua harus memberi
nasehat dan lebih memperhatikan anak agar tidak terbiasa melakukan perilaku
menyimpang pada hiburan malam (organ tunggal).
b. Melakukan Sosialisasi Oleh pihak Sekolah dan Kepolisian Di dalam suatu
masyarakat dan lingkungan sosialisasi sangat dibutuhkan karena untuk
pembentukan watak remaja, dan penanaman nilai-nilai dan norma untuk remaja
supaya tidak melakukan pelanggaran atau melakukan kebiasaan buruk.
2. Usaha Kuratif
Usaha Kuratif adalah usaha penanggulangan perilaku menyimpang remaja agar tidak
meluas, sehingga merugikan remaja lainnya juga masyarakat sekitarnya, untuk itu bagi
remaja yang melakukan perilaku menyimpang pada hiburan malam (organ tunggal) seperti
mengkonsumsi minman keras (alkohol), berkelahi antar teman dan saweran dikenakan
sanksi atau hukuman oleh pihak berwenang atau diambil tindakan yang dapat memberikan
pelajaran atau ganjaran bagi remaja. Seperti melaporkan kepada Orang Tua dan Mamak.
XV. 2. Saran
Penulis menyarankan kepada semua pihak untuk membantu proses sosialisasi dan
kontrol sosial terhadap masyaraka dan pelaku perilaku menyimpang. Karena dengan cara
tersebut penyimpangan sosial dapat diminimalisir dan para pelaku menyimpang sadar akan
tindakannya yang menyimpang.
Daftar Pustaka
Narwoko, J. Dwi & Suyanto, Bagong. 2011. Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan.
Jakarta: Kencana.
https://www.orami.co.id/magazine/alkohol-dan-pengaruhnya-untuk-tubuh-ini-5-dampak-
negatifnya/
15
https://media.neliti.com/media/publications/75502-ID-none.pdf
Khamim, 2017. Memahami Ciri dan Tugas perkembangan Remaja:FITK UINSK. Indonesia
Rohaningsi Sri Nunung. 2014. Dampak Pergeseran Fungsi Dan Peran Keluarga Rustam
Hasyim, “ Peranan Orang Tua Dalam Pembentukan Moral dalam Jurnal PEDAGOGIK,
FKIP
Unkhair 2016. Sarwono W. Sarlito, 2015. Psikologi Remaja: Rajawali Pers Soekanto
Soerjono, 2009. Sosiologi keluarga: Rineka Cipta Suyanto Bagong, 2016. Masalah Sosial
Anak:Prenada media Group
16